Setelah kembali dari berkuda mengelilingi perkebunan anggur, mereka berdua pun mandi berendam di bathtub yang ada di kamar mandi tenda glamping mereka. Leeray agak terdiam semenjak kembali dari berkuda dan Deasy menyadarinya.
Pria itu memang menyabuni tubuh istrinya, tetapi pikirannya berada di tempat lain. Terkadang dia ingin memberitahu Deasy mengenai mimpinya dan kaitannya dengan hubungan mereka. Namun, dia pun berpikir apa itu perlu? Yang terpenting adalah jodoh mereka telah bertemu dan menyatu bukan?
Belum lagi masalah pernikahan rahasia mereka, itu pun membebani pikirannya. Dia takut papa Deasy akan memisahkan mereka berdua, sementara perasaannya pada Deasy semakin dalam dari hari ke hari. 'Ini seperti bom waktu yang menunggu kapan akan meledak saja,' pikir Leeray.
"Lee, apa ada yang mengganggu pikiranmu, Sayang?" tanya Deasy dengan hati-hati, suaminya itu terkadang keras kepala.
Leeray pun tersenyum menatap wajah istrinya itu. "Ada beberapa h
Seusai makan malam, Leeray duduk di sofa untuk merakit teleskop yang baru dia pesan beberapa hari yang lalu. Dia membaca petunjuk perakitan kemudian memasang bagian teleskop itu satu per satu hingga menjadi satu kesatuan."Nah it's done, Darling! Lets go now ...," ujar Leeray menatap Deasy yang duduk di sebelahnya di sofa."Kau selalu keren, Lee," ucap Deasy tersenyum menatap suaminya. "Ayo kita melihat bintang." Dia pun berdiri dari sofa lalu mengambil jaket untuknya dan juga untuk Leeray.Leeray menerima jaket tebal yang diulurkan oleh Deasy lalu memakainya. Dia tidak tahu apakah udara malam di Margaret River dingin atau tidak jadi lebih baik memakai jaket daripada terkena flu.Setelah itu Leeray membawa keluar teleskop dan tripod penyangganya. Sementara Deasy membawa keranjang piknik dan kain alas yang disiapkan oleh pihak Mile End untuk mereka tadi seusai makan malam sesuai permintaan Leeray.Suaminya itu benar-benar seseorang yang selalu
Di Perth masih dini hari ketika pesan WA dari Michael masuk ke ponsel Leeray. Kebetulan dia tak sengaja terbangun karena ingin ke toilet. Deasy masih tertidur lelap di tempat tidur bergeming dengan napas halus yang teratur.Leeray sangat terkejut membaca pesan WA dari Michael, adiknya tentang rencana papi mereka untuk menikahi Elena, sekretaris pribadinya. Memang ketika terakhir kali Leeray kembali ke Jakarta, mereka bertiga sempat membahas hubungan dekat papinya dengan Elena. Hanya saja Leeray tidak menyangka perkembangannya akan secepat ini.Sepertinya pagi ini, Leeray harus kembali ke Jakarta lagi. Ini adalah hal yang penting. Dia akan memesan tiket pesawat sesegera mungkin dan berpamitan pada Deasy ketika istrinya itu bangun tidur.Setelah berhasil mendapatkan tiket pesawat pagi ke Jakarta, Leeray pun tidur kembali sembari memeluk Deasy. Dia akan berpisah beberapa hari dari istrinya, itu hal yang akan membuatnya merasa kehilangan.Tu
Siang hari sekitar pukul 14.00 pesawat Garuda Indonesia yang ditumpangi Leeray mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Michael menjemput Leeray sepulang dari kantor catatan sipil, dia bertugas menjadi saksi pernikahan papinya dengan Elena beberapa jam yang lalu."Hai, Bang. Gimana kabarnya? Baik, kan?" sapa Michael seraya memeluk abang sulungnya dengan akrab."Hai, Mike. Baik ... baik .... Papi ada dimana sekarang?" balas Leeray dan langsung bertanya to the point pada adiknya."Di kantor, Bang. Nanti aku ceritakan di mobil." Michael dan Leeray berjalan ke parkiran mobil bandara. Leeray tidak membawa koper, hanya sling bag saja yang berisi tablet pc, ponsel, dan dompet.Mereka pun naik mobil AUDI S8 plus milik Michael menuju ke kantor pusat Indrajaya Realty."Coba kamu ceritakan ke aku, Mike. Ini si papi kenapa mendadak nikah sama Elena. Aku masih belum paham ... sekalipun ya ... itu hak asasi papi untuk menikah lagi," ujar Leeray yang duduk
"Hei, ada sisi positif yang Papi lihat setelah kamu menikah dengan Deasy. Wajahmu lebih ganteng, Lee, rapi tercukur dan berbinar-binar ... sepertinya menantu Papi ini pintar membahagiakan suaminya," goda Leonard pada Leeray yang ditanggapi putera sulungnya itu dengan wajah malu-malu."Cieee ... cieee ...," goda Michael menyikut pinggang abangnya sembari tertawa berderai. "Ckckckck hebat si Deasy bisa bikin Bang Leeray takluk sampai nekad ngajak kawin, anak Papi yang gila ternyata bukan cuma James," ujar Michael setengah membully abangnya."Tsskkk ..., udah puas belum ngebully Abang, Mike? Awas aja ntar kalau ada berita aneh-aneh kamu sama Brandy, ku bully balik pasti!" balas Leeray mengancam adiknya yang tengil itu."Ampun Bang ... ampun ...," sahut Michael menangkupkan kedua telapak tangannya."Oya, Pi. Ini Papi juga belum minta restu dari orang tuanya Elena?" tanya Leeray spontan.Leonard pun menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menjawab, "Papi su
