Tubuh Athena terdorong masuk ke dalam hotel oleh pria itu. Dia menarik tengkuk leher Athena, dan melumat bibirnya dengan liar. Tidak hanya diam, Athena membalas pagutan yang diberikan pria itu. Bibir mereka saling mencecapi, lidah mereka saling berpagutan. Mereka berciuman begitu panas. Kini pria itu membawa tangannya meremas pelan pinggang Athena.
“Akh!” Athena mengerang saat pria itu mencium bibirnya dengan hebat.
“Damn it, kau sangat cantik,” bisik pria itu begitu sensual di telinga Athena. Kemudian pria itu mulai melepaskan pengait dress milik Athena. Dalam sekejap, pria itu berhasil menanggalkan dress milik Athena, hingga terjatuh di lantai. Kilat mata kagum pria itu menatap tubuh Athena yang begitu indah.
Tubuh Athena kini hanya terbalut oleh bra dan celana dalam berenda yang berwarna merah, yang tampak begitu seksi. Lekuk tubuh milik Athena begitu sempurna. Kulit mulus dan putih miliknya, benar-benar membuat hasrat pria itu semakin menggebu.
Athena mulai membawa tangannya mengelus dada bidang milik pria itu. Lengan kekar, otot perut milik pria itu begitu tercetak dalam balutan kemeja berwarna hitam yang dia pakai. Nyatanya tubuh pria itu sungguh menggoda Athena. Pikiran Athena tidak mampu lagi menolak pesona yang dimiliki pria itu.
Pria itu menggeram, dia menikmati tangan Athena yang mulai menelusuri dadanya. Dia memejamkan matanya kala Athena benar-benar menggoda dirinya dengan sebuah sentuhan. Kemudian, Athena mulai melepaskan kancing kemeja milik pria itu seraya memberikan tatapan sensualnya. Dalam sekejap, Athena berhasil menanggalkan kemeja yang dikenakan oleh pria itu. Kilat mata Athena menatap kagum tubuh pria itu yang begitu menggoda.
Kini pria itu mulai melepaskan bra yang masih dipakai oleh Athena. Sesaat dia terus menatap tubuh polos Athena yang begitu indah. Lalu dia mendorong Athena hingga membuat Athena terbaring di atas rajang. Dia langsung naik ke atas tubuh Athena, dia melumat dengan kasar bibir Athena. Dengan tangan yang terus menyentuh titik sensitive Athena.
Athena mengaitkan tangannya ke leher pria itu, dia membalas ciuman pria itu dengan liar. Mereka berciuman begitu panas. Alkohol membuat Athena benar-benar lepas kendali.
Pria itu mulai menurunkan ciumannya. Dia mengisap leher Athena, hingga meninggalkan jejak kemarahan di sana. Kini pria itu mulai mengulum puncak dada Athena, menggoda dengan lidahnya. Tubuh Athena menggelinjang, alkohol membuat tubuhnya begitu panas. Athena membawa tangannya menelusuri rambut pria itu.
“Akh!” Desahan lolos di bibir wanita itu kala pria itu terus mengisap puncak dadanya. Athena memejamkan matanya merasakan sensasi yang begitu luar biasa. Dia menekan kepala pria yang tengah bermain di dadanya seolah dia meminta lebih.
Pria itu bangun dan berdiri tegak di depan Athena. Dia mulai menanggalkan celana yang masih melekat di tubuhnya. Dalam sekejap, tubuh pria itu polos tanpa sehelai benang pun. Kilat mata pria itu menatap tubuh polos Athena yang sangat indah. Tubuh Athena masih terbalut dengan helaian benang terakhir, yaitu celana dalam berenda berwarna merah, yang sejak tadi menggodanya.
Hingga kemudian, pria itu kembali menindih tubuh Athena, dia melumat kasar bibirnya. Tidak hanya diam, Athena pun terus membalas ciuman pria itu. Pria itu mulai menanggalkan celana dalam berenda milik Athena. Seketika dia menatap kagum tubuh Athena yang benar-benar sangat indah dan sempurna.
“You are so damn beautiful,” bisik pria itu di depan bibir Athena.
Athena pun hanya tersenyum, namun senyumannya tampak begitu menggoda. Tanpa menunggu lama, pria itu mulai melebarkan kedua kaki Athena. Dengan cepat dia memulai penyatuannya.
