Share

119. Percaya Diri

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2025-07-30 08:11:42
Bella duduk bersila di atas tempat tidur dengan rambut digelung seenaknya, mengenakan piyama bermotif stroberi yang terlalu kekanak-kanakan untuk perempuan seumurannya.

Ponselnya berada di depan wajah, dalam mode video call, menampilkan wajah Regan yang tampak dingin dan tak tergerak. Di balik layar, Manhattan menjulang di balik jendela kaca kantor milik Regan.

“Regan, ayolah... jangan ngambek terus. Ini udah video call ketiga hari ini,” rengek Bella, suaranya dibuat manja.

Regan diam. Hanya mengangkat alis sedikit. Itu saja.

Bella menarik napas dalam. “Baiklah,” katanya penuh drama. “Kalau kamu gak maafin aku juga, aku akan menyanyikan lagu paling menyebalkan yang pernah kamu dengar.”

“Jangan, Bella—”

Terlambat. Bella sudah mulai. Dengan suara melengking dan gaya lebay ala penyanyi dengan sara jelek pengamen yang tak niat menyanyi, ia menyanyikan lagu “Aku Yang Dulu Bukanlah Yang Sekarang”. Ia berdiri di atas kasur dan berputar-putar seperti bintang sinetron gagal.

Regan
Blue Rose

Semoga like ya, Sayang-sayangku. Semoga hari kalian menyenangkan(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠) Stay healthy ya... soalnya lagi musim sakit. Jangan lupa minum vitamin atau banyakin air putih + buah + sayur hehe

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   124. Menyulut Api

    Pagi hari datang bersama cahaya lembut yang menyelinap melalui tirai apartemen milik Regan--bukan milik Bella. Di atas ranjang luas berlapis linen mahal, dua tubuh berselimut masih tertidur sisa pergulatan panas semalam. Bella menggeliat pelan. Tubuhnya telanjang, hanya berselimut satin. Ia menoleh, menatap wajah Regan yang masih terpejam. Ia kira Regan sudah pergi. Ketika matanya bertemu mata Regan yang baru terbuka, Bella menarik napas. Ia langsung berubah—memainkan peran "Bella" yang baru, si centil, agresif, dan menggoda. Ia menyender pada dada Regan dan mengusap perlahan dengan ujung jarinya. “Aku suka kamu masih di sini,” gumamnya manja. “Rasanya... seperti kita benar-benar pasangan normal.” Regan menatapnya lama. Senyumnya samar, penuh misteri. Tapi ia tidak menolak. Ia membiarkan Bella mendekat, bahkan mengusap rambutnya perlahan. “Kamu berubah,” ucap Regan pelan. “Sekarang kamu suka sentuh-sentuh aku, padahal sebelumnya kayak jijik banget.” Bella terkekeh, memelu

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   123. Regan Pulang

    Pagi itu, Bella masih berusaha menghapus rasa malu dari dalam dirinya. Masih ada sisa letupan dari grup kantor yang membuatnya enggan menatap layar ponsel lebih lama. Ia membuka mata dengan berat, berguling di ranjang apartemennya yang hangat. Namun suara Bi Yeyen, membangunkan Bella setiap kali Bella kesiangan, membuatnya sontak terlonjak dari kasur. "Non Bella bangun! Udah tau belum kalo Tuan udah balik?" Bella mengucek matanya. "Hah, Tuan? Siapa?" "Tuan Regan! Pulang subuh tadi." Seketika, jantung Bella berdetak lebih cepat. "Regan?!" Ia terdiam sejenak, mengingat semua pesan di grup. Emoticon balasannya. Salah kirim William. Godaan orang-orang. Dan apakah Regan membaca semua itu? Segera, Bella meraih ponselnya. Membuka chat pribadi Regan. Tak ada balasan. Terakhir dibaca. Kemarin malam. 'Jadi dia lihat.' Seketika perasaan hangat berubah jadi dingin. . Regan tidak mengatakan sepatah kata pun pagi itu. Bahkan saat bertemu di ruang tamu apartemen, tatapannya datar. Dingin

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   122. Cie... William dan Bella

