Home / Romansa / Terjebak Pernikahan dengan CEO / Bab 8 Berakhir dengan Kesedihan

Share

Bab 8 Berakhir dengan Kesedihan

Author: Tusya Ryma
last update Last Updated: 2021-06-07 23:05:15

"Sudah! Tuh, lihatlah!" ucap Felix sambil mengarahkan ponselnya ke wajah Edwin. Jarak dari ponsel ke wajah Edwin sangatlah dekat, hingga pria itu mundur ke belakang untuk menghindar.

 "Ya, Tuan! Tapi maaf, singkirkan ponselnya dari wajah saya!" Edwin memiringkan tubuhnya ke belakang, menghindari tangan Felix yang semakin lama semakin mendekat.

"Aku hanya khawatir, kau tidak bisa melihatnya dengan jelas. Coba, lihat satu kali lagi. Kelihatan atau tidak?" Felix masih mempermainkannya. Membuat Edwin semakin memiringkan tubuhnya ke belakang.

 "I-iya, Tu-Tuan! Saya sudah melihatnya. Ahhhhh—"

Tiba-tiba, terdengar suara gaduh diiringi tubuh Edwin yang terjungkal ke belakang bersama dengan kursi duduknya. Semua orang segera menoleh untuk melihat keributan itu.

Edwin berbaring di lantai dengan kaki yang mengacung ke atas, karena kursinya masih diduduki. Ia segera menatap kiri dan kanan, melihat semua orang sedang memperhatikan dirinya.

 "Awh, Tuan Felix, bantu saya untuk bangun!" pinta Edwin dengan suara pela. Ia mengulurkan tangannya pada Felix. Berharap sahabat tuannya itu mau membantu dirinya untuk bangun.

Bukan hanya karena rasa sakit saja yang membuat Edwin tidak bisa bangun sendiri, tapi juga karena rasa malu karena dilihat oleh semua orang.

Felix tertawa samar, lalu mengulurkan tangan untuk menarik tangan Edwin.

'Tuan Felix, apa kau sengaja, ingin membuat saya malu?' Senyuman itu, Edwin bisa melihatnya.

Dengan menahan rasa malu, Edwin kembali duduk di samping Felix. Menebalkan muka—tetap berada di sana—demi mengawasi istri majikannya agar tidak kabur lagi.

***

Hari sudah mulai gelap, acara pernikahan pun sudah selesai digelar. Semua tamu undangan dan para kerabat sudah meninggalkan tempat acara, tidak terkecuali dengan sang mempelai wanita.

Elyana diantar oleh pelayan—dari keluarga Demino—menuju kamar hotel yang ada di lantai paling atas. Kamar itu adalah kamar terbaik yang sengaja dipersiapkan oleh pihak keluarga pria untuk kamar pengantin mereka.

 "Selamat beristirahat, Nona!" ucap pelayan itu sopan ketika sudah sampai di depan pintu kamar. 

Elyana pun masuk ke dalam kamar, lalu menatap pelayan itu.

Sebelum pelayan itu pergi, Elyana menahannya. "Tunggu sebentar! Di mana barang-barangku?"

Pakaian ganti miliknya masih ada di kamar lain, ponsel yang rusak pun masih tertinggal di sana.

Jika di sini tidak ada pakaian ganti, bagaimana Elyana mengganti pakaiannya?

 'Tidak mungkin selamanya memakai gaun pengantin ini, kan?'

 "Semua barang Anda sudah ada di dalam kamar, Nona! Kami pun sudah menyiapkan pakaian tidur, pakaian dalam, dan pakaian untuk besok pulang!" jawab pelayan itu masih dengan sopannya.

 "Besok siang ada sopir yang akan menjemput Anda untuk pulang ke rumah! Jadi sekarang, istirahatlah dulu."

 'Apa ... dijemput? Mereka mau membawaku ke mana? Bukankah David tidak menginginkan istrinya lagi? Mengapa aku harus mengikuti mereka pergi?'

Elyana tidak akan pernah lupa dengan rasa malunya hari ini. Di depan semua orang, suaminya meninggalkan dirinya sendirian di acara pernikahan.

 'Jika tahu akan terjebak pernikahan dengan pria asing, lebih baik, aku tetap berada di rumah dan menerima perjodohan dari Kakek! Selain hidupku aman, juga, aku bisa menerima setengah dari harta peninggalan Papa!'

 Mengingat tentang papanya yang sudah meninggal, Elyana jadi sedih.

"Baiklah, aku istirahat dulu!" ucap Elyana pada pelayan itu. Ia tidak ingin memperlihatkan kesedihannya pada pelayanan asing itu.

Setelah itu, Elyana menutup pintu kamar dengan pelan.

