Di saat Ruby ingin melangkah mendekat mencari tau, tiba-tiba terdengar suara lonceng menara jam lagi dan seluruh ruangan di depannya tiba-tiba langsung berubah menjadi gelap. Di tempat yang gelap Ruby terus berjalan berusaha mencari jalan keluar, tetapi setiap kali dia melangkah sama sekali tidak terlihat ada cahaya ataupun jalan keluar sampai akhirnya terdengar sebuah lonceng menara jam yang tiba-tiba seberkas cahaya yang bersinar menyilaukan yang membuat Ruby menutup matanya. Di rasa oleh Ruby dia telah lama menutup mata, dia mencoba membuka matanya betapa terkejutnya dia kalau dia berada di dalam kamar di atas tempat tidur.
"Jadi, semuanya hanya mimpi? Tetapi walaupun begitu pernikahanku adalah kenyataan,""Mulai hari ini aku akan menjalani hari sebagai Duchess keluarga Cereus,""Dan jika Duke tidak di mansion aku akan pergi ke guild penipu itu untuk membuat mereka membayarnya," Gumam Ruby dengan nada yang kesal sambil menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan yang mendendamTidak lama kemudian pelayan pribadinya dan beberapa pelayan lain datang ke kamarnya untuk melayani sang nyonya. Setelah selesai Ruby di antar ke ruang makan yang telah di hadiri oleh sang suaminya, tetapi yang membuat Ruby bingung meja ruangan itu adalah lingkaran bukan persegi panjang yang memanjang. Ruby tidak banyak berpikir duduk di kursi kosong yang di siapkan. Ruby menatap keheranan dengan menu sarapan yang di sajikan di atas meja, karena itu semua adalah makanan favoritnya."Ruby, mulai saat ini semua keuangan keluarga Cereus kamu yang akan mengelolanya,""Karena itu adalah tugas seorang istri, maka terserah kepadamu ingin mengaturnya seperti apa,""Nanti kepala pelayan yang akan membantu dirimu jika kamu ada pertanyaan, hari ini aku ada pekerjaan di istana jadi mungkin aku akan pulang larut," ucap Richard dengan dingin sambil memotong daging di piringnya"Aku mengerti, aku sudah diberikan pendidikan jadi mengurus itu adalah hal yang mudah," ucap Ruby dengan senyuman yang bersemangatSatu jam kemudian Ruby dan Richard selesai sarapan, walaupun tidak banyak bicara mereka berdua tetapi itu cukup baik untuk membangun sebuah rumah tangga mereka yang berada di atas kertas. Tepat selesai sarapan Richard bangkit dari kursinya berjalan mendekat ke arah Ruby dan langsung mencium pipi lembut Ruby secara tiba-tiba tanpa izin, kemudian begitu saja dengan cepat meninggalkan ruang makan bersama ajudannya. Ruby terdiam dan berkedip-kedip beberapa kali tidak percaya dengan apa yang dia alami. Sedangkan para pelayan langsung mulai bergosip mengenai hubungan manis yang terjadi di depan mata mereka.'Kenapa dia tiba-tiba berusaha bersikap manis seperti itu? Padahal dia tidak pernah melakukan hal manis seperti itu,''Walaupun begitu aku pikir ini tidak buruk juga,' ucap Ruby di dalam hatinya dengan sudut bibirnya yang berusaha naik tanpa dia sadari kalau telinganya memerah di lihat oleh para pelayanSetalah sarapan selesai Ruby langsung di pandu oleh kepala pelayan ke ruang kerja Ruby yang telah di siapkan dengan seluruh dokumen keuangan yang menumpuk di atas mejanya. Ruby yang melihat tumpukan kertas langsung menyortir kertas-kertas itu untuk memudahkan dirinya mengerjakan tugas. Ruby merasa beruntung memiliki ingatannya di kehidupan sebelumnya, sebab dia sangat mudah bisa membuat laporan keuangan yang detail tanpa kekurangan sedikitpun. Kepala pelayan yang melihat Ruby yang begitu kompeten dalam mengerjakan pekerjaan, langsung meninggalkan ruangan sebab dia merasa tidak ada lagi yang harus di ajarkan kepada RubyRuby yang di tinggalkan sendirian dengan asik bermain dengan angka-angka akuntansi sampai tanpa sadar semuanya selesai hanya dalam beberapa jam. Karena tidak ada lagi pekerjaan yang harus dia kerjakan, dia memutuskan untuk pergi ke alun-alun kota secara diam-diam. Tempat yang