Compartir

49. Informasi dari Sadewa

last update Última actualización: 2025-12-22 10:46:33

Gara tertawa kecil. Suara itu terdengar begitu renyah, seolah dengan tawa itu, ia bisa meluruhkan tumpukan beban yang baru saja menghantam pundaknya.

"Aku bukan anak kecil lagi, Tan," gumam Gara, menggeleng pelan saat melihat Mita dengan telaten menyendokkan sepotong rendang ke piringnya.

Mita hanya mengangkat bahu, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis yang getir.

"Anggap saja asupan energi. Dunia sedang tidak berpihak pada kita, Gar. Kita butuh kalori tambahan untuk bisa tetap berdiri tegak menghadapinya."

Gara menatap porsi besar di piringnya. Aroma rempah yang kuat menguar, mencoba mengalihkan perhatiannya dari rasa sesak di dada.

"Nasi Padang pilihan yang pas untuk merayakan kehancuran," sahutnya sarkastik.

Mereka tertawa bersama. Namun, tidak ada binar di mata keduanya. Itu bukan tawa bahagia, itu adalah tawa dua orang yang sedang menertawakan nasib.

Jenis tawa yang keluar saat kau menyadari bahwa hidup sudah terlalu kejam, dan melawan pun rasanya sudah terlalu mele
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado
Comentarios (3)
goodnovel comment avatar
Mimin Rosmini
boleh double up?
goodnovel comment avatar
Mimin Rosmini
makin tegang menunggu reaksi Gara.gimana setelah terima info dr ayahnya
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
jangan lama2 upload episode berikutnya thor.
VER TODOS LOS COMENTARIOS

Último capítulo

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   50. Pengkhianatan Keji

    Langkah Gara bergema di lorong marmer itu—bunyi yang monoton, tajam, dan penuh tuntutan. Biasanya, ia datang dengan tameng profesionalisme: tabung gambar di bahu atau draf proposal di tangan.Namun hari ini, Gara menanggalkan semua atribut itu. Ia datang sebagai seorang anak yang luka-lukanya mulai menganga kembali.Pintu jati besar ruang kerja Sadewa terbuka tanpa ketukan. Suara gesekan kayu berat itu memutus keheningan ruangan yang dingin, sebelum akhirnya sunyi kembali berkuasa, lebih pekat dari sebelumnya.Sadewa tidak mendongak seketika. Ia seolah sudah hafal dengan deru napas putranya yang datang bak badai tanpa izin. Saat ia akhirnya mengangkat wajah, tidak ada keterkejutan di sana.Tanpa basa-basi, Sadewa membuka laci meja kerjanya. Sebuah amplop cokelat tebal meluncur di atas permukaan meja yang mengilat, berhenti tepat di hadapan Gara.Gara tidak duduk. Ia berdiri kaku, napasnya berat dan dalam, mencoba menekan amarah yang nyaris meledak di ujung kerongkongan."Semua ada di

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   49. Informasi dari Sadewa

    Gara tertawa kecil. Suara itu terdengar begitu renyah, seolah dengan tawa itu, ia bisa meluruhkan tumpukan beban yang baru saja menghantam pundaknya."Aku bukan anak kecil lagi, Tan," gumam Gara, menggeleng pelan saat melihat Mita dengan telaten menyendokkan sepotong rendang ke piringnya.Mita hanya mengangkat bahu, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis yang getir. "Anggap saja asupan energi. Dunia sedang tidak berpihak pada kita, Gar. Kita butuh kalori tambahan untuk bisa tetap berdiri tegak menghadapinya."Gara menatap porsi besar di piringnya. Aroma rempah yang kuat menguar, mencoba mengalihkan perhatiannya dari rasa sesak di dada. "Nasi Padang pilihan yang pas untuk merayakan kehancuran," sahutnya sarkastik.Mereka tertawa bersama. Namun, tidak ada binar di mata keduanya. Itu bukan tawa bahagia, itu adalah tawa dua orang yang sedang menertawakan nasib. Jenis tawa yang keluar saat kau menyadari bahwa hidup sudah terlalu kejam, dan melawan pun rasanya sudah terlalu mele

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   48. Pasangan Apa Ini?

