Home / Rumah Tangga / Terjerat Gairah Pembantu Cantik / [S2] Apa Kamu Mengingatnya?

Share

[S2] Apa Kamu Mengingatnya?

last update Last Updated: 2025-01-15 19:04:31

"Dari mana kamu tahu nama anakku?"

Pertanyaan itu membuat Nilam terpaku. Ia tampak kebingungan. Jujur dia juga tidak sadar saat menyebut nama itu. "Loh... Saya... Emm..."

"Nilam," suara Jean semakin serius, "Kamu tadi menyebut nama Qila, dan aku yakin belum pernah menyebutkan nama anakku di depan kamu." Jean kembali mengulang kalimatnya. Seolah berharap jika Nilam sedang berpura-pura hilang ingatan dan akhirnya keceplosan.

Wajah Nilam langsung memucat. Ia mencoba menjelaskan, tapi lidahnya terasa kelu. "S-serius, Pak... Saya juga bingung kenapa saya bilang begitu. Nama itu keluar begitu saja dari mulut saya."

Jean berdiri dari kursinya, perlahan berjalan mengelilingi meja dan berdiri di depan Nilam. Ia menatap perempuan itu dengan penuh rasa penasaran, sekaligus emosi yang ia sembunyikan dengan baik.

Daripada terus menerus ditatap begitu intens oleh Jean, Niann memilih untuk menunduk. Jujur dia mulai merasa tidak nyaman dengan situasi itu. Ia menggenggam jas Jean dan menyerahkan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada apa ini?

    Nilam melangkah keluar dari gedung bersama Talita. Keduanya baru saja ke luar dari gedung berlantai 20 itu karena sempat mampir ke kantin terlebih dahulu."Besok sabtu nongkrong yuk, Mba!""Nongkrong di mana?" tanya Nilam dengan kening berkerut."Kamu tau gultik gak?""Gultik?""Itu looh, gulai tikungan yang lagi viral. Aku pengen makan di sana. Kayaknya enak, Mba.""Seenak itu emangnya?""Yah, aku belum coba sih, tapi banyak reviewer makanan yang bilang kalau rasanya enak. Mana ada yang sampai habis 20 piring," balas Talita dengan nada yang terdengar menggebu.Nilam melotot. "Dua puluh piring? Yang bener aja Mba? Gak meledak perutnya?""Porsinya itu minimalis, Mba Nilam. Makanya banyak yang nambah."Mereka berdua sibuk mengobrol sampai ke arah parkiran. Namun, langkah Nilam tiba-tiba terhenti begitu matanya menangkap sosok Surya dan Jean di kejauhan. Mereka berdiri berhadapan di area parkir, tampak tengah mengobrol serius. Surya tersenyum lebar, sementara Jean terlihat mendengarkan

    Last Updated : 2025-01-15
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ck, Gak Seru!

    Namun, bukannya menanggapi keluhan Nilam dengan serius, Bu Mala malah tersenyum kecil. "Kamu gak lupa kan janji kamu kemarin?""Janji apa?" Nilam balik bertanya, ia pura-pura lupa."Janji buat selalu di antar jemput sama si Surya kalau mama kasih ijin buat kerja."Melihat tatapan tegas sang Mama, membuat Nilam kehabisan kata-kata. Kalau sudah begini, jelas wanita itu tidak akan bisa dibantah. "Ck, mama gak seru."Bu Mala tergelak melihat putrinya cemberut. "Udah-udah! Mending kamu mandi, ganti baju, terus kita makan. Kamu mau dimasakin apa?""Apa aja deh," balas Nilam sambil meraih tasnya dan bergerak naik meninggalkan ibunya. Dia terlihat BT karena sang mama terlalu overprotective kepadanya.Dan akhirnya, selepas makan malam, Nilam menghabiskan waktu santainya di kamar. Gadis itu sedang duduk di tempat tidur, menikmati waktu santainya setelah hari yang panjang. Ia membungkus dirinya dengan selimut, sambil menonton drama favoritnya di laptop. Tiba-tiba, ponselnya yang tergeletak di me

    Last Updated : 2025-01-16
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tipe Ideal

    Nilam berencana tidur sekarang. Namun, sebelum ia benar-benar bisa memejamkan mata, ponselnya kembali bergetar. Ia meraihnya dan melihat nama seseorang muncul di layar. ["Aku baik juga kok, Nilam."]["Seneng banget akhirnya kamu baca chatku."]Nilam menatap pesan itu dengan sedikit rasa bersalah. "Maaf ya, akhir-akhir ini aku sibuk kerja. Tau sendirilah gimana sibuknya anak training."["It's okey. Aku paham kok."]["BTW, kapan kamu libur?"]"Emang kenapa?"["Aku ingin ngajak kamu jalan."]Nilam menggigit bibir bawahnya. Sudah bisa dia tebak sih apa maksud pertanyaan Dewa tadi. "Minggu aku free sih. Tapi aku udah ada acara." Nilam mengetik dengan cepatn jawaban atas pertanyaan Dewa barusan. Dia berharap Dewa mengurungkan niatnya untuk mengajaknya Hangout.["Kalau sabtu?"]"Aku kerja. Tapi cuma setengah hari aja sih."["Oke, sabtu aku jemput ya. Aku traktir kamu makan. Gimana?"]Duh—Nilam memandang layar ponselnya dengan tatapan bimbang. Ajakan Dewa terlihat sederhana, tapi di matany

    Last Updated : 2025-01-17
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Oh, Jadi Dia Orangnya?

    "Emang seperti apa tipe ideal kamu?" Talita terkikik kecil, mengabaikan protes Nilam. "Pak Jean, saya kasih tahu ya. Tipe ideal Nilam itu yang tinggi, rapi, tenang, dewasa, humoris, dan mapan. Kayaknya pas banget sama seseorang di sini, deh," ujarnya sambil melempar pandangan penuh arti ke arah Jean. Nilam hampir tersedak mendengar ucapan Talita. "Mba Talita, udah deh! Jangan bocor!" Ia memukul pelan lengan Talita sambil menunduk, wajahnya semakin merah.Jean tampak sedikit terkejut, tapi kemudian ia tersenyum tipis. "Hmm, deskripsinya cukup menarik," katanya dengan nada santai, lalu menatap Nilam sekilas. "Kalau begitu, semoga kamu menemukan orang yang sesuai dengan kriteria itu."Nilam hanya bisa tersenyum canggung. "Ehehehe. Terima kasih do'anya Pak," jawabnya dengan suara kecil, berharap momen itu segera berakhir. Jean mengangguk, lalu melangkah pergi sambil membawa kopi dan dokumen-dokumennya. Walaupun sempat bersikap cool dan santai, namun Jean merasa girang dalam hati kar

    Last Updated : 2025-01-17
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pilihan Sulit

    "Oh, gitu ya?" cicit Dewa dengan nada yang terdengar kecewa."Enggak kok. Gak juga, De. Namanya tipe kan gak harus 100% sempurna," ucap Nilam mencoba membuat Dewa untuk tidak insecure akibat kata-kata Bosnya barusan.Dewa memandangi Nilam dan tersenyum kecut."BTW, kalian mau kencan naik motor ini?" Jean memperhatikan kendaraan yang dipakai Dewa untuk menjemput Nilam."Iya Pak," balas Dewa, "Ada masalah, Pak?"Pria tampan dengan mata tajamnya yang khas itu mengangguk. "Iya.""Apa masalahnya Pak?" Nilam bertanya karena penasaran."Mana mungkin kamu naik motor dengan rok pendek begitu, Nilam," komentar Jean. "Kamu mau orang-orang gak fokus karena penampilan kamu?""Saya bawa kain. Kan itu bisa dipakai buat—""Kain?" Lagi-lagi, Jean memotong. Alisnya berkerut tanda kurang setuju. "Itu juga bahaya, Nilam. Gimana kalau kainnya masuk ke roda?"Dewa yang mulai merasa jika Bos Nilam ini terus menyudutkan dirinya pun kembali buka suara. "Tenang, Pak. Saya sudah biasa bawa motor ini kok. Lagian

