Share

Bab 3

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-24 03:56:06

Dio hanya menatap dingin. “Aku hanya ingin menuruti keinginanmu. Kamu tidak mau hidup susah denganku, 'kan? Maka ikutlah bersama Roy,” kata Dio.

Alyssa menggeleng. “Enggak, Di, aku gak mau. Aku gak kenal sama dia, aku gak mau ikut dia. Aku mau pulang aja.” Alyssa berbalik. Pikirannya hanya ingin pulang. Ia tak mau dijual seperti ini. Benar-benar cara yang sangat hina. Apakah ia serendah itu? Apa mereka pikir Alyssa sama dengan hewan yang bisa dijual secara bebas? Benar-benar biadab sekali mereka.

Namun, Dio yang melihat Alyssa akan kabur pun lantas menahan Alyssa dan berusaha membujuk wanita itu agar Alyssa mau ikut bersama Roy. “Al, aku mohon sama kamu, ikutlah dengan Roy. Aku yakin dia bisa menjamin kehidupan kamu dengan sangat layak.” Dio menatap mata Alyssa, berusaha meyakinkan istrinya.

“Aku gak butuh kehidupan layak kalau caranya kayak gini. Kamu anggap aku apa sih, Di? Kamu pikir aku hewan yang bisa kamu jual seenaknya? Aku ini istri kamu, Di, istri kamu!” Alyssa menangis tersedu-sedu. Pada akhirnya, batinnya tidak sekuat itu menahan kesedihan yang cukup dalam mengingat kelakuan Dio selama beberapa tahun ini.

“Al, dengar aku. Udah saatnya kamu ikut Roy. Dia punya segalanya yang kamu butuhkan, uang, rumah, dan semua fasilitas yang kamu inginkan dia juga punya. Ini kesepakatan terbaik buat kita, ini kesempatan bagus buat kamu.”

Alyssa hanya bisa menggeleng lemah. Tubuhnya bergetar menahan isakan yang terus keluar dari bibirnya. Ia mencoba melepaskan genggaman Dio, tetapi lelaki itu tetap menahannya dengan kuat hingga Alyssa benar-benar tak bisa pergi. Roy yang menyaksikan drama di hadapannya hanya mampu menatap Alyssa dengan tatapan yang sulit diartikan. Tatapan pria itu terkesan dingin dan tajam. Namun, entah apa yang ia pikirkan.

“Jadi kau yang akan melayaniku?” Roy berkata dengan nada rendah, tetapi ada kekuasaan dalam suaranya. “Aku bayar mahal untukmu, jadi aku harap kamu bisa mengerti peranmu, dan lakukan sebaik mungkin.”

Alyssa hanya bisa menggelengkan kepalanya, air mata terus mengalir tanpa bisa ia tahan. Hatinya sudah remuk, hancur tak bersisa. Hanya ada rasa kekecewaan mendalam yang ia rasakan terhadap suaminya.

Alyssa menoleh pada suaminya. Tangannya menggenggam kedua tangan Dio berharap Dio berubah pikiran. “Aku nggak mau, Di. Tolong jangan lakukan ini terhadapku. Aku ini istri kamu, aku bukan barang yang bisa kamu jual seenaknya!” pinta Alyssa memohon. Wanita itu terus terisak-isak di dalam klub tersebut. Untungnya, tempat duduk Roy berada di sudut yang jauh dari keramaian, dan kencangnya suara musik di dalam klub tersebut membuat tangisan Alyssa tak terdengar oleh orang-orang yang ada di dalam klub itu.

Roy menyeringai tipis. “Sayang sekali, kesepakatan ini sudah terjadi. Kamu milikku sekarang.” Roy kembali menoleh pada Dio, lalu menyodorkan sebuah amplop tebal yang tentunya telah diisi dengan uang tunai. “Sesuai perjanjian. Mulai sekarang, aku yang mengatur Alyssa. Dia milikku.”

Dio maju untuk mengambil uang yang telah disodorkan oleh Roy. Suami dari Alyssa itu menerima uang dari hasil menjual istrinya dengan tanpa ragu sedikit pun, kemudian pergi tanpa menoleh ke arah Alyssa sama sekali. Detik itu dan saat itu juga dunia Alyssa telah runtuh. Ia tidak bisa lari dari kenyataan bahwa suaminya telah menjualnya.

Roy kemudian berdiri menghampiri Alyssa. “Saat ini kamu telah menjadi milikku, maka bekerjasama lah dengan baik. Duduk di sampingku,” kata Roy. Suaranya terdengar pelan, namun terkesan dingin dan mengintimidasi.

