Share

30. Sheryl Mengawasi Bella

Author: Blue Rose
last update Huling Na-update: 2025-06-13 09:53:20

Masuk ke kantor Regan, Bella yang awalnya pusing dan lemas--langsung melek dan takjub dengan isinya.

Mewah tapi tidak terlalu mencolok. Ada kesan dark, klasik, tapi juga dominan. Ruangan itu didominasi warna hitam, silver, dan emas. Unik tapi menyatu.

"Lo kek baru ke ruangan ini aja, planga-plongo?" tanya Sheryl langsung duduk dengan santai di sofa.

"Emang baru pertama," balas Bella.

Ia ikut duduk di sofa dan masih menjelajah ruangan dengan matanya.

Benar-benar mengagumkan. Biasanya pemandangan seperti ini hanya ia lihat di Viedo dan foto. Kini bisa ia lihat dan rasakan secara langsung.

"Masa lu baru pertama ke sini? Om gak pernah ngajak lu ke sini?"

"Enggak, selama ini kami cuma ketemu di Apartemen," jawab Bella.

"Owh... malang banget lu jadi pacar ya? Backstreet."

Bella hanya tersenyum tipis. Ia biasa saja sih. Tapi kalau Bela asli, pasti akan merasa sedih dibilang seperti itu di depannya langsung.

Namun, saat ia akan mengatakan sesuatu. Pintu tiba-tiba terbuka dan menampi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   37. Bertemu Nyonya Danendra

    Di mobil sport mewah itu, Bella merasa khawatir. Akan dibawa kemana dirinya oleh Sheryl. Kali ini, Sheryl tidak kebut-kebutan. Ia menyetir dengan santai dan stabil. Ia sendiri merasa tak nyaman karena suasananya terlalu diam. "Jadi, kita mau ke mana?" "Nemuin seseorang yang mau ketemu lo," jawab Sheryl. "Siapa?" tanya Bella. "Aku gak ada janji sama orang." "Emang gak janjian. Dia pingin ketemu lo. Maminya Om Regan, Tante gue." Deg! "Sheryl, lebih baik gak usah." "Gak usah khawatir, lo gak mungkin dibunuh kok." "Aku lebih baik mati daripada harus ngadepin dia," gumam Bella. Sheryl samar-samar mendengar, meski ia bersimpati, tapi ia tak bisa melakukan lebih. . Di sebuah Rumah mewah lantai 3 dengan eksterior Mewah seperti Kastil Tua di Eropa--versi modern dan lebih terang. Sheryl memarkirkan mobilnya di sana, lalu mereka berdua keluar untuk kemudian masuk lewat pintu utama rumah mewah itu. Bella menelan ludah saat memasuki rumah mewah bergaya Eropa itu. Dinding-

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   36. Orang Rendahan

    Bella terdiam di balkon kamar, mengamati pemandangan pusat kota di kejauhsn sana. Suara misterius dari penelpon tak dikenal itu masih menghantui pikirannya. Meski Regan sudah membantah dan memberi somasi pada penyebar berita itu, ia masih belum tenang. Perempuan itu jelas merupakan orang yang tau aslinya Bella dan Regan. Kecemasan Bella bertambah saat Regan bilang ia tidak bisa ke apartemennya hari ini. Itu melegakan tapi juga bencana di situasi ini. Sejak tadi, Bella sudah menahan diri untuk tidak membuka media sosialnya tapi ia sudah tak bisa menahan diri. Ia ingin melihat opini publik secara langsung. Baru saja ia membuka media sosialnya, akunnya sudah banyak dibahas. Banyak yang masih tidak percaya dengan ucapan Regan. Bahkan masih memandangnya dengan pandangan paling rendah di dunia ini. Apakah ia perlu klarifikasi juga?Tidak. Semakin mereka berbohong, akan banyak kebohongan lainnya. Lagipula kalau ia salah langkah, nanti Regan akan kerepotan lagi. Ia ingin sekali menghub

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO    35. Klarifikasi atau Diam

