Noura terkejut, tapi tidak memutar mukanya untuk menghadap ke arah Nader. "Apa yang kamu lihat?""Aku membawamu ke dalam kamar," Nader menjeda ucapannya untuk meneliti perubahan di wajah Noura. Wanita itu masih terlihat bengis dan terkesan seperti menganggapnya kosong. "Rekamannya memang tidak terlihat jelas, tapi aku masih bisa lihat bahasa tubuhmu bahwa kamu juga membalas ciumanku.""Jika sudah mengetahuinya, kenapa masih bertanya lagi?" nada suara Noura terdengar datar, tapi hatinya sudah bergetar tak terkendali. Ada banyak perasaan berkecamuk dalam hati Noura untuk Nader, sangat sulit baginya untuk menghadapi pria itu."Aku hanya ingin memastikan perasaanmu saja." Sejujurnya, Nader ingin berbagi perasaan dengan Noura, tapi ketika melihat ekspresi wanita di sebelahnya yang tampak acuh tak acuh, benteng pertahanannya juga ikut runtuh. Dia yang memiliki sikap angkuh dan gengsi tinggi seketika mengabaikan perasaan baik yang tersisa dalam dirinya.Pada akhirnya, Nader justru menghina
[Noura, ayo jawab aku!]Karena Noura masih diam membisu, Mike mendesak lagi. Bukan berniat mengekang kebebasan Noura, dia hanya tidak ingin terjadi hal buruk pada sahabatnya untuk yang kedua kalinya."Mike, aku ...." Noura menghela napas panjang, kemudian menatap Moana yang turut menyemangatinya.Seperti yang dikatakan Moana sebelumnya, tidak ada gunanya menutup-nutupi pekerjaan sekarang. Toh, suatu saat nanti akan terbongkar juga dan itu akan lebih menyakitkan jika didengar dari mulut orang lain.Moana segera memberi kode pada Noura agar wanita itu berkata jujur.[Ada apa, Noura? Katakan padaku!]"Sekarang aku bekerja di sebuah klub malam, Mike," suara Noura terdengar dalam membuat hati Mike terenyuh.Pria itu terdiam sejenak, namun dia tidak mungkin marah. Dia hanya kecewa karena Noura memilih jalan yang salah untuk menyambung hidup. Kini, setelah mengetahuinya secara langsung, bagaimana mungkin Mike bisa merasa tenang berjauhan dengan Noura sedangkan wanita yang disukainya itu tel
Kepercayaan diri George untuk memiliki Noura seketika meningkat malam itu. Dia tersenyum puas setelah tatapan Ashley tertuju padanya sekaligus menyanggupi keinginannya.'Wanita yang terlihat sempurna, aku sangat bodoh jika harus melewatkannya begitu saja,' pikir George seraya menatap Noura dari mejanya. 'Aku bahkan harus menghadapi Ikram dan Nader setelah ini, lalu kenapa harus begitu patuh dengan kedua wanita rubah itu!' Sedang asyik-asyiknya membayangkan Noura menari di atas ranjang untuknya, ponsel di tangan George tiba-tiba bergetar.Sebuah pesan masuk. Pengirimnya adalah Malini, memberi pesan yang sama dan sudah berulang-ulang diucapkan.[Jangan ikut tergoda dengan si Noura sialan itu, ingat tugas utamamu!]George berdecak kesal melihat chat dari kekasihnya. 'Wanita ini lagi, mengganggu mood ku saja!' desahnya kesal, kemudian dengan malas membalas pesan Malini agar wanita itu tidak berpikiran yang bukan-bukan."Pria bertato yang kamu lihat itu namanya adalah George. Kamu tahu, m
Malam itu, seharunya Netanyahu yang berhasil mendapatkan Noura. Uang yang ditawarkan pria itu tidak kalah banyak dari George. Dia rela mengeluarkan sejumlah uang tunai bahkan sanggup menggadaikan properti yang dimilikinya hanya untuk berduaan dengan primadona di dalam klub malam tersebut.Pemberitahuan dari salah satu anak buah Netanyahu menggagalkan niat pria yang telah berusia di atas 50 tahunan itu. Dia terpaksa mengalah karena mengetahui tujuan George."Kacau ... ternyata istriku masih mengincar Noura. Bagaimana bisa dia sekejam itu?" tukas Netanyahu pada asistennya. "Jika seperti ini, aku akan mengalami kegagalan terus untuk mendapatkan wanita hot itu.""Ada nona Malini juga bersama dengan nyonya Sukaesih, Tuan," Juan memberitahu dengan cara berbisik."Nona Malini ...?" Netanyahu tidak begitu familiar dengan nama itu. "Siapa dia?""Nona Malini adalah anak perempuan dari keluarga Tourti sekaligus tunangan dari tuan muda Nader Othmani.""Apa hubungannya dengan Noura?" tanya Netany
"Cepat lepaskan gaun yang menutupi tubuhmu itu dan mendekatlah padaku!" George memberikan perintah dengan santai.Setelahnya, pria itu menyilangkan kaki dan bersandar pada badan sofa. Tatapannya tajam seperti singa yang hendak menerkam mangsanya.Diperintah untuk segera bertelanjang di depan pria yang baru ditemui adalah hal yang tidak bisa diterima oleh Noura. Mustahil dia akan menuruti keinginan pria itu. Terlebih Ashley sudah berjanji menjamin keselamatannya. Noura sedikit memiliki keyakinan diri.Alih-alih menuruti kemauan George, Noura justru memberanikan diri untuk berontak. Dia pun berkata dengan tegas, "Aku sudah mengatakan dengan jelas agar Tuan jangan meminta hal yang aneh-aneh dariku, kenapa sekarang Anda justru terlihat ngelunjak?" Noura tidak menunjukkan sikap patuhnya lagi. Dia berdiri tegak, siap menantang setiap kata yang diucapkan lawan bicaranya."Kau berani membantahku?" George segera berdiri, bersiap mendekati Noura. "Aku rasa kamu belum mengenalku dengan baik."