Pria yang telah membeli Alyssa itu kemudian berjalan ke arah sofa kembali, lalu dia duduk seperti semula. Wajahnya serius, namun tenang. Pandangannya fokus pada botol kaca bening di hadapannya yang tengah ia pegang dengan salah satu tangannya. Botol tersebut memiliki label sederhana, menunjukkan bahwa itu adalah minuman keras berkualitas tinggi. Terdapat dua gelas kecil berbentuk bulat di atas meja kaca gelap yang ada di depannya. Tangannya yang lain terlihat dimiringkan, kemudian ia menuangkan cairan berwarna cokelat keemasan tersebut dengan presisi. Cairan itu mengalir perlahan, menghasilkan bunyi khas tetesan minuman yang memenuhi gelas. Uap alkohol tipis-tipis terlihat di sekitar bibir botol. Suasana ruangan remang-remang dengan pencahayaan hangat dari lampu gantung, menciptakan nuansa intim nan santai.

“Minumlah,” tawar Roy pada Alyssa yang sejak tadi hanya diam menahan isakan yang terus keluar dari mulutnya. Tak ada jawaban atau pergerakan apa pun dari Alyssa. Wanita itu tetap diam sembari melihat ke arah lain tanpa mau menatap Roy.

Roy lantas melirik Alyssa. “Aku tak punya waktu untuk drama. Mulai sekarang kamu harus ikuti semua aturanku, atau kamu akan menyesalinya. Paham?” Alyssa menoleh, menatap Roy sejenak, kemudian wanita itu menundukkan pandangan menahan tangis yang ingin keluar kembali.

“Ya, aku paham,” jawab Alyssa pelan, suaranya bahkan nyaris tak terdengar.

Roy tersenyum puas mendengarnya. “Bagus. Mulai besok kamu akan tinggal di rumahku. Aku akan menyiapkan segala keperluanmu, dan tugasmu hanya satu—melayaniku sepenuhnya.”

Deg!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 35

    Mobil mewah memasuki halaman rumah yang tampak begitu megah, berhenti di depan pintu dengan jarak sekitar lima meter. Roy menoleh, menatap wajah cantik Alyssa yang bersandar di bahunya dengan mata yang terpejam. Tampaknya ia ragu untuk membangunkan Alyssa, sementara supirnya sudah membukakan pintu untuknya. Akhirnya, Roy mengangkat Alyssa dengan perlahan supaya Alyssa tak terbangun. Seorang pelayan dengan sigap menghampiri mobil tuannya, berdiri di depan Jerry dengan memegang payung besar guna memayungi majikannya. Roy keluar dari mobilnya dengan menggendong Alyssa ala bridal style, sedangkan Bi Ningrum memayungi keduanya hingga sampai di depan pintu, lalu memberikan payung itu pada pelayan yang lain untuk disimpan di tempat semula, sementara Bi Ningrum menyiapkan minuman untuk majikannya. Begitu minuman yang ia bikin sudah siap, Bi Ningrum dengan dibantu pelayan lainnya, lantas meletakkan minuman-minuman itu di atas nampan-nampan yang telah mereka siapkan, satu untuk Roy, dan sat

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 34

    Pria itu kemudian sedikit menjauhkan badannya dari Alyssa, mengusap air mata itu dengan lembut, menatapnya dengan raut wajah bersalah. “Alyssa?” panggilnya berbisik. Suaranya bahkan hampir tak terdengar saking pelannya. “Apa sakit? Maaf jika aku mencium 'mu terlalu kasar. Sakit, ya?” Roy meniup pelan bibir Alyssa yang terlihat sedikit bengkak akibat ulahnya. “Maafkan aku.” Roy kembali meminta maaf merasa bersalah pada Alyssa. Namun, Alyssa justru meremas baju di bagian dadanya seakan memberitahu jika dadanya teramat sakit menerima takdir pahit yang selalu datang kepadanya. Mata Roy tak lepas dari gerak-gerik yang dilakukan Alyssa, ia menggenggam halus tangan Alyssa sambil bertanya, "Kenapa? Apa yang sakit?" Namun, Alyssa hanya diam, matanya tetap terpejam dengan diiringi air mata yang terus keluar. "Hey, please ... jangan nangis, dong? Tolong jangan bikin aku panik, Alyssa." Roy mengusap lembut pipi Alyssa, ia menatap sedih pada wanita di hadapannya yang terlihat sangat hancur.

