Share

Bab 25

Bab 25

Ditengah kesibukan gadis ayu nan polos itu, Akarsana seketika menghentikan tindakannya begitru mendengar pertanyaan nyeleneh dari Awan. Akarsana menoleh ke asal suara yang berada tepat di belakang tubuhnya.

Sebuah senyum tipis terbit dari wajah laki-laki yang usianya sudah cukup tua. Kakinya melangkah mendekati kursi di meja makan. Lantas terdengar embusan napas keputusasaan. Bukan tanpa sebab, pertanyaan itu terlontar dari mulut tipis yang menghitam. Sepertinya dia benar-benar diujung pilihannya.

“Maaf, Nak. Tapi, saya hanya mau mewujudkan keinginan istri saya. Dia sangat mendambakan memiliki cucu sebelum dia pergi untuk selama-lamanya. Namun, ternyata takdir dan pemikiran anakku, membuat semuanya terlambat.”

Akarsana masih mematung di tempatnya. Dia tidak tahu harus berbuat apa? Harus menanggapi ujaran kesedihan atas takdir Tuhan pada keluarga itu bagaimana?

“Mungkin jodoh Tuan Tirtha memang belum datang, Tuan. Ini semua sudah takdir yang Maha Kuasa,” timpal Akarsana. Dia
Az Zidan

Haaaiiii! Maaf aku baru kembali, jadi ada banyak kendala setelah puasa dan lebaran. Bukan kendala, sih intinya sesuatu yang tidak bisa aku utarakan dimari. Tapi mulai bulan depan aku akan rutin up Akarsana lagi, ya. Doakan saja kami sekeluarga sehat. Doa fi doa, yaa. Happy reading. Sesekali, boleh dong dikomen, hehehe

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status