Home / Romansa / Terjerat Nafsu Kakak Tiri / Bab 53 Yang Tak Terucap

Share

Bab 53 Yang Tak Terucap

Author: Secret juju
last update Huling Na-update: 2025-08-30 15:15:46

Bab 53 Yang Tak Terucap

Kanara masih berbaring diam, menatap kosong langit-langit putih yang terasa menekan. Sunyi. Tidak ada tanda-tanda Arga di ruangan itu. Sekejap, hatinya dicekam pikiran buruk. Apa setelah membawaku ke sini… dia pergi menemui Sandrina? Dadanya sesak membayangkan kemungkinan itu. Ditolong hanya untuk kemudian ditinggalkan begitu saja.

Suara pintu terbuka membuatnya menoleh cepat. Arga.

Pria itu masuk tergesa, wajahnya tegang. Ia buru-buru menyelipkan ponsel ke dalam saku, lalu menghampiri sisi ranjang. Tatapannya menyapu seluruh tubuh Kanara seolah ingin memastikan tidak ada luka lain.

“Bagaimana keadaanmu? Aku panggilkan dokter dulu—” Arga hendak berbalik.

“Tidak perlu,” potong Kanara cepat. Suaranya lemah tapi tegas, menahan langkah Arga. “Aku baik-baik saja.”

Arga terdiam sejenak, menatapnya. Ada sorot lega di matanya, meski ia tidak mengucapkan apa-apa. Kanara sendiri harus berjuang keras menahan senyum yang hampir terbit. Jadi dia tidak pergi ke Sandrina. Dia
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 100 Dendam yang Menemukan Jalannya

    Athalla melepas jasnya, meletakkannya di atas tempat tidur, lalu menatap Kanara yang masih berdiri dekat jendela. “Kau hampir goyah,” ucapnya datar.Kanara menarik napas dalam, seolah menelan perasaan yang baru saja hampir pecah. “Sedikit,” jawabnya lirih.Athalla mendekat, memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, suaranya lebih tajam. “Tinggal selangkah lagi, Kanara. Jangan biarkan perasaanmu mendominasi. Ingat siapa yang harus kau lindungi.”Kanara menoleh, tatapannya bertemu dengan mata Athalla. Dalam sorotnya, ada peringatan sekaligus luka.“Apa kau ingin anak itu memiliki nasib sama sepertiku?” lanjut Athalla, nadanya meninggi. “Terlahir dari wanita yang tidak diakui secara hukum, hidup dalam bayang-bayang, bisa dibuang kapan pun mereka inginkan?”Kata-kata itu menampar Kanara lebih keras daripada teriakan Arga di luar tadi. Ia menggenggam tangannya sendiri, menahan gemetar yang muncul.Benar. Aku tidak bisa egois. Aku tidak boleh membuat anakku merasakan apa yang Athalla

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 99 Keputusan

    Malam itu, Arga tidak tinggal diam. Ia memacu mobilnya langsung menuju rumah Athalla.Sesampainya di depan pagar besar yang tertutup rapat, langkahnya terhenti. Dalam gelap, hanya sorot lampu jalan yang samar-samar menerangi wajahnya. Frustrasi jelas tergambar di sana.Dari balik jendela kamar lantai dua, Kanara memperhatikannya. Jemarinya menggenggam gorden begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Ia bisa merasakan goyahnya pertahanan dalam dirinya hanya dengan melihat Arga berdiri di sana. Ia takut. Takut jika sekali saja ia keluar, semua alasan yang membuatnya pergi akan runtuh.Di halaman depan, satpam berjaga sesuai instruksi Athalla: tidak seorang pun boleh masuk tanpa izin.Arga menoleh cepat ketika sorot lampu mobil mendekat. Kendaraan itu berhenti tepat di sampingnya. Satpam segera membuka pagar, mengenali mobil majikannya.Athalla keluar dengan langkah tenang, bahkan sempat melempar senyum tipis, sebuah senyum yang lebih mirip ejekan bagi Arga.Pintu mobil ditutup cukup