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 33

    Lagi-lagi Alyssa hanya menggeleng. Roy spontan mengepalkan satu tangannya melihat respon Alyssa yang jelas terlihat kalau Alyssa sedang tidak baik-baik saja. Pria itu menoleh ke arah Tiffany, meminta jawaban dari sikap Alyssa yang tampak badmood, namun Tiffany hanya menggeleng sebagai jawaban kalau dia tidak tahu Alyssa kenapa. “Mau pulang?” tanya Roy. Tangannya mengusap lembut rambut Alyssa dengan penuh kasih sayang, tatapannya sangat terpancar jika pria itu benar-benar mencintai Alyssa. “Beri aku waktu sebentar,” tukas Alyssa tanpa ingin dibantah. Roy mengangguk, lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi yang ia duduki. Satu tangannya masih terus membelai lembut rambut Alyssa, berharap wanita di sampingnya kembali ceria seperti saat mereka berlatih tadi. “Tak usah memikirkan hal yang tidak penting, Baby. Cukup nikmati hidupmu di samping ku, maka akan ku pastikan kau bahagia bersamaku selamanya,” bisik Roy yang kemudian mengecup singkat pucuk kepala Alyssa cukup lama, sedangkan A

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 32

    Dengan cepat wanita itu menggeleng, “Maaf, saya tidak tahu, Nyonya.” “Oh … ya sudah kalau gitu, biar saya tunggu di sini saja.” Alyssa mendudukkan pantatnya pada kursi yang ada di gazebo tersebut. “Baik, Nyonya. Saya akan jaga Nyonya dari situ,” ucapnya sambil menunjuk bangku yang tidak begitu jauh dari Alyssa. Alyssa spontan menoleh cepat, melihat pelayan itu berjalan ke arah bangku yang tidak jauh darinya. “Mbak, gak perlu jagain saya gak apa-apa, kok. Mbak lanjut kerja aja,” seru Alyssa yang merasa sedikit tak enak hati. “Gak apa-apa, Nyonya, sudah tugas saya untuk menemani pelanggan.” Wanita itu lantas mendudukkan bokongnya di salah satu kursi yang ada di gazebo, tentunya tidak jauh dari Alyssa untuk tetap menjaga Alyssa, hanya berjarak dua meter dari kursi yang Alyssa duduki. “Bosnya gak marah Mbak, kalau Mbak nemenin saya?” tanya Alyssa. Ia takut kalau nanti pelayan itu dimarahi oleh bosnya karena menemani dirinya. “Tidak, Nyonya. Bos saya justru akan marah kalau saya tida

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 31

    “Jadi benar kau selingkuh dariku?” Alex menatap Tasya dengan penuh emosi. Tasya menoleh, menatap Alex sambil tersenyum miring. “Selingkuh? Dia calon suamiku, dan aku tidak pernah mengkhianatinya,” tukas Tasya melirik sinis. “Jadi selama ini kau mempermainkanku?” seru Alex dengan wajah yang telah memerah menahan amarah. Tasya terkekeh pelan, “Hidup itu memang seperti permainan. Kita tinggal memilih, menjadi pemainnya, atau yang dimainkan,” celetuk Tasya. Alex yang semakin terbawa emosi lantas mengepalkan kedua tangannya, lalu menarik-nariknya dan berusaha mengeluarkan tangannya dari ikatan besi yang menjeratnya. Namun, sayangnya hal itu sia-sia baginya. Tasya dan pria di sampingnya berbalik menghadap Roy, “Tugas saya sudah selesai, King. Kami izin untuk kembali berjaga,” pamit Tasya dengan membungkukkan sedikit badannya kepada Roy, lalu keduanya keluar dari ruangan itu setelah Roy memberi kode lewat gerakan telunjuknya. Tatapan Alex terkejut, “Jadi, dia orang suruhan Roy?” batin

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 30

    Di sebuah ruang bawah tanah yang agak gelap, terlihat seorang pria terikat di dinding berwarna abu-abu. Kedua tangan dan kakinya diikat dengan rantai besi yang berat, memaksa tubuhnya tetap bersandar tegak pada dinding. Wajahnya penuh luka dan lebam, bekas pertarungan atas perlawanannya saat akan ditangkap oleh anak-anak buah Roy. Matanya memancarkan kelelahan, tetapi ada kilatan amarah yang belum padam. Terlihat darah yang telah mengering di bagian pelipis dan sudut bibirnya. Di sekelilingnya tak terdengar suara apapun, sangat sunyi dan sepi. Dalam kesunyian, pria itu tampak merencanakan sesuatu, menunggu momen yang tepat untuk membebaskan dirinya dari rantai-rantai yang mengikatnya. Namun, dia tidak tahu bahwa tepat di balik pintu tebal itu, dua penjaga berpakaian serba hitam berdiri dengan wajah tanpa ekspresi, dan tangan mereka masing-masing menggenggam senjata api. Dari jauh, terdengar suara langkah pelan namun tegas. Seorang pria dengan setelan santai namun tetap terlihat el

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status