Home / Romansa / Terjerat Obsesi Kakak Ipar / Kamu Adalah Kepentinganku

Share

Kamu Adalah Kepentinganku

Author: Strawberry
last update Last Updated: 2025-07-22 17:45:55

Ruangan mendadak senyap. Ivy berdiri lebih tegak, Matteo menahan napas, bahkan suara mesin-mesin pun seolah mereda.

Isabella merasakan detak jantungnya semakin kencang, memenuhi telinganya dengan suara drum yang menggelegar.

Dokter itu melihat ke arah Ivy, lalu Matteo, sebelum akhirnya menatap Isabella.

"Menurut hasil tes—"

Pintu tiba-tiba terbuka dengan kasar, memotong ucapan dokter. Seorang perawat terlihat panik di ambang pintu.

"Dokter, pasien di ruang gawat darurat—kondisinya memburuk!"

Dokter itu menghela napas, lalu menoleh ke Isabella. "Maaf, ini sangat penting. Kita lanjutkan nanti."

Dia bergegas keluar, meninggalkan ruangan dalam keheningan yang memekakkan.

Ivy mengatupkan bibirnya dengan ketat. Matteo mengeluarkan sumpah serapah. Dan Isabella—

Isabella hanya menatap ke arah jendela, di mana sinar matahari mulai redup, seolah dunia ikut menahan napas menunggu pengumuman yang tertunda.

Langit-langit rumah sakit yang putih dan steril terasa seperti penjara bagi Isabella. Matan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Badai Belum Berlalu

    Seperti kata Ivy, jangan pernah lengah. Matteo ataupun Riccardo sedang dalam keadaan terjepit. Mereka akan lebih powerfull dengan aksi nekatnya. Ini yang terjadi pagi ini, jadi apa yang dilakukan oleh Isabella di hari sebelumnya ternyata tak sepenuhnya membuat Isabella aman. Di jaman sekarang, opini public menjadi senjata paling kuat untuk menjatuhkan musuh.Ada pergeseran pasar saham Ruzzo Corp. dan ini sinyal yang kurang baik untuk Isabella, meskipun dia pemegang saham terbesar.Isabella membeku di depan layar laptopnya. Jari-jarinya yang menggenggam cangkir espresso bergetar halus, membuat cairan hitam di dalamnya bergoyang tak stabil. Di layar, headline Il Giornale terpampang nyaring:"Kehamilan Misterius Isabella Ricci: Anak Siapa?"Di bawahnya, foto hasil USG yang seharusnya privat—gambar samar bayi kecil dengan tulisan "Baby Ruzzo" yang sudah diedit secara digital menjadi "Baby ?"."Tidak mungkin..." bisik Isabella, suaranya serak. "Ini... ini hanya ada di klinik khusus..."L

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Runtuhnya Matteo

    Isabella menatap layar iPad-nya dengan mata yang semakin menyipit. Setiap portal berita terkemuka di Italia memuat foto yang sama: potret dirinya dan Leonardo berpelukan mesra di balkon hotel, diambil dua minggu sebelum perceraiannya resmi. Headline-headline menjerit:"CEO Baru Ruzzo Group: Pengkhianat atau Penggoda?""Dari Istri Jadi Perebut Warisan - Skandal Isabella Ricci""Matteo Ruzzo: Suami yang Dikhianati"Jari-jarinya mengepal. Foto itu jelas diambil dari gedung sebelah—mungkin salah satu dari para penonton yang mereka lihat malam itu.Leonardo masuk ke ruangan dengan membawa dua cangkir espresso. "Kau sudah lihat?""Seluruh Italia sudah lihat," jawab Isabella, melemparkan iPad ke sofa.Di layar televisi, rekaman lama Matteo sedang diputar ulang—wawancara penuh air mata setahun lalu saat ia mengaku "berjuang menyelamatkan pernikahan". Potret dirinya membelikan Isabella tas Hermès limited edition, foto mereka berpelukan di Venice—semua terlihat sangat sempurna."Dia sudah menyi