    Amara mencoba lagi. Jemarinya menari kaku di atas layar ponsel, menekan deretan angka yang seharusnya menjadi kunci menuju akses dunianya.Sekali. Gagal. Dua kali. Masih sama.Detik berikutnya, sebuah notifikasi merah muncul di layar, Akses Terblokir.Jantung Amara mulai berdetak tidak beraturan, seperti genderang perang yang dipukul serampangan. Hening di ruangan itu mendadak terasa mencekik. Ia mencoba menarik napas, namun paru-parunya terasa menyempit.“Apa-apaan ini...” gumamnya. Suaranya yang biasa tenang dan berwibawa kini naik satu oktav, retak oleh getaran yang tak mampu ia sembunyikan.Rasa kaget itu hanya bertahan sekejap sebelum digulung oleh gelombang amarah yang panas. Amara berdiri tegak, dadanya naik-turun memburu udara.Tangannya gemetar, bukan karena takut, tapi karena tak percaya. Anak yang ia besarkan, yang selama ini ia kendalikan, kini berani melakukan hal sejauh ini, sebuah perlawanan.“Gara,” bisiknya. Nama itu meluncur dari bibirnya, pahit seperti empedu. “Dasa

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   47. Diblokir

    Mita menghela napas panjang, sebuah tarikan napas yang terasa berat seolah oksigen di ruangan itu mendadak menipis. Tatap matanya tertambat pada wajah Gara yang kuyu.Pemuda di depannya ini tampak seperti seseorang yang baru saja kehilangan pegangan di tengah badai, limbung dan rapuh.Bukan tangis yang pecah dari Gara, melainkan sesuatu yang jauh lebih menyakitkan, sebuah kesunyian yang menusuk. Kehancuran yang ditahan sekuat tenaga di balik katup bibir agar tidak terdengar sebagai raungan.Sebagai seorang ibu, Mita bisa merasakan getaran itu merambat ke dalam nadinya sendiri. Ia tahu rasa itu, rasa dikhianati oleh sosok yang seharusnya menjadi tempat pulang paling aman.Seketika, bayangan Samudra melintas di benaknya. Mita membayangkan putranya kelak, saat kebenaran tentang ayahnya tidak lagi bisa disimpan rapi di balik laci terkunci.Dada Mita mengencang, ia sadar bahwa luka akibat pengkhianatan tidak pernah memilih usia. Ia menyerang orang dewasa dan anak-anak dengan keganasan yang

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   46. Anak yang Hancur oleh Orang Tua

    Ada ribuan kata yang mendesak di pangkal tenggorokan Gara, berebut untuk keluar, namun tak satu pun yang sanggup menjelma menjadi kalimat utuh.Pikiran Gara serupa benang kusut, bayangan wajah lelah sang Mama berputar liar, bertabrakan dengan nominal lima ratus juta, kabar kehamilan yang menyesakkan, dan sebuah kebohongan kecil yang kini terasa semakin besar.Gara mengeraskan rahang, mencoba mencari pijakan di atas lantai ruang kerja yang mendadak terasa goyah."Apa maksud Papa?" Suaranya rendah, nyaris parau, tertahan oleh ego yang terluka.Sebagai seorang anak, ada insting purba yang bangkit dalam diri Gara setiap kali nama mamanya disinggung dengan nada merendahkan. Terlebih jika itu datang dari Sadewa, pria yang menurutnya adalah arsitek utama di balik seluruh reruntuhan hidup mereka.Andai saja dulu Sadewa tidak berkhianat. Andai saja kesetiaan bukan barang mewah bagi pria itu. Gara yakin, mereka masih akan duduk di meja makan yang sama hari ini, sebagai sebuah keluarga yang utuh

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   45. Ayah dan Anak

    “Penjilat.”Batin Gara berdesis saat melihat Monic melangkah berdampingan bersama Sadewa.Senyum gadis itu terlalu licin, terlalu hafal medan, seolah setiap lengkung bibirnya sudah dilatih di depan cermin selama bertahun-tahun.Ia dan Sadewa hanya saling menatap. Tidak ada pelukan hangat seorang ayah, tidak ada basa-basi yang mencairkan suasana.Dua pasang mata yang sama-sama keras saling beradu tatap dan menyepakati satu arah tanpa perlu suara.Mereka berjalan berdampingan menuju ruang kerja Sadewa. Langkah kaki mereka jatuh dengan irama yang sama, sebuah keserupaan genetik yang dibenci Gara. Pintu kayu jati itu tertutup perlahan, memutuskan hubungan dengan dunia luar.Di luar, udara terasa mencekam. Marina berdiri dengan rahang mengeras, seolah-olah ada rasa pahit yang mendadak meluap dari pangkal lidahnya. Sementara itu, Monic memiringkan kepala, menatap punggung ayah dan anak itu yang menghilang dengan binar yang sulit diartikan.“Kenapa Mama selalu kelihatan benci kalau Mas Gara

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status