    Last Updated : 2025-01-18
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kencan Dengan Dewa

    "Kamu kenapa? Kok dari tadi diem aja?"Nilam tersentak dan buru-buru tersenyum. "Eh, gak apa-apa, kok.""Kamu masih mikirin masalah sama Pak Jean tadi?" tebak Dewa sambil menurunkan standar motor.Nilam menggeleng cepat, tapi raut wajahnya sulit menyembunyikan kegelisahan. "Sedikit sih. Tapi gak usah dibahas deh!"Dewa memiringkan kepala, seolah tak yakin dengan jawaban Nilam. Namun, ia memutuskan untuk tidak memaksa. "Oke. Tapi kalau kamu ada apa-apa, bilang ya. Jangan pendam sendiri."Nilam mengangguk pelan, berusaha tersenyum. "Iya, aku tau kok. Ayo masuk, aku udah laper."Dewa mengangguk, ia mengikuti Nilam di belakangnya. Keduanya melangkah masuk ke restoran bernuansa modern dengan aroma khas makanan Western yang menggugah selera.Beberapa saat setelah keduanya duduk, seorang pelayan berbaju gelap menyambut mereka dan menyodorkan buku menu pada masing-masing.Dewa membuka buku menu sambil melirik Nilam. "Jadi, kamu mau pesan apa? Steak? Pasta? Atau kamu pengen yang lain?" tanyany

    Last Updated : 2025-01-18
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Itu Milikku

    "I love you."Nilam tercekat. Ia berdiri mematung, tak bergerak kecuali matanya yang berkedip beberapa kali, serta mulutnya yang sedikit terbuka itu. "P- Pak Jean? Ke- kenapa tiba-tiba bapak—""Kenapa? Aku sedang berbicara apa adanya, Nilam. Aku mencintaimu."Nilam nyaris menjatuhkan dokumen yang dia pegang. Dia tak punya ekspetasi mengenai pernyataan cinta yang mendadak terlontar dari bibir sang Bos. "T- tapi Pak. Ini...""Kamu kaget?"Nilam mengangguk. "Jelas dong Pak. Saya gak nyangka bapak bakal bilang seperti itu ke saya."Jean beranjak dari duduknya, menghampiri perempuan itu dan menarik berkas yang ada di tangan Nilam. "Aku sudah lama ingin menyampaikan perasaan ini padamu. Tapi aku berani mengatakannya sekarang."Nilam menelan ludah. Jarak Jean yang begitu dekat serta kalimat yang pria itu ucapkan nyaris membuat Nilam hangover. "Apa itu alasan bapak baik banget ke saya selama ini?" tanya Nilam pelan."Hm.""Tapi kenapa Pak?" Ia memandangi Jean dengan wajah terharu. "Kenapa bap

    Last Updated : 2025-01-19
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Apa Yang Mama Sembunyikan?

    Pagi itu, Nilam turun ke ruang makan dengan langkah gontai. Wajahnya pucat, matanya sedikit sembab karena kurang tidur. Rambutnya diikat asal, menunjukkan betapa ia bahkan tak peduli pada penampilannya pagi itu. Di meja makan, Bu Mala sang Mama tampak sedang menyiapkan sarapan. Ia mendongak ketika mendengar langkah kaki Nilam di tangga. “Ya ampun, Nilam. Kok mukanya lesu banget? Pasti semalam kamu begadang gara-gara nonton drakor kan?” tanya Bu Mala dengan nada sedikit marah. Walaupun kemarahannya itu adalah bentuk rasa khawatirnya sebagai orang tua.Nilam mengambil gelas jus di depannya tanpa berkata apa-apa. "Aku abis mimpi buruk, Ma."“Mimpi buruk apa?” Bu Mala mendekat, menatap Nilam dengan pandangan khawatir. “kok bisa-bisanya kamu jadi susah tidur abis mimpi itu?"Pertanyaan itu membuat tubuh Nilam sedikit kaku. Ia menatap Bu Mala sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah meja makan. “Cuma mimpi random aja sih, Ma. Tapi bikin rada OVT," jawabnya pelan.“Gak usah terla