Pada malam berikutnya adalah malam bebas bagi Noura di mana dia tidak diharuskan untuk melayani salah satu tamu yang mampu menyewa jasanya dengan harga tinggi. Ya, di tengah ketidakberdayaannya, Noura masih bersyukur dengan kelonggaran yang diberikan padanya. Selama satu minggu, wanita berparas ayu itu hanya diwajibkan satu kali untuk mendampingi para pria hidung belang.Selain itu, Noura juga berhak menolak pria yang ingin mengajaknya menghabiskan malam panjang di atas ranjang.Namun demikian, Noura masih harus menampilkan tarian yang paling menarik minat lawan jenis. Di atas panggung dan dengan diringi musik, dia harus menghibur para pengunjung setiap malamnya. Usai mempersembahkan tarian erotisnya, Noura duduk lesu di ruangan yang biasa digunakan untuk beristirahat. Dia terlihat lemas dan tidak bersemangat lagi."Uhhh ... sampai kapan semua ini akan berakhir? Pekerjaan ini tidak pernah membuatku nyaman, banyak hal mengerikan yang ak
Noura terdiam beberapa saat saat melihat Nader bersama dengan wanita lain.'Dia memintaku ke sini, tapi dia sendiri sedang ditemani wanita malam, apa sebenarnya yang dia inginkan?' pikir Noura sembari menyaksikan kedekatan di antara keduanya.Eya adalah salah satu wanita penghibur tercantik di klub Sahara. Dengan gaya khasnya yang selalu centil dan menggoda, dia duduk di pangkuan Nader seraya melingkarkan kedua tangan di leher pria tampan itu."Apa kamu juga memanggilnya ke sini?" tanya Eya sembari memainkan jari telunjuknya di wajah Nader. Dia sudah mengetahui Noura merupakan wanita kesayangan Ashley saat ini, tentu wanita itu akan menjadi salah satu saingannya di masa depan. "Apa kamu ingin bermain tiga malam ini?" Eya sengaja menawarkan karena khawatir terusir akibat kehadiran Noura."Ya, aku mengundangnya." Tatapan Nader kemudian tertuju pada Noura. Tajam dan mematikan.Eya melakukan hal yang sama. Menoleh pada Noura dengan penuh kecemburuan. Ekspresinya yang penuh dengan kesombo
Tidak lama setelah Nader berada di dalam klub, Ikram ditemani asistennya juga tiba tempat yang sama.Entah ini sesuatu yang direncanakan atau tidak, Ikram terlihat tergesa-gesa ketika menemui Ashley."Di mana Noura?" Pertanyaan yang dilontarkan Ikram juga selalu menyangkut hal yang sama. "Apa dia bekerja malam ini?""Tentu saja dia bekerja, Tuan," jawab Ashley dengan cepat. "Noura adalah wanita pekerja keras, jadi mana mungkin dia rela melewatkan satu malam pekerjaannya.""Di mana dia? Tolong panggilkan dia untukku!" Setelah mendengar cerita dari Zana, Ikram tidak bisa merasa tenang. Dia yang tadinya sudah dalam kondisi lelah dan mengantuk tiba-tiba fresh kembali dan segera memutuskan untuk menuju klub."Itu, Tuan .... Noura bersama dengan ...." Ashley kesulitan untuk memberi jawaban. Biar bagaimanapun sosok Nader dan Ikram adalah dua tuan muda yang harus diprioritaskan keinginannya. Melihat gelagat cemas Ashley, Ikram mengajukan pertanyaan lagi. "Apa Nader ke sini juga? Apa dia lang