Share

Bab 3

Penulis: ning idos
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-01 11:10:49

Banyak perubahan yang terjadi dengan kehidupan Aku saat ini. Pastinya aura positif itu membuat aku menjalani hari-hari dengan penuh bahagia. Entahlah, Aku menganggap ini hal baik. Walaupun tidak dapat aku pungkiri, bahwa aku telah salah melangkah.

Malam ini seperti biasa, aku menemani Kelvin di cafe. Hubungan aku dengan Kelvin memang sudah hambar, kerap terjadi perselisihan beda pendapat yang pada ujungnya akan berakhir dengan pertengkaran yang sengit. Tapi demi menutupi sebuah kesalahan, Aku selalu bersikap wajar bahkan kadang sedikit manja terhadap Kelvin. Sama seperti yang terjadi malam ini.

"Mi, saladnya Renata emang enak. Berasa banget keju dan susunya." Kelvin bergumam seraya menyantap salad buah yang aku pesan ke sahabatku, Renata. Aku hanya melirik sekilas dan menimpali dengan anggukan kepala.

"Mau mi? Nih papi suapin ya. Ayo a,," aku menerima suapan dari Kelvin sambil bilang terima kasih. Entah kenapa, Kelvin malam ini terlihat begitu bersahabat. Lebih kalem dan menyenangkan. Aku meletakkan handphone di tas aku, dan terlibat asyik bercanda sama Kelvin dan dua karyawan. Tanpa aku sadari ada sepasang mata tajam yang menahan amarah melihat aku dan Kelvin yang sesekali tertawa lepas.

"Nanti malam kamar jangan di kunci ya mi, papi kangen." Bisiknya dengan menggoda. Aku menoleh dan mengiyakan ajakan Kelvin.

Pulang dari cafe aku memutuskan untuk membersihkan diri dulu dan bersiap untuk melayani Kelvin suamiku. Aku ingin sekali membuka ponselku yang masih anteng di dalam tas. Tapi keinginan itu aku tahan. Karena aku tidak mau Kelvin mencuri lihat isi ponselku yang sudah aku password hari jadian aku dengan Jordan.

"Mi, sudah subuh, mandi dulu, terus sholat. Papi udah buatin air panas buat mandinya mami." Aku masih setengah sadar mendengar panggilan Kelvin yang membangunkan aku. Dengan menggeliat tubuhku aku mengiyakan suruhan Kelvin.

"Makasih ya semalam servisnya." Imbuhnya sambil mencium tengkuk leher ku. Aku membuka mata dengan tersenyum manis menatapnya.

"Tumben bilang makasih. Dari puluhan purnama baru kali ini papi bilang makasih. Dalam rangka apa ini." Jawabku heran dan sedikit menaruh curiga.

" Gak papa, cuma semalam papi Mimpiin Mami lagi bermesraan sama pria lain. Terus papi panggil-panggil Mami, tapi maminya gak noleh sama sekali. Mami tetap jalan dan dibawa pergi jauh oleh pria asing itu."

Deg..

Hatiku rasanya tertohok, mataku melotot karena cerita Kelvin sangat membuatku terkejut setengah mati.

Jordan, ya aku tahu, pria asing yang ada dalam mimpi Kelvin tak salah lagi, dia Jordan.

'Tuhan, jangan sampai Kelvin tahu.' rutukku dalam hati.

"Mamiiii, buruan. Kok jadi bengong. Mimpiku tidak akan nyata kan? Mami tidak akan ninggalin papi kan?" Goncangan pelan di bahu ku menyadarkan aku dari lamunan. Secepat kilat aku mengubah ekspresi wajah ku setenang mungkin.

" Tergantung,," jawabku sedikit menggoda sambil menaik turunkan kedua alisku.

"Tergantung apanya? Kau mau selingkuh? Udah bosan hidup. Awas aja kalau ketahuan mami selingkuh, papi mutilasi jadi enam potong tubuh mami." Ancamnya kesal.

"Iiih sereemm,, jadi atuuuuut." Ujarku pura-pura ketakutan.

"Bercanda papiku sayang, gitu aja sewot. Cuma mimpi saja di buat serius. Makanya, kalau mau tidur, jangan telanjang bulat, yang ada setan meluk-meluk papi sambil grepein papi. Dah lah aku mau mandi. Keburu ilang subuhnya." Ucapku yang mampu membuat hati Kelvin lega dan kembali senyum.

Jauh di dasar hati yang terdalam, sebisa mungkin aku menahan gugup dan ketakutan yang luar biasa. Bukan tidak mungkin kan kalau itu akan terjadi. Sepandai-pandainya bangkai di tutupi, pasti akan tercium juga.