    Last Updated : 2025-01-21

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Memeriksa CCTV

    Pagi itu, mentari belum sepenuhnya naik. Embun masih menggantung di daun-daun, dan udara masih terasa dingin.Jean terbangun karena silau cahaya matahari. Ia mengerjapkan mata, mengusap wajah perlahan, lalu menoleh ke samping. Kosong. Tidak ada Nilam di sana.Keningnya berkerut. “Sayang?” panggilnya pelan, tapi tak ada jawaban.Ia duduk, menyibakkan selimut, dan melihat ke arah pintu kamar yang masih tertutup. Kamar mandi juga sepertinya kosong."Nilam sayang kamu di ma..." Ucapan Jean terputus ketika mendengar suara angin lembut mengayun gorden, dan sinar jingga tipis dari arah balkon terlihat menyelinap masuk ke dalam ruangan.Rasa penasaran membuatnya segera bangkit. Ia melangkah pelan, lalu berdiri di ambang pintu balkon. Di sana, berdiri sosok yang sangat ia kenal. Nilam.Tubuhnya dibalut piyama biru lembut yang sama seperti semalam, rambutnya diikat asal dan dibiarkan tergerai ke belakang, wajahnya tenang namun tatapannya kosong mengarah ke langit yang mulai cerah."Sayang..."

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jangan Terlalu Dipikirkan

    Namun ketika Dikta membuka pintu kontrakan dan melangkah keluar menuju teras, langkahnya terhenti seketika.“Dikta?”Suara itu membuat jantungnya mencelos. Ia menoleh cepat. Di sana, berdiri Bu Sinta—ibunya—dengan daster bunga-bumga dan wajah penuh curiga. Rambutnya yang sebagian memutih digulung seadanya, dan mata tuanya menatap ke arah ransel besar yang tersampir di punggung anak satu-satunya itu.“Lho… kamu bawa-bawa tas segede itu, mau ke mana?” tanyanya dengan nada cemas.Dikta menghela napas dalam dan mencoba tersenyum, meski wajahnya masih terlihat tegang. “Aku… mau pergi, Ma. Temen ngajakin kerja di luar kota. Katanya ada lowongan di pabrik, gajinya lumayan…”“Lho! Kok mendadak banget?” Bu Sinta maju beberapa langkah. “Kamu enggak cerita apa-apa sebelumnya.""Kan aku udah bilang kalah ini dadakan, Ma.""Tapi ini udah malem loh Dikta," Bu Sinta mendekati Dikta. Ekspresi cemas tergambar di wajahnya. "Kamu mau kerja di mana?""Ma aku juga belum tau di mana pastinya. Tapi yang jel

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Menyesal

    Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki cepat di belakang mereka, disusul dengan suara yang familiar, memanggil dengan nada cemas. “Nilam!” Nilam menoleh. Matanya membelalak ketika melihat sosok pria yang berlari kecil menembus kerumunan warga dan garis polisi yang sudah dipadati petugas. Jean. “Sayang...” gumam Nilam pelan sebelum akhirnya tubuhnya larut dalam pelukan suaminya. Seluruh kesedihannya meledak saat itu juga. Ia menangis keras-keras, menggenggam kemeja Jean erat-erat, seolah takut akan kehilangan pegangan hidupnya. Jean langsung memeluknya erat. Tangannya mengelus kepala istrinya yang menangis sesenggukan, dan wajahnya pun sudah basah oleh air mata yang tak sanggup lagi ditahan. “Tenangin diri kamu Nilam sayang!" bisiknya berulang-ulang, mencoba menenangkan sang istri. "Sayang, Mba Talita... Harusnya hari itu kita bisa nemuin dia, tapi—" tangis Nilam pecah, suaranya penuh sesal, penuh luka yang mendalam. "tapi kita malah pergi." Jean tidak menjawab. Ia hanya memeluk

