"Tik... Tik... Tik...""Teng... Teng... Teng..."Tiba-tiba saja terdengar kembali suara jam berdetik tapi kali ini diikuti oleh bunyi lonceng menara jam berbunyi yang membuat pandangan Ruby menjadi gelap. Seketika itu dia tiba-tiba saja terbangun dan melihat sekitarnya telah ada, seorang pelayan yang tertidur di kursi dengan sebuah kain basah yang sepertinya digunakan untuk mengompres dirinya saat sakit. Ruby tidak menyangka jika dia sedang sakit saat tertidur dan dia juga tidak berharap banyak jika Richard akan ada disisinya saat dia sakit, walaupun laki-laki itu dulunya sangat mengkhawatirkan dirinya ketika sedang sakit. Tapi semuanya adalah masa lalu yang hanya berisikan ucapan-ucapan manis saja. Dia tau saat-saat Richard pergi berperang berbulan-bulan itu pastinya rasa cinta itu akan terkikis perlahan-lahan, saat ini jadinya Ruby hanya tinggal menunggu surat perceraian tiba di depannya. Tapi setelah perceraian mungkin dia akan menghadapi masalah baru yaitu seorang teman yang sama
"Bukankah kamu juga sama? Tapi baiklah aku akan berbicara lebih dulu,""Ini hanyalah tentang pernikahan kita, sejak kamu kembali dari perang dengan selamat bersama dengan seorang gadis berambut ungu sampai hari ini,""Aku merasa hubungan kita semakin jauh, Richard sebenarnya kamu serius atau tidak dari dalam hatimu denganku? Aku bertanya karena kontrak pernikahan kita telah lama berakhir dan kamu juga rasanya perlahan-lahan menaruh hati kepada gadis lain," ucap Ruby dengan tangan yang terkepal dan terburu-buru dalam berbicaraRuby merasa sangat tidak tenang dengan situasi yang terjadi di depannya saat ini. Tentang masa depan yang entah akan menjadi apa dan mimpi yang begitu jelas mengenai kematian seseorang membuat hatinya tidak tenang, dia takut jika itu benar-benar akan terjadi. Tapi di sisi lain dia juga tidak mengerti, tentang kejelasan sikap yang ditunjukkan oleh Richard kepada dirinya. Richard yang melihat tatapan yang ditunjukkan oleh Ruby begitu menginginkan sebuah penjelasan,
"Hah... Kasihan sekali kepada putriku karena terlalu polos dan selalu berpikir positif sejak telah menikah dengan laki-laki sialan itu,""Dia sekarang dengan polosnya menerima semua ucapan yang aku katakan tanpa mengetahui itu benar-benar sebuah kebenaran atau kebohongan," gumam sang Duke menatap putrinya yang sedang duduk di depannya begitu santai menyantap makanan yang ada di atas meja makanSang Duke Middlemist walaupun dia tidak suka dengan menantunya ini, akan tetapi sikap tulusnya untuk mencintai putrinya patut untuk diapresiasi oleh dirinya. Sebab tidaklah mudah untuk orang-orang yang bertindak setelah berucap kata-kata manis bagaikan sebuah mimpi. Ruby sendiri masih berpikiran positif, jika Richard mungkin memang hanya tidak ingin Ruby sendirian ditinggalkan lama oleh karena itu dia diantar ke rumah tempat sang ayahnya berada, ditambah lagi dengan Richard yang tidak menginginkan perceraian diantara mereka berdua terjadi membuatnya semakin percaya. Walaupun hubungan mereka berd
Di sebuah kerajaan terdapat lima keluarga Duke yang berpengaruh dan setia kepada kerajaan yaitu keluarga Cereus, Orchid, Vine, Lith dan Middlemist. Kelimanya adalah fondasi kerajaan di dalam bidang militer, politik, ekonomi, hukum dan medis. Tetapi, di antara kelima keluarga ada satu keluarga yang memiliki reputasi buruk yaitu keluarga Duke Middlemist lebih tepatnya sang putri pertama keluarga Middlemist yang terkenal sering bertindak gila jika ada perempuan yang mendekati tunangannya, dia tidak segan-segan dia permalukan atau bahkan menyiksanya sampai tunangannya sendiri muak untuk selalu bersama dengannya. "Nona, tuan Duke tidak bisa menemui Anda karena beliau sedang mengurus pekerjaan penting dengan nona Saint." "Jadi silakan kembali di lain waktu," ucap seorang laki-laki yang bertugas menjaga pintu dengan tubuh gemetaran ketakutan sambil membungkuk hormat sembilan puluh derajat ke arah sosok perempuan yang ada di depannya "Oh... Jadi maksudmu kamu sedang melindungi perselingkuha
