Share

Bab 7 Apakah Dia Alvian Palsu?

Allard memikirkan perkataan Alland, yang meragukan bahwa yang saat ini tinggal bersamanya bukanlah kakaknya melainkan orang lain. Allard berusaha untuk berfikir jernih, agar dia tidak gegabah dalam memutuskan hal yang sangat sensitif bagi kedua belah pihak, istrinya dan juga Alvian putranya. Allard sendiri juga tidak menyangka, bagaimana bisa Alland bisa berkata seperti itu. Apa yang selama ini terjadi padanya di masa lalu, waktu ketika dirinya tega membuang serta mengusir putra keduanya yang lumpuh karena kecelakaan. Bodohnya dia tidak bisa berfikir jernih, justru mengikuti kehendak anak pertamanya yang sangat dia sayangi. Alland putra keduanya seperti menutup diri padanya, menjauh, dan menciptakan dinding pembatas terhadap dirinya. Allard memijat keningnya, yang terus berdenyut nyeri. Pertanyaan demi pertanyaan yang tidak diketahui jawabannya, muncul secara tiba-tiba dalam pikirannya. Allard sadar bahwa Alland saat ini telah berubah menjadi lebih dingin, tidak tersentuh, cuek, dan tertutup. Allard tidak menyadari kehadiran putri bungsunya, yang berdiri tepat di sampingnya.

Gadis itu tersenyum dan menggenggam erat tangan Allard. "Daddy. Kamu kenapa?"

Allard tersadar dan menatap putrinya sepenuhnya. "Daddy baik-baik saja, My Princess. Kamu belum tidur?"

Gadis itu hanya menggeleng dan tersenyum tipis. "Aku tidak bisa tidur, Daddy. Rindu kakak Alland dan ingin tidur dalam pelukannya."

Allard tersenyum dan menggendong putri kesayangannya. "Untuk sekarang tidur dipelukkan Daddy dulu ya, My Princess. Daddy akan meminta kakak Alland datang besok pagi, lalu menginap di sini bersama-sama." 

Gadis itu mengangguk dan tersenyum. "Baiklah, Daddy. Janji ya."

Allard tersenyum dan mengecup kening putrinya dengan penuh cinta. "Daddy berjanji padamu, My Princess. Tidur ya, sekarang sudah malam."

Allard merasakan putrinya sudah tidur dengan nyaman, dengan langkah cepat dia langsung membaringkan putrinya di tempat tidur gadis kecil itu.

"Good Night, Baby Girl. Mimpi yang indah ya," ujar Allard.

Allard mengecup kening putrinya dan pergi. Allard tidak lupa mengunci pintunya dari dalam secara otomatis.

Allard menatap arloji di tangannya dan menghela nafas panjang.

"Anak itu benar-benar. Dia belum juga pulang padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam," ujar Allard.

Allard pun bergegas turun ke ruang tamu, dia akan mengintrogasi Alvian ketika kembali nanti.

***

~ Mansion 567 ~

Seorang pria muda sedang sibuk berbincang-bincang dengan kliennya, pria itu adalah Alvian yang asli. Dia mengenakan setelan jas formal berwarna biru malam itu, dan rekannya mengenakan kemeja putih polos.

Pria yang duduk disebelah Alvian hanya menghela nafas panjang. "Bagaimana dengan sketsanya, Tuan Alvian. Apakah membuatmu tertarik untuk bekerjasama dengan Perusahaan ku?"

"ALV Corporation adalah Perusahaan besar kedua di seluruh dunia setelah Harrison Corporation," lanjutnya.

"Aku akan memikirkan hal ini dan keputusannya baru bisa diberikan besok!" tegas Alvian.

"Tidak masalah. Aku akan menunggu dan kalau begitu saya permisi untuk kembali," ujar pria itu.

Alvian menatap Kenzie Alvaro, tangan kanan sekaligus orang kepercayaannya.

"Temani dia!" tegas Alvian.

Kenzie hanya mengangguk dan menemani kepergian Tuan Orlando Maverick. Setelah kepergian Kenzie, Alvian kembali meninjau berkas-berkas dihadapannya.

"Kenapa aku merasa bimbang untuk bekerja sama dengannya? Apa yang sebenarnya yang akan terungkap?" tanya Alvian.

Alvian menghela nafas panjang, percuma juga dia berfikir bahkan jawabannya tidak pernah ditemukan. Saat sedang asik meninjau berkas tersebut, tiba-tiba saja ponselnya berdering.

Selamat malam, Tuan Alvian...

