Share

3. Sugar Daddy

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2025-05-18 14:36:09

Regan sudah berangkat ke kantor keesokan harinya, sementara semalam, Bella tentu tidak mengizinkan Regan tidur sekamar dengannya.

Sekarang Bella sedang merencanakan pergi dari sana, mempelajari identitas Bella asli, tempat kuliah, dan kehidupannya yang lain.

Saat ia sudah yakin dengan itu, ia kemudian menata semua pakaiannya yang tidak seksi, lalu memasukkannya ke dalam koper, dan semua barang yang sekiranya penting.

Planning pertama, ia akan mencari kos-kosan murah di lokasi yang sama seperti tempat tinggalnya di dunia nyata.

Ia berjalan menyusuri gang setelah turun dari Taxi, dan menyeret kopernya mencari lokasi tempatnya tinggal di dunia nyata.

Namun sayang, ia tak menemukan itu. Di dunia fiksi itu, Jakarta sudah seperti masa depan.

Lingkungan kumuhnya seperti lingkungan kumuh di Jepang atau Korea, tidak penuh dengan sampah atau got berwarna hitam yang mengaliri selokan-selokan kecil, dan aromanya yang bikin orang kaya mual saat lewat.

Sepertinya, itulah salah satu yang bisa ia syukuri sekarang.

Penampilannya sekarang, ia menyanggul rambutnya, memakai kemeja putih, celana training hitam bergaris putih, sepatu flat putih, topi hitam dan masker hitam.

Ia agak kesulitan beraktivitas karena kuku extension milik Bella, karena Mila bahkan tak pernah memakai hal yang mempersulit dirinya sendiri sebagai rakyat jelata.

Jadi sekarang, ia agak kesulitan memencet tombol-tombol di HP-nya yang harganya hampir 50 juta.

Di HP itu, Bella memiliki saldo 600 juta, yang bahkan seorang Milla tidak pernah membayangkan bisa memiliki uang sebanyak itu.

Ia lalu masuk ke salah satu gedung apartemen, menyewa satu kamar selama tiga bulan dengan harga sewa Rp 1.700.000 perbulan.

Setelah ia mendapat kamar, ia merapihkan barang-barangnya dan berpikir untuk mencari pekerjaan, lalu memutus hubungannya dengan Regan.

Kalau diingat-ingat, ia hanya tau kalau Regan itu pria kaya karena di novel tidak ditulis secara rinci.

Wajahnya cukup awet muda untuk ukuran bule sebenarnya, ia kira masih berusia 27 tahun, ternyata 37 tahun.

Saat ia selesai bersih-bersih, termasuk melepas semua extension-extension yang ada di tubuh Bella, ia mendapat chat dari teman Bella asli.

Di sana temannya yang bernama Kelly memberitahunya kalau ada Kuis besok, itu bocoran darinya karena Kelly adalah Sugar Baby dari dosen mata kuliah tersebut.

Bella merasa jijik dengan Bella asli, bagaimana bisa circle-nya Setan semua? Apalagi Dosennya itu sudah beristri dan beranak.

Pantas saja Bella asli seperti itu, circle-nya berisi wanita gatal.

Dalam cerita asli, kenapa tokoh utama wanita alias Sheryl tak menyukainya, karena Bella tidak tahu diri.

Sudahlah Sugar Baby alias peliharaan Pamannya, tapi Bella sangat percaya diri seolah ia adalah istri dari Regan, makanya Sheryl ingin menyingkirkannya.

Terlepas dari itu, sepertinya Bella harus memperbaiki hidup Bella asli. Ia tak ingin terus-terusan jadi wanita murahan, bodoh dan isinya cuma bersenang-senang dengan uang panas.

Masalah berikutnya, Bella asli masuk jurusan kuliah berbeda dari Mila. Bella masuk ke Ekonomi Bisnis, dan Mila masuk ke Jurusan IT.

Kesenjangan Jurusan yang sangat jauh.

Namun sebagai anak IT, ia setidaknya punya satu kelebihan, yakni agak pintar dengan IQ 108, termasuk normal. Tidak seperti Bella yang punya IQ hanya 80.

Perbedaan yang sangat jauh sekali, pantas Bella asli hanya tau caranya membuka kaki untuk digauli pria kaya, daripada berpikir untuk mencari uang dengan jalur yang baik dan cerdas dalam bertahan hidup.

Detik berikutnya, saat ia sedang membuka modul mata kuliah milik Bella asli, Regan menelponnya.

Tentu tidak ia angkat, ia sedang kabur. Dan sebelum ia mematikan HP-nya, Regan mengirim pesan suara.

"Kenapa kamu pergi dari apartemen?" tanya Regan di Voice Note.

Ia ingin menutup HP-nya lagi, tapi pesan suara kembali masuk.

"Aku kasih waktu kamu buat sendirian selama seminggu, setelah itu jangan berulah lagi. Ingat, kita masih punya kontrak."