Athena menjerit dengan keras kala pria itu memasukinya. Athena merintih kesakitan, dia mendorong dada pria itu.
Pria itu menulikan telinganya, dia sama sekali tidak memedulikan rintihan Athena yang meraskan sakit. Pria itu terus berusaha memasukinya. Namun, ada penghalang yang membuatnya sulit menyatukan miliknya pada milik wanita itu.
Pria itu mendorong dengan keras miliknya pada milik Athena. Berkali-kali Athena mendorong tubuh pria itu karena rasa sakit yang luar biasa, tapi pria itu langsung mengunci tangan Athena ke atas kepalanya. Dia tidak membiarkan wanita itu memberontak sedikit pun. Perlahan Athena pun menurut, dan membiarkan pria itu memimpin permainannya. Kepala Athena semakin memberat, dia sungguh tidak mampu lagi melawan.
“Akh!” Athena menjerit keras kala pria itu berhasil memasukinya. Pria itu menggeram, merasakan miliknya yang berada di dalam milik Athena begitu nikmat.
Pria itu mulai mengentakkan miliknya dengan keras. Dia mendengar rintihan Athena berubah menjadi desahan dan erangan yang begitu merdu di telinganya.
Di kamar hotel, kini dipenuhi dengan desahan dan erangan saling bersahutan. Nyatanya desahan yang lolos dari Athena membuat pria itu semakin tidak menghentikan entakannya. Athena sungguh kehilangan akal sehatnya, dia bahkan tidak memedulikan siapa pria itu.
***
Malam semakin larut, seorang pria berdiri di balkon kamar seraya mengisap rokoknya. Sesaat dia melihat wanita asing yang tertidur pulas di ranjang. Wanita yang sama sekali tidak dia kenal. Nasib sial datang menghampirinya. Ada seseorang yang menjebak dirinya dan memasukkan obat di minumannya. Setelah ini dia tahu, dirinya akan mendapatkan masalah. Namun, tidak ada cara lain, besok saat wanita itu terbangun, dia akan memberikan sejumlah uang untuk menutup mulut wanita itu.
Kemudian pria itu melangkah mendekati wanita yang kini tertidur pulas, hanya dengan terbalut oleh selimut tebal. Pria itu duduk di tepi ranjang, tatapannya tak lepas menatap wanita itu. Dia berusaha mencari identitas wanita itu. Namun, dia tidak menemukan apa pun di sana. Tentu karena dia bersama dengan wanita itu lepas kendali.
Pria itu memejamkan mata sesaat. Besok dia akan mengalami masalah. Tapi ini bukan sepenuhnya salah dirinya, karena wanita itu pun mabuk dan menggodanya. Semua terjadi karena keadaan yang tidak bisa dihindarkan.
Tatapan pria itu teralih pada bercak darah di seprai. Dia mengumpat pelan. Wanita yang telah tidur dengannya adalah wanita yang masih virgin. Tidak pernah dia terpikir akan mengalami masalah serumit ini.
“Hmmm.” Wanita itu menggeliat, dan tidur dengan tidak tenang. Pria itu langsung mengusap punggungnya seraya menutupi tubuh wanita itu dengan selimut. Beruntung wanita itu belum terbangun, karena jika dia sudah terbangun, maka masalah akan semakin sulit.
“Besok aku akan membayarmu dengan harga yang pantas, kau tidak perlu cemas,” ucap pria itu dengan nada rendah. Kemudian dia beranjak dari ranjang, dan berjalan menuju balkon kamarnya. Dia kembali menyalakan rokok, menatap kota New York di malam hari. Meski pikirannya terus memikirkan masalahnya, tapi dia memilih untuk melupakan semuanya sejenak. Tentu dia tahu, apa yang harus dia lakukan agar menyelesaikan masalah ini dengan cepat, tanpa diketahui siapa pun.
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya. Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan. “Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman. Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu. “Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. “Y
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya. “Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga. “Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya. “Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Da
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda. “Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana. “Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh. Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka. “Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu. Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal. “Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya “Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya. Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?” “Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.
Lima tahun kemudian… “Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya. “Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah. “Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya. “Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya. “Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya. Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.” “Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mat
Sydney, Australia. Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini. Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya. Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena