Follow me on IG: abigail_kusuma95 *** Athena hanya mencintai satu pria yang tidak pernah membalas perasaannya. Segala cara Athena lakukan hanya demi menghindar dari pria itu. Namun, takdir berkata lain. Wanita cantik itu terjebak cinta satu malam dengan Justin—seorang billionaire tampan yang telah memiliki tunangan. Semua bermula di sini. Malapetaka datang bertubi-tubi. Athena tertimpa kesialan sampai harus menikah dengan Justin. Hal tergila yang dia lakukan adalah membuat perjanjian dengan pria angkuh itu. Athena tidak memiliki pilihan lain, selain menyetujui kesepakatan yang ditawarkan oleh Justin. Namun, sayangnya tidak berhenti dan selesai di sini saja. Takdir seolah mempermainkan Athena. Semesta kembali mempertemukannya dengan sosok pria yang dia cintai. Pria yang berhasil merenggut hatinya. Fakta terungkap Justin adalah kakak dari pria yang dia cintai. Lantas, bagaimana hubungan Athena dan Justin? Hubungan cinta yang rumit, membuat Athena menyadari dirinya telah terjebak di dalam jurang penderitaan.
view more“Cheers! Untuk keberhasilan kau terpilih sebagai pemeran utama di film yang dinantikan public. You are doing a good job, Athena,” tukas Julia seraya menyesap wine di tangannya.
Malam ini, sebuah klub mewah di New York, 1 OAK Nightclub, menjadi tempat tujuan Athena dan Julia untuk merayakan keberhasilan Athena dalam terpilihnya menjadi pemeran utama dalam sebuah film yang dinantikan semua orang.
Tatapan semua pria kini tertuju pada Athena yang terlihat begitu menawan. Gaun panjang berwarna merah, dengan belahan dada yang tinggi membuat Athena sangat cantik. Sudah sejak tadi para pria tidak berkedip menatap Athena. Ya, Athena Morris, tentu semua orang mengenalnya. Artis sekaligus model terkenal ini, selalu menjadi idola para pria. Tidak ada pria yang tidak mengagumi sosok Athena Morris. Cantik dan sempurna, itulah yang para pria gambarkan tentang sosok Athena Morris.
Athena tersenyum puas. “Sudah aku katakan padamu, aku tidak akan mungkin tidak terpilih. Pasti aku akan terpilih dalam film itu.”
Julia memutar bola matanya malas. “Ya, ya. Kau ini sejak dulu memang sangat hebat. Dan aku mengakuinya.”
Athena mengedikkan sebelah bahunya, lalu menenggak vodka di tangannya hingga tandas.
“Athena, apa kau ingin berdansa? Sepertinya di sana kita akan menemukan pria tampan,” ucap Julia dengan tatapan yang tak lepas menatap lantai dansa. Sesekali, dia mencuri pandang pada pria-pria yang ada di sana.
“No, aku tidak berminat,” tolak Athena malas.
Julia mendengus. “Baiklah, kau duduk saja di sini dan nikmati kesendirianmu. Aku ingin mencari pria tampan.” Kemudian dia bangkit berdiri, berjalan meninggalkan Athena menuju lantai dansa.
Athena tidak memedulikan ucapan Julia, dia memilih kembali memesan vodka pada sang bartender. Dia langsung menenggak vodka yang dia pesan hingga tandas. Entah sudah gelas keberapa, dia menenggak minumannya. Dan Athena pun tidak peduli, baginya malam ini waktu untuknya bersenang-senang. Kepalanya mulai memberat, namun dia tidak memedulikan. Lagi pula, bersantai sembari menikmati suasana di klub malam ini adalah hal yang membuat Athena tidak merasa bosan. Ketika minumannya telah habis, Athena kembali memesan vodkanya, menenggak minumannya hingga tandas. Meski kepalanya semakin memberat akibat terlalu banyak minum alkohol, tapi dia sama sekali tidak peduli jika harus mabuk.
Seketika, tatapan Athena teralih pada sosok pria yang duduk di seberangnya. Tubuhnya mematung menatap pria yang tidak asing baginya, duduk di seberangnya. Terlihat pria itu yang tampak seperti mabuk. Kini mereka saling menatap satu sama lain, Athena begitu terkejut melihat pria itu. Athena menggelengkan kepalanya, meyakinkan apa yang dia lihat itu salah. Tapi tidak, pria yang ada di seberangnya itu nyata. Pria di seberangnya itu begitu mirip dengan seseorang yang begitu dia kenali. Terlebih tatapan matanya, sebuah tatapan yang mampu melumpuhkannya. Napas Athena memburu kala dirinya dan pria yang duduk di seberangnya saling bertatapan.
‘Tidak, itu tidak mungkin dia. Dia tidak mungkin ada di sini,’ batin Athena. Tatapannya masih tak lepas menatap sosok pria yang ada di seberangnya itu. Athena berusaha untuk tenang, meyakinkan dirinya apa yang dia lihat itu salah. Pria itu bukan pria yang selama ini dia hindari.
“Hi, ingin berdansa denganku?” Seorang pria asing duduk di samping Athena, sontak membuat Athena sedikit terkejut karena ada yang tiba-tiba menyapanya.
“No, thanks,” tolak Athena dengan lembut.
“Apa kau tidak bosan sendiri di sini? Lebih baik kita bersenang-senang dengan berdansa,” ucap pria itu lagi yang kembali mencoba mengajak Athena.
“Tidak, aku tidak tertarik,” tukas Athena dingin, dan terlihat begitu enggan menanggapi pria asing yang tiba-tiba menghampirinya itu.
“Mungkin kau mau minum denganku?” Pria itu menawarkan minuman pada Athena dengan senyumannya yang menggoda pada Athena.
Athena tidak menjawab, dia langsung menenggak vodka yang diberikan padanya. Seketika kepalanya semakin memberat. Dia bahkan sudah tidak lagi mengingat sudah gelas keberapa minumannya itu. Hingga kemudian, Athena memilih pergi meninggalkan pria yang sejak tadi mengganggunya itu, dengan susah payah Athena berjalan menuju toilet.
***
Athena membasuh wajahnya dengan air. Dia hendak mencari ponselnya, namun dia langsung mengumpat kasar ketika menyadari ponsel dan dompetnya tertinggal di tempat tadi. Kepalanya kian memberat. Akibat minum terlalu banyak, dia tidak memedulikan dirinya yang mabuk. Kemudian, Athena berbalik, dia kembali melangkah meninggalkan toilet.
Saat Athena tiba di depan toilet, dia berpapasan dengan sosok pria yang sejak tadi dia lihat. Terlihat pria itu terlihat seperti tengah menahan sakit. Sesaat Athena dan pria itu saling menatap satu sama lain. Tampak manik mata cokelat milik pria itu benar-benar menghipnotis Athena. Kini tatapan pria itu menatap Athena begitu dalam. Pandangan mereka saling mengunci satu sama lainnya. Pria itu pun tidak henti menatap Athena. Tatapan kagum begitu terlihat di mata pria itu.
Athena dan pria itu sama-sama mendekat satu sama lain. Athena sungguh tidak mengerti, manik mata cokelat milik pria itu tidak mampu dia abaikan. Nyatanya pria itu benar-benar membuatnya hilang kendali. Dengan kepala yang memberat, dan kesadaran yang tidak sepenuhnya pulih, Athena mulai membawa tangannya menyentuh dengan lembut rahang pria itu. Namun seketika, Athena menatap pria itu dengan begitu lekat. Wajah pria itu sangat mirip dengan seseorang yang selama ini dia rindukan. Rambut berwarna cokelat gelap serta iris mata cokelat yang begitu dia kenali.
Pria itu menggeram, sudah sejak tadi dia merasakan panas di tubuhnya. Tubuhnya tidak mampu lagi menahan. Terutama kala Athena mulai menyentuh dirinya. Pria itu memejamkan matanya ketika tangan Athena menelusuri wajahnya dengan begitu lembut. Kemudian pria itu menarik tengkuk Athena, dia langsung menyambar bibir Athena, melumatnya dengan sedikit kasar. Tidak hanya diam, Athena mengaitkan tangannya membalas pagutan yang diberikan pria itu. Bibir mereka saling mencecapi bergantian. Lidah mereka saling berpagutan. Sungguh saat ini, Athena benar-benar kehilangan akal sehatnya. Alkohol membuat dirinya lupa diri. Dia tidak memedulikan dengan siapa dirinya berciuman.
“Kau sangat cantik,” bisik pria itu seraya mengecupi leher jenjang Athena.
Athena tersenyum. “Dan kau juga sangat tampan.”
“Aku ingin menghabiskan malamku bersama denganmu. Kali ini aku tidak bisa lagi menahan diriku.” Pria itu menangkup kedua pipi Athena, mata mereka saling menatap satu sama lain. Terlihat hasrat di kedua mata mereka.
