Share

To Much Love Will Kill You

[Film perdana Alicia Dominguez menjadi Box office dalam beberapa pekan ini di berbagai negara]

Tajuk berita di salah satu media sosial menarik perhatian Sasmaya. Perlahan jarinya menyentuh layar smartphone-nya dan bergerak turun untuk membuka berita selengkapnya.

"Wah filmnya sukses," gumamnya pelan.

Selama ini Sasmaya hampir tidak pernah mengikuti perkembangan berita mengenai Alicia Dominguez. Dia memiliki alasan tersendiri atas sikapnya itu.

"Semakin kau tahu mengenai dirinya itu akan semakin membuatmu sakit hati." Itu salah satu nasehat dari Tante Clarissa saat dia selalu memantau media sosial sang kakak yang tak hentinya mengumbar kedekatannya dengan suaminya waktu itu.

Menuruti nasehat wanita yang telah melahirkan sosok pengusaha ternama di negeri Singa, Andrew Kim itu, Sasmaya semenjak awal menjalin kedekatan dengan Ale hampir tidak pernah mengikuti berita mengenai Alicia Dominguez.

"Hebat! Dia wanita pekerja keras," gumamnya lagi seraya menatap foto-foto Alicia yang kini terpampang di berbagai media.

"Untuk pertama kalinya Senora Alicia muncul sebagai tajuk berita di berbagai media karena prestasinya." Suara Mikaila mengejutkan Sasmaya.

"Benarkah? Aku rasa dia cukup menarik perhatian selama ini." Sasmaya tersenyum dan meletakkan smartphone-nya di atas meja.

"Media dan netizen memang selalu menyoroti gaya hidup glamournya. Tetapi jarang yang menyoroti karirnya meski dia tengah naik daun di dunia fashion dan hiburan." Mikaila tersenyum dan meletakkan cangkir susu panas di depan Sasmaya.

"Gracias," ucap Sasmaya dan segera mengambil cangkir berisi susu panas itu.

Semenjak mengandung Isabella, dia lebih rajin mengkonsumsi susu segar dibanding sebelumnya, di mana dia lebih banyak mengkonsumsi kopi dan teh. Sasmaya memang hanya menyukai tiga jenis minuman itu selain air mineral. Bahkan jus atau sari buah pun dia tidak terlalu menyukainya. Dia lebih menyukai menyantap buah-buahan segar.

"Begitukah? Aku tidak begitu sering memantau berita mengenai dirinya." Sasmaya tersenyum kecut seraya menggenggam gagang cangkir kemudian menyesap susu yang kali ini dipadukan dengan satu kunyit dan madu.

"Siapa yang membuat ini?" tanyanya pada Mikaila setelah mencicipi susu hangat itu.

"Saya." Mikaila menjawab dengan ragu dan malu-malu.

"Takarannya mulai pas dan ini enak. Kau juga harus rajin mengkonsumsinya, bagus untuk kesehatanmu." Sasmaya tertawa melihat wajah puas Mikaila.

Mikaila tertawa pelan, merasa lucu sekaligus malu. Dia sangat tertarik dengan minuman yang selalu dikonsumsi Sasmaya itu dan mencoba untuk mengkonsumsinya juga kemudian membuatnya sendiri. Rasanya memang enak dan menyegarkan sekaligus bermanfaat untuk kesehatannya.

"Benarkah Anda tidak tertarik untuk mengikuti berita mengenai Senora Alicia?" Mikaila mendongakkan kepalanya dan menatap Sasmaya dengan sungguh-sungguh.

"Iya, aku tidak ingin tahu mengenai dirinya. Itu tidak akan berguna untuk diriku." Sasmaya tersenyum tipis dan kembali menyesap susu hangatnya.

"Baiklah, saya mengerti. Oh iya, Senor Castillo membeli lahan pertanian di Valencia." Mikaila tersenyum tipis dan kembali menatap wanita yang masih menikmati susu kunyitnya.

"Valencia?" Sasmaya tercenung sebentar, menatap Mikaila. "Kenapa Valencia?" Keningnya berkerut cukup dalam karena rasa ingin tahunya. Dia tidak memiliki banyak referensi mengenai kota-kota di negeri matador ini.

"Valencia merupakan lumbung bagi Spanyol, Senora." Mikaila menjelaskan dengan singkat dan jelas.

"Oh begitu. Kapan Ale ada waktu untuk mengunjungi lahan di sana?" Sasmaya mengangguk mengerti kemudian kembali bertanya.

"Entahlah! Akhir-akhir ini Semir lebih sibuk dari hari-hari biasanya. Selain memantau klub, dia juga lebih sering menemani anak-anak. Senora Alicia sangat sibuk sekali dan sepertinya tidak memiliki cukup banyak waktu lagi." Mikaila menundukkan kepalanya, seakan merasa tidak enak hati karena membicarakan seseorang yang Sasmaya tidak ingin mengetahui apa pun mengenainya.

