Kehamilan Mariana membuat semua anggota keluarga besar Mariana dan Zian sangat bahagia. Mereka sangat senang dan bersyukur karena sebentar lagi mereka akan menimang cucu.Tak jauh berbeda dengan keluarganya, Mariana dan Zian pun begitu bahagia karena sebentar lagi mereka akan mempunyai anak, buah cinta mereka.Zian mengikuti saran dokter untuk menjaga sang istri dengan baik di masa-masa kehamilannya. Pria itu sangat menjaga mood Mariana agar perempuan itu tidak merasa stres menghadapi kehamilannya. Apalagi ini adalah pengalaman pertama buat sang istri.Bukan hanya menjaga mood saja, tetapi pria itu juga ekstra sabar menghadapi masa mengidam sang istri yang sering aneh-aneh dan tidak masuk akal.Contohnya sekarang, sang istri terlihat menangis hanya gara-gara dia melihat tetangga sedang makan, tetapi dirinya tidak ditawari makan. Sungguh ngidam yang paling aneh!Zian dengan susah payah menenangkan sang istri. Sementara itu, tetangga yang m
Kehadiran bayi kecil Alma membawa kebahagiaan buat Mariana, Zian dan seluruh keluarga besar mereka.Kedua pasangan muda itu merasa bersyukur, karena sudah diberi kepercayaan oleh Tuhan dengan hadirnya Alma.Alma Zoya Pradipta tumbuh dengan baik. Mereka semua sangat menyayanginya. Setelah berapa tahun berlalu, bayi cantik itu berubah menjadi sosok anak kecil yang sangat menggemaskan.Alma tumbuh menjadi gadis kecil yang sangat cantik. Perpaduan dari kecantikan milik Mariana dan ketampanan milik Zian.Rambut cokelat bergelombang, bulu mata lentik. Bahkan di usianya yang baru menginjak lima tahun, gadis kecil putri Mariana ini sudah terlihat sangat cantik.Mariana tersenyum sambil mengusap kepala putrinya. Perempuan itu juga masih terlihat sangat cantik. Saat ini usia Mariana sudah menginjak dua puluh lima tahun.Perempuan itu sangat mencintai Zian. Dia sangat bahagia bisa menikah dengan pria sebaik Zian. Pria itu adalah suami idam
Mariana terpaku, senyumnya memudar saat melihat seorang pria yang keluar dari mobil dan sekarang berdiri tepat di hadapannya.Mariana tersenyum canggung ketika laki-laki itu tersenyum padanya."Kebetulan banget, Mar, suamiku pulang." Anggita mendekati suaminya yang baru keluar dari mobil dan berdiri di depan Mariana."Kenalin, ini Mas Reno, suamiku." Mariana mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Reno."Mariana.""Reno," ucap Reno sambil tersenyum.Mariana melepaskan jabatan tangannya."Aku pulang dulu ya, Nggi, takut suamiku pulang." Anggita mengangguk sambil tersenyum."Terima kasih ya, sudah mau main. Besok main lagi, ya?"Mariana mengangguk, kemudian melihat ke arah Reno. Pria itu tersenyum sambil mengangguk.Sementara Mariana bergegas pulang menuju ke rumahnya. Wajah cantiknya tak berhenti tersenyum.Ternyata suaminya Anggita ganteng banget. Udah ganteng, dokter pula. B
Reno tersenyum sambil memegangi ponselnya. Saat ini dia sedang berada di sebuah restoran yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya.Restoran itu terletak tidak begitu jauh dari rumah sakit tempatnya bekerja.Pria itu kembali menatap ke arah ponselnya. Senyuman manis mengembang saat terlihat pesan yang sedari tadi ditunggunya."Mas Reno, aku mau berangkat ke sana sekarang.""Hati-hati ya, Mbak, jangan ngebut!""Iya.""Aku sudah tidak sabar ingin bertemu.""Aku juga.""Sudah ya, sampai ketemu di sana."Reno tersenyum saat melihat pesan terakhir yang dikirim Mariana. Perempuan itu mengirimkan emoji cium.'Aku jadi maki penasaran ingin segera bertemu dengan kamu.'Pria itu kembali mengingat pertemuan pertama dengan Mariana di depan rumahnya.Saat itu, Reno begitu terpesona melihat perempuan itu. Mariana terlihat begitu cantik meskipun tanpa riasan yang mencolok di wajahnya.