Beberapa hari telah berlalu sejak Ruby mendapatkan ingatannya kembali dan dokter sudah mengizinkannya untuk keluar kamar. Hal pertama yang Ruby mendengarkan berita baik itu adalah menemui sang kepala keluarga atau ayahnya di ruang kerjanya untuk meminta pembatalan pertunangan yang di undur. Ruby mengingat jelas kalau dia sangat jarang berinteraksi dengan ayahnya, sebab dia sejak kecil membuntuti tunangannya oleh karena itu dia sangat ragu untuk berbicara mengenai pembatalan pertunangan secara tiba-tiba ini. "Nona, Tuan menyuruh Anda untuk masuk ke dalam ruangan," ucap seorang laki-laki paruh baya yang membuka pintu besar yang berada di depan Ruby yang ragu untuk mengetuk pintu sejak tadi berdiri 'Bagaimana dia tau kalau aku akan datang menemuinya?' tanya Ruby di dalam hatinya dengan tatapan bingung sambil berjalan masuk ke dalam ruangan yang besar dan mewah Terlihat sesosok laki-laki paruh baya dengan wajah yang tidak terlihat sama sekali ada perubahan menjadi lebih tua sedang sibu
Setelah kontrak antara Ruby dan sang laki-laki bertudung dibuat, maka Ruby langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan bayaran. Setelah tamunya pergi laki-laki bertudung itu langsung melepaskan topeng dan jubah bertudungnya. Setelah kedua benda itu di lepaskan maka terlihatlah sesosok laki-laki muda berambut hitam bermata biru duduk bersandar di kursi memandangi selembar gulungan kertas yang berada ditangannya. Tiba-tiba saja terlintas sebuah kenangan yang buruk tentang mereka berdua. "Erste, menurutmu apakah aku keterlaluan dalam memperlakukan tunanganku sampai dia nekat seperti itu memutuskan pertunangan dengan dalih telah menikah secara diam-diam?" tanya sosok laki-laki berambut hitam itu memandangi isi dari selembar kertas kontrak yang di buatnya "Richard, bukankah bagus yang kamu inginkan tercapai akhirnya? Kenapa kamu merasa bersalah?" tanya Erste dengan tatapan kebingungan menatap sosok laki-laki di depannya Richard sama sekali tidak menjawab dan hanya memandangi semua isi
Suasana di dalam ruangan tiba-tiba saja menjadi sunyi hanya karena sebuah pertanyaan yang di ajukan. Ruby merasa aneh dengan Richard, karena Richard seharusnya langsung menjawab pertanyaannya tanpa berpikir dua kali jika dia benar-benar setuju dengan yang dia ucapkan. Tetapi, itu terlihat sekali kalau Richard masih terlihat bimbang dengan yang harus dia lakukan di sisi lain dia terlihat tidak ingin melepaskan Ruby dan di sisi lain di dalam hatinya, dia yang tidak memiliki perasaan cinta mempertanyakan untuk apa mengikat orang lain di sisinya. "Ruby, istirahatlah di kamarmu," "Kamu pasti kelelahan saat ini dan juga kamu pasti masih perlu memulihkan diri akibat dari racun," ucap Richard dengan dingin sambil bangkit dari kursinya dan membalikkan badan memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan yang di tanyakan Ruby sama sekali tidak mengerti hati ataupun pikiran dari Richard membuatnya hanya bisa menghela nafas dan keluar dari ruangan kerja itu meninggalkan Richard sendirian di dalam
Di saat Ruby ingin melangkah mendekat mencari tau, tiba-tiba terdengar suara lonceng menara jam lagi dan seluruh ruangan di depannya tiba-tiba langsung berubah menjadi gelap. Di tempat yang gelap Ruby terus berjalan berusaha mencari jalan keluar, tetapi setiap kali dia melangkah sama sekali tidak terlihat ada cahaya ataupun jalan keluar sampai akhirnya terdengar sebuah lonceng menara jam yang tiba-tiba seberkas cahaya yang bersinar menyilaukan yang membuat Ruby menutup matanya. Di rasa oleh Ruby dia telah lama menutup mata, dia mencoba membuka matanya betapa terkejutnya dia kalau dia berada di dalam kamar di atas tempat tidur. "Jadi, semuanya hanya mimpi? Tetapi walaupun begitu pernikahanku adalah kenyataan," "Mulai hari ini aku akan menjalani hari sebagai Duchess keluarga Cereus," "Dan jika Duke tidak di mansion aku akan pergi ke guild penipu itu untuk membuat mereka membayarnya," Gumam Ruby dengan nada yang kesal sambil menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan yang mendendam