Share

Malam Kemenangan

Author: Strawberry
last update Last Updated: 2025-09-10 21:42:10

Malam itu, setelah acara amal yang panjang, Isabella akhirnya kembali ke pelukan Leonardo. Dia lelah, tetapi matanya bersinar dengan kepuasan yang dalam. Gaun panjangnya masih melekat sempurna, meski sehelai rambutnya sudah terlepas dari sanggulnya yang rapi.

"Kau luar biasa," bisik Leonardo, memeluknya erat dari belakang saat mereka berdiri di balkon, memandang lampu-lampu Milan yang berkelap-kelip seperti permadani bintang. Udara malam yang sejuk berpadu dengan kehangatan tubuhnya. "Kau mengubah racunnya menjadi obat. Aku menyaksikan caranya mereka memandangmu. Mereka tidak hanya memaafkanmu, mereka mengagumimu."

Isabella menutup mata, sepenuhnya bersandar pada tubuhnya yang kuat dan kokoh, menyerahkan segala beban berat yang masih tersisa. "Itu berkatmu," balasnya, suaranya lirih dan penuh rasa syukur. "Kau mengingatkanku bahwa kita memiliki sesuatu yang layak diperjuangkan. Mereka," dia mengangguk lemah ke arah kota yang hidup di bawah mereka, "adalah alasan kita melawan. Wanita-w
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Forza, Isabella!

    Cahaya pagi menyinari butik La Belle yang telah diubah menjadi galeri elegan untuk acara lelang amal. Lima belas maneken berdiri dengan anggun, masing-masing mengenakan sebuah mahakarya yang bukan sekadar gaun, melainkan sebuah babak dari autobiografi Isabella yang terwujud dalam kain dan jahitan. Suasana dipenuhi bisikan para kolektor fashion, sosialita, dan wartawan yang penasaran.Isabella berdiri di dekat pintu masuk, mengenakan setelan pantalon putih sederhana yang justru menonjolkan aura percaya dirinya. Leonardo berada di sampingnya, diam namun menjadi pilar pendukung yang kokoh. Dia memakai setelan jas abu-abu gelap yang sempurna, matanya yang tajam mengawasi sekeliling, tetapi selalu kembali kepada Isabella dengan pandangan penuh kebanggaan."Selamat datang," sambut Isabella dengan senyum hangat kepada para tamu. Suaranya jernih dan penuh keyakinan. "Yang kalian lihat hari ini bukan hanya koleksi busana. Ini adalah lembaran-lembaran diary saya. Setiap jahitan, setiap lipatan,

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Malam Kemenangan

    Malam itu, setelah acara amal yang panjang, Isabella akhirnya kembali ke pelukan Leonardo. Dia lelah, tetapi matanya bersinar dengan kepuasan yang dalam. Gaun panjangnya masih melekat sempurna, meski sehelai rambutnya sudah terlepas dari sanggulnya yang rapi."Kau luar biasa," bisik Leonardo, memeluknya erat dari belakang saat mereka berdiri di balkon, memandang lampu-lampu Milan yang berkelap-kelip seperti permadani bintang. Udara malam yang sejuk berpadu dengan kehangatan tubuhnya. "Kau mengubah racunnya menjadi obat. Aku menyaksikan caranya mereka memandangmu. Mereka tidak hanya memaafkanmu, mereka mengagumimu."Isabella menutup mata, sepenuhnya bersandar pada tubuhnya yang kuat dan kokoh, menyerahkan segala beban berat yang masih tersisa. "Itu berkatmu," balasnya, suaranya lirih dan penuh rasa syukur. "Kau mengingatkanku bahwa kita memiliki sesuatu yang layak diperjuangkan. Mereka," dia mengangguk lemah ke arah kota yang hidup di bawah mereka, "adalah alasan kita melawan. Wanita-w