Sasmaya kembali tercenung mendengar ucapan Mikaila. Dia memang tidak ingin mengetahui apa pun mengenai Alicia, tetapi terkadang mau tidak mau dia harus mendapatkan informasi semacam ini karena hubungannya dengan Ale. Sesuatu yang tidak bisa dihindarinya dengan mudah.

"Itu sudah bagian dari resiko dan kehidupan bagi orang-orang yang memiliki kesibukan di atas rata-rata kesibukan orang awam, Mikaila. Aku pun pernah mengalami masa itu." Sasmaya tersenyum tetapi pandangan matanya jauh ke depan tak terarah pada suatu obyek yang pasti.

"Setiap rumahtangga atau ikatan asmara memiliki masalahnya masing-masing. Tidak semua mengalami hal yang sama tetapi solusinya hanya satu hal yang sama, pengertian. Itu saja." Sasmaya mengerjapkan bola matanya dan kini dia menoleh dan tersenyum pada Mikaila.

"Sesederhana itu? Hanya pengertian?" Mikaila bertanya seakan tidak mempercayai ucapan Sasmaya.

"Iya, hanya pengertian. Hal yang sederhana tetapi sulit untuk diterapkan. Tidak mudah untuk memahami dan mengerti pasangan kita. Bahkan pasangan yang sudah lama bersama belum tentu bisa saling mengerti." Sasmaya kembali menyesap minumannya setelah ucapannya barusan.

Mikaila terdiam dan merenungi ucapan Sasmaya. Dia pernah memiliki kekasih meski saat ini dia memilih untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya. Karena itu dia tidak begitu memahami ucapan Sasmaya barusan.

"Aku pikir hanya cinta saja yang bisa menyelesaikan semua masalah dalam hubungan dua orang yang terikat atau sekadar hidup bersama," gumamnya lebih kepada dirinya sendiri.

"Tentu saja cinta itu diperlukan tetapi cinta saja itu tidak akan cukup. Terlalu banyak cinta juga akan membunuhmu, setidaknya itu menurut Fredie Mercuri." Sasmaya tertawa pelan. Mikaila pun turut tertawa.

"Too much love will kill you if you can't make up your mind

Torn between the lover and the love you leave behind

You're heading for disaster 'cos you never read the signs,

Too much love will kill you every time."

Sasmaya menyenandungkan lagu milik band legendaris Queen dengan sepenuh hati. Sementara Mikaila mendengarkannya sembari menatapnya.

"Saya tidak menyangka Anda memiliki suara yang merdu." Pujinya dengan tulus.

Baru kali ini Mikaila mendengar Sasmaya bernyanyi dalam arti sesungguhnya. Biasanya dia hanya mendengar wanita itu bersenandung saat menidurkan Isabella.

"Aku yakin suaramu lebih merdu." Sasmaya kembali tertawa dan menepuk lengan Mikaila.

"Tetapi saya sungguh tidak mengerti akan ucapan Anda. Mungkinkah hanya dengan saling mengerti saja itu sudah cukup?" Mikaila menatap Sasmaya lekat-lekat.

"Sebenarnya ada banyak hal tetapi saling mengerti itu yang paling utama. Jika hanya cinta tanpa saling mengerti itu tidak akan cukup untuk mengikis keegoisan masing-masing. Pada akhirnya cinta tidak ada lagi artinya." Sasmaya mengucapkannya dengan datar tanpa ekspresi.

Mikaila kembali tercenung setelah mendengar ucapan wanita yang biasanya selalu bersikap santai itu.

"Keegoisan ya," gumamnya pelan. Sekarang dia mulai memahami maksud wanita cantik itu.

"Seperti Semir Castillo dan Senora Alicia. Keduanya seperti tengah berlomba dengan kesibukan dan kesuksesan mereka hingga melupakan kebersamaan mereka yang telah terjalin cukup lama." Mikaila kembali bergumam pelan tetapi cukup terdengar oleh wanita yang duduk di sebelahnya.

"Yah mungkin itu yang terjadi." Sasmaya menghela napas dan mengambil sendok teh yang ada di tatakan yang tadi menjadi alas cangkir susunya.

Diaduknya susu yang masih tersisa di cangkir kemudian meminumnya hingga habis tak bersisa setelah mengembalikan sendok ke tempatnya tadi.

"Cinta memang salah satu kekuatan dan keajaiban di dunia yang tak terbantahkan. Namun ingatlah, terlalu banyak cinta akan membunuhmu." Sasmaya mengulangi ucapannya tadi.

Mikaila tersenyum dan hanya menganggukkan kepalanya. Ya terlalu banyak cinta memang bukan hal yang terlalu bagus dan mungkin justru akan menjadi penyebab kehancuran sebuah kisah cinta.

Noted :

To Much love Will kill You merupakan lagu yang dipopulerkan band legendaris asal Inggris, Queen.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status