Helikopter yang ditumpangi oleh Leonard dan Elena mendarat dengan aman di helipad Nusa Dua, Bali. Pihak Melia Resort menjemput mereka berdua beserta Brian, pengawal Leonard. Sedari dulu Brian selalu menemani Leonard pergi kemana pun. Pria itu belum menikah di usianya yang sudah kepala 4.Pekerjaannya sebagai pengawal pribadi Leonard seolah telah menjadi pusat kehidupannya. Baginya, Leonard adalah panutannya dan juga atasan yang sudah seperti sahabat baginya. Di masa mudanya, Brian pernah berutang budi yang sangat besar pada Leonard. Hal itu tidak akan pernah dia lupakan."Brian, aku sudah transfer 5 juta ke rekeningmu. Tolong kau berbelanja ke mal, belikan aku dan Elena baju kasual dan juga baju dalam, ukurannya sudah kukirim melalui pesan WA ke ponselmu," pesan Leonard saat berada di dalam mobil milik Melia Resort."Baik, Tuan Leo. Akan segera saya belikan barang pesanan Tuan," jawab Brian tanpa berbelit-belit.Brian menepuk lengan sopir mobil itu lalu b
"Sayang, ayo makan!" panggil Leonard pada Elena yang masih belum keluar dari kamar mandi.Tak lama kemudian, Elena keluar dari kamar mandi sambil bertelanjang kaki dengan memakai mantel kamar. Dia memeluk suaminya yang disambut dengan kecupan hangat di keningnya."Wow, kenapa menunya banyak sekali, Leo?" komentar Elena ketika melihat menu makanan yang memenuhi meja makan.Leonard pun tersenyum sembari duduk di samping kursi Elena. "Makan saja yang kamu mau, yang tidak suka biarkan saja, El," ujar Leonard.Elena mencicipi mini springroll sebagai pilihan appetizer-nya. Perutnya memang agak kosong karena tidak sempat makan siang tadi. Sedangkan, Leonard mencicipi sup kepiting asparagus hangat sebagai appetizer-nya.Menu yang Leonard pesan itu adalah menu favorit Elena dan dirinya. Sedikit berbeda memang karena dia lebih suka menu bergizi yang tidak berminyak, sementara Elena suka makanan yang renyah dan biasanya digoreng kering."Terima kasih,
Sudah tiga hari Leeray berada di Jakarta, ternyata proyek yang sedang berjalan di perusahaan papinya ada banyak. Dia pun sibuk sepanjang hari di kantornya yang di Jakarta. Ditambah lagi sekretaris pribadinya ada di Perth, sementara sekretaris pribadi papinya sedang berbulan madu dengan bosnya alias papinya sendiri. Huft!Leeray pun menjadikan Michael, adiknya sebagai asisten pribadinya. Untungnya mereka berdua sudah lama bekerja bersama-sama, jadi segalanya bisa ditangani dengan aman terkendali."Mike, coba kamu cek ke manager gudang induk yang di Jakarta Utara. Besi ukuran 16 yang kemarin kupesan apa sudah dikirim. Kita perlu suplai untuk proyek yang di Bekasi," perintah Leeray kepada adiknya yang sibuk menekuri laptopnya mengirim email."Oke, Bang. Gila kerjaan Elena banyak juga ya ternyata! Capek banget ...," keluh Michael sembari bersandar pada kursi kantornya.Michael mengetik pesan WA seperti yang diperintahkan oleh Leeray tadi. Dia sebenarnya
Seperti yang sudah direncanakan oleh Leonard, Sabtu pagi itu mereka bertolak ke Singapore dengan menggunakan helikopter. Bagi Leonard memang lebih praktis menggunakan helikopter dibanding maskapai penerbangan publik, lebih menghemat waktu dan tenaga sekalipun mungkin harga yang harus dibayar jauh lebih mahal.Elena bersandar di dalam pelukan Leonard di dalam helikopter. Dia merasa bahwa menjadi istri seorang Leonard Indrajaya adalah sebuah karunia dari Tuhan yang luar biasa. Dia sangat mengagumi pria itu, tidak ada pria lain yang dia kenal dapat menandingi pesona Leo-nya.Dua malam yang dia lewati bersama Leonard di Bali sungguh luar biasa, dia dibawa oleh suaminya ke dalam mahligai cinta yang begitu indah. Setiap rayuan yang terlepas dari bibir Leonard begitu menerbangkan angannya. Tubuh maskulin pria itu merasuki raganya tanpa keraguan, memberinya kehangatan dan kasih sayang yang seolah tak bertepi.Dalam waktu satu jam perjalanan, mereka pun mendarat di