Share

134. Nathan Siuman

Jika tadi sore wajah Nathan seputih kertas, kini sudah berangsur-angsur memerah walau masih tergolong pucat. Bibirnya bahkan tak berdarah bagaikan dioles dengan kapur barus. Badar menatap penuh harap pada Kyai Lukman yang mengusap-usap dengan lembut tubuh Nathan dari kepala sampai ke ujung kaki.

Sesekali terdengar helaan nafas berat dari sang Kyai. Badar berdiri mematung, dia hanya bisa berzikir terus di dalam hati. Dalam suasana hening itu tiba-tiba terdengar pintu ruangan berbunyi dengan keras seakan sengaja di banting. Para tim medis sampai berteriank saking terkejutnya.

"Apa yang terjadi ?" tanya para perawat.

"Di luar angin cukup kencang disertai hujan deras, cuaca hari ini benar-benar buruk, padahal sejak pagi tak ada tanda-tanda akan turun hujan , entah pertanda apa ini!" jawab seorang perawat di antara mereka.

Badar berusaha untuk tidak terpengaruh dengan apa yang terjadi, dia tetap terus berzikir, sedangkan Kyai terus berkonsentrasi membacakan ayat-ayat pendek dan dibisikkann
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Indah Yani
lama updatenya thor
goodnovel comment avatar
Triana Fajar Wati
lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status