Hari demi hari berlalu sejak kejadian terakhir kali antara Ruby dan Richard, membuat Ruby sering menghindari Richard secara diam-diam. Ruby merasa kalau dia banyak berhubungan dengan suami kontraknya itu mungkin akan mempercepat eksekusinya di masa depan. Walaupun begitu Ruby juga menginginkan menjadi istri yang baik, karena dia tidak ingin hidup hanya duduk manis dan menjadi perbincangan para bangsawan lain.
"Nyonya, Tuan Duke datang dengan seorang gadis berambut emas di aula mansion," ucap seorang pelayan dengan nafas yang tersengal-sengal sebab lelah berlariRuby yang mendengarkan ucapan yang di ucapkan pelayan itu langsung menghentikan tangannya yang sejak tadi menari-nari di atas kertas. Ruby ingat dengan jelas jika seharusnya pemeran utama datang ketika mereka telah menikah selama delapan bulan. Tetapi dia tidak menduga kalau perempuan itu akan masuk ke keluarga Cereus lebih cepat dari dugaan.Ruby bangkit dari kursinya dan berjalan menuju ke aula, tetapi dari atas tangga dia sudah dapat melihat sosok gadis yang di bawa oleh suaminya. Seorang gadis desa cantik dari bangsawan yang jatuh berpakaian gaun sederhana memandang ruangan aula mansion yang mewah dengan tatapan berbinar-binar. Ruby menatap dari atas tangga berpikir itulah sifat dari pemeran utama wanita novel ini polos, baik hati dan rasa ingin tau yang tinggi."Ruby, akhirnya kamu ingin menampakkan dirimu setelah sekian lama menghindar,""Aku akan menjelaskan kepadamu tentang yang terjadi ini nanti, jadi jangan membuat masalah," ucap Richard yang dengan tatapan yang dingin hanya di balas Ruby dengan mengalihkan pandangan ke arah lain dan pergi meninggalkan aula mansion"Tuan Duke, istrimu sepertinya marah karena kedatanganku,""Sepertinya aku pergi saja dari sini, daripada keluarga kalian hancur karena aku,""Tenang saja, aku pasti bisa mencari pekerjaan lain menghidupi kebutuhanku sehari-hari," ucap gadis berpakaian sederhana itu dengan senyuman lembut ke arah Richard yang berada di sebelahnya"Nona Lilly, jadilah pelayan istriku kalau kamu benar-benar memerlukan uang dan layani dia dengan sangat baik,""Aku akan berbicara kepadanya nanti dan kepala pelayan akan memandumu ke kamar serta pekerjaan yang akan kamu lakukan nanti," ucap Richard yang langsung pergi meninggalkan gadis itu sendirian di aula mansionRichard berjalan hingga ke depan ruangan kerja Ruby, tetapi dia ingat sikap tidak senang yang ditunjukkan oleh Ruby membuatnya hanya bisa membiarkannya tenang sendirian di dalam ruangan. Namun Ruby di dalam ruangan sebenarnya tidak peduli dengan kedatangan gadis itu, hanya ingin hidup umur panjang dan menikah dengan laki-laki yang benar-benar tulus mencintainya. Toh, di dalam novel dia tidak lebih seorang yang menjadi perkembangan cinta orang lain. Beberapa jam berlalu sejak Ruby mengerjakan semua pekerjaannya di dalam ruangan tiba-tiba masuk sesosok gadis dengan pakaian pelayan tanpa mengetuk pintu."Nyonya, sudah seperempat jam waktu makan siang di mulai telah berlalu,""Apakah Anda akan membiarkan tuan Duke makan sendirian di ruang makan menunggu Anda? Apakah Anda tidak bisa memahami perasaan Duke yang menuggu Anda sejak tadi? Apakah Anda tidak tau etika bangsawan?" ucap seorang pelayan dengan wajah tidak asing dengan kening yang berkerut tidak senang melihat Ruby yang hanya duduk di atas kursi sibuk mengurus kertas-kertas yang bertumpuk di atas mejaTangan Ruby yang sejak tadi hanya bergerak di atas kertas, tidak peduli dengan sopan santun pelayan yang masuk ke ruangan kerjanya tanpa mengetuk pintu membuatnya masih bisa memakluminya. Namun Ruby yang mendengarkan kata-kata yang merendahkan dirinya, langsung menghentikan tangannya dan mendongak menatap lurus siapa sosok pelayan yang berani berbicara dengan blak-blakan. Ruby meletakkan pena bulunya dan menatap dengan tatapan tajam dingin."Seorang pelayan bukankah tugasnya hanya melayani tuannya? Sejak kapan menjadi seorang yang menjadi seorang yang mengingatkan etika?""Ditambah lagi, kamu sendiri bukankah tidak tau tentang etika? Berani sekali bicara tentang etika seseorang," ucap Ruby dengan tatapan dingin dan tawa yang merendahkanRuby yang sudah merasa tidak lagi fokus dalam melakukan pekerjaannya langsung bangkit dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangan melewati gadis itu. Ruby tidak mengira kalau pemeran utama di dalam yang dia baca menyebalkan itu hingga Ruby ingin sekali