Mariana menatap wajah tampan di sampingnya sambil tersenyum. Perempuan itu membuka mulutnya saat Reno menyuapinya.Reno tersenyum sambil mengusap kepala Mariana. Dadanya berdebar-debar saat melihat perempuan itu dari dekat. Dia tahu, apa yang dia rasakan ini salah.Namun, dia tidak bisa menepis perasaan itu begitu saja. Setiap kali melihat Mariana, keinginannya untuk mendekati perempuan itu semakin besar."Terima kasih sudah mau datang.""Kebetulan aku sedang berada dekat dari sini, makanya aku datang. Kalau perginya dari rumah, mungkin aku mikir dua kali." Senyum Mariana mengembang.Membuat jantung Reno berdetak semakin cepat."Jadi kau tidak mau menemuiku jika tadi kau tidak sedang berada di sekitar sini?" Wajah Reno memberengut, membuat perempuan cantik itu langsung tertawa."Mas Zian sekarang berada di rumah. Mana bisa izin sama dia.""Ini buktinya kamu bisa datang kemari.""Itu karena temanku datang langsung ke rumah dan izin sama dia."Reno me
Mariana menatap Reno tak percaya."Aku tidak mungkin menjadi kekasihmu, Ren. Aku kan sudah punya Zian.""Aku tahu dan aku sadar, Mar. Tapi aku benar-benar ingin menjadi kekasihmu. Aku mencintaimu, Mariana.""Tapi, Ren, itu tidak mungkin terjadi. Kita berdua sama-sama punya pasangan. Mana mungkin kita menjadi pasangan kekasih?"Mariana menatap pria di depannya itu. Dalam hatinya, dia memang tidak bisa memungkiri kalau dirinya juga punya perasaan yang tidak bisa dia ungkapkan terhadap pria itu.Mariana pun sama, selalu ingin dekat dan lebih mengenal pria itu. Setiap kali bertemu dengan Reno, perasaannya seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta.Namun, setiap kali mengingat Zian, Mariana kemudian mencoba melupakan perasaannya pada Reno.Dia sadar, perasaan itu salah karena mereka berdua sama-sama sudah punya pasangan yang mencintai mereka."Aku sudah tidak bisa menahan perasaanku, Mar, aku benar-benar mencint
"Reno ...."Mariana menatap pria di depannya dengan tak percaya.Bagaimana mungkin pria itu begitu gamblang menjelaskan sesuatu yang seharusnya menjadi rahasianya."Aku bahkan pernah tanpa sadar menyebut namamu saat pelepasan. Beruntung, Anggita tidak mendengar dengan jelas karena aku langsung menyebut namanya.""Apa?"Mariana menggelengkan kepalanya."Kau jangan gila, Ren, kalau sampai Anggita tahu, dia pasti akan sangat marah.""Tenang, Mar. Dia tidak mendengar karena setelah kejadian itu, aku selalu menutup mulutku agar tidak salah menyebutkan nama lagi."Reno tersenyum manis, sementara Mariana membuka mulutnya, merasa tak percaya dengan tingkah dokter tampan itu."Kamu benar-benar gila!""Aku gila karenamu.""Jadi salahkan saja dirimu karena sudah membuatku tergila-gila," lanjut Reno."Terserah padamu, Ren. Aku tidak mau bertanggung jawab seandainya istrimu sampai tahu kem
Mariana dan Reno kini menuju ke suatu tempat. Perempuan hanya menurut saat pria itu membawanya pergi.Setelah mereka berdua resmi jadian, mereka berdua berencana merayakannya di suatu tempat.Mariana dan Reno akhirnya sepakat menjalin hubungan setelah mereka berdua sama-sama mengungkapkan perasaan masing-masing.Mariana akhirnya mengakui kalau dirinya juga memiliki perasaan yang sama seperti Reno. Hanya saja, selama ini dia tidak mau mengakuinya karena dia sadar, kalau apa yang dirasakannya itu adalah suatu kesalahan.Mariana sudah punya Zian. Dia juga sudah punya seorang putri yang beranjak dewasa.Dia tidak ingin mengkhianati Zian, tetapi dia juga tidak bisa memungkiri semua perasaannya pada Reno.Setiap hari, laki-laki itu selalu hadir dalam mimpinya. Mariana memang mencintai Zian. Namun, perasaannya pada Reno saat ini lebih menggebu-gebu dibandingkan rasa cintanya pada Zian."Sayang, aku benar-benar bahagia karena kamu akhirnya mau mengakui kalau kamu ju