"Kita isi minyak sebentar ya pak," ucap sopirnya ketika mereka baru selesai kembali dari luar kota.
Attar melihat jam digital yang ada di dalam mobilnya, yang sudah menunjukkan jam 1 malam. Pria itu menganggukkan kepalanya.
Mobilnya berhenti di sebuah pom bensin yang buka 24 jam.
Attar duduk menyandarkan punggungnya di kursi yang ada di belakang sopir. Matanya terbuka lebar saat melihat gadis yang mengisi minyak solar di tangki mobil truk.
Attar menggelengkan kepalanya dan mengusap wajahnya dengan kasar. "Kemanapun aku pergi, mengapa selalu melihat wajah gadis itu," ucapnya yang mengusap wajahnya dengan sangat keras dan mengacak-acak rambutnya. Ia merasa bahwa ada yang tidak benar dengan dirinya.
"Ada apa pak?" Tanya supirnya yang sudah duduk di kursi kemudinya.
"Saya hanya lelah, jalan," ucapnya yang memijat-mijat pelipis keningnya. "Aku sangat yakin i
"Kita beli makan siang dulu," ajak Ferdi."Iya Fer," jawab Alisa yang memandang wajah pria tersebut.Ferdi tersenyum memandangnya dan mengusap kepalanya. "Sekarang kamu wajib memandang aku lama-lama," ucap Ferdi."Kenapa gitu?" tanya Alisa."Kamu harus puasin lihat aku. Nanti saat aku mengikuti pelatihan kamu gak bisa lihat aku," ujar pemuda berwajah tampan tersebut.Alisa menganggukkan kepalanya. "Iya nanti selama 6 bulan kamu ikut pelatihan, selama 6 bulan kita tidak bisa ketemu." Alisa berkata dengan sangat polos dan juga jujur.Ferdi tersenyuman saat mendengar jawaban yang begitu sangat jujur."Mama kira-kira mau apa?" tanya Ferdi.Alisa menggelengkan kepalanya matanya sudah berkaca-kaca saat mendengar pertanyaan dari Ferdi."Kenapa?" tanya Ferdi."Sekarang m
"Bang Isa bersihkan toilet dulu." Alisa berkata dengan sedikit berlari saat Zaki terus memandangnya.Alisa masuk ke dalam toilet sambil memegang dadanya. "Kenapa kok marah sih?" ucapnya yang mengambil penyikat WC dan mulai menyikat lantai WC. Alisa membersihkan seluruh toilet yang ada di coffee shop seperti biasa. Gadis itu memberikan wastafel dan cermin besar yang ada di dalam toilet tersebut dengan alat pembersih kaca.Setelah membersihkan toilet Alisa mengambil sapu untuk membersihkan bagian depan. Alisa memandang Zaki yang terlihat tidak seperti biasanya. Pria itu terlihat begitu sangat marah dengannya. Alisa melewatinya sambil sedikit memandang ke arah Zaki yang sibuk membersihkan peralatan untuk penyajian coffee nya."Adek ngepel aja," ucapnya yang mengambil sapu di tangan Alisa ketika sudah menyelesaikan pekerjaannya.Alisa tersenyum lebar memandangnya. "Makasih ya Abang." Alisa
"Ferdi duduk di tepi tempat tidur sambil terus memijit-mijat kaki Nur. Di lihatnya jam yang sudah jam 11 malam. "Mama gak tidur?" Tanya Ferdi."Gak, mama masih nungguin Alisa pulang. Biasanya Alisa akan menyempatkan waktunya untuk pulang sebentar lihat mama," ujar Nur. Raut kesedihan tergambar jelas di wajahnya nan pucat."Bentar ya Ma aku coba telepon Alisa dulu," ucap Ferdi yang kemudian menghubungi no ponsel Alisa."Halo Fer?" ucapan Alisa yang mengangkat sambungan teleponnya."Sa, kamu di mana?" Tanya Ferdi."Aku lagi di parkiran ini mau langsung pulang," jawab Alisa."Ya sudah kalau gitu mau aku jemput?" Ferdi menawarkan."Nggak usah, aku pulang sendiri aja," jawab Alisa"Kamu hati-hati ya." Pria itu menasehatinya."Iya kamu mau aku belikan apa, biar aku langsung beli," ucap Ali
