Tok tok tok.
Pintu kamar Leeray diketuk dari luar oleh pelayannya. Leeray pun membukakan pintu kamarnya.
"Tuan muda, ada kiriman barang untuk Anda," ucap pelayan itu seraya menyerahkan paper bag bertuliskan Frank & co. kepada Leeray.
Leeray pun mengerti kiriman apa itu, dia memang sudah menunggunya dari tadi malam. "Terima kasih, Budi," balas Leeray lalu menutup lagi pintu kamarnya.
"Ada apa, Lee?" tanya Deasy penasaran sembari mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk.
"Ini kejutannya, Cantik. Kemarilah ...," ujar Leeray sembari duduk di tepi ranjangnya.
Deasy masih memakai bathrobe menghampiri Leeray kemudian duduk di sebelah suaminya itu. "Apa itu, Lee? Kamu membeli perhiasan lagi?" tanya Deasy menatap suaminya yang senyum-senyum sendiri.
"Aku membeli sebuah cincin pernikahan untukmu. Ini, coba kau lihat dulu, apa kau menyukainya?" ujar Leeray menyerahkan kotak berisi cincin itu kepada Deasy.
Deasy mene
Pukul 10.00 Leeray mengajak Deasy berangkat ke mal milik grup Harper untuk berbelanja pakaian. Mereka naik sepeda motor Ducati milik Leeray, sementara beberapa pelayan Leeray naik mobil MPV mengikuti mereka berdua ke mal. Leeray sengaja menyuruh pelayannya mengikuti mereka supaya dia dan Deasy tidak kerepotan membawa barang belanjaannya nanti.Menurut pengalamannya sebelumnya ketika berbelanja dengan wanita, mereka selalu kalap berbelanja sehingga barang bawaannya menumpuk. Dia tidak suka membawa banyak barang sendirian."Lee, aku bingung mau membeli baju apa ... aku masih memiliki banyak baju di apartmentku," ujar Deasy ketika membonceng Leeray. Helm yang mereka pakai memiliki fitur bluetooth sehingga bisa mengobrol tanpa harus saling berteriak melawan suara angin."Belilah apa pun yang kau suka, Sayang. Aku tidak peduli sekalipun kau akan membeli seisi toko pakaian itu," balas Leeray sembari mengendarai Ducati-nya.Sekalipun Leeray mengendarai Duc
Pagi itu Leonard mampir ke florist sebelum pergi menjemput Elena di apartment-nya untuk berangkat bersama ke kantor. Dia membeli sebuah buket mawar merah muda yang berjumlah 28 tangkai sama seperti usia Elena yang bertambah 1 tahun hari ini.Leonard tersenyum sendiri ketika melihat karangan bunga mawar merah muda yang cantik itu di tangannya. Dia berharap Elena akan menyukainya. Namun, apa pun yang dia berikan pada Elena sebelumnya selalu ditanggapi dengan sukacita oleh wanita muda itu.Pria itu naik ke lantai 10 tempat unit apartment Elena berada lalu membunyikan bel.Tak lama berselang pintu itu pun terbuka. Elena muncul dengan penampilannya yang cantik dan rapi, siap untuk berangkat ke kantor bersama Leo-nya."Hai, selamat pagi, Leo Sayang," ucap Elena seraya mengecup bibir pria itu.Leonard pun menyerahkan karangan bunga mawar merah muda itu pada Elena. "Happy birthday, El Manis.""Oohh bunganya cantik sekali, Leo Sayang. Aku
"Apa yang kau pesan, Leo Sayang?" tanya Elena penasaran sembari melihat bungkusan kotak yang agak besar itu di meja makan restoran."Bagaimana kalau kita selesaikan dulu makan siangnya? Kau belum memakan mie panjang umurnya, El ...," ujar Leonard belum mau menjawab rasa penasaran Elena. Dia sengaja melakukannya.Elena menghela napas sembari mencebik karena kecewa. Leo-nya merahasiakan sesuatu darinya. Dia pun diam dan melanjutkan makan siangnya."Sepertinya kekasih kecilku sedang merajuk ...," kata Leonard sembari mengunyah makanannya tanpa melihat ke arah Elena."Iya, sedikit ... karena pacar gantengku main rahasia-rahasiaan denganku," balas Elena tidak mau mengalah dengan mudah.Leonard pun tertawa lalu menaruh mangkuk nasi dan sumpitnya. "Ohh baiklah, coba buka isi kotak ini ...," pinta Leonard sembari meletakkan kotak kue itu di hadapan kekasihnya yang merajuk.Elena melihat label nama bakery favoritnya di atas kotak itu kemudian d
Elena mendampingi Leonard ketika menghadiri meeting bersama tim pemasaran cluster Royal Casablanca. Cluster perumahan elit di daerah Jakarta Selatan yang baru selesai pembangunannya minggu lalu.Tim pemasaran sangat menantikan masukan dan saran dari Leonard. Ide Leonard selalu tepat sasaran dan sukses menarik minat calon pembeli unit rumah baru. Mereka sangat menghormati big boss mereka itu karena pengalamannya yang sangat banyak.Sama seperti Elena yang selalu terkagum-kagum dengan cara berpikir Leonard yang begitu briliant. Rasanya begitu 'klepek-klepek' terpesonanya dia setiap kali melihat Leonard bekerja. Tidak ada yang bisa menandingi karisma seorang Leonard Indrajaya di mata Elena.Ponsel Elena bergetar-getar di saku blazer-nya. Dia pun mengecek siapa yang meneleponnya. Ternyata papanya yang menelepon, dia pun meminta izin kepada Leonard untuk keluar dari ruangan rapat untuk menjawab panggilan telepon itu."Halo, Pa?" sapa Elena."Halo,