    Sore harinya, Bella baru keluar dari perpustakaan saat ponselnya berdering. Nama Regan muncul di layar. Ia menjawab dengan suara rendah. “Halo?” “Kamu di mana?” “Baru selesai kuliah. Mau langsung pulang.” “Jangan pulang dulu. Kita ketemu. Sekarang.” Nada Regan datar, tapi Bella tahu itu bukan nada biasa. Sesuatu sedang terjadi. Di dalam mobil, suasana hening. Bella duduk dengan tangan di pangkuan, menatap Regan yang menyetir tanpa suara. Udara di antara mereka tegang. Akhirnya, Regan bicara. “Kamu liat media sosial?” Bella menggeleng. “Aku belum buka medsos, langsung ngerjain tugas sejak Kelas selesai. Kenapa?” Regan mengarahkan ponsel ke Bella. Ia melihat layar itu dengan mata membulat. Nafasnya tercekat membaca caption yang menyudutkannya. “Oh my God… Ini...” “Ada yang sengaja nyebar ini,” ujar Regan pelan tapi tajam. “Dan mereka tahu kamu dulu dijual ke diskotik. Mereka tahu kamu Sugar Baby-ku.” Bella tak bisa berkata apa-apa. Tangannya gemetar. Kepalanya

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   34. Beban yang Menyenangkan

    Usai makan siang sederhana bersama anak-anak dan pengurus, Bella masih sibuk dikerubungi oleh balita yang tak rela ia pulang. Salah satunya malah memeluk erat lehernya sambil menangis. Bella tertawa, mencium pipinya. “Yang ini bisa ikut pulang nggak?” godanya ke Regan. “Kalau bisa sih, bawa semua aja. Tapi kita butuh suster dua lusin,” jawab Regan, mencoba ringan, tapi suaranya terdengar lebih dalam dari biasanya. Mereka yang mendengar pun ikut tertawa. Para pengasuh dan Pengurus Panti terlihat mengagumi pasangan itu yang tampak sangat mencintai satu sama lain. . Dalam perjalanan pulang, mobil terasa sunyi. Bella menyender ke jendela sambil memainkan ujung rambutnya. Regan tetap fokus pada tabletnya, tapi pikirannya melayang-layang ke waktu sebelum mereka masuk ke dalam mobil ini. “Kenapa?” tanya Bella pelan. Ia peka dengan Regan yang sepertinya tak fokus dengan apa yang ia kerjakan. “Cuma mikir aja. Tentang kamu. Tentang tadi.” Bella mengangkat alis. “Tadi yang mana?” “Kamu

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   33. Bella dan Anak-anak

    Mobil hitam Regan berhenti mulus di halaman sebuah rumah asri bertuliskan “Yayasan Bunda Ilyas”. Tempat itu tampak bersih, rindang, dan hangat—dengan suara tawa anak-anak kecil yang menyambut dari balik pagar. Bella turun lebih dulu, mengenakan midi dress biru muda yang jatuh manis di tubuhnya. Rambutnya disisir rapi dan hanya dikuncir satu ke samping. Sepatu flat warna putih dan tas selempang kecil melengkapi penampilannya yang sederhana tapi tetap anggun. Regan menyusul dari pintu pengemudi. Ia memakai kemeja linen warna krem, lengan digulung hingga siku, dengan celana bahan abu-abu terang. Casual, tapi tetap mencolok sebagai pria tajir. “Gugup?” tanya Regan pelan. “Enggak juga. Tapi… belum pernah sih ke tempat kayak gini,” jawab Bella, menarik napas dalam. Regan tersenyum kecil. “Yaudah, anggap ini simulasi kalau kita punya anak banyak nanti.” Bella menoleh cepat, kaget. “Hah?!” “Bercanda…” katanya sambil membuka pintu pagar dan memberi jalan untuk Bella. Mereka disambut ol

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   32. Kamu Bisa Bergantung Padaku

    "Kamu apa-apaan sih? Kamu tinggal pake uang di Black Card punyamu. Aku bebasin kamu buat beli apa aja. Kenapa malah tanya? Mau transfer ke keluargamu?" Bella mengangguk. Regan pun melepas setirnya--karena mobil otomatis--untuk menyeka air mata Bella. "Kamu bisa pake uang itu sesukamu." "Tapi...." "Bella, aku tahu kamu nggak inget kehidupan kamu sebelumnya, tapi tolong pahami bahwa aku kasih kamu Black card memang untuk semua kebutuhan kamu. Kamu pakai saja itu untuk apapun terserah! Itu punya kamu." Bella seolah tak menyangka dengan semua itu, bagaimana bisa. "Hem... aku udah bilang kan kamu bisa pakai itu untuk hal remeh sekalipun?" "Tapi, bukannya aku boleh pake ini untuk yang berkaitan dengan diriku untuk melayanimu bukan untuk urusan keluargaku?" "Ya enggaklah! Kenapa kamu malah nanya dan merasa terbebani sih? Udah gitu, selama ini semenjak kamu kehilangan ingatan. Kamu jadi mulai hanya pakai uang sebulan 3 juta. Kamu nggak beli apapun yang baru, hanya beli baju-baju y

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status