Di dalam kamar yang sangat mewah, Elyana bersandar di pintu dengan perasaan terluka.

Bagaimana bisa, hidupnya berakhir seperti ini? Terjebak di tempat asing, dan di dalam tekanan orang lain. Ia terpaksa menikah dan menerima uang satu juta dolar demi menyelamatkan keluarga orang lain.

Seketika tangisannya pecah, tubuhnya ambruk di lantai.  Ia sudah tidak ada kekuatan untuk berdiri  lagi.

"Mengapa nasibku berubah dalam satu hari? Apa yang aku lakukan sekarang? Bahkan, aku menghancurkan hidupku sendiri!"

Kemarin siang, dirinya masih Nona Elyana yang menyamar menjadi seorang pembatu. Dan sekarang, dirinya sudah berubah status menjadi istri orang lain.

"Kakek, apa ini adalah karma karena aku membantah perintahmu?"

Elyana menunduk dan terus menangis.

Walau bagaimanapun, tindakannya kabur dari rumah dan membantah perintah orang tua, itu adalah hal yang salah. Tidak seharusnya seorang anak membatah perintah orang tua—termasuk seorang kakek—demi keegoisannya sendiri.

Pada akhirnya, itu akan berakhir dengan kesedihan.

***

Di malam hari, David sudah tiba di rumahnya dengan keadaan berantakan. Jas di tubuhnya sudah dilepas, dasi yang melingkar di lehernya masih terpasang namun ia longgarkan sampai bawah, dua butir kancing atas sudah tidak ada lagi di tempatnya, menghilang entah ke mana. Tuan Muda David yang selalu mempedulikan penampilan, kini terlihat sangat menyedihkan.

"Selamat malam, Tuan!" sapa pelayan di rumah itu ketika melihat David masuk ke dalam rumah. Ia mengambil jas di tangan tuannya, lalu membawakan sandal ganti.

"Mau disiapkan makanan, Tuan?" tanya pelayan dengan hati-hati, takut tuannya akan marah.

"Tidak perlu. Jangan ganggu aku!" jawab David dengan napas yang sedikit tercium bau alkohol.

Lalu, ia berjalan  ke dalam rumah, naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamar. Tidak mempedulikan pelayan yang ingin melayani dirinya.

 Tiba di dalam kamar, David segera melepas semua pakaiannya, membiarkan semuanya berserakan di lantai, termasuk ponsel yang terjatuh dari saku celananya. Ia tidak memperdulikan apapun lagi, segera pergi ke kamar mandi, membersihan seluruh tubuhnya yang terasa lengket dan bau.

Waktu berlalu cukup lama, David keluar dari kamar mandi tepat jam dua belas malam. Setelah merilekskan diri dengan berendam air hangat selama satu jam di dalam kamar mandi, emosinya sudah kembali tenang. Pikirannya pun tidak serumit tadi siang. Ia menyadari, apa yang dilakukannya hari ini sungguh sangat konyol.

 'Pergi ke klub malam, menghabiskan waktu dengan minum-minum ditemani para gadis cantik!'

Untung saja, David masih bisa mengendalikan dirinya. Segera pulang ketika para gadis cantik itu mulai menggodanya. Jika tidak, entah apa yang selanjutnya akan terjadi.

Ketika David berjalan masuk ke dalam kamar, ia melihat sebuah ponsel yang amat menyedihkan tergeletak di lantai bersama dengan pakaian yang berserakan. Ia segera mengambil ponsel itu, lalu diaktifkan kembali.

 Sambil menunggu ponselnya menyala, David segera memakai pakaian tidur, lalu menyisir rambut bergaya "Undercut" dengan panjang rambut medium. Rambut yang masih basah disisir ke samping membuatnya terlihat sangat keren.

 Setelah selesai berpakaian, David melihat ponselnya sudah menyala. Di layar ponsel itu ada sebuah pesan berupa foto dari Felix. Ada juga beberapa pesan singkat.

 "Mau apa lagi dia? Terus saja menggangguku!" David masih saja merasa Felix mengganggunya. Tidak menyadari, bahwa Felix sebenarnya akan memberinya sebuah informasi yang sangat penting.

David membuka pesan gambar dari Felix lalu melihatnya. Ketika foto dibuka, alangkah terkejutnya ia ketika melihat siapa yang ada di dalam foto tersebut.

Sebuah foto pengantin perempuan di acara pernikahan tadi siang.

 "Elyana?"

David segera membaca pesan singkat dari Felix. Pesan itu berbunyi, [Bukankah istrimu ini adalah Elyana, Wanita jalanan yang selama ini kau cari? Mengapa kau tega meninggalkan Elyana sendirian di acara pernikahan? Aku bisa membayangkan, bagaimana nanti Elyana membencimu karena kau telah mengabaikannya! Haha!]

