Share

4. Menolak Bercinta

Penulis: Blue Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-19 14:40:16

"Bella!"

Regan memanggil Bella saat baru sampai di apartemen milik Sugar Baby-nya itu, tetapi tidak ada yang menjawab.

Saat ia bertanya pada pembantu, karanya Bella belum keluar dari kamarnya sejak pulang kuliah. Ia bahkan yang mengntarkan makanan ke dalam kamar.

"Memang dia ngapain aja sih?"

"Belajar, Tuan."

"Belajar? Bella?"

Barulah ketika Regan sampai di kamar Bella, ia melihat perempuan itu sedang tidur dengan kepala diletakkan di atas meja belajarnya.

Itu pemandangan yang sangat langka baginya, melihat seorang Bella belajar sampai ketidura.

Akan tetapi, mungkin akan menjadi pemandangan yang wajar selanjutnya.

Ketika ia mendekat dan berusaha untuk memahami situasinya, Bella langsung terbangun dan menatapnya dengan kaget.

Biasanya sih, Bela sendiri yang meminta untuk melakukan seks dengan perilakunya yang genit, sangat mudah membangkitkan gairah Regan.

Akan tetapi kali ini berbeda, didekati saja sudah seperti ketakutan. Bagaimana mungkin Regan mengajaknya bercinta.

"Sayang, tidurnya di kasur ya. Besok leher kamu sakit kalau tidur kayak gitu," ujarnya.

Bella terlihat mencoba memahami situasi, kemudian berkata.

"Oh maaf."

Ia langsung berdiri dan akan menuju kasur, tatkala tangannya ditahan oleh Regan.

"Sayang...."

Tatapan Regan jelas menggambarkan hal yang mengancam pertahanan Bella, jadi ia segera melepaskan tangannya dan kabur ke luar kamar.

"No!"

Regan menghela napas berat, "Apa sih yang terjadi padanya?"

•••

Cup!

"Aku kerja dulu Sayang, tunggu aku pulang ya!"

Bella diam saja, ia sangat risih dengan aktivitas physical touch dengan Regan yang dikit-dikit cium bibir.

Ia tau kalau Regan bule, tapi kan ia tak terbiasa. Atau saat bersama Bella dulu, seperti itu?

Tapi kalau dipikir-pikir profesi Bella sekarang, jelas ciuman bibir hanyalah cemilan saja bagi mereka.

Itu Bella, bukan Mila!

'Bagaimana caranya agar aku bisa pergi dari kehidupan Bella yang kotor ini?' batin Bella.

Ia menatap kepergian Regan yang terlihat penuh senyum ceria, padahal seingatnya dalam deskripsi novel Sheryl & Alex, Regan adalah pria dominan yang dingin.

Sekarang, Bella benar-benar dilarang pergi dari apartemen kecuali kuliah atau hangout bersama temannya.

Saat ia beralasan ingin mengambil barang-barangnya di kos-kosan, malah barang-barangnya sudah diantar ke apartemen, semuanya tanpa sisa.

Kemudian alasan kuliah pun tak bisa karena Regan sudah tau jadwal kuliah dan bimbingannya.

Bagaimana Regan tau jadwal bimbingannya? Ia bahkan menyuap 2 dosen pembimbingnya agar menginformasikan padanya setiap kali mereka janjian bimbingan.

Rasanya sekarang, Bella dipenjara dalam sangkar emas yang mewah ini. Ia bisa memiliki apapun tapi tidak dengan kebebasannya.

Sampai akhirnya ia duduk di sofa sambil nonton TV, tetapi tidak sedang menonton, ia menangis. Ia merasa kotor tak berdaya.

"Tolong...."

Ia takut, ia takut kalau Regan memaksanya berhubungan badan, padahal ia sama sekali tak rela.

Kontrak itu tak bisa ia hindari, karena tubuh Bella yang asli adalah miliknya sekarang.

"Kamu ke mana sih, Bella? Aku gak mau nempatin kehidupanmu yang seperti ini, hiks...."

Ia terus meracau, sampai lelah dan tertidur.

Tak lama kemudian, Bi Yeyen yang merupakan pembantu di apartemen itu keluar dari persembunyiannya.

Ia dengar dari Tuannya kalau Bella bertingkah aneh, jadi Regan memintanya untuk mengawasi perempuan yang ia pelihara itu.

Mendengar apa yang Bella katakan, Bi Yeyen measa prihatin dengan fakta itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Nak?" gumamnya.

Selama setahun lebih ini, Bella hampir tidak pernah berinteraksi di luar kepentingan dengannya.

Seolah membatasi dan mungkin karena kesayangan Tuan di tempat itu, Bella agak arogan.