melayangkan tamparan. Namun Ruby menahan diri untuk tidak melakukan itu, demi bisa hidup dengan umur panjang. Ruby yang merasakan bingung ingin melakukan apa dan pergi ke mana memutuskan untuk keluar dari mansion secara diam-diam menggunakan jendela perpustakaan lantai dua.Ruby pergi ke alun-alun kota tepatnya pergi ke guild informasi untuk makan siang, karena dia masih ingin menciptakan suasana romantis antara pemeran utama dan suaminya. Sesaat mungkin Ide Ruby memang gila, tetapi itu semua tertulis di dalam novel. Hubungan cinta terlarang yang terjadi antara kedua pemeran utama terbentuk, karena perhatian dan ketulusan. Tidak perlu waktu setengah jam Ruby berjalan kaki dia sampai ke tempat yang dia tuju.Semua pegawai disana yang telah mengenal Ruby dan mengetahui kedatangan Ruby langsung memandu Ruby ke ruangan tempat sang pemimpin guild informasi itu. Sang pemimpin itu terlihat bernafas tersengal-sengal ketika pintu ruangan dibuka, membuat Ruby yang membuka pintu melihat dengan tatapan iba terhadap pemerasannya setiap datang ke tempat itu setiap saat."Nyonya muda, bisakah Anda tidak menatapku dengan tatapan kasihan seperti itu? Aku tidak sakit sama sekali,""Dan tolong katakan langsung kenapa hari ini Anda datang ke guild informasi?" ucap sosok laki-laki bertudung di depan Ruby dengan tatapan yang datar"Bisakah kamu memesankan aku makan siang? Dan kita tentu akan saling berbicara tentang bisnis yang kita lakukan," ucap Ruby yang langsung duduk dan minum teh tanpa di suruh-suruh atau malu-malu"Tentu saja, tapi tidak biasanya Anda datang mengajak makan siang? Jangan bilang Anda ingin saya menjadi selingkuhan Anda?""Saya masih ingin hidup dengan umur panjang," ucap sosok laki-laki bertudung itu dengan ketakutan memegang kedua lengannya bersamaan dengan gelengan kepalaRuby yang melihat tingkah laku berlebihan dari sosok laki-laki bertudung di depannya hanya bisa diam sampai sosok itu tenang. Setelah drama ketakutan itu selesai, sosok laki-laki bertudung itu membuka tudungnya dan menunjukkan wajah tampan dan pakaian yang cukup berkelas. Terlihatlah sosok laki-laki rambut abu-abu dengan mata biru di depannya."Kenapa orang tampan seperti dirimu tidak menunjukkan wajah saja sejak awal? Padahal wajahmu cukup bisa menarik banyak pelanggan,""Aku tidak tertarik melakukan hal semacam itu, karena aku yakin namaku akan tercoreng dan akan menjadi rumor di dunia bawah kalau aku seorang laki-laki gigolo nantinya,""Padahal jelas-jelas aku menjual informasi, jasa pembunuhan, penculikan, pencurian dan lainnya,""Jadi rahasiakan dengan baik ya?"'Kenapa tidak dia saja yang mencalonkan diri menjadi suami kontrakku? Kalau dia adalah laki-laki tampan,''Memangnya laki-laki yang tampan bisa tidak mengakui dirinya tidak tampan?'"Hah... Kasihan sekali kepada putriku karena terlalu polos dan selalu berpikir positif sejak telah menikah dengan laki-laki sialan itu,""Dia sekarang dengan polosnya menerima semua ucapan yang aku katakan tanpa mengetahui itu benar-benar sebuah kebenaran atau kebohongan," gumam sang Duke menatap putrinya yang sedang duduk di depannya begitu santai menyantap makanan yang ada di atas meja makanSang Duke Middlemist walaupun dia tidak suka dengan menantunya ini, akan tetapi sikap tulusnya untuk mencintai putrinya patut untuk diapresiasi oleh dirinya. Sebab tidaklah mudah untuk orang-orang yang bertindak setelah berucap kata-kata manis bagaikan sebuah mimpi. Ruby sendiri masih berpikiran positif, jika Richard mungkin memang hanya tidak ingin Ruby sendirian ditinggalkan lama oleh karena itu dia diantar ke rumah tempat sang ayahnya berada, ditambah lagi dengan Richard yang tidak menginginkan perceraian diantara mereka berdua terjadi membuatnya semakin percaya. Walaupun hubungan mereka berd
"Bukankah kamu juga sama? Tapi baiklah aku akan berbicara lebih dulu,""Ini hanyalah tentang pernikahan kita, sejak kamu kembali dari perang dengan selamat bersama dengan seorang gadis berambut ungu sampai hari ini,""Aku merasa hubungan kita semakin jauh, Richard sebenarnya kamu serius atau tidak dari dalam hatimu denganku? Aku bertanya karena kontrak pernikahan kita telah lama berakhir dan kamu juga rasanya perlahan-lahan menaruh hati kepada gadis lain," ucap Ruby dengan tangan yang terkepal dan terburu-buru dalam berbicaraRuby merasa sangat tidak tenang dengan situasi yang terjadi di depannya saat ini. Tentang masa depan yang entah akan menjadi apa dan mimpi yang begitu jelas mengenai kematian seseorang membuat hatinya tidak tenang, dia takut jika itu benar-benar akan terjadi. Tapi di sisi lain dia juga tidak mengerti, tentang kejelasan sikap yang ditunjukkan oleh Richard kepada dirinya. Richard yang melihat tatapan yang ditunjukkan oleh Ruby begitu menginginkan sebuah penjelasan,
