Share

Bab 6 Apakah Dia Mengkhawatirkan Aku?

"Nyonya, apakah kamu mendengarkan yang aku bicarakan?" tanya laki-laki bertudung di depan Ruby sambil melambai-lambaikan tangannya ke arahnya yang melamun

"Maafkan aku, aku hanya sedikit berpikir tentang permintaanku yang tidak di kabulkan dengan benar," ucap Ruby dengan helaan nafas panjang kemudian menatap tajam ke arah sosok laki-laki bertudung

Laki-laki bertudung di depannya langsung merasa merinding setelah melihat senyuman mengerikan yang di tunjukkan oleh Ruby langsung mengeluarkan gulungan kertas kosong dan pena bulu. Walaupun laki-laki itu telah memberikan isyarat kepada Ruby boleh membuat permintaan, tetapi Ruby tetap terlihat sama sekali tidak puas dengan tawaran yang di berikan oleh laki-laki di depannya. Laki-laki itu kemudian mengeluarkan sekantong besar kepingan emas di letakan di atas meja hingga Ruby menatap dengan senyuman yang ramah.

"Baiklah, akan aku terima kompensasinya,"

"Kemudian, aku akan langsung meminta, tolong carikan bangunan kosong yang strategis dan ini tolong gunakan semua emas itu untuk membangun bisnis," ucap Ruby sambil meletakkan gulungan kertas yang telah berisi rencana-rencananya untuk membangun bisnis

Laki-laki bertudung kemudian mengambil gulungan kertas yang diberikan dan ketika dia melihat isi dari gulungan kertas yang di tunjukkan merasa kalau dia telah tertipu sebab itu terlihat adalah bisnis yang telah lama di siapkan. Tetapi tidak dapat di ungkiri jika bisnis yang di rancang oleh Ruby adalah cara yang tidak pernah terpikirkan oleh orang-orang. Tanpa berpikir lama laki-laki itu menulis surat perjanjian kontrak dengan Ruby, setelah selesai Ruby langsung pulang ke mansion secara diam-diam, tetapi siapa yang menyangka jika kepergian Ruby secara diam-diam membuat semua orang di mansion panik.

Semua pelayan berkeliling meneriakkan nama Ruby yang hilang secara tiba-tiba membuat Ruby cukup terkejut masih ada orang yang peduli dengan dirinya, walaupun rumor dirinya yang jahat masih tersebar. Akan tetapi, tidak terlihat sama sekali suaminya yang ikut mencari dirinya yang hilang membuatnya yakin kalau memang pernikahan yang ingin di jalankan oleh suaminya ini hanya untuk menghancurkan keluarganya. Padahal sangat jelas jika jarak dari mansion ke istana kerajaan tidak memakan jarak tempuh yang sangat jauh, karena mereka tinggal di mansion ibukota.

'Apa yang aku harapkan? Cinta itu hanya ilusi, hati itu dari es di belenggu oleh kertas,'

'Dan semuanya pada akhirnya akan berjalan sesuai dengan alur di dalam novel,' ucap Ruby di dalam hatinya sambil diam-diam menyelinap masuk ke dalam mansion

Ruby merasa beruntung karena dia sangat sering ke mansion keluarga Cereus di ibukota pada saat mereka berdua masih bertunangan. Karena dia bisa dengan mudah mengetahui beberapa tempat yang jarang di lewati oleh orang-orang atau pelayan di mansion, oleh karena itu dia pikir kalau dia akan dengan mudah untuk menyelinap masuk atau keluar dari mansion besar itu. Tetapi pada saat beberapa langkah lagi dia berhasil masuk ke dalam mansion, tiba-tiba saja muncul sesosok laki-laki bertopeng berdiri di depannya.

"Kenapa kamu berada di sini? Bukankah kamu ada rapat di istana kerajaan?" tanya Ruby dengan kebingungan dan senyuman yang kaku

"Harusnya aku yang menanyakan ini kepadamu? Kenapa kamu masuk rumah sendiri lewat pintu belakang? Apakah kamu pergi tanpa memberi tau para pelayan dan pergi tanpa pengawal secara diam-diam?" tanya balik oleh Richard yang berdiri di depan Ruby dengan tangan terlipat menunggu penjelasan darinya

Ruby mengira kalau semuanya akan berjalan sesuai yang dia inginkan, tetapi kali ini dia tidak menyangka kalau suaminya ini pulang lebih cepat setelah mengetahui kalau Ruby menghilang dari rumah secara tiba-tiba. Ruby dengan cepat berpikir berusaha mencari alasan yang tepat untuk membuat suaminya tidak curiga. Ruby mengeluarkan kipas tangannya dan menutupi setengah wajahnya dengan tatapan yang angkuh.

