Home / Romansa / Terjerat Hasrat Dunia Gelap / Bab 33. Dinding Sunyi

Share

Bab 33. Dinding Sunyi

Author: Shenna
last update Last Updated: 2025-07-22 09:00:15

Ella membeku. Tatapannya tertuju pada Alice, bukan dalam perlawanan, melainkan keterkejutan yang belum luruh. Ia sudah pernah bertemu Alice sebelumnya, dan kali ini pun, ucapannya tetaplah tajam dan tidak pantas. "Maaf, Anda salah tangkap. Aku bukan-"

"Aku bukan jalang, aku hanyalah gadis polos," sela Alice, diikuti cekikikan kecil penuh remehan dan ledekan. Lalu ia mendudukkan diri di sofa, samping Ella. "Aku ini adik kandung Alexander. Satu-satunya! Dan aku berhak tahu, kenapa kau bisa berada di sini. Selain karena ... jadi wanita simpanan, tentu saja."

Ella membuang napas malas. "Kakakmu yang menyuruhku."

"Jangan mengarang cerita. Alexander tidak mungkin sembarangan membiarkan orang tak penting untuk tinggal di tempatnya."

"Kalau tidak percaya, silakan tanya langsung padanya."

Keheningan mengalir di antara mereka. Alice menatap Ella dari ujung kepala sampai kaki, dengan sorot
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 35. Tumbal Sebuah Nama

    Hari itu, matahari masih bergelantung malas di langit barat, seolah enggan turun meski jarum jam telah menunjukkan waktu sore. Di dalam ruang kerja kepala keluarga Hoffa, dua sosok duduk saling berhadapan dalam keheningan yang terasa berat. Tempat yang lebih sering digunakan untuk urusan penting daripada kebersamaan keluarga."Bagaimana hasilnya? Apa Alexander mendengarkanmu?" tanya Reagan akhirnya memecah sunyi.Alice menghela napas, malas membahas persoalan yang tak kunjung selesai. "Tidak. Dia bahkan tak menggubris sepatah kata pun dariku.""Coba lagi. Gunakan pilihan kata yang lebih tepat, atau kalau perlu, berikan ancaman. Buat dia tunduk.""Alexander tidak akan takut pada apa pun, apalagi hanya kepadaku. Dan ayah tahu itu.""Jika tidak segera di desak, pernikahannya tidak akan pernah berlangsung.""Kalau begitu kenapa tidak dibatalkan saja? Maksudku, mungkin Alexander memang tidak menyukai tunangannya. Siapa tahu, dia sudah

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 34. Syal Merah

    "Hai," sapa Alexander sambil tersenyum lebar."Kenapa kau ke sini, hah?" tanya Ella."Apa kalian saling mengenal?" tanya Ryan-Ayah Ella. "Tentu, kami sudah mengenal lumayan lama," jawab Alexander."Dad, kenapa membawa makhluk ini?" tanya Ella dengan tatapan sini ke Alexander."Sebut namaku saja," lontar Alexander.Tanpa aba-aba, Ella merebut kantong belanja dari tangan Alexander. "Dad, ayo cepat masuk," ajaknya, menyentuh pundak Ryan dan menariknya masuk ke dalam. Pintu ditutup begitu saja, membiarkan Alexander berdiri sendirian di luar, bersama angin sore yang kini terasa kikuk."Kenapa kamu meninggalkannya seperti itu?" ujar Ryan."Biarkan. Memang itu yang harus dilakukan," ketus Ella."Tapi kenapa kamu membawa kantong belanja itu?""Tidak apa-apa, biar aku saja yang membawa.""Bukan begitu, tapi kantong belanja itu ... milik temanmu.""APA?" Mulut dan mata Ella t

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 33. Dinding Sunyi

    Ella membeku. Tatapannya tertuju pada Alice, bukan dalam perlawanan, melainkan keterkejutan yang belum luruh. Ia sudah pernah bertemu Alice sebelumnya, dan kali ini pun, ucapannya tetaplah tajam dan tidak pantas. "Maaf, Anda salah tangkap. Aku bukan-" "Aku bukan jalang, aku hanyalah gadis polos," sela Alice, diikuti cekikikan kecil penuh remehan dan ledekan. Lalu ia mendudukkan diri di sofa, samping Ella. "Aku ini adik kandung Alexander. Satu-satunya! Dan aku berhak tahu, kenapa kau bisa berada di sini. Selain karena ... jadi wanita simpanan, tentu saja." Ella membuang napas malas. "Kakakmu yang menyuruhku." "Jangan mengarang cerita. Alexander tidak mungkin sembarangan membiarkan orang tak penting untuk tinggal di tempatnya." "Kalau tidak percaya, silakan tanya langsung padanya." Keheningan mengalir di antara mereka. Alice menatap Ella dari ujung kepala sampai kaki, dengan sorot

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 32. Handuk yang Terjatuh

    "Alice? Mengapa kau di sini?" tanya Alexander sambil melangkah mendekat. Sorot matanya dingin, menyiratkan ketidaksenangan pada sang adik."Hei jangan mendekat. Pakai handukmu dulu yang benar," cegah Alice jijik dan malu."Jawab saja pertanya-"Srak ...!Suara kain handuk di pinggang Alexander meluncur turun ke lantai, tanpa diduga. "HAAAA," teriakan serempak para wanita meledak.Teriakan terkejut bercampur tawa gugup, tangan-tangan buru-buru menutupi mata, meski beberapa jemari menyisakan celah mungil. Alice membalikkan badan secepat kilat, wajahnya merah padam. Ella juga menutup wajah, tapi tawa kecil lolos dari bibirnya.Sedangkan para pria, mereka lebih tahu diri. Ada yang menunduk, ada yang tiba-tiba sibuk mengecek lantai, dan satu-dua pura-pura terbatuk.Alexander? Sudah menjadi patung pahlawan tragis, berdiri tanpa perlindungan dan harga diri."DASAR BODOH. PAKAI HANDUKNYA DENGAN BENAR DONG!" om

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 31. Permainan Kejar-kejaran

    "Tidak," balas Ella cepat. Hening. Mendadak tidak ada pembicaraan di antara mereka. Ella sibuk membersihkan rambut Alexander, sementara pria itu hanya memandangi wajahnya sedari tadi. Ella merasa situasi saat ini menjadi aneh, bukan karena tatapan Alexander, akan tetapi karena pria itu jadi diam. Apa ucapannya barusan terlalu jahat? Ia jadi merasa bersalah. "Ba ... baiklah, aku ingin dengar ceritanya. Cerita hidupmu. Cepat.""Lupakan, aku tidak mempercayai orang lain.""Jadi, kau menganggapku sebagai 'Orang lain'?""Ya.""Terserah menanggapku sebagai orang asing atau apa, semua keputusanmu. Tetapi setidaknya jangan menawarkan, jika tidak ingin memberitahu." Ella menuangkan air ke rambut Alexander agar bersih. "Sekarang bersihkan tubuhku."Ella menurut, tanpa sepatah kata. Ia mengambil sabun, mengusapnya lembut ke leher, lengan, turun dada, dan perutnya. Lalu tangannya terhenti tepat di pusar. Itu adalah titik berakhir, tentu ia tidak berani melangkah lebih jauh."Hanya itu?""Iya."

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 30. Guyuran Kewarasan

    "K ... kau gila. APA KAU MELUKAI LENGANMU HANYA UNTUK ALASAN KONYOL ITU?""Ya.""Kau tidak waras, Alexander," omel Ella. Ia mendekati Alexander untuk melihat seberapa parah lukanya. "Aku akan memberitahu yang lain agar menghubungi dokter.""Tidak, jangan," tolak Alexander, menahan lengan Ella sebelum wanita itu pergi. "Kau terluka. Lihat, darahnya terus mengalir.""Kalau begitu obatilah aku.""Maksudmu aku? Tidak, tidak, aku tidak bisa. Jika dokter yang mengobati akan jauh lebih baik.""Yasudah biarkan saja seperti ini.""Jangan! Darahmu semakin banyak yang keluar!""Maka obatilah.""Ck dasar. Ayo duduk." Ella menuntunnya duduk di tepi ranjang, mengambil kotak P3K dari laci. Kemudian duduk di sebelah Alexander, menatap luka itu dengan kerutan khawatir di dahi. "Sekarang apa? Aku bukan perawat.""Tuangkan alkohol, lalu balut dengan perban.""Alkohol? Itu akan terasa sakit seka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status