di datangi Ruby ketika ke alun-alun kota adalah guild informasi. Sebab dia ingin mencari tau kenapa orang yang di pasangkan kepadanya adalah tunangannya sendiri hanya saja muncul tanpa topeng di depannya."Nona Middlemist,""Ah, maafkan aku harusnya sekarang aku memanggilmu nyonya Cereus," ucap laki-laki bertudung yang berjalan masuk ke dalam ruangan dengan Ruby yang telah duduk di sofa menikmati teh yang di sajikan"Aku akan memberikan penilaian bintang satu atau rumor buruk kepada guild informasi milikmu, karena kamu aku harus menikah dengan laki-laki yang ingin aku batalkan pernikahannya tanpa memberikan alasan yang jelas kepadaku,""Jika kamu tidak menjelaskan kepadaku sekarang," ucap Ruby yang saat itu masih memegang cangkir teh langsung melemparkan cangkir itu ke arah laki-laki bertudung di depannya karena kesalSang laki-laki bertudung yang melihat Ruby melayangkan lemparan langsung dengan cepat menghindar dan bernafas lega, karena setidaknya dia tidak terkena lemparan cangkir teh panas. Laki-laki bertudung itu tiba-tiba saja menggunakan sihirnya menyatukan kembali cangkir teh yang telah pecah di lempar dan meletakkan kembali di atas meja. Ruby yang jengkel dengan sikap santai itu langsung melemparkan kipas tangannya yang memiliki senjata tersembunyi ke arah Laki-laki itu, tetapi sayangnya lemparan itu juga berhasil di hindari."Tenang dulu, kalau kamu melempar terus ke arahku bagaimana bisa aku menjelaskan yang terjadi kepadamu,""Padahal aku hanya ingin hidup dengan tenang, tetapi malah seperti ini," ucap laki-laki bertudung itu dengan helaan nafas panjang sambil menggunakan sihirnya mengambil kipas tangan yang di lemparkan Ruby dan mengembalikannya"Jelaskan cepat selagi moodku masih dalam keadaan yang bagus,""Jika tidak kamu tau bukan rumor tentang diriku, karena aku orang yang seperti itu," ucap Ruby dengan senyuman mengancamLaki-laki bertudung itu lalu duduk di sofa di depan Ruby, dan mengeluarkan sebuah gulungan kertas. Gulungan kertas yang di keluarkan adalah kontrak yang di buat oleh Ruby dan guild informasi. Ruby menatap kebingungan dengan yang ingin di jelaskan oleh laki-laki bertudung misterius ini, karena buat apa dia mengeluarkan gulungan kontrak yang mereka buat. Ruby sangat ingat dia tidak memasukkan informasi yang berhubungan dengan sang Duke ke dalam kriteria itu, ataupun sesuatu yang mirip jadi apa yang membuat orang itu mengeluarkan gulungan kertas itu."Jadi, sebenarnya nona maksudku nyonya,""Kemarin setelah beberapa jam Anda datang ke sini, kami mendapatkan sebuah surat dengan cap lambang keluarga Duke Cereus yang berisikan surat ancaman dan surat yang permintaan di dalam satu amplop,""Fakta bahwa kalau keluarga Duke Cereus mengetahui tentang lokasi ini dan akan menutup tempat ini, karena ini adalah tempat yang sangat ilegal di kerajaan dan itu adalah isi dari surat ancamannya,""Sedangkan surat permintaannya adalah kabar baik untuk kami yaitu Duke ingin bertemu dengan kami dan melakukan negosiasi bisnis tentang siapa saja orang yang menggunakan jasa kami dan permintaan macam apa yang di inginkan,""Setelah itu dia membuat dua permintaan aneh yang salah satunya berhubungan dengan keluarga Middlemist yang membuat kami cukup terkejut, tetapi itu adalah rahasia kami karena nyawa kami di pegang Duke sekarang,"'Keluarga Middlemist? Apakah dia ingin menggunakan aku di dalam pernikahan kontrak ini untuk mencari tau lebih dari aku?''Kemudian membunuhku seperti yang tertulis di dalam novel? Tapi apakah itu benar?'"Nyonya, apakah kamu mendengarkan yang aku bicarakan?" tanya laki-laki bertudung di depan Ruby sambil melambai-lambaikan tangannya ke arahnya yang melamun "Maafkan aku, aku hanya sedikit berpikir tentang permintaanku yang tidak di kabulkan dengan benar," ucap Ruby dengan helaan nafas panjang kemudian menatap tajam ke arah sosok laki-laki