"Apakah aku tidak boleh berjalan-jalan di sekitar mansion? Bukankah dari dulu aku suka berkeliling mansion? Jadi, bukan masalah jika aku mengelilingi mansion masuk ke hutan yang berada di sekitar mansion,"

"Sewaktu kita bertunangan kamu selalu sibuk dengan semua pekerjaanmu,"

"Mana mungkin kamu tau kalau hobiku adalah berjalan-jalan menikmati suara hutan dan angin-angin yang berhembus," ucap Ruby dengan terbata-bata tetapi dengan nada angkuhnya berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikannya

Ruby yang tidak bisa melihat ekspresi wajah dari balik topeng Richard hanya bisa sebaik mungkin memperlihatkan kalau tidak ada hal buruk yang dia sembunyikan di belakangnya. Richard yang menatap ekspresi wajah Ruby yang gugup, tetapi angkuh dan percaya diri seperti biasanya meloloskan alasan itu dengan anggukan kepala. Walaupun Richard terlihat percaya, tetapi dia sama sekali tidak menyingkir dari jalan Ruby seperti menunggu sesuatu.

"Apa ada yang ingin lagi kamu bicarakan denganku? Jika tidak maka menyingkir dari depanku,"

"Aku ingin masuk ke dalam rumah," ucap Ruby mendongak ke atas sosok laki-laki yang lebih tinggi darinya dengan tatapan serius

"Bukankah di sekeliling luas? Apakah sulit untuk memutari aku? Lagipula aku juga tidak menghadang pintu," ucap Richard dengan tatapan yang serius membuat Ruby tidak bisa menyangkal sama sekali ucapan yang di ucapkan itu

Ruby tanpa ingin memperpanjang masalah langsung berjalan memutar sedikit melewati Richard. Tetapi tiba-tiba saja tangannya di pegang oleh Richard yang membuat langkahnya terhenti. Ruby langsung menoleh kebelakang melihat Richard menunggunya berbicara sesuatu dengan kesal, tetapi sedikit ketakutan.

'Kenapa dia menahan aku seperti itu? Bukankah biasanya dia sangat tidak suka di sentuh? Kenapa malah menggenggam pergelangan tanganku,'

'Di dalam novel tidak pernah ada satupun di jelaskan adegan mengenai hubungan Ruby dan Richard tentang hal semacam ini, hanya ada fokus cerita mengenai Richard dan pemeran utama wanitanya,' ucap Ruby di dalam hatinya menatap tajam kebingungan dengan yang di inginkan oleh Richard saat ini

"Jadi ada apa? Jika tidak ada aku ingin masuk ke dalam rumah," ucap Ruby dengan secara halus berusaha melepaskan genggaman dari Richard

Setelah beberapa saat menunggu dan di rasa Ruby tidak ada percakapan yang jelas dari Richard, dia memutuskan untuk membalikkan badan dan menaiki tangga di depannya. Namun pada saat dia mengambil langkah, tanpa dia sadari jika dia kurang mengambil langkah yang tepat hingga akhirnya terjatuh. Ruby yang merasa akan terjatuh hanya bisa menutup matanya, tetapi pada saat dia merasa tidak ada perasaan sakit ketika terjatuh, dia membuka matanya perlahan-lahan jika dia telah berada di dalam pelukannya Richard sesaat jantung Ruby berdetak sangat cepat kemudian itu kembali normal.

"Apakah kamu begitu terburu-buru hingga tidak bisa melihat jalan dengan baik? Bagaimana jika kepalamu terbentur dan terluka?"

"Beruntungnya ini bukan tangga yang tinggi, jika ini adalah tangga yang tinggi,"

"Apakah kamu tau jika aku tidak akan bisa menjamin keselamatanmu kalau jatuh?"

'Apakah dia mengkhawatirkan aku? Tapi kenapa ucapannya semuanya adalah Omelan?'

'Apakah jantungku yang berdetak tadi karena aku serangan jantung?'

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status