Share

BAB 16: "Teka-teki"

Suara piring beradu dengan sendok mengisi kekosongan di antara aku dan Lio. Ah, tidak, maksudku di antara aku, Lio, dan Adnan. 

Ya! Adnan duduk di tengah-tengah kami! 

Tapi tak apa, aku tak merasa canggung. Malah aku merasa bersyukur karena Adnan ada di antara kami, jadi aku tidak perlu begitu canggung hanya duduk berdua dengan Lio. 

"Aku sudah selesai," ucap Lio canggung. 

Dalam hati aku menikmati momen ini. Ada bagusnya dia bersikap seperti ini ketika melihatku di sekolah, pasti dia akan menghindari ku karena terlalu canggung. 

Adnan masih menatap Lio tajam, mungkin karena itu Lio memalingkan matanya dari Adnan. "Kau mau langsung pulang?" Adnan bertanya dengan nada yang tidak bisa dikatakan ramah.

Kalau Adnan bersikap begini, dia benar-benar terlihat seperti kakak yang baik. Hm, tidak cocok.

Kuliha

Red Cherries

Buat yang nungguin cerita ini, terima kasih dan maaf ya:) terima kasih udah nungguin dan maaf karena udah lama nggak update

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status