 Ternyata, pesan singkat yang dikirim Felix itu adalah sebuah ejekan.

"Apa dia sudah bosan hidup?" David mendengus kesal sambil mengeratkan gigi.

 'Tapi, bagaimana bisa wanita ini adalah Elyana yang sama?'

Padahal, tadi, David sempat mengira bahwa wanita yang dinikahinya adalah Elyana yang berbeda. Ternyata ....

"Aisshh, sial!"

Tanpa membuang waktunya lagi, David segera memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Ia mengambil kunci mobil dan pergi mengendarai mobilnya menuju hotel. 

 Di dalam mobil, David menghubungi Edwin untuk memastikan semua ini. Setelah teleponnya terhubung, Asisten Edwin menceritakan semuanya pada David. Itu membuat David sangat kesal. 

"Aish, brengsek! Mengapa kau tidak memberitahuku? Apa kau sudah bosan hidup, hah?" tanya David dengan marah ketika mendengar Elyana adalah mempelai wanitanya. 

"Maaf, Tuan! Anda-lah yang tidak bisa saya hubung—" Belum sempat Edwin menyelesaikan ucapannya, David segera memotong, membuat Edwin tidak bisa berkata lagi.

"Sekarang kau menyalahkan aku? Kau saja yang tidak becus menjadi asisten pribadiku! Apa kau sudah bosen bekerja denganku?"

"Sekarang, cepat katakan, di kamar nomor berapa Elyana menginap?" tanya David dengan tidak sabar. Ia masih mengendarai mobilnya menuju hotel. 

David tahu, ayahnya sudah menyiapkan kamar pengantin untuknya dan wanita itu. Tapi, karena David tidak perduli, jadi dia mengabaikan tentang hal itu. Dan sekarang, dia ingin segera tiba di kamar pengantinnya.

Apa ini tidak terlihat aneh? 

Terdengar Edwin menjawab dengan gugup, "Maaf, Tu-Tuan! Nona Elyana baru saja pergi meninggalkan kamar hotel."

"Apa??? Pergi? Pergi ke mana dia?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 92 I Love U

    "Apa kau menyukai kejutan dari kami?" bisik Rosyana dengan kerlingan mata penuh godaan sambil berjalan di atas karpet merah mendampingi Elyana. "Anggap saja ini sebagai hadiah dari kami atas kembalinya El setelah lima tahun menghilang!" timpal Yuan Louis dengan santai. Tidak terdengar nada keras seperti yang biasa pria tua itu katakan. Ucapan dari kakak dan kakeknya itu membuat Elyana hampir pingsan karena terkejut juga terharu. "Jadi ... ini???" "Ya, ini adalah hari pernikahanmu dan David! Kami sudah menyiapkan ini dari empat hari yang lalu. Walau terkesan mendadak, namun aku dan Daniel sudah menyiapkan pesta pernikahan ini dari empat bulan yang lalu. Jadi sekarang ... berbahagialah, ini semua untukmu dan David! " Rosyana menjawabnya tanpa ragu. Rosyana dan Daniel sepakat untuk membuat akta pernikahan tanpa ada pesta pernikahan. Mereka ingin menghadiahkan pesta ini untuk Elyana dan David. Bahkan, mereka mencetak ulang dan menyebar undangan ya

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 91 Kejutan Pernikahan

    Elyana segera membenarkan emosinya. Ia berkata dengan pelan, "Kak! Sepertinya, kita sudah nyaman menjadi saudara daripada pasangan!" Elyana menutup kotak cincin di hadapannya, lalu mendorongnya ke arah Arvan lagi. "Kak! Kau pria yang baik. Kau pun harus menikah dengan wanita yang baik pula. Dan wanita baik itu bukanlah aku!" "Ya, walau selama ini aku sudah banyak berhutang budi kepadamu, namun, aku sungguh tidak pantas untuk menjadi istrimu!" lanjut Elyana, masih dengan pelan karena takut menyinggung perasaan Arvan. "Apa kau menolakku karena mantan suamimu?" tanya Arvan—tidak suka. Arvan memegang erat kotak itu dengan sekuat tenaga. Terlihat bahwa dia tidak suka dengan penolakan halus Elyana. "Bukan!" jawab Elyana dengan ragu. "Hubunganku dengan David pun sepertinya tidak ada masa depan. Kakek tidak menyukainya, dan David pun tidak pernah datang lagi ke rumahku." Bahkan, ponsel Elyana yang waktu itu diambil oleh David, sudah di