Saya Jack Archer, orang kepercayaan dari Tuan Erland Dallin Harrison. Tuan Erland ingin mengajak anda bertemu besok pagi, di sebuah Cafe XV 23 yang berada di sebelah Restoran Xavierre Love. Saya harap anda tidak sibuk, agar bisa memenuhi undangan dari Tuan Erland. Terimakasih banyak, Tuan Alvian. Selamat malam.

***

Alvian mengernyitkan dahinya, dia bingung luar biasa mengapa tiba-tiba saja Erland ingin bertemu dengannya. Mereka tidak saling kenal bukan? Mengapa tiba-tiba demikian, sungguh membingungkan untuknya. Alvian menghela nafas panjang, undangan tetaplah undangan. Lagi pula Erland mengundangnya secara hormat, dan dia akan membalas email Harisson Corporation terlebih dahulu.

Selamat malam kembali, Tuan Erland...

Saya adalah Alvian E.E. CEO sekaligus pemilik Perusahaan ALV Corporation, mengenai undangan anda saya sudah menerimanya dengan baik dan akan datang besok pagi. Terimakasih untuk undangannya, selamat malam kembali.

***

Setelah berbalas email Alvian memutuskan untuk kembali ke kamarnya, dia akan menunggu Kenzie di kamarnya saja.

Sesampainya di kamar...

Sontak saja bayangan kedua orangtuanya muncul kembali dipikirannya, hatinya seakan menghangat. Apa lagi saat Carlina membalas pelukannya, dia sudah tidak sabar untuk segera mengungkapkan kebenarannya kepada keluarganya bahwa dialah Alvian yang asli.

"Daddy, Mommy. Aku rindu kalian sangat!" tegas Alvian.

Alvian tersenyum dan langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya.

Tak lama kemudian pintu diketuk dari luar, tak lama kemudian Kenzie masuk dengan tatapan tegas.

"Kenzie. Cari tahu tentang Maverick Corporation. Jika sudah mendapatkannya segera kabari saya!" tegas Alvian.

Kenzie tersenyum tipis dan mengangguk patuh, Tuannya ini mirip sekali dengan Allard Edbert Edric. Semua hal yang ada di dalam diri Allard, semuanya ada pada Alvian.

"Tuan. Apa kira-kira reaksi Tuan besar Allard. Saat tahu kalau anda adalah putranya yang asli?" tanya Kenzie.

"Mereka pasti akan senang. Tapi sebelum itu aku harus mencari informasi tentang adikku Alland. Adik malang ku yang menjadi korban dari Bara," balas Alvian.

Alvian menghela nafas panjang, susah sekali menemukan informasi tentang Alland Edbert Edric. Dia sangat ingin bertemu adiknya, menjelaskan semuanya dan menyusun rencana untuk mengalahkan Bara.

"Tuan. Aku mendapatkan informasi kalau Bara sering pulang malam dan membuat Tuan Besar kesal padanya," ujar Kenzie.

"Dia memang merepotkan dan menghamburkan uang Daddy. Aku sangat kasihan pada Daddy," ujar Alvian.

Kenzie mengangguk dan dia setuju dengan pendapat Tuannya itu.

"Kenzie. Siapkan dirimu untuk besok pagi. Kita akan sarapan bersama dengan pemilik Harrison Corporation," ujar Alvian.

"Baik, Tuan. Saya akan menyiapkan segalanya," ujar Kenzie.

"Satu hal lagi informasi yang saya dengar tentang Bara," lanjut Kenzie.

"Apa itu?" tanya Alvian.

"Saya dengar dari maid di Mansion Daddy anda. Bara sering menyiksa Nona Amilia. Maid itu sering melihat jeritan kesakitan dan tangisan dari kamar adik anda," balas Kenzie.

"Apa! Sialan!" umpat Alvian.

Alvian memijat keningnya dan dia tidak menyangka sasaran Bara adalah Princess kecil kesayangannya.

"Terus awasi Amilia, Kenzie. Aku tidak mau dia sampai kenapa-kenapa bahkan Alland pun pasti akan murka mendengar perlakuan Bara kepada adik kesayangannya," ujar Alvian.

"Saya pernah mendengar. Tuan Alland pernah datang mengunjungi Mansion keluarganya bersama dengan seorang gadis. Gadis itu juga sangat menyayangi adik anda Tuan Alvian," ujar Kenzie.

"Siapa dia? Apakah gadis itu Sekretaris Alland?" tanya Alvian.

"Sepertinya begitu, Tuan. Saya tidak tahu pasti dan kalau tidak salah nama gadis itu adalah Vindy Marsella Dafani," balas Kenzie. 

Alvian terkejut bukan main.

Dia?

Dia adalah?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status