Selesai shalat subuh Ferdi masuk ke dalam kamar mama Nur. Dilihatnya mama Nur yang sudah bangun. "Mama apa sudah shalat?" tanyanya."Sudah," jawab Nur."Aku jemput Alisa sebentar ya ma," Ucapnya Ferdi yang menyalami tangan Nur."Iya hati-hati ya nak," ucap Nur.Ferdi mengemudikan mobilnya menuju pom bensin tempat Alisa bekerja. Dilihatnya ponselnya yang berdering, panggilan masuk dari Alisa. " Halo Sa," ucapnya yang menempelkan ponsel itu di telinganya."Fer, aku udah pulang," ucapan Alisa."Iya ini aku udah dekat pom," ucap Ferdi.Alisa memutuskan sambungan telepon saat melihat mobil Ferdi yang sudah masuk kedalam pom bensinnya.Alisa tersenyum memandangnya saat membuka pintu mobil. Dilihatnya pria itu yang sudah berganti baju. "Pulang ke rumah semalam?" tanyanya saat sudah duduk dalam mobil.&nb
Ferdi memberhentikan Mobilnya di parkiran kampus Alisa. Pria itu menjemput Alisa pulang dari kampus. Ferdi menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan mengirim pesan chat untuk Alisa.FerdiAku sudah di parkiran.AlisaTunggu sebentar.Ferdi duduk di dalam mobil sambil mendengarkan musik yang diputarnya. Saat ini hatinya sudah mulai merasa lega. Ferdi memandang gadis yang mendekati mobilnya. senyum gadis itu sudah mengembang di bibirnya."Apa sudah lama nungguin aku," ucap Alisa yang sudah membuka pintu mobil dan duduk di kursi di sebelah kemudi."Belum," jawab Ferdi."Mestinya kamu itu nggak perlu repot-repot jemput aku, kalau aku tadi bawa motor sendiri.kamu itu mau berangkat malah sibuk ngurusin aku," ucap Alisa memandangnya."Aku pengen kamu merepotkan aku," ucapnya sambil tersenyum. "Barang-bara
"Kenapa nggak mau diajak ke mall!" ucap Ferdi yang menggigit bakso bakar di tangannya. Alisa menggelengkan kepalanya. "Aku tadi bilang ke rumah sakit," ucapnya yang takut ada yang mengenalinya saat ke mall. Ferdi hanya tersenyum saat mendengar ucapannya. "Kamu udah nggak pernah ikut balapan lagi?" tanya Ferdi. Alisa menggelengkan kepalanya. "Jangan ikut-ikut balapan lagi," ucapnya yang memandang gadis yang duduk di depannya. "Iya kamu udah larang nggak boleh ikut balapan, ya aku nggak ikut," ucap Alisa yang kemudian minum jus di tangannya. Ferdi tersenyum dan mengarahkan bakso ke mulutnya. Alisa memakan bakso dari sahabatnya itu. "Kemarin aku menabrak," ucap Alisa yang mengunyah bakso di mulutnya. Ferdi membuka matanya dengan sangat besar. "Bagaimana keadaa
Alisa memberhentikan motornya di depan teras rumahnya dan langsung turun dari atas motor.Alisa berlari masuk ke dalam kamar mamanya dengan air mata yang membanjiri pipinya.Alisa melihat Ibu Aminah duduk di bibir tempat tidur sambil menangis."Ibu, gimana mama Isa," ucapnya yang menangis dan memeluk mamanya."Mama kamu masih hidup kamu cepat telepon taksi biar bisa dibawa ke rumah sakit," ucap Ibu Aminah."Iya Bu," ucap Alisa yang memasukkan tangannya ke dalam tas kuliahnya dan mencari ponselnya. Alisa memesan taksi online yang ada di aplikasinya saat ponselnya sudah di tangannya."Kenapa taksinya lama kali datangnya," ucap Alisa sudah tidak tahu lagi apa yang akan dilakukannya saat ini. Taksi yang dipesannya terasa begitu sangat lambat sampai di rumahnya."Sabar nak, semoga mama Isa gak apa-apa," ucap Aminah yang berusaha menenangkan Al
Alisa memandang mamanya dipindahkan ke ruangan perawatan. Alisa mengambil kamar kelas 3 untuk mamanya.Perawat tersebut mendorong mamanya masuk ke dalam kamar kelas kelas 3. Di dalam kamar tersebut, tersusun 5 bangsal. Perawat pergi meninggalkan kamar setelah mengecek infus dan memasang selang oksigen di hidungnya."Mama," ucapnya yang menangis memeluk mamanya.Nur tersenyum memandang putrinya.Alisa duduk di samping tempat tidur mamanya dan mencium-cium tangan mamanya tersebut."Gimana ma, apa ada yang sakit? tanyanya"Masih mati rasa, mama haus," jawab Nur."Tunggu buang angin ya ma," ucap Alisa yang memaksa senyum di bibirnya.Nur menatap sendu wajah putrinya. Mata putrinya bengkak karena menangis. Nur mencoba mengangkat tangannya yang terasa berat, ia ingin mengusap air mata putrinya