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 90 Mengutarakan Perasaan

    Keesokan harinya, kondisi Yuan Louis sudah sangat baik. Bahkan, lebih baik dari sebelumnya. Tidak ada lagi rasa sakit yang sering ia keluhkan—membuatnya tidak mampu untuk pergi ke kantor. Sekarang, tubuhnya sudah benar-benar sehat setelah melihat cucunya kembali.Tiga hari kemudian Yuan Louis sudah bisa pergi ke kantor untuk bekerja. Ia menyelesaikan semua pekerjaan yang sempat tertunda, juga menangani masalah kerjasamanya dengan perusahaan David.Di rumah, tinggallah Rosyana dan juga Elyana, karena Alvano pergi bersama Arvan tadi pagi."El, apa kau mau ikut bersama kami ke butik?" tanya Rosyana pada adiknya. Ia merias sedikit wajahnya agar terlihat lebih segar. Sedangkan Elyana, duduk di atas tempat tidur sambil melihat kakaknya berdandan."Sepertinya tidak bisa!" Elyana segera menolaknya. "Aku sudah janjian dengan Arvan, sekalian mau menjemput Alvano.""Oh!" Rosyana memoles bibirnya dengan pewarna bibir sambil bercermin. Lalu menutup lipsti

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 89 Kau Akan Kembali

    "Elyana ... atau, lebih akrab kalian memanggilnya dengan nama Pelayan Eli, dia adalah Nona Kedua di keluarga Louis yang kabur dari rumah dan melamar menjadi pelayan di rumah kalian." David menatap pria bernama Alex Danu itu dengan penuh ancaman. Juga melihat keterkejutan dari wajah Alex Danu ketika mendengar cerita pelayannya—Eli.David melanjutkan, "Karena aku dan putrimu dijodohkan, putrimu menolak lalu kabur dari rumah bersama kekasihnya tepat di hari pernikahan! Lalu???"David menarik napas panjang sebelum dia melanjutkan ceritanya.Ada perasaan sedih ketika dirinya harus mengenang kembali nasib Elyana yang terjebak pernikahan dengannya. Itu rasanya sangat berat. Seharusnya, pertemuannya dengan sang istri haruslah pertemuan yang manis hingga akhirnya mereka jatuh cinta dan menikah. Namun, ini malah karena sandiwara Alex Danu dan istrinya hingga dirinya menikahi pelayan mereka—Elyana.David tahu cerita lengkap ini dari Daniel dan dari Elyan

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 88 Menikah Satu Minggu Lagi

    Hari ini, dunia Yuan Louis terasa sangat cerah dan indah. Ia bisa melihat cucunya—Elyana—yang sudah lama menghilang. Banyak bintang-bintang bertaburan di atas kepala Yuan Louis yang perlahan menyebar ... mengisi seisi ruangan itu. Terlihat seulas senyum di wajah pria tua berusia delapan puluh taun itu sebelum akhirnya Yuan Louis memejamkan mata, lalu tubuhnya melemah dan ambruk di atas tempat tidur."Kakek!" teriak Elyana dan Rosyana secara bersamaan. Mereka sangat panik melihat sangat kakek tiba-tiba pingsan setelah melihat Elyana.Daniel dengan cepat naik ke atas tempat tidur, lalu mengangkat punggung dan kepala Yuan Louis."Cepat, cari Asisten Judis! Kita harus segera membawanya ke rumah sakit!" teriak Daniel pada kekasihnya—Rosyana.Elyana dan putranya hanya berdiri di samping tempat tidur sambil melihat kakeknya dipeluk oleh Daniel. Elyana begitu terkejut melihat keadaan Yuan Louis yang tiba-tiba saja pingsan.Nona pertama di

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 87 Pahlawan Bertopeng

    Sore hari, di Kota Lyon, di kediaman Yuan Louis, semua orang sudah berkumpul dan masuk ke dalam rumah untuk menemui sang pemilik rumah. Namun, tidak dengan Arvan. Setelah memastikan Elyana dan putranya sampai di rumah, pria tersebut malah berpamitan dan pergi dengan menggunakan taksi. Elyana yang merasa tidak enak dengan situasi ini, segera mengirim pesan singkat pada Arvan untuk memastikan pria itu baik-baik saja.["Ya, aku tidak apa-apa. Kau jangan khawatir. Nanti jam delapan malam, aku akan datang menjemput Alvano!"]Elyana terdiam sambil memegang ponselnya setelah membaca pesan dari Arvan. Perasaannya masih tidak enak.Walau bagaimanapun, Arvan sangat berjasa dalam hidupnya. Jika bukan karena lima tahun yang lalu Arvan membawanya pergi dan merawatnya di luar negeri, mungkin Elyana dan Alvano tidak akan ada di muka bumi ini lagi. Dan mungkin, dirinya akan mati sia-sia karena ulah Alex Danu yang menginginkan Elyana meninggal. Jadi sekarang, Elyana benar-benar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status