Kata-kata terakhir jelas menghantam pikiran Bella, itu fakta dan ia tak bisa kabur karenanya.

"Mampus!"

.

Di sisi lain, Regan duduk di salah satu sofa yang ada di Diskotik.

Setelah meeting di cafe sebelah, ia dan teman bisnisnya itu pindah ke Diskotik--tempat nongkrongnya bersama gengnya.

Ronald yang habis meeting dengannya itu menatap sahabatnya dengan malas.

"Udahlah, ngapain lo mikirin peliharaan lo yang jelas-jelas gak guna lagi?" tanyanya.

Sudah biasa bagi para orang tanir melintir memiliki simpanan, baik yang sudah menikah ataupun belum. Baik yang perempuan maupun laki-laki, sepertinya sudah bukan rahasia lagi. Apalagi yang laki-laki, sangat biasa mereka punya beberapa peliharaan.

Jadi pembicaraan soal simpanan adalah hal remeh bagi mereka, dan mereka menikmati hal itu sebagai mainan saja.

"Gue cariin yang baru, mau? Yang persis dan lebih seksi dari dia, dijamin ori, belum jebol!" lanjut Ronald.

Regan tersenyum tipis, "Terserah lo."

Ia dan Bella sudah menjalin hubungan kontrak itu selama setahun lebih 7 bulan, dan masih memiliki kontrak selama 5 bulan.

Harusnya mencari yang baru, bukan masalah bagi Regan, jadi ia menurut saja saat temannya menawari yang lain.

Namun, masalah lain muncul saat ia akan menyentuh perempuan yang ditawarkan oleh Ronald.

Ia tak bisa menyentuhnya, otaknya diisi oleh bayangan tentang Bella yang menangis tadi pagi.

"Gak mungkin kan, gue suka sama dia?"

•••

Regan tak tahan, ia memerintahkan orang untuk menangkap Bella dan membawanya kembali ke Apartemen.

Ia tak bisa tidak melihat Bella di dalam jangkauannya, bisa saha Bella benar-benar pegi jauh kalau dibiarkan di luar.

Bella sendiri sudah pasrah, ia membiarkan dirinya dibawa kembali ke apartemen. Memberontak pun tidak akan mengubah apapun.

Ia sudah terjebak di situasi ini sejak awal.

Blue Rose

Jangan lupa masukin ke dalam perpustakaan ya, biar dapet notifikasi update buku ini♡´・ᴗ・`♡

| 4
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   164. Ternyata Mereka Juga Nyata

    Suasana di tepi pantai itu mendadak hening. Angin berembus lembut, hanya debur ombak yang terdengar bersahutan. Mila menatap Winona, masih dengan mata sembab setelah menangis.“Jadi… kita bertiga sama-sama sadar?” suara Mila bergetar, masih sulit percaya dengan kenyataan yang baru saja terbuka.Winona mengangguk pelan, lalu menatap laut dengan pandangan kosong. “Iya, Mil. Kita sama-sama pernah… terjebak di dunia novel itu. Bedanya, aku udah tahu sejak awal kalau semua itu bukan mimpi. Dan sejak aku balik ke dunia nyata, aku sadar satu hal, meski kita di sini, faktanya nggak ada yang berubah.”Mila menelan ludah. “Maksud kamu…?”“Baik aku maupun Bang Deva…” Winona menoleh sekilas pada Deva, lalu kembali ke arah Mila, “…kami berdua tetap dijodohkan. Sama persis kayak pola yang ada di novel. Hanya saja perannya beda. Regan dan Sheryl nggak ada lagi, tapi nama kami di dunia nyata masih terikat hal yang sama, perjodohan itu.”Deva hanya menghela napas berat, seolah tak ingin membahas lebih

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   163. Sheryl?

    Sepeninggal Andin, Mila duduk termenung. Hatinya tidak benar-benar tenang. Kata-kata perempuan itu terus menggema, tapi lebih dari itu, suara teman-teman sekamarnya pun masih mengiris-iris pikirannya. Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Mila menatap laut biru di kejauhan, matanya sayu. Sejak awal ia hanya ingin bekerja dengan baik, menikmati momen gathering, dan mungkin… membiarkan hatinya sedikit terbuka pada Edric. Namun kenyataannya, setiap kali ia mencoba merasakan kebahagiaan, selalu ada bahaya yang menimpa. Apa memang salahku kalau aku merasa nyaman dengan Edric? Kenapa seolah-olah seluruh dunia menolak kebahagiaan itu? Di tengah kebimbangannya, pesan masuk dari Jihan, sahabatnya yang bekerja di divisi berbeda. “Mil, aku tau ini berat, tapi aku harus kasih tau kamu sesuatu. Hati-hati banget sama salah satu teman sekamar kamu. Ada gosip di kantor, dia anak salah satu pemilik saham. Katanya dulu pernah terlibat kasus kriminal. Bukan cuma bully… tapi sampai menghila

