Share

6. Will You Marry Me

Dokter pribadi Kanaya datang, Kanaya disuntik dengan obat penenang dan kini dia sudah tertidur pulas. Alessia mengusap sisa-sisa air mata Kanaya, semakin dia melihat tangisannya semakin pula batin Alessia merasa tersiksa.

Samuel pun datang dengan panik, dia melihat keadaan istrinya yang bertambah kacau. Samuel menciumi wajah Kanaya dan mencium punggung tangannya.

"Pak Samuel, kita harus bicara," ucap dokter.

Bibi Lashira yang paham lalu menarik yang lain untuk keluar dari kamar termasuk Alessia, Alessia memandang wajah Samuel yang tidak menatapnya sama sekali. Wajah Samuel panik dan terus memandang Kanaya. Alessia tahu jika Samuel mengejarnya hanya demi nafsu yang tidak tersalurkan.

Alessia menuju ke kamarnya setelah seharian bekerja, Alessia memegang kepalanya yang nyeri akibat hantaman ke tembok. Bibi Lashira pun datang dan memberikan teh hangat untuknya.

"Ale, minum dulu!"

Alessia meminumnya dengan cepat.

"Tadi gimana dengan Pak Viktor? Ditanyai apa aja?"

Alessia meletakkan gelas itu dan menuliskan sesuatu di ponsel barunya. Bibi Lashira heran kenapa Alessia punya ponsel tersebut.

Alessia: Hanya sesi tanya jawab saja, aku tidak sabar untuk bisa bicara lagi.

"Ponsel itu dari mana?" tanya Bibi Lashira.

Alessia kaget, kenapa dia ceroboh mengeluarkan ponsel itu di depan bibinya. Tak mungkin juga jika dirinya memberitahu kalau ponsel itu pemberian majikan laki-lakinya.

"Dari mana?" tanya Bibi Lashira lagi.

Kamar Alessia terketuk, pembantu yang lain menyuruh Alessia membuatkan susu putih untuk Samuel. Bibi Lashira berdiri dan dia akan membuatkannya tapi rekannya itu bilang jika Alessia yang harus membuatnya. Alessia mengangguk dan berjalan keluar pintu, tangan Bibi Lashira memeganginya sampai Alessia terhenti.

"Kamu dan Pak Samuel tidak ada hubungan apapun, kan?" tanya Bibi Lashira.

Alessia kaget dan dia menggelengkan kepalanya.

"Huh! Apa yang aku pikirkan? Pak Samuel tidak mungkin tertarik denganmu juga. Kamu ini bisu, bodoh, tulalit juga. Oh ya, kakakmu batal menikah dan rencana akan pulang. Nyonya Kanaya berencana ingin menjodohkan kakakmu dan Pak Samuel."

Alessia sangat terkejut, kakaknya? Dia mengangguk paham dan lekas menuju ke dapur untuk membuatkan susu putih. Setelah selesai, dia masuk ke kamar Samuel dan Kanaya. Samuel belum berganti pakaian, wajahnya begitu sedih. Alessia mendekatinya, sebenarnya dia tidak tega dengan pria yang sebenarnya nampak rapuh tersebut.

"Alessia, bagaimana pengobatanmu dengan Dokter Viktor?" tanya Samuel.

Alessia menulis di ponselnya.

"Rupanya masih belum bisa bicara?" tanya Samuel.

Alessia: Jika Pak Samuel ingin saya jadi wanita normal hanya untuk kepuasan pribadi anda saja lebih baik saya bisu selamanya. Saya tidak ingin sembuh.

"Begitu?"

Alessia mengangguk.

Lagipula Pak Samuel juga akan menikah dengan kakakku. Batin Alessia.

"Apa aku harus bilang pada Kanaya jika kita ada hubungan spesial?" tanya Samuel menatap datar Alessia.

Alessia menulis : Kita hanya melakukannya satu kali saja dan saya anggap itu hanya sebuah kecelakaan karena Pak Samuel mabuk, mungkin saja Nyonya Kanaya memakluminya walau saya harus dibunuh sekalipun olehnya.

"Kecelakaan katamu?" tanya Samuel melepaskan kancing kemejanya lalu mendekatinya sampai wanita itu terpentok tembok.

Alessia menatap Kanaya yang masih terlelap di atas ranjangnya. Alessia terus menggeleng supaya Samuel tidak menyuruhnya melakukannya.

"Tunggu dulu! Kepalamu berdarah," ucap Samuel terkejut sambil mengusap darah Alessia yang mengalir melewati keningnya.

Samuel mengelap darah yang mengalir itu, Alessia pun baru sadar ternyata kepalanya terluka akibat dari benturan ke dinding. Samuel mencarikannya kotak obat dan memberinya obat merah.