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 98 Kepergian Kanara

    Bab 98 Kepergian KanaraArga pulang saat langit sudah pekat. Begitu pintu apartemen terbuka, kegelapan menyambutnya. Lampu belum dinyalakan. Alisnya berkerut. Kenapa gelap begini? Kanara biasanya tidak seperti ini.Ia menutup pintu dengan hati-hati, matanya menyapu ruangan yang masih rapi, tanpa tanda-tanda pembobolan. Rasa was-wasnya belum reda. Ia menekan saklar lampu, lalu berkeliling apartemen dengan langkah cepat.“Kanara?” panggilnya pelan. Tidak ada jawaban.Arga melepaskan kancing lengan kemejanya dan menggulungnya ke siku. Dadanya mulai sesak. Ia melangkah ke kamar, tapi ruangan itu kosong. Tirai tergerai diam. Tempat tidur rapi.Ini tidak benar…Ia meraih ponsel dan langsung menekan nama Kanara. Panggilan pertama tersambung, tapi tidak kunjung diangkat. Panggilan kedua justru direject.Arga menghembuskan nafas berat. Tangannya gemetar saat menurunkan ponsel. Kenapa kau tidak mau bicara denganku, Kanara?Entah dorongan dari mana, ia membuka lemari. Begitu pintu lemari terbuk

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 97 Diantara Dua Keputusan

    Pagi itu, Kanara terbangun oleh sentuhan lembut di perutnya. Tangan Arga menyusup di balik pakaiannya, mengusap perlahan perutnya yang masih datar. Tidak ada kata-kata, hanya gerakan yang hangat dan tenang.Kanara tersenyum samar. Ia membalas dengan mengusap kepala Arga yang terbaring di dadanya.Namun, suasana hangat itu runtuh seketika ketika suara Arga terdengar pelan. “Apa kau sudah yakin akan mempertahankannya?”Senyum Kanara menghilang. Ia menatap Arga lekat, memastikan kalau ia tidak salah dengar. “Apa maksudmu?”Arga tidak menoleh, masih menempelkan wajahnya di dada Kanara. “Kau masih terlalu muda, Kanara. Masa depanmu masih panjang. Bagaimana dengan kuliahmu? Dengan cita-citamu?”Kanara membeku, lalu bangkit duduk. Tatapannya tertuju pada Arga yang tetap tenang di posisinya. “Kau ingin membunuhnya?”Arga mengangkat wajahnya, kaget dengan kesimpulan itu. “Aku tidak bilang begitu. Aku hanya—”“Dia masih belum bernyawa, begitukan maksudmu?” potong Kanara, suaranya meninggi.Arga

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 96 Seseorang

    Jemari Kanara masih menggenggam tangan Arga erat ketika pria itu tersentak pelan. Kelopak matanya bergetar sebelum perlahan terbuka. Nafasnya masih berat, keringat dingin menempel di pelipis.“Arga…” Kanara memanggil lembut, suaranya seperti bisikan yang menenangkan.Arga menoleh, matanya tampak kebingungan, seolah belum sepenuhnya sadar ia sudah terjaga. Tatapannya turun pada tangan Kanara yang menggenggam erat miliknya.“Kau berkeringat banyak.” Kanara meraih tisu di meja, mengusap lembut pelipisnya. “Kau mimpi buruk?”Arga terdiam beberapa detik. Lalu, alih-alih menjawab, ia menutup wajah dengan satu tangan, berusaha menenangkan dirinya. Nafasnya tersendat, rahangnya menegang.“Aku tidak bisa… bahkan di tidurku, aku tidak bisa lepas darinya.” Suaranya pecah pelan, seolah bicara pada dirinya sendiri.Kanara menatapnya lekat, mencoba membaca maksud kata-kata itu. Ia tahu Arga jarang sekali membuka celah tentang isi hatinya, apalagi soal keluarganya.Perlahan, Kanara duduk di samping

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 95 Yang Perlahan Tersingkap

    Kanara kini tahu dengan jelas hubungan macam apa antara Athalla dan Arga. Percakapan singkat mereka barusan cukup untuk menyatukan potongan yang selama ini tercerai-berai di kepalanya. Ada ikatan darah di antara keduanya, dan juga jurang yang dalam. Meski kanara belum tahu motif di balik Athalla yang ingin membalas dendam kepada Jennifer.Athalla akhirnya beranjak pergi. Kanara mengantarnya sampai ke depan pintu, berusaha tenang meski degup jantungnya kacau. Begitu ia hendak menutup pintu, tangan Athalla menahan daun pintu. Gerakan itu membuat Kanara tersentak, seketika rasa khawatir menyusup. Jangan sampai dia bicara macam-macam di sini… Arga masih di dalam.Athalla mencondongkan tubuhnya, suaranya rendah namun menghujam.“Kau tidak lupa tujuanmu, Kanara. Jangan biarkan perasaanmu pada Arga menghalangi rencana kita.”Kanara menahan napas, matanya otomatis melirik ke belakang. Dari ruang tengah, Arga masih duduk memperhatikannya. Tatapan itu membuat kulitnya serasa terbakar.Athalla m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status