Elena terkejut ketika tiba-tiba Leonard meminangnya untuk menikah dengan pria itu. Dia masih belum siap secara mental untuk menikah. Sekalipun di hatinya hanya ada Leonard."Maafkan aku, Leo ..., tetapi aku belum siap untuk menikah saat ini," ujar Elena menanggapi pinangan mendadak dari Leonard."Aku sedih setiap melihatmu menangis karena kebingungan memilihku atau memilih untuk menuruti keinginan papamu. Bila benar katamu bahwa kau hanya mencintaiku, menikahlah denganku, El Sayang," tutur Leonard sembari membelai wajah Elena yang basah karena air mata.Elena memagut lagi bibir Leonard, yang kemudian dilahap tanpa ragu oleh pria itu. Kemudian dia pun membopong Elena menuju ke kamar istirahat CEO. Leonard berpikir dia harus merayu Elena dengan cintanya, bagian tubuh istimewa yang tidak pernah gagal membuat wanita itu takluk dalam hasratnya.Leonard membaringkan tubuh Elena di atas pembaringannya di ruang istirahat CEO. Dia menatap mata Elena sembari melucu
Leeray dan Deasy mulai terbiasa dengan kehidupan mereka setelah menikah secara negara di Perth. Mereka sering menghabiskan waktu berduaan baik itu di kantor maupun di rumah Leeray.Sebenarnya Deasy mulai bosan dengan aktivitas sehari-hari mereka berdua yang monoton. Sekalipun kini dia bisa dengan bebas bermesraan dengan Leeray sebagai suami sahnya. Pria itu sungguh jagoan dan penuh imajinasi dalam urusan membahagiakan istri.Seperti tadi malam ketika pria itu mengajaknya bercinta dengan posisi berdiri di kamar mandi di bawah siraman shower air dingin. Tubuhnya seperti melayang-layang dan tak bertenaga untuk berdiri lagi. Dia pada akhirnya hanya sanggup bergelanyut seperti koala di tubuh suaminya setelah di dera dengan hentakan pinggul yang ritmis dan kuat.Entah berapa kali semalam, hentakan pinggul itu mungkin puluhan kali, dia tak sanggup mengingatnya. Pikiran Deasy terlalu berkabut dan tubuhnya pun tak berdaya. Bibirnya bengkak dilahap oleh
Sementara itu Leeray yang mengecek lokasi Deasy dari GPS ponsel milik Deasy memutuskan untuk menyewa jet ski yang ada di pinggir dermaga Swan River.Dia tak menyangka Donovan akan berbuat nekad seperti ini. Mereka dulu bersaing mendapatkan Deasy, tetapi hati Deasy sejak awal sudah tertambat padanya.Leeray mengendarai jet ski itu menuju ke titik yang ditunjukkan oleh GPS di ponsel Deasy. Dia berharap Deasy akan baik-baik saja.Akhirnya Leeray dapat menemukan kapal milik Donovan yang terparkir di tengah laut. Dia pun segera merapatkan jet ski yang dinaikinya ke yacht milik Donovan. Kemudian memanjat naik ke dek kapal.Dia segera masuk ke lambung kapal mencari Deasy.Ketika dia melihat istrinya ditindih oleh Donovan dan sepertinya akan diperkosa oleh pria itu. Leeray pun segera bergegas mendekat menarik lengan Donovan dan menyarangkan kepalan tinjunya ke rahang bawah Donovan dengan keras dan efektif.Pria itu terjerembap ke lantai
Setelah bercinta dengan Deasy, dia merasa tubuhnya segar kembali. Hanya saja pikirannya masih terasa kacau, dia pun berdiri sembari merokok di samping jendela ruang meeting di lantai 3 yang terbuka sembari menunggu anak buahnya menghadiri meeting bersama calon partner perusahaannya dari provider pengelola lahan parkir untuk superblock nantinya.Leeray tadinya perokok berat ketika masih berkantor di Jakarta. Sekretarisnya selalu menyiapkan asbak untuk dia merokok sesuai kebiasaan bosnya itu. Semenjak di Perth saja, Leeray mengurangi kebiasaan merokoknya terutama karena indoor activity bersama Deasy.Wanita muda itu sungguh memberikan banyak perubahan dalam hidupnya. Deasy membuatnya lebih menikmati kehidupan dengan kebiasaan berpetualang yang memacu adrenalin. Kadang dia ikut, tetapi tidak jarang dia menolak bila sudah terlalu membahayakan nyawanya.Tiba-tiba dari pintu ruang meeting, Donovan muncul dengan baju setelan jas rapi sekalipun wajahnya yang tampan tamp