"Kenapa kamu ceroboh sekali?" tanya Samuel panik.

Alessia tidak mungkin bilang jika Kanaya yang melakukan ini. Samuel terus mengobatinya, Alessia terdiam. Ini adalah kamar pribadi Samuel dan Kanaya, kenapa dia malah seperti ini dengan suami majikannya?

"Aku harap kamu bisa cepat berbicara supaya aku bisa enak jika berkomunikasi denganmu," ucap Samuel.

Darah sudah tidak mengalir lagi tapi Samuel tetap khawatir, dia hendak menelpon dokter tapi Alessia menggeleng. Dia mengaku tidak apa-apa dan lagi pula dirinya harus segera keluar dari sini sebelum bibinya sadar. Alessia berpamitan, tiba-tiba Samuel menggenggam tangannya.

"Aku tunggu pukul 1 pagi di ruanganku."

Alessia melepaskannya dan sekilas menatap Kanaya yang terlelap. Alessia lekas keluar dan kembali ke kamar pembantu tapi saat dia masuk ke arah dapur tiba-tiba seorang pembantu menyandung kakinya sehingga Alessia terjatuh di lantai.

"Kamu jangan cari muka depan Pak Samuel atau Nyonya Kanaya deh! Kamu ini anak baru dan juga mukamu itu jangan dibuat sok imut! Menjijikan!" ucap Ninuk, dia sama mudanya seperti Alessia.

Alessia bangun, kakinya sangat nyeri karena terkena lantai keramik cukup kuat. Dia tidak menggubris dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Alessia merasa orang-orang di rumah ini sangat aneh sekali, sebenarnya apa yang mereka benci dari Alessia? Apakah kecantikan Alessia yang berparas bule sehingga mereka iri dan merasa tersaingi?

Tak berselang lama terdapat pesan masuk di ponsel barunya.

Pak Samuel: Jangan lupa buat alarm pukul 1 pagi!

Alessia: Saya berharap jika saya terbangun pukul 5 pagi saja.

Pak Samuel: Hahaha ... sudah berani padaku?

Alessia: Saya hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa.

Pak Samuel: Maka dari itu kamu sangat menggemaskan.

Alessia: Perhatikan istri anda dan bukannya malah mengirim pesan pada pembantu anda!

Pak Samuel: Aku tidak sabar untuk mencumbumu lagi.

Alessia tidak menggubrisnya, dia lekas mematikan data pada ponselnya dan segera mematikan lampu. Dia berharap bisa cepat keluar dari rumah ini, lama-kelamaan dia bisa gila karena tinggal dengan orang-orang gila yang ada di rumah besar tersebut.

Keesokan harinya.

"Kamu boleh menikah lagi asalkan dengan wanita pilihanku," ucap Kanaya.

Samuel mengusap wajahnya kasar, dia berdiri dan memperhatikan Kanaya dengan baik. Wanita pilihannya? Kanaya egois sekali.

"Jika aku punya wanita pilihanku sendiri bagaimana?" tanya Samuel.

"Tidak boleh, kau pasti mencintainya dan aku akan tersisihkan," jawab Kanaya.

"Lupakan untuk mencarikanku wanita baru lagi! Fokus saja pada kesembuhanmu!" ucap Samuel.

Samuel berjalan keluar dengan melewati Alessia, tangannya meremas tangan Alessia sekilas dan hanya dilihat oleh Richard.

Samuel keluar dan masuk ke dalam mobil, Samuel mengirim pesan pada Alessia dan Alessia membacanya.

Pak Samuel : Aku tunggu kamu di depan rumah. Masuklah ke dalam mobilku sebentar! Jika tidak mau maka aku akan membongkar rahasia kita. Sudah dengar sendiri kan ucapan Kanaya tadi? Kanaya hanya ingin aku menikah dengan wanita pilihannya. Kau bisa dibunuh olehnya jika ketahuan ada hubungan denganku.

Tak berselang lama Alessia datang, Richard membukakan pintu mobil untuknya. Alessia menoleh ke belakang seolah memastikan tidak ada yang melihatnya.

"Aman, Nona. Lebih aman lagi jika anda kabur dari sini dan jangan pernah menunjukan wajah memelas anda. Dasar wanita jalang yang berlagak menjadi korban!" ucap Richard tanpa melihat wajah Alessia.

Alessia tentu saja sedih mendengar ucapan Richard, dia lekas masuk dan Samuel sudah ada di dalam mobil. Richard duduk di depan lalu menyetir mobil meninggalkan rumah itu.

"Mau menikah denganku?" tanyaSamuel.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status