"Tik... Tik... Tik...""Teng... Teng... Teng..."Tiba-tiba saja terdengar kembali suara jam berdetik tapi kali ini diikuti oleh bunyi lonceng menara jam berbunyi yang membuat pandangan Ruby menjadi gelap. Seketika itu dia tiba-tiba saja terbangun dan melihat sekitarnya telah ada, seorang pelayan yang tertidur di kursi dengan sebuah kain basah yang sepertinya digunakan untuk mengompres dirinya saat sakit. Ruby tidak menyangka jika dia sedang sakit saat tertidur dan dia juga tidak berharap banyak jika Richard akan ada disisinya saat dia sakit, walaupun laki-laki itu dulunya sangat mengkhawatirkan dirinya ketika sedang sakit. Tapi semuanya adalah masa lalu yang hanya berisikan ucapan-ucapan manis saja. Dia tau saat-saat Richard pergi berperang berbulan-bulan itu pastinya rasa cinta itu akan terkikis perlahan-lahan, saat ini jadinya Ruby hanya tinggal menunggu surat perceraian tiba di depannya. Tapi setelah perceraian mungkin dia akan menghadapi masalah baru yaitu seorang teman yang sama
Ruby terdiam dan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang dia dengarkan dari seseorang laki-laki yang dianggap sebagai seorang sahabat. Ucapan yang diucapkan laki-laki di depannya itu seketika membuatnya seketika sadar juga, jika bagaimanapun anggapan Ruby tentang seseorang yang dia anggap sahabat ini juga seorang laki-laki. Pastinya terkadang hubungan antar lawan jenis akan ada sebuah cinta yang tidak terduga muncul ditengah-tengah hubungan."Kamu bisa melupakan yang aku ucapkan barusan Ruby,""Aku tau ini terlalu tiba-tiba, tapi aku benar-benar serius dengan yang aku ucapkan dan mulai sekarang tolong anggap aku sebagai seorang laki-laki yang benar-benar memiliki hati untuk dirimu," "Ah iya, sepertinya sekarang sudah sangat sore, jadi aku akan pulang ke rumah dan Ruby tolong mulai sekarang jangan anggap aku sebagai seorang teman,""Bahkan jika kamu sudah menikah tidak ada niat dariku untuk merelakan dirimu selagi laki-laki itu bahkan tidak bisa membahagiakan dirimu," ucap laki-l
Ucapan yang di ucapkan oleh para pelayan secara kompak itu hanya bisa di ucapkan di dalam hati. Karena mereka takut jika nantinya itu akan menyinggung sang atasan dan nyawa mereka dengan sangat mudah menghilang. Oleh karena itu mereka hanya diam tertunduk tidak berani berbicara buruk, akan tetapi tiba-tiba saja salah seorang pelayan yang tidak bisa membaca situasi langsung mengungkapkan isi hati yang sama di dalam hati para pelayan lainnya di ruangan tersebut."Kami sebenarnya bertanya-tanya mengenai hubungan Tuan dan Nyonya sepertinya tidak baik-baik saja?""Karena suasana rumah ini mendadak saja menjadi suram kembali akibat hubungan Anda berdua, apakah ada sesuatu yang bisa kami bantu?" ucap salah seorang pelayan dengan tatapan tanpa takut jika dia akan mati dengan usia yang muda sedangkan para pelayan menatap dengan tatapan ketakutan jika mereka juga akan kena karena salah seorang pelayan yang berbicara menggunakan kata "kami" yang berarti mereka semua secara tidak langsung tersere
"Jadi, mau sampai kapan kamu seperti itu?" "Kamu akan menyakitinya terus-menerus dan membuat hubunganmu malah semakin menjauh," ucap sesosok laki-laki berkacamata sambil meletakkan setumpuk kertas ke atas meja RichardRichard yang mendengarkan ceramah dari asistennya hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tau resiko yang telah dia buat, tapi dia tidak ingin memberikan beban resiko kepada sosok gadis yang benar-benar dia cintai untuk ikut campur dalam yang dia lakukan. Walaupun buruk dia pasti akan melakukannya supaya gadis yang sangat dia cintai bisa tinggal tanpa rasa takut atau khawatir dengan orang-orang yang akan mengincar dirinya untuk dijadikan sebagai ratu iblis atau apalah yang berbahaya itu."Ah iya... Tadi saat aku berjalan ke sini,""Aku melihat Tuan Duke Vine datang berkunjung, sepertinya menemui nyonya, hati-hati kalau dia benar-benar membuat nyonya menjadi miliknya," "Keduanya adalah teman masa kecil jadi apapun bisa saja terjadi, sebab dia sangat mengenal nyonya lebih