Share

Bab 2 : Raka, Si Mantan Terindah

Pagi itu, setelah mengantar Amanda dan Rayyan, Aku segera meluncur ke tempat senamku.

“Tumben Mel datangnya kesiangan” tanya Mpok Inung padaku

“Iya Mpok ..itu loh si Rayyan drama terus kalau mau berangkat sekolah” keluhku sambil meletakkan tas ku di meja dan memakai sepatu, Aku melihat ujung sepatu olahragaku yang sedikit mangap minta di ganti.

“Aduuh ini sepatu bikin malu aja” batinku dalam hati, karena anggota senam ini semua orang-orang yang berada dan sosialita, kadang mereka pakai baju seragam untuk senam, sedangkan Aku?

aku hanya mencocokkan warna baju mereka saja, tak pernah membeli seragam, kalaupun beli pasti aku kredit sama Cik Mirna atau Mpok Inung.

“Eh Mel...”colek Mpok Inung padaku

“Apaan Mpok..”tanyaku heran

“Sepatumu kelaparan itu” tunjuk Mpok Inung ke arah sepatuku

Aku tersenyum kecut sambil memandang sepatu senamku, memang Mpok Inung biar begitu-begitu banyak uangnya karena suaminya juragan kontrakan, kontrakannya dimana-mana, Mpok Inung aja memakai emas seperti toko mas berjalan.

“Mas Erlang belum gajian, Mpok...jadi Aku belum bisa mengganti sepatuku” keluhku sambil menahan airmata yang hendak tumpah

“Ya udah nanti Aku kreditin aja Mel” Bisik Mpok Inung dan memnuat Mataku berbinar senang

“Beneran Mpok?” tanyaku senang

“Iya beneran lah Mel....terus tenang aja Mel bayarnya bisa SSED kok” Mpok Inung tertawa

“Apaan itu SSED Mpok”” tanyaku heran, setauku kalau kredit 2 minggu atau sebulan pembayaran bisa cash atau transfer kok ada sistem pembayaran baru dan aku tidak tahu, apakah aku termasuk orang yang gaptek karena tidak pernah ke bank.

“SSED Itu adalah sistem pembayaran Suka Suka Elo Deh” Kata Mpok Inung langsung cekikikan

Aku hanya tersenyum kecut lagi, Kenapa Aku kok merasa di rendahkan ya?padahal Aku tau Mpok Inung hanya bercanda.

Hmmmmm, inilah nasib orang yang kekurangan uang, diremehkan dan di hina, padahal selama ini Aku termasuk orang yang takut berhutang dan kalau kredit Aku pasti selalu tepat waktu membayarnya.

“Eh Mel, Aku hanya bercanda loh ya, jangan di masukin dalam hati” kata Mpok Inung setelah melihat raut wajahku yang berubah.

“Iya Mpok, Aku tahu kalau Mpok Inung itu orangnya suka bercanda” Kataku tersenyum setelah mengatur emosiku.

Coach Erni menelpon Cik Mirna dan mengabarkan jika nanti terlambat datang karena masih ada urusan, terpaksa kami mengobrol-ngobrol dulu untuk menunggu coach Erni datang. Tak lama dari pintu muncul seseorang yang memenuhi pikiranku sejak kemarin.

“Hai Mel....udah dari tadi datangnya”tegur Tika padaku.

“Hei Tik..Iya nih dari habis anter Amanda sama Rayyan, Aku langsung meluncur kesini” jawabku senang karena orang yang Aku tunggu akhirnya datang juga

“Aku tadi memasak dulu, jadi terlambat lagi deh sampe sininya” kata Tika sambil memakai sepatunya yang bermerk terkenal, Aku terkesiap melihat sepatunya, sepatu idamanku dari dulu tapi langsung tersadar

"Astaghfirulloh" Batinku dalam hati

“Eh Tik, Mas Danang sekarang apa kesibukannya” tanyaku setelah menguasai pikiran dan hatj yang tK menentu dan Aku tidak sabar bertanya tentang hal ini karena dari semalam Aku penasaran ingin bertanya pekerjaan Mas Danang yang sekarang.

“Ya engga ada Mel, paling masih mengajar karate di Gor” Kata Tika sambil duduk di sebelahku.

“Nah Elo sekarang lagi sibuk apa Tik?bisnis Skincare ya”

“Engga ada juga Mel, Cuma Ibu rumah tangga aja, kalau Skincare siapa yang mau pesan aja sih”

“Ooo."

"Kalau elo gimana?Mas Erlang masih kerja di perusahaan yang lama, udah naik jabatan belum?”

“Iya masih di kantor yang lama Tik, dan belum dapat promosi kenaikan gaji dan jabatan” kataku nelangsa.

“Eh Mel elo udah pernah ketemu si Raka mantan terindah elo waktu SMP itu loh”

“Belum pernah ketemu sih...Kenapa?” tanyaku penasaran

“Dia sekarang keren Mel, bawaannya Pajero warna putih metalik, jabatannya manager, gue aja pernah ketemu trus di traktir” Kata Tika padaku

“Ah Raka...mantan terindahku...lelaki itu.....”batinku dalam hati

#FLASHBACK On

“Pokoknya sampe kapanpun Ibu ga akan setuju kalau Kamu sama Raka, anaknya Bu Eva”kata Ibu sambil meluapkan amarahnya ketika tahu Aku berpacaran dengan Raka.

“Tapi Bu...Aku dan Raka saling mencintai” Kataku berusaha meyakinkan Ibu

“Alaaaah Cinta??memang apa itu cinta, kalau sudah menikah cinta itu tidak bikin kenyang, Cinta tidak bisa bikin orang jadi kaya” kata ibu sambil mencuci piring

“Ituloh Si Erlang sudah lama naksir kamu, dia juga sudah bekerja kantoran, dan seorang PNS, Mau dapat yang bagaimana lagi kamu nak, dan Ibu lihat nak Erlang itu perhatian, baik dan bertanggung jawab” kata Ibu lagi

“Sedangkan Raka, seorang Anak mami yang tidak bisa mandiri dan kamu juga tahu kalau Bu Eva tuh orangnya sombong, Ibu tidak bisa membayangkan kalau kamu jadi menantunya”

Aku hanya tertunduk saja

“Sudah lebih baik Kamu terima saja lamarannya Erlang, Ibu sama Bapak sudah setuju, kemarin Nak Erlang sudah meminta Kamu dan mau menunggu kamu selesai sekolah dulu”

“Tapi Aku kan masih 18 tahun Bu, dan Mas Erlang itu 11 tahun lebih tua dari Aku”ujarku sambil cemberut, dari dulu Aku tidak terlalu suka dengan orang yang jauh lebih dewasa daripada Aku.

“Ya justru bagus kalau lelaki lebih dewasa dari Kamu berati Dia bisa mengayomi dan bisa menjadi Imam yang baik buat Kamu

Ibu sepertinya sangat ingin Mas Erlang menjadi menantunya, daripada Raka. Aku hanya menghela nafas

#FLASHBACK Off

“Wooiii Melia, Kenapa malahan bengong” Tika menyenggol lengan ku

“Eh..hee..”Aku tergagap kaget

“Sekarang Raka tambah ganteng loh Mel, Mana bawaannya ga nahaan...” Tika terus mempromosikan Raka di depan ku, sehingga Aku jadi sedikit tergelitik untuk mengetahui tentang Raka lebih lanjut.

"Dia sudah punya anak berapa Tik?"

"2 Mel, Istrinya jelek tau, cantikan Elo jauh Mel"

Aku tersenyum "Bisa aja elo Tik" wajahku merona

"Beneran Mel, Elo itu cuma kurang perawatan sedikit aja, Elo itu cantik Alami tinggal di poles dikit aja, elo tahu engga?Kayanya Dia masih cinta sama Elo Mel, Dia belum bisa move on dari Elo, Dia masih nanyain Elo"

"Wajar Dia bertanya tentang Gue Tik, Kita kan teman SMP"

"Beda Mel, Gue Tahu dari raut wajahnya saat bertanya tentang Elo"

"Ah Kami sudah punya jalan hidup masing-masing Tik"

"Tapi berteman aja kan engga kenapa-kenapa?

"Engga ah, Gue ga enak sama Istrinya

“Hmmmm, tapi Gue punya nomor ponselnya Raka loh Mel" bisik Tika padaku

Aku terdiam, hatiku ingin sekali bertanya berapa nomor ponsel Raka, tapi kenapa bibirku kelu tak bisa bicara.

“Apa Elo tidak mau seperti Gue sekarang Mel” Bisik Tika lagi, Aku menoleh cepat ke arah Tika

“Maksud Elo??” Tanyaku tak mengerti

“Ayooo Guysss, kita Hempas lemak-lemak Jahat..semangat ya Cyiinn” Teriak Coach Erni pada semua orang yang ada di ruangan

Aku masih menatap heran ke arah Tika

“Senam dulu yuk Mel, nanti Kita ngobrol lagi” Tika tersenyum, Aku mengangguk walaupun hatiku penasaran.

Aku benar-benar tidak konsentrasi pada sesi senam kali ini, Aku sama sekali tidak mengerti ucapan Tika barusan.

“Melia, Elo engga konsen ya?Kenapa salah terus gerakannya” kata Mpok Inung padaku, Aku hanya tersenyum saja.

Sesi senam kali ini berakhir, Aku menghela nafas lega, dan aku langsung mendekati Tika yang sedang mengelap keringatnya.

“Tik...Apa maksud ucapan Elo tadi? Gue benaran penasaran?” Bisikku pada Tika.

“Ayo nanti Kita ke cafe monogram saja, ngobrol sambil minum kopi disana”

“Tapi Tik..”

“Udah tenang saja, Gue yang bayar Mel, udah sekarang kita ganti baju dulu”

Aku tersenyum senang “Ok” kemudian secepatnya Aku berganti pakaian karena Aku sudah sangat penasaran pada ucapan Tika tadi.

Aku menarik tangan Tika agar berjalan cepat, aku sudah tidak sabar ingin tahu karena dari awal ketemu Tika aku sudah sangat penasaran mengapa Dia bisa berubah drastis seperti itu.

“Aduh Mel, Pelan-pelan donk jalannya, Gue kaya keseret nih jalannya” Protes Tika padaku

“Elo jalannya lama sih Tik”

“Iih elo udah penasarannya” Tika tertawa kecil.

Aku dan Tika naik motor beriringan menuju Cafe Monogram, karena tadi Kami berangkat sendiri-sendiri ke studio Kharisma. Setelah sampai Tika mengajakku untuk duduk di sudut kafe yang bagus untuk nongkrong

“Elo mau pesan apa Mel”

“Apa aja deh Tik, samain sama pesanan Elo aja”

“Ok” lalu tika pun melambaikan tanggan memanggil pelayan

“Pagi Kak, Ada yang bisa saya bantu?” Sapa pelayan tersebut dengan ramah

“Mbak pesan 2 Ice coffe capucino with less sugar ya”

“Baik Kak, Apa ada lagi pesanannya Kak?”

“Sama 2 French Fries deh”

“Ada lagi Kak?”

“sudah itu saja mbak”

“Baik Kak, Kami Proses dulu pesanannya, Mohon di tunggu” Ujar pelayan tersebut sambil berlalu.

“Tik..Apa maksud elo tadi bilang kalau Gue tidak ingin seperti Elo?”

“Elo mau berubah Cantik sama modis seperti Gue sekarang atau engga”

“Iya Gue mau Tik, tapi bagaimana caranya, Elo tau sendiri gaji Mas Erlang berapa?Ya mana mungkin harus di bebankan lagi dengan Skincare dan kebutuhan lainnya Tik, yang ada anak-anak Gue tidak bisa sekolah dan makan” kataku pelan

“Aduh Melia, jadi orang jangan terlalu naif lah, Gue kan tidak menyuruh Elo menggunakan uang Mas Erlang”

“Lantas dari mana Gue bisa dapat uang untuk beli skincare dan lain-lain jika Gue tidak meminta pada Mas Erlang?Gue kan hanya Ibu rumah tangga” ucapku Pesimis

“Trus Elo pikir Gue jadi begini gara-gara Mas Danang?”

Aku mengangguk, Tika terbahak-bahak, Aku hanya terbengong tidak mengerti mengapa Tika malahan Tertawa.

“Melia..Melia...elo tuh lucu sekali” ujar Tika di sela-sela tawanya

Aku hanya mengernyitkan keningku

“Elo kan tau Melia kalau Mas Danang cuma Pelatih karate, mana sanggup dia beliin Gue skincare atau barang-barang branded” sarkas Tika

Aku mengernyitkan kening lagi,

"Lah terus Elo bisa seperti ini dapat uang dari mana?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status