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Buruk

    "Gimana kalau—"Suara Rina menggantung di udara karena tiba-tiba Dani, salah satu staf kantor, datang tergopoh-gopoh menghampiri mereka di kantin. Nafasnya ngos-ngosan, wajahnya pucat, dan tangannya bergetar saat memegang ponselnya. Semua orang yang berada di meja makan langsung menoleh ke arah Dani, yang tampak begitu panik seperti baru saja melihat sesuatu yang sangat mengerikan.“Nilam… Mba Rina… kalian harus lihat ini!” katanya terbata, matanya membelalak. “Ada berita heboh! Dan ini tuh gila banget.... ini bener-bener gak masuk akal.”Nilam mengernyit, reflek berdiri dari kursinya. “Ada apa sih Dan? Ada berita apa emangnya?"Dani tidak langsung menjawab. Ia hanya menyodorkan ponselnya ke arah Nilam dengan tangan yang masih gemetar. Di layar terpampang foto-foto yang langsung membuat dunia seolah berhenti berputar untuk sesaat.Satu foto menunjukkan rumah kontrakan sederhana yang tidak asing di mata Nilam. Halaman luas dengan banyak daun berguguran. Debu di banyak area dan yang pa

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mulai Kerja Lagi

    "Hai Mbaaa...""Hai Nilam, akhirnya kamu masuk kerja juga.""Iya nih.""Kita kangen banget sama kamu, Nilam.""Sama Mba, aku juga kangen banget ama Mba Rina."Jean mengangkat sedikit alisnya. Ia agak canggung berada di antara Nilam dan beberapa karyawannya yang hebohnya bukan main. Saat tiba di kantor, Rina dan langsung menyambut Nilam dengan pelukan. Mereka juga saling bertanya kabar sampai lupa kalau ada Jean di belakang Nilam— yang sibuk membawa tiga totebag besar berisi oleh-oleh."Jujur kita kangen banget ama kamu, Nilam," ujar Rina setelah melepaskan pelukannya."Aku juga kangen pengen gibah ama kalian.""Gimana liburannya di Bali? Seru gak?""Wah— seru ba—""Ehem."Mereka langsung menoleh ke sumber suara barusan. Di mana ada Jean yang sudah memasang tampang lelah."Eh, Pak Jean." Rina langsung menatap sungkan ke arah Bos mereka. Nilam juga cuma bisa meringis karena sudah mengabaikan suaminya."Maaf ya Pak, kita gak ngeh kalo ada bapak karena terlalu girang," ucap Rina."Iya Pak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] kena Omel

    "Aduuuh, tuan putri baru bangun."Nilam baru saja tiba di dapur ketika sama apa penyebutnya dengan kalimat sindiran seperti itu. Moodnya seketika anjlok gara-gara kata-kata Bu Mala barusan."Apa sih Ma? Kan ini masih jam 7," balas Nilam sambil mengerucutkan bibirnya. Ia mendekati sang mama yang sedang sibuk menyiangi sayuran di temani bibi ART."Oh iya juga sih. Biasanya kan kamu bangun jam 8. Apalagi kalo libur, tengah bolong kamu baru bangun," sarkas Bu Mala.Nilam duduk di depan sang Mama dengan wajah cemberut. Ini masih pagi banget loh tapi Bu Mala sudah ngomel-ngomel."Aduh Ma. Sekarang kan hari minggu. Nyantai dikit gak sih Ma?" Nilam mencoba mencoba untuk membujuk sang Mama agar berhenti marah-marah. Tapi bukannya stop ngomel, Bu Mala justru melata kan sayuran yang tadi dia kupas di atas meja, lalu memandang putrinya dengan wajah sangar. "Inget Nilam, kamu ini udah jadi ibu rumah tangga loh. Kamu mau punya tanggung jawab sebagai ibu dan juga seorang istri."Nilam mengatupkan b