bertudung Laki-laki bertudung di depannya langsung merasa merinding setelah melihat senyuman mengerikan yang di tunjukkan oleh Ruby langsung mengeluarkan gulungan kertas kosong dan pena bulu. Walaupun laki-laki itu telah memberikan isyarat kepada Ruby boleh membuat permintaan, tetapi Ruby tetap terlihat sama sekali tidak puas dengan tawaran yang di berikan oleh laki-laki di depannya. Laki-laki itu kemudian mengeluarkan sekantong besar kepingan emas di letakan di atas meja hingga Ruby menatap dengan senyuman yang ramah. "Baiklah, akan aku terima kompensasinya," "Kemudian, aku akan langsung meminta, tolong carikan bangunan kosong yang strategis dan
Hari demi hari berlalu sejak kejadian terakhir kali antara Ruby dan Richard, membuat Ruby sering menghindari Richard secara diam-diam. Ruby merasa kalau dia banyak berhubungan dengan suami kontraknya itu mungkin akan mempercepat eksekusinya di masa depan. Walaupun begitu Ruby juga menginginkan menjadi istri yang baik, karena dia tidak ingin hidup hanya duduk manis dan menjadi perbincangan para bangsawan lain."Nyonya, Tuan Duke datang dengan seorang gadis berambut emas di aula mansion," ucap seorang pelayan dengan nafas yang tersengal-sengal sebab lelah berlariRuby yang mendengarkan ucapan yang di ucapkan pelayan itu langsung menghentikan tangannya yang sejak tadi menari-nari di atas kertas. Ruby ingat dengan jelas jika seharusnya pemeran utama datang ketika mereka telah menikah selama delapan bulan. Tetapi dia tidak menduga kalau perempuan itu akan masuk ke keluarga Cereus lebih cepat dari dugaan.Ruby bangkit dari kursinya dan berjalan menuju ke aula, tetapi dari atas tangga dia su
"Kenapa kamu tidak makan dengan Duke, tapi malah ingin makan di luar denganku?" "Apakah kalian berdua bertengkar hingga kamu nekat seperti ini keluar rumah hanya untuk makan?" tanya sosok laki-laki di depan Ruby dengan tatapan yang penasaran Ruby yang sedang asyik makan, mendadak menghentikan gerakan tangan dan menatap makanan yang ada di depannya. Dia berpikir alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu, karena tidak mungkin dia langsung mengatakan jika dia melakukan itu sebab dia ingin mendekatkan pemeran utama bersama suaminya dan dia bisa hidup dengan umur panjang. Orang-orang pasti akan mengira jika dia adalah bangsawan yang sudah hilang kewarasannya setelah menikah dengan sang Duke Cereus jika seandainya dia menjawab seperti itu. "Tidak, kami berdua tidak bertengkar," "Tapi apa pun yang aku jawab ini, aku harap kamu tidak menjualnya sebagai bahan jualan," "Karena jangan mengira aku tidak tau jika guild informasi juga mengendalikan dunia berita di kerajaan," ucap Ruby de
"Hah... Akhirnya aku sampai di kamarku,""Sepertinya tidak ada yang curiga aku pergi ke alun-alun kota sendirian,""Yah dia juga tidak mungkin mengawasi aku selama dua puluh empat jam penuh," gumam Ruby sambil menyimpan jubahnya ke dalam lemari kemudian merebahkan diri di atas tempat tidur Ruby beruntung karena telah kembali ke mansion sebelum matahari terbenam, karena tidak lama setelah dia kembali terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Sebelum membuka pintu Ruby menatap cermin memastikan tidak ada satupun pakaian yang kotor atau rambut yang berantakan. Setelah merasa dalam keadaan baik dia membuka pintu, terlihat sesosok laki-laki berambut hitam yang menggunakan topeng berada di depannya."Ah... Richard, ada perlu apa sampai kamu datang ke kamarku?" tanya Ruby dengan mendongakkan kepalanya menatap penuh kebingungan"Sejak makan siang aku sama sekali tidak melihatmu keluar kamar untuk makan, jadi aku datang ke sini untuk mengajakmu makan malam bersama di restoran,""Jika k