Ah,, memikirkan saja aku sudah lemas.

Setelah anak-anak berangkat sekolah, dan pekerjaan rumah selesai, aku langsung selonjoran di ruang tengah. Dari semalam aku tidak menyentuh benda pipih tersebut. Aku buka ponsel dan benar saja, banyak belasan chat what***p yang masuk ke ponselku. Dari sekian banyak chat yang masuk. Hanya satu chat yang menarik perhatianku untuk aku buka. Siapa lagi kalau bukan dari Jordan. Nama kontak yang aku tulis nama Amira olshop. Nama Itu adalah nama akun f* istri Jordan yang kebetulan memiliki profesi jualan online juga. Sengaja aku tulis nama Amira olshop, karena berjaga-jaga Kelvin agar tidak menaruh curiga.

"[Mesranya bisa nggak jangan di tempat umum.]"

"[Yang lagi asyik bercanda sama suami tercinta, sampai lupa daratan]"

"[Panas aku yank, lihat kamu bebas bercandaan begitu sama suamimu"]

"[Apalah aku yang hanya simpananmu. Hanya sanggup melihat dan menahan sakit]"

"[Lanjutkan! Maaf ganggu]"

Aku melongo membaca isi chat Jordan. Dari mana dia tahu aku semalam bercanda sama Kelvin dan karyawanku.

Gila,,

Kenapa baca chat Jordan hatiku merasa sakit begini ya?

Aku mulai membalas chat Jordan.

"[Maaf sayang, semalam hp ada d tas. Pulang dari cafe langsung tidur. Maaf ya baru bisa balas. Jangan marah ya sayangkuuh]." Aku mencoba merayunya.

Yes, Jordan sedang online. Tapi tunggu, bukannya sekarang dia tidak lagi tugas kerja. Kenapa bisa pegang hp cadangannya. Padahal istrinya tidak pernah tahu kalau Jordan mempunyai hp rahasia. Hanya khusus buat aku dan mungkin wanita simpanan lainnya _ mungkin.

"[Ya]" jawaban singkat Jordan membuatku gemes pengen tarik hidungnya yang mancung itu

.

"[Sayang kenapa sih? Masih marah? Lagian kok ayank tahu aku semalam ayank dimana?]" Balasku. Namun hanya dibaca saja dan tidak di balas.

Arggghhhh... Aku mengacak kasar rambutku. Jordan sudah benar-benar membuat aku frustasi.

"Sial" umpatku lirih. Tanpa sadar Kelvin yang baru saja selesai mandi mendengar umpatan ku.

"Sial kenapa mi?" Tanya Kelvin membuat aku terlonjak kaget.

"Hah,, apa pi,,,"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak cinta semu sang polisi   BB 39

    Aku berada dalam dua pilihan yang sulit aku putuskan. Memiliki keduanya dengan kelebihan masing-masing itu adalah impian aku. Terkesan serakah memang aku. Tapi hatiku telah bercabang dan terbagi antara Fiona dan Tsania. Fiona yang keibuan dan sabar dalam menghadapi sifatku. membuat aku takut untuk kehilangan dia. Tapi Tsania dengan kecantikan dan goyangan yang membuatku candu akan tubuhnya, tak menginginkan aku untuk mengakhiri hubungan gelap ini. "Sayang, bagaimana kalau untuk sementara waktu kita nikah di bawah tangan dulu. Aku tidak mau kita melakukan dosa lebih jauh lagi. Sambil kamu menyiapkan perceraian kamu dengan istrimu itu. " usul Tsania tiba-tiba membuyarkan lamunanku. "Apa beb? nikah? jangan dulu lah beb. Kita pasti nikah. Tapi kita ga perlu nikah di bawah tangan segala. Aku sudah bilang untuk bersabar terlebih dulu beb. " elak ku dengan menutupi kegugupan yang menyerang hatiku. "Halah, selalu itu terus yang kamu bilang yank. Sabar, sabar dan sabar. Apa harus n

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 38

    POV Kelvin " sayang,, kamu jangan pulang dulu. Aku masih kangen sama kamu." Rengek Tsania yang sedang bergelayut manja di lenganku. " Beb, jangan begitulah. Kamu tahu aku masih ada istri dan anak yang ada di rumah. Nanti mereka curiga kalau aku tidak pulang malam ini. " Tolakku halus. Sudah setahun lebih aku menjalin hubungan asmara dengan Tsania. Seorang gadis periang yang aku kenal saat motorku mogok kehabisan bensin diwaktu touring ke gunung Ijen. Seorang gadis tiba-tiba berhenti di sampingku dan menawarkan bantuan. Tanpa aku pinta, dia menawarkan diri untuk membelikan aku bensin eceran. Itulah awal pertemuan aku dengan Tsania. Sebagai ucapan rasa terimakasih aku yang sudah di bantu olehnya, aku mengajak Tsania untuk makan nasi goreng keliling yang kebetulan lewat. Siapa sangka, pertemuan yang tak sengaja membawaku pada sebuah hubungan yang terlarang bersama Tsania. Wajahnya yang cantik, periang dan memiliki wawasan yang luas membuat aku terpikat akan pesonanya. Awalnya aku men