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Membangun Harapan

    Kembali di apartemen aman London, Isabella melemparkan bros penyadapnya ke sofa. Dia tidak marah atau putus asa. Sebaliknya, wajahnya dipenuhi dengan ketenangan yang mengerikan. Damian telah mengungkapkan kartunya, dan sekarang dia tahu persis apa yang dihadapi: seorang psikopat yang berkuasa yang mengira segalanya bisa dibeli atau dihancurkan.Leonardo mendekat, wajahnya masih gelap oleh kemarahan yang tertahan setelah mendengar rekaman ancaman Damian. "Aku akan menghancurkannya," gumamnya, suaranya bergetar rendah."Tidak," kata Isabella, menoleh padanya. Matanya bersinar dengan tekad baru. "Itu yang dia harapkan. Kita tidak akan turun ke levelnya. Kita akan lebih tinggi.""Lebih tinggi? Dia mengancam nyawaku, Isabella!""Dan dia akan menggunakan itu untuk menjadikanmu sebagai martir atau monster di mata media," jawab Isabella dengan logika yang dingin. "Kita tidak bisa menang dengan kekuatannya. Kita harus menang dengan kekuatan kita."Dia mulai berjalan mondar-mandir, ide-ide berp

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Pertemuan The Rit'z London

    Leonardo merespons dengan mendalam, tangannya meraih pinggang Isabella, menariknya lebih dekat hingga tidak ada celah di antara mereka. Ciuman itu berubah, dari penghiburan menjadi sesuatu yang lebih membara, sebuah pengingat akan apa yang mereka perjuangkan. Ini adalah klaim, sebuah penegasan kembali ikatan mereka di tengah ancaman yang mencoba memisahkan mereka.Saat mereka akhirnya berpisah, napas mereka sama-sama tersengal. Leonardo menahan wajah Isabella di antara tangannya, matanya yang gelap menatap langsung ke jiwanya. "Kau adalah milikku, Isabella Ricci. Dan aku milikmu. Ingatlah itu, tidak peduli apa yang dia tawarkan, tidak peduli kata-kata manis apa yang dia ucapkan.""Selamanya," Isabella berbisik balik, keyakinannya menyala seterang keyakinannya. "Sekarang, mari kita persiapkan untuk makan malam. Aku punya ular untuk dihadapi, dan suamiku yang pencemburu untuk membuatku merasa seperti ratu yang dilindungi."Dia memberikan senyum menggoda terakhir sebelum berbalik, tetapi

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Pesan Damian

    Dia memasukkan kode. Ada suara 'klik' yang menggembirakan. Pintu safe terbuka.Isabella menarik napas dalam-dalam. Di dalamnya, tumpukan dokumen dan beberapa hard drive. Ini adalah harta karun yang mereka cari. Dengan tangan gemetar, dia mengambil sebuah hard drive dan beberapa dokumen yang terlihat penting.Tiba-tiba, alarm berbunyi nyaring. Bukan alarm gedung, tapi alarm khusus dari safe itu sendiri. Lampu darurat berwarna merah berkedip-kedip."Kode itu adalah jebakan!" teriak ahli bypass itu. "Itu memicu alarm diam!""Keluar! Sekarang!" perintah Isabella, menyimpan hard drive dan dokumen dengan cepat.Mereka bergegas keluar dari kantor, tetapi sudah terlambat. Keamanan gedung sudah menutup semua pintu keluar. Lift tidak berfungsi. Mereka terjebak di lantai tertinggi.Dari speaker, suara Damian yang dingin dan penuh kemenangan bergema."Selamat malam, Isabella Ricci. Aku tahu kau akan datang. Terima kasih sudah jatuh ke dalam perangkapku dengan begitu mudah."Wajah Isabella memucat

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Mission Possible

    Seperti yang direncanakan, Isabella menemui sopir Contessa sembunyi-sembunyi.Pertemuan dengan sopir Contessa, Rocco, diatur di sebuah gudang tua di pinggiran Milan. Suasana gelap dan berdebu sengaja dipilih untuk menciptakan tekanan.Rocco, pria berbadan tegap dengan wajah kecut, sudah menunggu dengan gelisah. Ketika Isabella masuk, sendirian, dengan mantel panjang dan heels yang menggemakan suara di ruangan kosong, dia terlihat terkejut."Signora Ricci," gumannya, mata berkedip tak percaya."Isabella," perkenalnya singkat, tidak menawarkan jabat tangan. "Aku tahu kamu punya hutang yang sangat besar pada orang yang salah, Rocco. Aku juga tahu Contessa tidak membayarmu cukup untuk menutupi itu."Rocco mengedipkan matanya, wajahnya pucat. "Saya tidak—"Isabella tersenyum, ironi memang seorang konglomerat seperti Contessa bisa-bisanya mengabaikan kondisi pekerjanya seperti ini. Jika Isabella maka akan segera dia singkirkan, karena penjudi akan menuhankan uang."Jangan membuang waktuku,"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status