Ruby dan Richard akhirnya makan di sebuah restoran kecil dengan suara hiruk-pikuk orang-orang yang berada di sekitar mereka. Ruby merasa senang meski tidak dapat pergi ke sebuah restoran yang mewah, tapi menurutnya bisa makan malam bersama tidak ada salahnya dimanapun tempatnya. Ruby anehnya tidak pernah merasa senyaman ini, ketika mereka bertunangan dan makan di meja makan yang sama.'Jika aku tidak salah pertemuan Richard dan pemeran utama harusnya terjadi di restoran kecil ini,''Pada saat seorang gadis datang membela seorang pelayan yang di sakiti,' ucap Ruby di dalam hatinya sambil melahap makanan yang di sediakan di atas meja"PRANK..."Tiba-tiba terdengar suara pecahan piring dan gelas dari meja yang tidak jauh dari Ruby dan Richard makan. Semua orang termasuk Ruby dan Richard menoleh ke asal suara, terlihat seorang pelayan di cengkram erat lengannya oleh seorang laki-laki bertubuh besar dengan kasarnya. Tidak ada seorangpun yang berani untuk ikut campur ke dalam pertengkaran i
Pada akhirnya Ruby dan Richard tidak jadi berjalan-jalan di alun-alun kota dan pulang ke mansion menggunakan kereta kuda. Keduanya di dalam kereta sama sekali tidak berbicara hingga membuat suasana di antara mereka menjadi canggung. Ruby merasa jika suasana hati Richard sangat buruk hingga, tidak memungkinkan untuk dirinya di ajak berbicara dan malah Ruby berasumsi jika bisa jadi kepalanya yang akan bisa di tebas di dalam kereta. Oleh sebab itu Ruby hanya menatap ke arah luar jendela kereta kuda menatap langit malam berbintang, tetapi tiba-tiba Richard berbicara."Ruby, aku ingin kamu menjauh dari kepala keluarga Duke Vine,""Jika kamu dekat dengannya, itu akan membawa banyak rumor buruk di kalangan atas," ucap Richard dengan kedua tangan yang di lipat di depan dada dan tatapan yang dingin dan aura gelap yang mengancamRuby tau jika Richard tidak suka, tetapi alasan itu bukanlah sebuah alasan yang cukup untuk Ruby menjauhi Cedric. Sebab sejak Ruby masih kecil, Cedric selalu menemaniny
Hari demi hari berlalu begitu saja di mansion Duke Cereus, tapi Ruby malah semakin dingin dan menjauh semenjak kejadian sarapan itu kepada Richard. Semua orang dimansion yang awalnya melihat Duke pulang satu kereta dengan istrinya adalah langkah hubungan keduanya membaik, ternyata itu hanyalah formalitas di publik. Nyatanya hubungan mereka berdua di dalam sehari-hari hampir tidak pernah ada interaksi membuat para pelayan merasakan takut jika membuat Ruby marah. "Nyonya, ada surat undangan dari kerajaan," ucap seorang pelayan yang mengulurkan nampan yang di atasnya terdapat sebuah surat dengan cap berlambang istana kerajaan "Terima kasih telah mengatarkannya," "Dan kirim surat ini ke beberapa butik," ucap Ruby yang mengambil surat undangan dan menyerahkan surat yang ingin dia kirimkan Semua bangsawan tentu di undang dan wajib hadir ke dalam pesta ulang tahun putra mahkota, tidak terkecuali bangsawan dari keluarga yang jatuh. Sebab itu adalah sebuah tradisi antara bangsawan yang set
"Lihat nyonya kita ternyata adalah orang diam-diam agresif," bisik seorang pelayan yang mengintip dari balik pintu "Humm benar, pantas saja kedua jarang berbicara atau bersama, ternyata karena keduanya saling menahan diri untuk tidak melakukan itu," sambung pelayan yang ikut mengintip dengan tatapan yang antusias Richard yang memiliki telinga yang cukup tajam, merasa merinding dan memerah mendengarkan ucapan para pelayan di balik pintu yang jaraknya tidak jauh dari tempat mereka berada. Sedangkan Ruby yang tidak mendengarkan apapun hanya diam dan fokus membuka beberapa lapis pakaian Richard. Richard yang tidak tahan di bicarakan langsung menghentikan tangan Ruby yang sedang membuka kancing pakaian kemejanya."Ruby, bisakah kamu tidak membuka pakaianku?"tanya Richard dengan telinga yang memerah Ruby yang tidak mengerti dan tidak peka dengan yang dibicarakan oleh laki-laki yang di depannya, langsung menggelengkan kepala dan melanjutkan pekerjaannya. Ketika kemeja itu terbuka terliha