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 37

    Udara malam ini terasa sangat dingin setelah diguyur hujan sejak sore tadi. Suara nyanyian kodok saling bersautan menambah sunyinya suasana di sekitaran perumahan yang aku tempati. Aku termenung seorang diri di teras rumah. Menunggu Kelvin yang sedari tadi susah di hubungi. Ku lirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 23.18 WIB. Seharusnya Kelvin sudah sampai rumah sejam yang lalu. Kemana dia?"Mami belum tidur? " Tanya Farhan yang tiba-tiba nongol dengan membawa dua gelas coklat hangat. "Biasanya habis hujan begini enaknya itu minum yang hangat-hangat mi." Ujarnya dengan menyodorkan segelas coklat hangat. Aku menerimanya sambil mengulum senyum. "Makasih ya kak." Farhan membalas dengan senyum. Aku kembali menatap lurus ke arah jalanan. Pikiran yang menumpuk di otak sangat menggangguku." Nungguin papi ya mam?" Tanya Farhan melirikku. "Hu'um." Jawabku sambil menyeruput coklat hangat. " Boleh mami tanya sesuatu kak?""Mau tanya apa mam?" Jawabnya dengan balik bertanya." Kalau boleh

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 36

    POV Fiona " Mamiii,,," seru Farah lemah ketika melihatku di pintu UGD. Aku menghambur memeluk Farah yang baru sadar. Putri manjaku menangis dalam pelukanku. " Adek apanya yang sakit sayang?" Tanyaku setelah mengurai pelukannya. Aku meneliti setiap inci tubuh anak gadisku. Tangan dan kakinya terdapat luka lecet-lecet. " Tidak apa-apa mi, hanya luka ringan." Jawabnya sambil meringis. Aku mengelus rambut anakku. Mataku menoleh ke ranjang di depan Farah. Ada Farhan yang masih di jahit pelipisnya oleh pihak puskesmas. Aku mendekati Farhan dengan hati yang miris. " Maaf ya mam, Farhan belum bisa jaga adek dengan baik. " Ujarnya setelah selesai ia di jahit. Aku mencium keningnya sesaat. " Tidak ada yang perlu di maafkan kak. Ini musibah. Jangan merasa bersalah begitu. " Jawabku lembut dengan mengelus rambutnya. " Farhan, motor kamu mengalami kerusakan. Papi mau bawa ke bengkel motor langganan kamu. Oh ya, apa kalian sudah hubungin pihak sekolah kalau hari ini tidak bisa masuk?" Kelvin b

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 35

    Aku membantu Almira menyiapkan perlengkapan Dira sekolah. Pagi-pagi aku sudah antri membeli sarapan untuk kami bertiga. Almira memang bisa di hitung kalau mau masak. Tidak seperti istri muda aku. Sesibuk apapun, selalu menyempatkan waktunya untuk menyiapkan makan untuk keluarganya. Ups,,, istri muda aku. Kedengarannya sangat menggelitik telinga. " Pa, habis antar Dira, langsung pulang! Jangan mampir kemana-mana dulu." Seru Almira saat aku tengah memanaskan mesin motor. " Iya. Kamu jangan balik tidur lagi. Mandi kek, atau beberes rumah gitu." Balasku dengan mengingatkan Almira akan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga." Ogah." Cibirnya sambil masuk ke dalam rumah. Istri macam apa yang telah aku nikahi ini. Andai tidak memiliki ke tiga anak, sudah aku kembalikan ke orang tuanya. Hampir semua kerjaan rumah aku yang handle. Kalau aku suami pengangguran mungkin aku tidak akan mengeluh, tapi disini aku sudah menjadi suami yang tidak melalaikan tanggung jawab aku untuk mencukupi kelu

