Share

BAB 4 : Pertemuan Pertama yang Mendebarkan

Aku mengambil kartu nama itu, lalu keluar dari kamar mandi dan masuk ke dalam kamarku.

Aku memandangi kartu nama itu dari tadi, kenapa kartu nama ini bisa jatuh?apakah ini pertanda bahwa dia yang akan membantuku untuk membelikan barang buat anak-anakku dan Aku seperti Mas Hardinya Tika.

Aku menyimpan nomor teleponnya di ponselku. Tapi Aku ragu untuk memulai mengirim pesan duluan ke Raka,

Setelah pergulatan batin yang cukup lama, akhirnya Aku memutuskan untuk mengetik pesan di aplikasi W*.

[Assalamualaikum Mas...Aku Melia..Apakah kamu masih ingat denganku?]

Ragu Aku untuk mengirimkan pesan itu tapi saat ini yang terlintas dipikiranku adalah Raka, hanya dia yang mampu mewujudkan keinginanku dengan jalan tercepat dan Akhirnya SEND, Aku memencet tombol itu

Aku menunggu balasan dengan perasaan cemas, bagaimana kalau Dia mengabaikan pesanku, Aku pasti akan malu seumur hidupku. Baru saja pesan tadi ku kirim akan ku hapus tapi ku lihat statusnya sudah centang biru dan Raka sedang mengetik.

Hatiku deg-degan tidak karuan, apa yang akan dia jawab ya, bagaimana kalau jawabannya tidak sesuai dengan harapan.

TRIIIING suara pesan W* masuk ke ponselku

[Waalaikumusalam Melia, tentu saja Aku masih ingat, bahkan Aku tidak bisa melupakan Kamu, oh iya Apa khabar Kamu? Aku senang sekali ahirnya Aku bisa juga mendapatkan nomor W* kamu,]

Aku tersenyum senang, balasan dari Raka memang di luar ekpektasi dan sungguh membuat hatiku bergetar.

#FLASHBACK ON

“Raka...maafin Aku” kata ku pada Raka

“Kamu kenapa minta maaf segala, emangnya lagi lebaran?”canda Raka sambil mengelus rambutku

“Aku mau kita putus sekarang”

“Kamu jangan bercanda Mel, Engga usah ngerjain kaya gitu lah, engg lucu tau” Raka mendengus kesal, karena Aku sering ngerjain bilang putus ke dia.

“Kali ini Aku engga bercanda Raka”

“Apa alasan kamu Mel, Kamu inget kan cita-cita kita?kita akan hidup bersama membangun keluarga?” tanya Raka memastikan

“Aku engga bisa Raka”

“Kamu kenapa Mel??kenapa tiba-tiba berubah seperti ini?”

“Aku dijodohkan oleh ibuku”

“Dijodohkan?apa maksud kamu Mel”

Aku menangis sambil menutup wajah dengan kedua telapak tanganku.

“Ibu sudah menerima pinangan Mas Erlang, dan setelah lulus Aku akan di nikahkan” kataku lagi, Raka terduduk lemas di sudut kantin.

Aku dan Raka harus berpisah Karena terhalang restu kedua orang tua ku. Ibuku memang tidak suka pada Bu Eva mamanya Raka yang sombong itu. Ibu takut aku diperlakukan semena-mena.

Akhirnya kelulusan pun tiba, dan Raka menghilang setelah itu karena dia mengambil kuliah di luar kota, dan tak pernah kembali hingga saat ini.

#FLASHBACK OFF

[Mel..kenapa Kamu tidak membalas pesanku lagi?]

Sebuah pesan teks masuk lagi ke W* ku, lamunanku pun buyar

[Khabarku baik-baik saja Raka, kamu sendiri gimana khabarnya?Kamu sekarang tinggal dimana?]

[Alhamdullilah Aku baik-baik juga Mel, Aku masih tinggal di kota ini]

[Bisakah kita ketemu besok?]

[Kamu benaran ingin ketemu Aku Mel?]

[Iya]

[Baiklah, Aku ada waktu besok ketika makan siang, kita ketemu dimana?]

[Kita ketemu di depan RSUD Kartolo jam 12.15 ya]

[Baiklah]

[Setelah ini, kamu jangan membalas atau meneleponku lagi ya, karena nanti suamiku pulang kantor]

[Ok]

Aku langsung menghapus semua chat ku dengan Raka, Aku tersenyum senang. Akhirnya Aku akan bertemu kembali dengan Raka.

Malam ini Aku sangat gelisah karena Aku sudah tak sabar menunggu esok hari

“Ma, Kamu belum tidur?” tanya Mas Erlang ketika melihat Aku membolak balikan badan karena gelisah.

“Belum..Aku engga bisa tidur” sahutku malas

“Ya udah kalau begitu kita bercumbu saja Ma” kata Mas Erlang semangat.

“Engga ah Mas, Aku Capek sekali dan Badanku sakit semua tadi habis senam” tolakku pada Mas Erlang,

Aku sedang malas melihat wajah Mas Erlang, Aku malahan ingin segera bertemu dengan Raka.

“Ya udah kalau Kamu capek” kata Mas Erlang kecewa.

Aku tak perduli dengan perasaan Mas Erlang karena sekarang yang Aku pikirkan adala Raka, bagaimana Aku mau bercumbu dengan Mas Erlang jika di pikiranku hanya ada Raka.

------------

Pagi itu setelah mengantar anak-anak, Aku segera ke tempat senam. Aku celingak-celinguk mencari Tika.

“Mel..Kamu cari siapa?” tanya Mpok Inung ketika melihatku masuk ke studio Kharisma

“Eh Mpok Inung, Aku cari Tika Mpok”

“Dia mah jam segini belum datang Mel, kan Dia biasanya terlambat”

“Iya kali aja pagi ini lain gitu Mpok”candaku pada Mpok Inung

Kami tertawa

“Eh Mel..Kamu jadi kredit sepatu atau engga?” bisik Mpok Inung padaku

“Engga ah Mpok, beli sendiri aja besok”

“Woow..udah punya uang ya”

“Iya Mpok..Mas Erlang dapat bonus” sahutku berbohong.

Mpok Inung mengacungkan jempolnya, aku terkekeh.

Aku menunggu hingga senam berakhir tetapi Tika tidak datang

[Tik, Elo dimana?kok datang senam] Aku mengirimkan pesan chat pada Tika

[Eh iya Mel, Hari ini Gue engga senam dulu, elo tau engga, Gue lagi pergi sama Mas Hardi, hari ini Gue nemenin dia ke Bandung 🥰🥰] balas Tika lagi.

[Ooo...Gue mau ngasih tahu elo Tik]

[Apaan?]

[Nanti siang Gue janjian ketemuan sama Raka di depan RSUD kartolo]

[What???Apa Gue ga salah baca nih cyiiinn?Elo mau ketemuan ma Raka]

[Iya Tik, Gue udah menghubungi w* nya dan kita janjian siang ini]

[Inget ya Mel, kalau bisa nanti elo cerita yang sedih-sedih supaya Dia tergerak membantu Elo]

[Ok] balasku singkat

Setelah pulang senam, Aku memasak soto ayam, lumayan beli ayam 3 potong dan bisa di suir-suir dengan kuah yang banyak.

Akupun segera menjemput Rayyan dan mengantarnya ke rumah Ibu untuk menitipkannya pada ibu siang ini.

“Memang Kamu mau kemana Mel”

“Aku ada urusan sebentar bu, nanti tolong suruh indri jemput amanda jam 2 ya bu”

“Iya tapi jangan lama-lama Mel, kalau bisa Erlang pulang ya kamu sudah pulang”

“Aku sudah izin Mas Erlang Bu, Dia sudah mengizinkan”

“Ya sudah kalau begitu” kata ibu padaku

“Aku berangkat dulu ya bu” pamitku pada ibu, ibu mengangguk

“Rayyan, Mama pergi sebentar ya, Kamu jangan nakan dan engga boleh rewel sama nenek loh ya”

“Siap Ma” kata Rayyan dan kembali bermain dengan teman sebayanya di rumah Ibu.

Aku pun segera berangkat ke RSUD Kartolo, ya ampun kenapa rasanya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Raka. Aku Memarkir motor di halaman parkir rumah sakit. Dan setelah itu menuju gerbang depan rumah sakit untuk menunggu Raka.

Baru berdiri 2 menit tiba-tiba ada sebuah mobil pajero sport warna putih keluaran terbaru berhenti tepat di depanku. Kacanya terbuka, wajah tampan berkaca mata gelap tersenyum padaku

“Ya Tuhan, senyum itu manis sekali, dan tidak berubah sama sekali” batinku sambil terpana.

“Mel..ayo naik, kok malah bengong”sapanya dari atas mobil.

“Eh..he iya” kataku tergagap sambil membuka pintu depan dan naik ke mobil itu.

“Mau kemana kita” tanya Raka ketika Aku sudah berada di kursi sampingnya.

“Terserah kamu, Aku ikut saja” kataku grogi karena sekarang Aku merasa minder sekali melihat Raka yang tampan, keren, bersih, wangi.

“Hmmm terserah Aku ya??gimana kalau kita makan di resto lembur kuning, masakan khas sunda kesukaan kamu, disana ada ruangan privat jadi kita bisa mengobrol sepuasnya”

Aku hanya mengangguk saja, Rakapun segera melajukan mobilnya ke arah resto yang di maksud. Mobil Raka berhenti di sebuah restoran, kami turun dan diantar ke sebuah ruangan Privat. Kami duduk dan semua makanam sudah di sajikan diatas meja. Aku menelan saliva ku, perutku langsung meronta melihat lauk pauk kesukaanku, ternyata Raka masih hafal makanan kesukaanku.

“Ayo Mel, kita makan dulu nanti sambil ngobrol” kata Raka sambil memilih makanan

Akupun mengambil makanan yang aku suka, dalam hati ku teringat anak-anakku tapi semua ku tepis semua perasaan itu.

“Gimana kabar Kamu Mel”

“Baik ka” sahutku grogi

“Kamu masih seperti dulu tapi sedikit lebih kurus” kata Raka sambil menatapku

Jantungku berdebar tatapan mata Raka masih sama seperti dulu

“Kamu yang jauh berbeda Ka, Kamu sudah jadi orang sukses ya” kataku minder

“Aku berbeda hanya luarnya saja Mel, tapi hatiku belum berubah, Aku belum bisa move on dari kamu, cintaku mentok di Kamu”

Aku menunduk tak berani menatap mata Raka

“Apa Kamu sudah bahagia sekarang?”Tanya Raka sambil menyentuh jari tanganku.

Aku menggeleng cepat

“Aku tidak bahagia bersama Mas Erlang”

“Kenapa?bukankah Mas Erlang orang baik?”

“Iya..Mas Erlang memang baik tapi kehidupan ku serba kekurangan”

“Maksud mu?”

“Gaji Mas Erlang tak bisa mencukupi kebutuhan kami sekeluarga” kataku sambil menahan genangan airmata yang hendak tumpah.

“Jangankan untuk skincare dan lain-lain, untuk kebutuhan sehari-hari saja Aku harus menghemat” kataku yang diiringi deraian airmata

“Sttt..sudah..sudah kalau begitu jangan bercerita apa-apa lagi yang bisa membuat kamu sedih Mel” Raka menggenggam tanganku

Yah lelaki ini tetap baik padaku, meskipun Aku dan keluargaku sudah menyakitinya dengan menolaknya menjadi calon suamiku.

“Kamu sendiri, gimana kabarnya setelah kejadian kita putus dan lulus-lulusan Kamu tidak pernah lagi kelihatan” kataku setelah menguasai hatiku yang sedih.

“Aku Kuliah di semarang Mel, dan sampai lulus Aku memang tidak pulang karena Aku tidak ingin bertemu dengan kamu yang waktu itu Aku dengar dari Ibuku kalau Kamu sudah menikah lalu nasib baik menghampiri Aku, Aku langsung di terima di perusahaan ini dan kemudian karirku melesat dengan cepat” Kata Raka lagi.

Aku tertunduk “Maafin Aku Ka, sekarang Apakah Kamu sudah menikah Ka?”

Raka mengangguk “Sudah tapi Aku menikahinya tanpa cinta, Dia baik padaku, kami teman sekantor dulu tapi setelah menikah dia berhenti dan menjadi ibu rumah tangga saja"

Aku menatapnya lekat, wajah yang ku rindukan masih sama. yah Aku masih sangat mencintai Raka.

“Mel, maukah kamu menjalin hubungan bersamaku lagi secara diam-diam?” Tanya Raka sambil menggenggam jemari tanganku, jantungku berdetak cepat, aliran darahku pun mengalir cepat.

Tanpa berpikir lama, Aku mengangguk pasti, karena selain masih ada rasa cinta yang sangat besar dalam hatiku, Akupun membayangkan jika Raka bisa memberikan kebahagiaan materi untukku.

“Terima kasih Mel, Aku janji akan bahagiain kamu"

Aku tersenyum senang.

"Hmmm gimana kalau habis ini kita ke mall ya, Aku ingin kamu membeli apa saja yang kamu inginkan”

Aku menoleh cepat “Benarkah itu Raka?"

Raka mengangguk, “Aku pernah janji sama kamu kan jika Aku berhasil nanti aku akan membawa mu jalan- jalan dan membelikan apa saja yang kamu mau”

Wajahku berbinar senang, Aku membayangkan akan memilih semua yang Aku inginkan.

Pertemuan pertama yang mendebarkan, kami selayaknya pasangan ABG yang sedang jatuh cinta.....cinta memang bisa membuat orang lupa daratan..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status