Namun, beberapa hari ini memang sikap Bella aneh, ia bahkan menyapa, mengobrol, dan sesekali masak makanan sendiri, membuat kue atau cemilan sendiri alih-alih beli.

Sudah biasa bagi Bi Yeyen melihat perempuan itu pulang dengan belanjaan yang banyak dan ruang tamu yang berantakan karena bungkus-bungkus belanjaan yang berserakan, tapi sekarang tidak. Bahkan pakaiannya yang biasanya super seksi, sekarang menjadi lebih sopan.

Terkadang, hanya ada paket yang datang, saat dibaca informasinya, itu pakaian seperti rok selutut--karena Bi Yeyen mencari tahun nama modelnya-- dan beberapa pakaian sopan lain yang kini dipakainya.

Bahkan interaksi Bella dengan Regan yang biasanya sampai melakukannya di ruang makan, kini tidak pernah terlihat semesra dulu. Bella seolah menolak, dan Regan hanya menciumnya.

Entah apa yang terjadi, tapi setaunya selama ini, Regan hanya ke apartemen itu di malam hari, lalu pergi di pagi hari. Seperti orang yang hanya menikmati layanan ranjang tiap malam, tapi tidak kali ini.

Regan bahkan pulang ke apartemen itu setiap hari, meminta Bodyguard untuk menjaga pintu agar memastikan Bella tidak keluar, lalu memintanya mengawasinya dan menelponnya setiap sehari tiga kali untuk menanyakan apa yang dilakukan Bella.

Meski sudah ada CCTV, harusnya ia bisa melihat sendiri, tapi entah apa yang dipikirkan Regan, ia seolah terlalu takut tentang apa yang terjadi pada perempuan itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   EPILOG

    Pagi itu, desa kecil tempat tinggal Mila berubah menjadi lautan putih. Tenda sederhana dipasang di halaman rumahnya, dihiasi bunga melati dan mawar yang dipetik dari kebun tetangga. Semua orang sibuk, para ibu-ibu desa menyiapkan hidangan, bapak-bapak mengatur kursi, dan anak-anak berlarian bermain dengan gembira. Mila duduk di kamar dengan kebaya putih sederhana, wajahnya dihiasi riasan tipis. Ia terlihat cantik sekali, tapi matanya terus berkaca-kaca. “Tenang, Nak. Jangan gemetar begitu. Semua akan baik-baik saja,” kata ibunya sambil menggenggam tangan Mila. Di luar, Deva sudah siap dengan beskap putih dan peci hitam. Jantungnya berdebar kencang. Ia melihat wali dari Mila--paman dari pihak ayah sudah menyiapkan kursi dan meja akad. Warga desa pun sudah berkumpul, penuh rasa penasaran. Akhirnya, prosesi dimulai. Penghulu membuka acara dengan suara khidmat. Deva duduk di kursi akad, di sampingnya ada Paman Agus--wali Mila. “Ijab kabul akan segera dilakukan. Saudara Deva Arkan

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   Extra Part

    "Pih, izinkan aku menikahi Mila." Hari itu, Deva berdiri tegap di hadapan ayahnya. Jantungnya berdebar, seakan setiap detik berjalan lambat. Mila di sampingnya, terlihat menunduk dengan tangan yang dingin. Ia memegang erat jemari Deva, seakan itu satu-satunya kekuatan yang bisa membuatnya tidak goyah. Deva yakin hari ini akan menjadi hari paling berat dalam hidupnya. Ia sudah membayangkan wajah sang ayah, Teo, yang penuh amarah, penuh gengsi, menolak mentah-mentah permintaannya untuk menikahi Mila. Namun, siapa sangka jawaban yang datang justru mengejutkannya. Teo duduk di kursi empuk ruang kerjanya, menyilangkan kaki, tatapannya tajam namun tenang. “Papi tidak menolak hubungan kalian.” Deva menahan napas. Mila pun langsung mengangkat wajahnya dengan mata membesar. “Tapi…” lanjut Teo, suaranya berat. “Kalau kamu benar-benar ingin menikahi gadis ini, dia harus siap menjadi pendampingmu. Tidak hanya sekadar istri yang duduk manis di rumah.” Deva merasakan dadanya menegang.