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 34

    POV JORDANSetelah kejadian di puncak, aku semakin mencintai Fiona. Bukan hanya karena nafsu, tapi memang aku benar-benar mencintai dia. Karena kepribadian Fiona yang sangat menyenangkan. Bersama Fiona, aku merasa menjadi diri sendiri. Fiona yang humoris bisa mengimbangi sifat aku yang sebenarnya suka bercanda. Tapi sayangnya aku hidup dengan istri yang selalu serius dalam hidup. Susah diajak bercanda. Yang ada omelan yang kerap aku dapatkan. Tapi aku adalah seorang suami yang tidak suka mencari keributan, jadi jika istriku Almira suka uring-uringan, aku tidak pernah menanggapi. Memilih keluar rumah mencari ketenangan dengan kumpul bersama para pecinta burung.Sore ini Dira memaksa makan di gacoan. Almira juga merengek mengajak jalan-jalan. Kebetulan aku sedang tidak dinas, jadi aku menyanggupi ajakan Almira dan Dira. Kami menikmati makan dengan santai. Sesekali Dira bertingkah berlarian kecil. Aku hanya memantau saja. Wajar menurut aku,anak sekecil Dira bertingkah seperti itu. Tapi s

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 33

    Aku, Renata, dan Laras sebenarnya memiliki masalah yang sama. Kami sama-sama sedang bermain api dalam rumah tangga kami. Entah sampai kapan permainan ini akan berakhir. Dan entah api ini akan padam dengan sendirinya, atau apa justru akan membakar diri kami sendiri. Kami tidak tahu. Biarlah ini berjalan dengan seiring berjalannya waktu. Kami tahu ini salah. Tapi kami terlanjur masuk dalam kubangan dan sulit untuk bangkit. " Kita tidak akan menjadi buaya betina seperti ini kalau suami kita tidak egois dengan dirinya sendiri. Kita akan menjadi ratu di kerajaan rumah tangga kita, jika kita berada dalam genggaman lelaki yang tepat." Ucapan Laras tadi siang masih terngiang di telingaku. Apa betul selama ini aku berada dalam genggaman lelaki yang salah? Tanpa sadar, aku sudah menghabiskan waktu satu jam lamanya di dalam kamar mandi tanpa melakukan apa-apa. Jika tidak karena Farhan yang menggedor pintu kamar mandi, mungkin aku masih tetap bertapa didalam. " Mami tumbenan lama banget di dal

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 32

    Siang ini aku kedatangan Renata di rumah. Kami mengobrol lama sambil uprek di dapur membuat cemilan. Aku dan Renata memang sudah dari remaja hobi masak. Jadi kegiatan di dapur sangat menyenangkan tersendiri bagi aku dan Renata." Re, hubungan gelap kamu sama Ahmad gimana? Masih lanjut?" Tanyaku saat ingat bahwa Renata juga tidak jauh beda kelakuannya dengan aku. Bedanya, dulu saat Renata curhat tentang perselingkuhannya, aku selalu menasehati Renata. Tapi sekarang justru aku yang mengikuti jejak Renata yang keliru." Entahlah fio, aku sekarang sedang berada di titik jenuh dengan Ahmad maupun suamiku. Sepertinya menjadi janda itu lebih menyenangkan ya fio?" Jawabnya ambigu. " Lha kok kamu ngomongnya begitu? Tidak baik bilang mau jadi janda. Ntar di aminkan malaikat nangis kejer kamu." Omelku menasehati Renata. Ia hanya tersenyum kecut mendengar ocehan aku. Aku dan Renata kembali berkutat membuat cemilan tahu walik. Renata sibuk menggoreng. Dan aku sudah menyelesaikan membuat saos sam

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 31

    Setelah dua Minggu tanpa melakukan pekerjaan rumah, pagi ini aku kembali ke aktivitas sebelumnya. Beberes rumah yang mulai banyak debu bersarang di beberapa tempat. Mungkin Farhan atau Kelvin menyapu bagian pentingnya saja. Sampai kolong meja sudah tebal oleh gumpalan debu. Aku mengerjakan pekerjaan rumah dengan cekatan dan cepat. Sehingga saat anak-anak berangkat sekolah, semua sudah kelar. " Mi, aku mau ngomong sama mami. Ada hal penting yang harus kita bahas. Mumpung anak-anak sudah berangkat." Kelvin memulai obrolan disaat aku tengah merapikan etalase kecil yang menyimpan berbagai skincare jualanku. Tanganku terhenti dan menoleh heran. Ada gurat gelisah di wajah Kelvin saat aku tatap." Mau ngomong apa pi? Ngomong saja. Sepenting apa sih yang mau dibahas? Kok mukanya tegang gitu." Jawabku sengaja menyindir. Kelvin tengah mengelap keringatnya dengan lengannya. "Emh begini, mami masih ingat ruko yang di jual oleh pak Jordan itu? Ternyata suami Renata tidak mau dengan ruko yang ak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status