Zian meninggalkan Mariana yang masih menangis. Bukan hanya Mariana yang menangis, Devan pun ikut menangis karena kaget saat mendengar suara bunyi yang cukup keras. Zian membanting ponsel Mariana, hingga ponsel itu jatuh berkeping-keping, sesaat setelah dia memaki Reno yang ternyata kembali menelepon.Pria itu sudah menunggu Mariana di tempat yang sudah mereka sepakati bersama. Zian sangat marah, laki-laki itu pergi dari rumah tanpa mengatakan sepatah kata pun. Zian pergi untuk menenangkan diri. Awalnya, ia ingin sekali pergi menemui Reno dan menghajar pria itu habis-habisan karena sudah berani menggoda istrinya. Namun, setelah dipikir-pikir, percuma saja ia menghabiskan tenaga untuk menghajar Reno. Toh! Bukan hanya pria itu saja yang salah. Mariana pun salah. Seandainya perempuan itu bisa menjaga diri sebagai seorang wanita yang sudah mempunyai suami, Zian yakin, Reno pun tidak akan memaksa Mariana untuk berhubungan dengan dia.Namun, karena Mariana mudah tergoda dan langsung jatuh k
"Mariana Zoya, aku jatuhkan talak atas kamu, detik ini juga dihadapan keluargamu. Mulai saat ini, kau bukan lagi istriku!" Kata-kata itu keluar dari mulut Andika dengan lantang. Rasa marah dan sakit hati karena dikhianati, bercampur jadi satu."Mas ...." Kedua mata Mariana membulat. Merasa tak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini.Andika, pria yang menikahinya kurang dari satu jam yang lalu itu menjatuhkan talak di depan seluruh keluarga besar dan tamu undangan yang saat ini sedang berkumpul menghadiri pernikahan mereka.Kedua orang tua Mariana dan kedua orang tua Andika merasa terkejut mendengar ucapan pria itu. Baru saja mereka melakukan akad nikah, tiba-tiba Andika langsung menceraikan perempuan yang bahkan belum satu jam sah menjadi istrinya.Bukan hanya mereka. Para tamu undangan pun merasa terkejut. Mereka merasa penasaran dengan apa yang terjadi. Alunan musik yang tadinya mem
Setelah Andika menceraikan Mariana, pria itu beserta keluarganya meninggalkan rumah Mariana dengan hati kecewa. Mereka sangat marah karena merasa dipermalukan oleh keluarga Mariana. Perempuan cantik bermata cokelat yang sangat dicintainya itu mengakui kalau selama ini dia sudah menjalin asmara dengan Zian di belakang Andika. Mariana juga mengakui kalau dia dan lelaki itu saling mencintai.Bukan hanya itu, Mariana juga dengan tegas mengatakan, kalau dia sudah tidak mencintai Andika dan juga tidak ingin menikah dengan pria itu, tetapi semua anggota keluarga besarnya memaksa Mariana. Kata-kata yang keluar dari mulut Mariana, bagaikan ribuan jarum yang menusuk-nusuk jantung Andika.Pria itu benar-benar tidak menyangka, kalau gadis yang selama ini dicintainya ternyata memberikan luka yang begitu dalam di hatinya.Keluarga besar Mariana tetap memaksa Mariana menikah
Sebelum menikah dengan Andika ....Mariana tersenyum malu-malu saat pria di depannya mengajaknya berkencan. Dia adalah Radith, teman kerjanya. Mereka berdua baru resmi pacaran kemarin siang.Radith adalah pria yang tampan dan baik hati. Setelah putus dari Bisma, belum genap satu bulan gadis itu memutuskan untuk berpacaran dengan Radith."Kita makan di sini saja, ya?" Radith menghentikan motornya di depan rumah makan cepat saji.Mariana menganggukkan kepalanya. Perempuan itu melepaskan lingkaran tangannya pada pinggang Radith kemudian turun dari atas motor.Mereka berdua kemudian bergandengan tangan menuju ke dalam rumah makan. Radith dengan begitu bangga menggandeng tangan sang kekasih.Mariana gadis yang sangat cantik. Dia adalah bunga desa di kampungnya. Bukan hanya di kampung, di tempat kerjanya Mariana juga menjadi incaran banyak pria.