    Malam itu juga, di sebuah Hotel mewah di Manhattan, Regan menatap layar ponselnya. Pesan terakhir dari Bella belum ia balas. Video call kemarin masih menyisakan gema nyanyiannya di kepala. Ia mengusap wajah. Tangan kirinya sibuk membuka email, tapi pikirannya tidak fokus. Semua urusan bisnis hari ini beres. Bahkan terlalu lancar. Ia menutup laptop. Menatap lampu kota dari jendela besar. Merasa bosan. Ia pun menyalakan TV yang terhubung ke Internet dan algoritma pencariannya selalu menuju pada satu Chanell. Chanell milik adik Bella, di mana ada Bella yang sering muncul sebagai partner bernyanyi. Wajah Bella muncul di beranda YouTube. Cover terbaru. Best Part, with acoustic guitar. Awalnya ia kira itu saat Bella menyanyikan lagu untuknya, ternyata hanya lagunya yang sama. Senyumnya perlahan terbit di bibirnya. Mengingat bahwa Bella benar-benar memamerkan gitar barunya dan penampilan pertamanya dengan gitar baru itu khusus untuknya. Sementara yang dipost di YouTube adalah versi

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   121. Sheryl Berulah

    Bella menegang, sementara William tetap tenang, bahkan hanya menatap adiknya sekilas dan melanjutkan aktivitasnya memotong daging di piringnya, seolah tidak ada yang terjadi. "Sheryl," ucapnya tenang, "Kamu salah paham." "Oh? Salah paham? Bukannya kamu ini profesional, Kak? Tapi sekarang... duduk semeja, motongin si Bitch ini steak pula. Kalau klien lihat, kira-kira bakal percaya gak kalau kamu beneran atasan yang adil?" Bella mencoba bicara, suaranya bergetar. "Sheryl, ini cuma—" "Halah banyak alasan. Udah ditemenin, dikasih kesempatan. Malah ngelunjak," potong Sheryl tak tahan. Bella berdiri dari kursi dengan tenang, mengusap tangan di atas roknya, lalu berpamitan kepada William untuk ke toilet. Baru saja ia berjalan beberapa langkah menjauh dari meja restoran mewah itu, langkah cepat dan lantang datang dari arah belakang menghentikannya. "Bella." Suara itu tajam, membuat Bella benar-benar terintimidasi. Sheryl berdiri di sana, dengan blazer merah maroon dan wajah yan

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   120. William yang Luar Biasa

    "Gue gak mikir yang lain termasuk perhatian Pak William. Lu kan tau Van, gue cuma mikirin gimana caranya agar bisa lepas dari Regan." Bella terlihat sedih kali ini. Maka Revan pun tau diri untuk tidak mendesak. Bella juga mengalami hal berat. Meski mereka sama-sama masuk ke dalam novel, bedanya Bella termasuk si 'umpan meriam' alias jembatan agar pemeran utama wanita bisa lebih mencolok dan heroik. Peran yang paling menyedihkan dalam sebuah cerita. "Maaf," ujar Revan. "Santai aja kali Van, gue juga ngomong kek gitu karena memang pingin lo tau juga. Meskipun gue gak bisa nyampein semua rencana gue ke elu."Revan hanya mengangguk saja. Mereka pun melanjutkan makannya, tapi seseorang duduk di antara mereka membuat keduanya menoleh. William. Revan dan Bella terkejut bukan main. "Hallo, Pak!" sapa Bella."Siang, Pak!" sapa Revan terpaksa."Hem... boleh gabung kan?" tanya William.Bella menatap Revan sejenak, lalu mengangguk. "Tentu boleh, Pak."Revan terlihat biasa saja, tapi asli

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   119. Percaya Diri

    Bella duduk bersila di atas tempat tidur dengan rambut digelung seenaknya, mengenakan piyama bermotif stroberi yang terlalu kekanak-kanakan untuk perempuan seumurannya. Ponselnya berada di depan wajah, dalam mode video call, menampilkan wajah Regan yang tampak dingin dan tak tergerak. Di balik layar, Manhattan menjulang di balik jendela kaca kantor milik Regan. “Regan, ayolah... jangan ngambek terus. Ini udah video call ketiga hari ini,” rengek Bella, suaranya dibuat manja. Regan diam. Hanya mengangkat alis sedikit. Itu saja. Bella menarik napas dalam. “Baiklah,” katanya penuh drama. “Kalau kamu gak maafin aku juga, aku akan menyanyikan lagu paling menyebalkan yang pernah kamu dengar.” “Jangan, Bella—” Terlambat. Bella sudah mulai. Dengan suara melengking dan gaya lebay ala penyanyi dengan sara jelek pengamen yang tak niat menyanyi, ia menyanyikan lagu “Aku Yang Dulu Bukanlah Yang Sekarang”. Ia berdiri di atas kasur dan berputar-putar seperti bintang sinetron gagal. Regan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status