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mau Bereksperimen 21+

    Setelah selesai menikmati makan malam yang lezat, Nilam dan Jean kembali ke hotel dengan perut kenyang dan senyum bahagia. Namun, begitu sampai di kamar hotel, Nilam, yang masih mengenakan gaun pendeknya, memilih untuk tidak langsung mengganti baju. Ia memilih untuk melanjutkan momen santai dan kenyamanan dengan berbaring di ranjang. Sorot matanya mencerminkan kepuasan setelah santap malam, dan suasana hangat di kamar mereka menambah kenyamanan."Kamu ga ganti baju dulu, sayang?" tanya Jean. Ia melihat istrinya yang memejamkan mata di kasur. Sementara kakinya dibiarkan menjuntai setengah di lantai."Bentar sayang, aku kekenyangan.""Ya ampun," Jean menggelengkan kepalanya. "Minimal cuci muka sayang. Nanti kalau jerawatan malah aku yang kena omel.""Tapi aku beneran mager. Mau langsung tidur aja," rengek Nilam.Jean mendesah pelan. Ia memilih untuk mengganti bajunya lebih dulu dan membiarkan Nilam bersantai. Jean langsung ke kamar mandi dan cuci muka dan baru keluar setelah gosok gigi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Keakraban Oma Dan Cucu

    "Oma... Oma..."Bu Mala yang sedang mencuci piring di dapur, dikejutkan oleh suara panggilan Qila yang berlarian sambil membawa hapenya. Bocah 10 tahun itu buru-buru ingin menunjukkan jika Papa dan Mama barunya sedang menelpon dirinya. "Ada apa Qila sayang?" tanya Bu Mala sambil cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya."Ini Oma, Papa video call. Ada Mama juga di sana.""Oh ya?" Bu Mala jadi ikut antusias saat mendengar ucapan Qila. "Mana-mana?""Ini Oma?"Bu Mala tersenyum lebar saat melihat Jean dan Nilam. Ia bahkan langsung melambaikan tangannya ke arah mereka berdua dengan wajah girang."Rapi banget kalian, mau ke mana?" tanya Bu Mala yang sudah duduk di bangku dekat meja makan sambil memangku Qila.["Kita mau makan malam, Ma. Ini lagi nunggu Nilam dandan."]"Wah, mau makan malam di mana?"["Di area restoran yang ada di hotel kok, Ma. Kita udah pesen meja juga."]["Kalian udah makan belum?"]"Udah Pa, kita udah makan pake nasi kare buat Oma. Rasanya enak banget Pa," jawab Qila mewa

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 04

    “Yuk, aku gendong.”“Serius?”“Serius. Pangeran tangguhmu kan selalu siap sedia.”Tanpa banyak basa-basi, Jean langsung jongkok dan menyuruh Nilam naik ke punggungnya. Nilam pun merangkul leher suaminya dan bersandar di bahunya, tubuhnya lemas tapi nyaman.Selama perjalanan menuju kamar, Jean berjalan pelan. Nilam yang awalnya cerita-cerita pelan, akhirnya terdiam. Nafasnya mulai pelan, lalu terdengar beraturan.Dia tertidur?Sesampainya di kamar, Jean membuka pintu pelan-pelan dengan satu tangan, lalu membawa Nilam ke tempat tidur. Ia membaringkan istrinya perlahan, lalu menyelimuti tubuh kecil itu dengan selimut.Jean duduk di sisi ranjang, menatap wajah Nilam yang tidur dengan damai.“Maaf ya, Sayang... hari ini kamu capek banget gara-gara aku juga. Tapi kamu tetap senyum sepanjang hari. Aku beruntung banget,” bisiknya sambil mengecup dahi istrinya.Ia pun ikut rebahan di sebelah Nilam, menarik tubuh istrinya ke pelukannya, dan malam itu mereka tertidur dalam keheningan hotel yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status