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   180. Finally

    Deva berdiri mematung di lorong rumah. Punggungnya merapat pada dinding dingin, napasnya memburu. Kata-kata ibunya masih terlintas jelas di telinganya. "Kamu kira kamu beda jauh dari Deva? Bahkan saat kamu sudah punya aku sebagai istri, kamu tetap mengejar wanita yang kamu cintai kan? Jangan sok suci! Biarkan Deva memilih, daripada menikahi orang yang tidak ia cintai, lalu mencampakkannya seperti kamu padaku." Deg. Itu adalah kali pertama Deva mendengar Imelda benar-benar melawan Teo. Selama ini, yang ia tahu, ibunya hanyalah sosok anggun, kalem, dan selalu menjaga kehormatan keluarga. Tidak pernah sekalipun ia membayangkan bahwa wanita yang ia kagumi itu menyimpan luka begitu dalam. Suara ibunya bergetar, penuh luka. “Hampir empat puluh tahun kita bersama, dan aku hidup denganmu hanya sebagai pajangan. Kamu tidak pernah menanyakan perasaanku saat kamu bahagia dengan wanita lain, sementara aku kesepian sampai akhir. Saat ini aku sudah tidak peduli lagi, tapi tolong jangan ego

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   179. Pertunangan Keyla dan Deva Berakhir

    Udara siang itu terasa berbeda bagi Deva. Tidak hanya karena sinar lampu sorot yang menyorot tajam di atas panggung kecil, tapi juga karena beratnya keputusan yang sebentar lagi ia dan Keyla akan umumkan. Di aula besar perusahaan baru yang akan diluncurkan hari itu, tamu undangan sudah ramai berdatangan. Wajah-wajah familiar dari para rekan bisnis, pejabat daerah, hingga media memenuhi ruangan. Balon-balon silver dan putih menghiasi dinding, sementara pita merah besar terbentang di depan pintu masuk kantor pusat perusahaan baru mereka. Deva menatap Keyla di sampingnya. Mereka masih terlihat serasi, sama-sama mengenakan pakaian formal elegan. Senyum profesional terpampang di wajah mereka, seakan semua baik-baik saja. Mereka bahkan bergandengan tangan—seperti pasangan idaman yang hendak meresmikan kerja keras mereka. Namun hanya mereka berdua yang tahu, genggaman itu bukanlah genggaman cinta. Itu genggaman terakhir sebelum mereka melepaskan peran yang selama ini mereka mainkan. "

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   178. Asal Ada Kamu

    Ruang rawat itu terlalu putih, terlalu hening, dan terlalu mengintimidasi bagi Mila. Aroma obat-obatan menyeruak tajam begitu ia melangkah masuk bersama Edric. Langkahnya tertahan di ambang pintu, jantungnya berdetak kencang, bukan hanya karena cemas dengan keadaan Deva, melainkan juga karena seseorang yang berdiri tak jauh dari ranjang rumah sakit itu. Wanita itu. Imelda. Ia tampak anggun seperti biasa, mengenakan blus putih sederhana namun berkelas, rambutnya disanggul rapi, dan senyumnya terjaga seolah dunia ini baik-baik saja. Padahal Mila tahu betul, di balik senyum itu tersimpan ancaman yang masih menancap dalam kepalanya. Ancaman agar ia menjauh dari Deva. Ancaman yang membuat Mila beberapa kali menangis sendirian. Langkah Mila melemah, hampir tak mampu mengangkat kakinya untuk masuk lebih jauh. “Masuklah,” bisik Edric, mencoba memberi dorongan halus. Ia sendiri menatap Imelda dengan sorot mata penuh kehati-hatian. Namun berbeda dari perkiraan Mila, Imelda sama sek

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   177. Mengalah

    Malam itu, angin Jakarta berhembus lembut. Lampu-lampu jalan menyala, menyoroti wajah Mila yang masih tegang. Ia duduk berhadapan dengan Edric di sebuah café kecil dekat kantor. Tempat itu sepi, hanya ada mereka berdua dan beberapa pengunjung yang sibuk dengan urusan masing-masing. Edric diam cukup lama. Tangannya memainkan gelas kopi yang sudah dingin, seakan mencari kata-kata yang tepat. Mila menatapnya dengan waspada, hatinya diliputi rasa penasaran sekaligus cemas. “Jadi… kamu serius waktu itu? Soal Leon?” suara Mila pecah dalam keheningan. Edric menghela napas panjang. Ia menegakkan tubuhnya, lalu menatap Mila dengan tatapan yang dalam, tak lagi dengan senyum liciknya seperti biasanya. “Aku nggak bercanda, Mila.” ia berhenti sebentar. “Aku memang Leon.” Darah Mila seakan berhenti mengalir. Bibirnya terkatup rapat, jantungnya berdegup keras. “Aku… Leon di dunia novel itu?” ia berbisik, masih berusaha mencerna. Edric—atau Leon—mengangguk pelan. “Aku sendiri baru sadar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status