Athena berjinjit, dia mendekatkan bibirnya ke telinga pria itu seraya berbisik dengan nada menggoda, “Aku tidak mungkin menolak menghabiskan malamku bersama denganmu.”
Pria itu menyeringai puas. Tanpa menunggu lama, pria itu menarik tangan Athena berjalan meninggalkan tempat itu. Athena pun menurut, dia bahkan tidak memedulikan siapa pria itu. Pria itu membawa Athena ke sebuah hotel yang tidak jauh dari klub malam. Terlihat Athena tidak memedulikan siapa pria itu. Hanya dengan menatap matanya, Athena seperti mengenal pria itu dengan baik. Nyatanya, manik mata cokelat milik pria itu benar-benar menghipnotis Athena.
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya. Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan. “Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman. Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu. “Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. “Y
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya. “Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga. “Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya. “Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Da
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda. “Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana. “Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh. Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka. “Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu. Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal. “Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya “Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya. Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?” “Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.
Lima tahun kemudian… “Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya. “Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah. “Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya. “Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya. “Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya. Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.” “Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mat
Sydney, Australia. Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini. Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya. Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena
Julia memuntahkan semua sisi perutnya di wastafel. Kepala Julia memberat. Tubuhnya terasa begitu lemah. Sudah beberapa hari ini, dia selalu memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke perutnya. Ya, dia memang begitu tersiksa beberapa hari ini. Ditambah dia masih harus mengurus J.A Modeling School. Meski demikian Athena mulai datang ke J.A Modeling School, membantu dirinya mengurus sekolah modeling itu. Jika tidak entah bagaimana mengurus J.A Modeling School yang kini berkembang begitu pesat. Saat Julia hendak keluar dari kamar mandi, pandangan Julia mulai buram. Kepalanya memberat. Tubuhnya tidak mampu berdiri. Hingga saat semua pandangan Julia menggelap, dan tubuhnya hampir ambruk, Peter yang baru saja keluar dari walk-in closetnya dengan cepat berlari dan menangkap tubuh Julia yang kini sudah jatuh pingsan. “Julia? Julia bangunlah?” Peter menepuk pelan pipi sang istri, tapi Julia tak kunjung membuka matanya. Raut wajah Peter berubah menjadi panik. Dia langsung membopong tubuh Ju
Beberapa bulan kemudian… Suara tangis Jasper dan Joana membuat Athena yang tengah berkemas-kemas langsung menghentikan aktifitasnya. Kini Athena mengambil alih Joana, sedangkan Jasper diambil alih oleh pengasuh. Athena harus lebih dulu menggendong Joana, pasalnya Joana yang sering menangis kencang. Beruntung Jesslyn tidak pernah rewel. Jika saja Jesslyn sama seperti Jasper dan Joana, entah apa yang harus di lakukan Athena. Sungguh, memiliki tiga bayi kembar sekaligus benar-benar membuat Athena kerepotan. Namun, meski demikian tentu saja Athena sangat bahagia. Athena tidak sendiri, Justin menyiapkan tiga pengasuh untuk anak-anak mereka. Hanya saja, Joana yang paling rewel dan sering sekali menangis. Itu kenapa Athena harus menggendong Joana lebih dulu. “Sayang? Kenapa kau menangis? Lihatlah adikmu sangat tenang.” Athena mengecupi pipi gemuk Joana. “Jangan menangis lagi, ya? Mommy sedang bersiap-siap. Hari ini kita akan berlibur ke Sydney.” Ya, sebenarnya tadi Athena tengah ber
Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Peter dan Julia. Setelah perjuangan panjang hubungan mereka, akhirnya semuanya berjalan dengan manis. Mereka bisa menikah, ini adalah impian Julia sejak dulu. Jujur Julia masih tidak menyangka bisa menikah dengan pria yang dia cintai. Penantian panjang Julia terbalaskan, kini dia telah berhasil meluluhkan hati Peter. Sosok pria yang sejak awal menarik perhatiannya. Meski Peter belum sepenuhnya mencintai dirinya, tapi Julia yakin Peter akan berusaha untuk membahagiakannya. Di hari pernikahan Peter dan Julia, Athena khusus meminta Brian, ayahnya menjadi pendamping Julia. Mengingat Julia sudah tidak lagi memiliki orang tua. Begitu pun dengan Peter, Justin khusus meminta Arthur, ayahnya sebagai pendamping Peter. Samahalnya dengan Julia, Peter sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Selama ini Justin dan Athena sudah menganggap Peter dan Julia sebagai keluarga mereka. Kini Julia mematut cermin, tubuhnya sudah terbalut sebuah gaun pengantin ranc
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments