Share

Bab 137 Hidup Baru

Author: Secret juju
last update Last Updated: 2025-10-25 20:57:27

Beberapa hari setelah keputusan sidang ayahnya, seharusnya Kanara merasa lega. Ia tahu itu keputusan yang benar. Adil bagi semua pihak. Tapi anehnya, yang ia rasakan justru sebaliknya. Ada beban yang menekan dadanya setiap kali ia memikirkan ayahnya di balik jeruji besi. Tidur di lantai dingin, makan seadanya, dan hidup dalam rutinitas tanpa kebebasan.

Kanara berdiri di depan jendela apartemen, menatap langit sore yang mulai memerah. Pandangannya kosong, pikirannya melayang jauh. Pemandangan itu sudah sering Arga lihat akhir-akhir ini. Kanara yang diam terlalu lama, seolah sedang berbicara dengan pikirannya sendiri.

Arga masuk tanpa suara. Setelah melepaskan jas dan menaruh tas kerjanya di sofa, ia menghampiri Kanara lalu memeluknya dari belakang. Kanara sempat terlonjak kecil, tidak menyadari kehadiran suaminya.

“Aku pulang,” ucap Arga pelan, suaranya hangat di telinga Kanara.

Kanara hanya mengangguk kecil. Arga mengusap lembut perut Kanara yang membuncit, lalu menempelkan dagunya di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 139 Rumah Siap Huni

    Kanara terbangun dengan kepala masih bersandar di lengan Arga. Udara kamar terasa hangat, dan dari jendela, cahaya matahari menembus tirai tipis, mengenai wajah mereka yang masih lelah setelah malam panjang.Ia menatap sosok di sampingnya, Arga tertidur dengan dada terbuka di balik selimut. Nafasnya tenang, ritmenya teratur. Kanara memandangi wajah pria itu beberapa detik, lalu tersenyum kecil. Ia baru teringat, niatnya semalam ingin menanyakan soal belanjaan bayi mereka yang tidak tampak di apartemen ini. Tapi niat itu buyar begitu saja setelah Arga menariknya lebih dekat, menciumnya dan malam pun bergeser menjadi sesuatu yang lain.Tangannya bergerak pelan, mengusap perut Arga yang berotot. Kulitnya hangat, terasa nyata di ujung jemarinya.Arga mendengus kecil, matanya masih setengah terpejam. Ia menggenggam tangan Kanara di bawah selimut, menahannya.“Jangan membangunkan punyaku, Kanara,” gumamnya serak. “Aku tidak ingin membuatmu kewalahan pagi ini.”Kanara mendongak, menatap waja

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 138 Menyatu Dalam Diam

    Kanara berjalan perlahan di antara deretan rak perlengkapan bayi. Jemarinya berhenti pada pakaian mungil berwarna pastel, mengelus lembut kain halusnya seolah sedang menyentuh sesuatu yang berharga. Senyum kecil muncul di bibirnya. Di dalam benaknya, ia membayangkan sosok kecil yang kini tumbuh di dalam perutnya. Entah wajah siapa yang akan lebih dominan nanti, dirinya atau Arga.Arga berdiri tak jauh di belakangnya, lengan kemejanya digulung rapi, matanya mengikuti setiap gerakan Kanara dengan tenang.“Yang ini lucu banget, ya?” kata Kanara sambil mengangkat setelan bayi berwarna krem dengan gambar kelinci kecil di dada.“Ambil saja,” jawab Arga tanpa banyak pikir.Kanara berpindah ke bagian stroller dan menunjuk model hitam elegan dengan rangka kokoh. “Yang ini juga?”“Ambil,” sahut Arga santai.Kanara menatapnya, separuh geli, separuh heran. “Kau tidak ingin lihat dulu harganya?”Arga menoleh padanya, menatap lurus dengan ekspresi lembut yang tak lagi menyimpan ambisi seperti dulu.

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 137 Hidup Baru

    Beberapa hari setelah keputusan sidang ayahnya, seharusnya Kanara merasa lega. Ia tahu itu keputusan yang benar. Adil bagi semua pihak. Tapi anehnya, yang ia rasakan justru sebaliknya. Ada beban yang menekan dadanya setiap kali ia memikirkan ayahnya di balik jeruji besi. Tidur di lantai dingin, makan seadanya, dan hidup dalam rutinitas tanpa kebebasan.Kanara berdiri di depan jendela apartemen, menatap langit sore yang mulai memerah. Pandangannya kosong, pikirannya melayang jauh. Pemandangan itu sudah sering Arga lihat akhir-akhir ini. Kanara yang diam terlalu lama, seolah sedang berbicara dengan pikirannya sendiri.Arga masuk tanpa suara. Setelah melepaskan jas dan menaruh tas kerjanya di sofa, ia menghampiri Kanara lalu memeluknya dari belakang. Kanara sempat terlonjak kecil, tidak menyadari kehadiran suaminya.“Aku pulang,” ucap Arga pelan, suaranya hangat di telinga Kanara.Kanara hanya mengangguk kecil. Arga mengusap lembut perut Kanara yang membuncit, lalu menempelkan dagunya di

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 136 Kemenangan Sementara

    Hari itu, Reza akhirnya membuat keputusan. Setelah berhari-hari diliputi kecemasan, ia menatap layar ponselnya dengan jemari gemetar. Nama Sandrina terpampang di sana. Nafasnya berat, seolah ada batu besar yang menekan dadanya. Tapi kali ini, ia sudah siap menanggung semuanya.Begitu telfon tersambung, suara Sandrina terdengar tajam.“Reza, kau di mana saja?! Aku sudah bosan menunggu hasil kerjamu. Jangan bilang kau malah—”“Aku akan menyerahkan diriku ke polisi,” potong Reza datar, suaranya berat dan nyaris bergetar.Beberapa detik hening. Lalu suara Sandrina meninggi, penuh kemarahan dan ketakutan bercampur jadi satu.“Apa kau sudah gila?! Jangan bodoh, Reza! Kalau kau buka mulut, semuanya hancur! Aku juga …”Reza menutup mata sejenak, menahan getir di tenggorokan.“Aku sudah cukup, Sandrina. Aku lelah bersembunyi, lelah berbohong. Aku tidak mau terus hidup seperti ini.”“Kau pikir polisi akan percaya padamu? Kau pikir mereka akan—”Klik. Sambungan terputus.Reza menatap ponselnya b

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 135 Keluarga

    Kanara berhenti di depan sebuah rumah tua di pinggiran kota. Tempat itu tersembunyi di antara ruko-ruko yang sudah lama tutup. Ia menatap bangunan itu sejenak, memastikan tidak ada orang lain yang mengawasi. Langkahnya mantap, tapi degup jantungnya cepat.Pintu terbuka sebelum ia sempat mengetuk. Reza berdiri di sana, wajahnya terlihat lebih tua dari terakhir kali Kanara melihatnya. Rambutnya berantakan, mata cekung, dan sikapnya siaga seperti orang yang hidup dalam ketakutan.“Kau datang juga,” suara Reza datar, tanpa ekspresi.“Ayah,” ucap Kanara pelan.Reza menoleh, mempersilahkan masuk tanpa bicara banyak. Kanara mengikuti, memperhatikan ruang sempit itu. Berantakan, penuh bungkus makanan instan dan botol air kosong. Ada rasa iba yang sulit dijelaskan di dadanya.“Kau tidak seharusnya datang ke sini,” ucap Reza akhirnya. “Sandrina punya mata di mana-mana.”“Aku tidak peduli.” Kanara menatap ayahnya lekat. “Aku datang karena aku ingin kita bicara.”Reza menghela napas, lalu duduk d

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 134 Dengan Caraku

    Malam berjalan tenang, nyaris tanpa percakapan berarti. Rutinitas rumah tangga mereka tampak biasa, tapi ada jarak halus yang terasa di udara.Kanara duduk di depan meja rias dengan piyama satin berwarna gading. Gerakan tangannya lembut saat menghapus sisa riasan di wajah. Dalam pantulan kaca, ia melihat Arga masuk tanpa suara, menatapnya beberapa detik sebelum menghampiri.Tanpa sepatah kata, Arga berdiri di belakangnya, mengusap bahu Kanara perlahan sebelum mengalungkan sesuatu di lehernya. Seuntai kalung kecil berbandul sederhana tapi tampak mahal.Kanara membeku. Tatapannya naik ke arah cermin, memandangi wajah Arga yang tersenyum samar di belakang tubuhnya. “Dalam rangka apa?” tanyanya pelan, mencoba membaca maksud Arga.Arga melepaskan genggamannya, lalu berjalan ke tepi ranjang. “Tidak ada. Aku hanya ingin memberimu sesuatu.”Kanara memutar tubuhnya sedikit, menatap Arga yang kini menunduk, seolah menyembunyikan sesuatu. Ia tersenyum tipis. “Aku sudah memaafkanmu, Arga. Kalau i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status