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Terjerat Obsesi Leonaro

    Elevator private langsung membawa mereka ke suite teratas yang menyambung dengan Ruzzo Tower. Begitu pintu terbuka, Leonardo mendorong Isabella ke dinding marmer, mulutnya tak sabar mengejar bibir Isabella yang masih terengah-engah."Kau tadi hampir merasa iba padanya," tuduhnya di antara ciuman yang dalam, tangannya merobek kancing blus Isabella.Isabella membalas dengan menggigit bibir bawah Leonardo. "Hanya sedetik," desisnya.Leonardo mengangkat tubuh Isabella dengan mudah, mendorongnya ke meja bar marmer. Botol-botol minuman mahal bergetar saat Isabella mendorong laptop dan dokumen-dokumen penting ke lantai."Aku akan membuatmu lupa bahwa sedetik itu pernah ada," janjinya sambil menyingkirkan sisa pakaian Isabella.Angin malam Milan berdesir melalui balkon terbuka, menerpa kulit Isabella yang telanjang di depan kaca setinggi 150 meter. Leonardo menekan tubuhnya dari belakang, telapak tangannya yang panas menelusuri lekuk pinggangnya yang ramping sebelum meraih kedua pergelangan t

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Obsesi

    Angin musim gugur menerbangkan daun-daun kering di trotoar saat Isabella melangkah masuk ke kafe kecil di pinggiran Milan. Tempat ini sengaja dipilih—cukup jauh dari pusat kota, di mana tak seorang pun akan mengenali mereka.Matteo sudah duduk di sudut paling gelap, kedua tangannya mencengkeram erat gelas kopi yang sudah dingin. Ketika Isabella mendekat, dia mengangkat wajahnya—dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Isabella melihat mata suaminya yang dulu selalu penuh kepercayaan diri itu kini kosong, seperti bara yang sudah padam."Kau datang," ucap Matteo, suaranya serak.Isabella duduk di hadapannya tanpa melepaskan mantelnya. "Aku penasaran apa yang membuat Matteo Ruzzo memohon untuk bertemu."Matteo tak lagi mengenakan setelan Brioni-nya yang mahal. Hari ini, ia hanya memakai kemeja lengan panjang yang kusut dan celana chino yang sudah pudar warnanya. Rambutnya yang biasanya selalu rapi kini terlihat berminyak, seperti sudah berhari-hari tidak dicuci."Lihatlah diriku sekaran

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Tumbangnya Sang Penguasa

    Malam itu, di acara amal Palazzo Clerici, Ivy datang dengan Riccardo. Semua yang terjadi di acara ini bukanlah sebuah kebetulan. Semua sudah disusun dengan rapi sebelumnya. Termasuk tumpukan dokumen yang memicu sesuatu yang sudah lama terpendam harus mencuat kembali.Kristal-kristal lampu gantung memantulkan cahaya keemasan di aula bersejarah itu. Ivy bergerak laksana angsa di antara tamu-tamu VIP, gaun emas Versace-nya berkilauan dengan setiap langkah anggun. Matanya yang tajam mengunci sosok Jaksa Agung Italia yang sedang berbincang di dekat bar."Permisi, Tuan Jaksa," suaranya merdu saat "tidak sengaja" tersandung di depannya. Tas Chanel klasiknya terbuka, menyebarkan isinya di lantai marmer.Dokumen-dokumen berhamburan.Yang paling mencolok: sebuah berkas tebal dengan stempel "RAHASIA" dan judul merah menyala: "Pembunuhan Keluarga Ricci - Perintah Langsung Riccardo Ruzzo".Jaksa Agung yang membungkuk membantu memungut, tiba-tiba membeku. Matanya melebar saat membaca beberapa baris

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Pembalasan

    Kaca jendela limusin hitam yang gelap memantulkan bayangan Isabella yang sedang merapikan riasan terakhirnya. Jari-jarinya yang halus menekan perlahan ujung lipstik merah anggurnya, menutup garis bibir yang sempurna. Di pantulan itu, terlihat pula sosok Leonardo di sampingnya, mengenakan setelan Armani hitam abu-abu yang membuat garis rahangnya terlihat lebih tajam dari biasanya.Di pangkuan Leonardo, setumpuk dokumen tebal terbungkus sampul kulit hitam dengan kode "Project Phoenix" tertera dalam huruf emas. Jari-jarinya yang panjang mengetuk-ngetuk sampul itu dengan ritme gugup, sebuah kebiasaan yang hanya muncul saat dia benar-benar fokus."Damiano akan memaksamu memilih," suara Leonardo rendah namun jelas terdengar di dalam kabin limusin yang sunyi. Matanya yang hijau gelap menatap Isabella dengan intens. "Dia akan memberimu ultimatum - tetap setia pada Matteo dan menjadi pionnya, atau beralih ke pihaknya dan menjadi bonekanya."Isabella mengatupkan tas kecil Chanel-nya dengan buny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status