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   162. Jangan Deket-deket

    Mila mengalami keseleo sehingga tidak bisa berjalan. Meski kata dokter hanya cedera ringan dan tidak sampai patah tulang, tetap saja itu cukup mengganggu. Setiap kali menapak, rasa nyeri menjalar ke pergelangan kakinya. Hal itu membuat Edric terus berada di sisinya, membantu setiap langkah kecil yang ia coba lakukan. Mila sendiri masih tidak percaya dengan apa yang barusan menimpanya. Ia tidak ingin langsung menuduh, tetapi ada sesuatu yang aneh. Tadi, saat terjatuh, ia jelas merasakan ada kaki yang “menghalangi” jalannya. Namun, siapa pemilik kaki itu? Ia tidak bisa memastikan. Yang paling dekat dengannya justru adalah teman satu timnya—orang yang seharusnya mendukung, bukan menjatuhkan. Mila menelan ludah. Hatinya masih diliputi rasa tak percaya. Kenapa mereka tega? ••• Setelah acara lomba selesai dan Mila dibawa ke kamar untuk istirahat, malamnya ia terbangun karena suara bisikan dari teman-teman sekamarnya. “Akhirnya dia cedera juga,” suara itu terdengar jelas di telinga Mil

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   161. Lomba yang Lucu

    Lapangan hijau di Ubud sudah dipenuhi suara riuh. Semua karyawan bersemangat mengikuti rangkaian lomba. Panitia sudah menyiapkan berbagai perlombaan khas tujuhbelasan, mulai dari lomba bakiak, joget balon, kelereng, lomba karung, hingga lomba memasukkan paku ke dalam botol. Udara pagi yang sejuk membuat semangat mereka semakin membara. “Baik, lomba pertama adalah Joget Balon!” seru MC. Edric maju ke depan bersama pasangan lombanya, salah satu staf HRD. Mereka harus menahan balon di antara dahi sambil berjoget mengikuti irama dangdut remix. Suasana pecah. Semua orang bersorak melihat Edric yang biasanya sangat cool, kini harus menggoyang pinggulnya dengan ekspresi kaku. Wajahnya sudah memerah karena malu. “Hahaha! Pak Edric, jangan tegang begitu!” teriak salah satu peserta dari pinggir lapangan. MC juga meledek Edric yang hari ini terlihat berbeda, harus menurunkan wibawanya. Banak karyawan yang tak mau melewatkan moment itu dan mengambil video agar bisa dijadikan kenang-kenangan

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   160. Bicara Berdua

    Malam makin larut, Mila merasa tertekan di kamar. Benar saja, kedekatannya dengan Edric membawa bencana. Meski tidak secara langsung, mereka menyindirnya dengan cara halus. Katanya ia masih baru tapi dapet tangkapan bagus. "Mila!" panggil seseorang mengagetkan Mila dari lamunan. Mila langsung menoleh dan menemukan Deva yang keluar dengan outher rajut, kaos putih polos, dan celana tidur yang santai. "Jangan ngelamun di tepi kolam, nanti kecebur," ujarnya bercanda. Deva terkekeh, "Hehe... iya, Pak."Mereka saling diam sejenak, tapi Mila perlahan munudur. Deva pun mengajak Mila duduk di kursi pantai yang ada di tepi kolam. Di sekitar sana juga masih banyak yang lalu-lalang bersantai."Kenapa, susah tidur?" tanya Deva mengulurkan botol air putih pada Mila. Mila menerimanya dengan kedua tangan sopan. Ia masih canggung di dekat Deva, tentu saja itu wajar karena Deva atasannya. "Makasih, Pak. Saya memang agak kesulitan tidur, akhir-akhir ini kayak sering insomnia.""Hem... pake terapi m

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   159. Diapit Dua Raksasa

    Jetski itu melaju kencang membelah ombak, membuat Mila berpegangan erat di belakang punggung Edric. Suaranya bercampur antara tawa gugup dan teriakan kecil setiap kali mereka menghantam gelombang.“Pak… pelan sedikit dong!” teriak Mila sambil memejamkan mata.Edric tertawa pelan, tapi bukannya memperlambat, ia justru sedikit memutar gas. “Kalau pelan, nggak seru. Tenang aja, saya nggak akan bikin kamu jatuh.”“Ya ampun, saya bisa jantungan, Pak!” Mila spontan memukul pelan bahu Edric, tapi tangannya tetap erat memeluk pinggang pria itu.Edric tersenyum lebar, seolah puas melihat ekspresi Mila yang campur aduk. “Kalau takut, pegangan yang kenceng. Nanti malah saya yang jatuh gara-gara kamu longgarin tangan.”Mila mendengus, wajahnya panas entah karena matahari atau karena malu. “Bapak nyebelin.”“Nyebelin tapi bikin kamu ketawa kan?” Edric menoleh sedikit, dan benar saja—Mila tidak bisa menahan tawa.Suasana itu… hangat, jauh lebih hangat daripada sekadar bos dan karyawan.•••Dari keja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status