Mariana menatap pria yang kini memeluknya. Detak jantungnya menggila saat berdekatan dengan pria itu. Rasanya sangat berbeda dengan saat ia berdekatan dengan pria-pria lainnya selama ini.Saat bersama Zian, Mariana merasa sangat nyaman. Pria itu sangat mengerti dirinya. Zian juga sangat sabar menghadapi sifat manjanya yang terkadang menjengkelkan.Lelaki dewasa itu tidak pernah marah meskipun Mariana seringkali membuatnya kesal. Saat gadis itu sedang kesal, Zian akan menghadiahi senyuman manis di wajah tampannya.Zian membelai rambut Mariana yang berantakan diterpa angin. Mereka berdua saat ini berada di tepi pantai. Mariana dan Zian, menghabiskan waktu libur mereka dengan pergi ke pantai.Setelah lelah berkejaran di pantai, kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu kini duduk berdampingan. Mariana menyandarkan tubuhnya di bahu Zian. Seme
Setelah berpikir cukup lama, Mariana akhirnya menceritakan semuanya pada Zian tentang hubungannya dengan Andika.Awalnya Zian sangat marah dan kecewa mendengar kejujuran Mariana. Namun, akhirnya Zian kembali luluh saat dia mendengar pengakuan Mariana kalau perempuan itu juga sangat mencintainya.Mereka berdua lalu mencari cara agar pernikahan itu tidak sampai terjadi. Mariana dan Zian memberanikan diri menceritakan hubungan mereka pada keluarga besar perempuan itu. Mereka siap menghadapi resiko apa pun, termasuk menghadapi kemarahan keluarganya.Mendengar pengakuan putrinya,Ayah dan ibu Mariana marah besar. Apalagi saat mereka mendengar kalau Mariana sudah berpacaran dengan Zian."Apa kamu sudah gila, Mar? Kamu ingin membatalkan pernikahanmu dengan Andika? Kamu mau mempermalukan Mama dan seluruh keluarga kita?" Rani marah bes
Seminggu setelah pesta pernikahan Mariana yang mencoreng nama baik keluarga besarnya, perempuan itu kembali beraktivitas seperti biasa. Meskipun banyak orang yang menggunjing di belakangnya, Mariana mencoba untuk tidak peduli.Perempuan itu tetap bersikap seperti gadis lugu yang tidak mengerti apa-apa. Mariana juga kembali bekerja setelah beberapa hari cuti.Bukan hanya di lingkungan rumah saja, tetapi di tempat kerjanya juga semua orang heboh membicarakan Mariana dan Zian.Namun, lagi-lagi Mariana tetap cuek. Perempuan itu tidak terpengaruh sama sekali dengan ucapan semua orang. Begitupun dengan Zian. Mereka berdua memang sepakat untuk menutup telinga. Tidak mau mendengarkan orang-orang yang tidak mengerti tentang cinta mereka.Seiring gosip yang semakin santer terdengar, kedua pasangan itu justru semakin mesra. Mereka seolah ingin menunjukkan pada semua orang kalau mereka berdua saling mencintai. Tidak peduli apa pun tanggapan orang.
"Sayang, kamu kenapa? Dari tadi diam saja?" Zian meraih tangan perempuan itu pujaannya itu kemudian menciumnya.Mariana menatap Zian dengan gelisah."Ada apa?" ulang Zian."Keluarga Andika meminta ganti rugi biaya pernikahan.""Apa?" Zian menatap Mariana dengan wajah terkejut."Kalau keluargaku tidak membayar ganti rugi, mereka akan mempersulit perceraianku secara hukum.""Sialan!" umpat Zian saat mendengar cerita Mariana."Sepertinya mereka masih marah sama kita, makanya mereka mempersulit kita," ucap Mariana. Pria itu menatap Zian yang terlihat kesal."Berapa uang ganti ruginya?""Lima puluh juta.""Apa?" Zian kembali terkejut."Kenapa ganti ruginya banyak sekali?""Mereka bilang, uang yang mereka keluarkan untuk biaya pernikahan kemarin bahkan lebih dari itu," jawab Mariana sambil menatap pria pujaannya itu.Tangan mereka saling bertaut."Aku tidak mau menikah denganmu secara siri. Aku ingin pernikahan kita diakui agama juga negara," Mariana menatap wajah tampan di depannya."Tentu