Krystal dalam diam berpikir mengenai ajakan menikah yang dilontarkan Samudra tempo lalu. Sudah tiga hari, dia dan Samudra tidak saling berkomunikasi. Baik dirinya dan Samudra sama-sama enggan memulai pembicaraan yang mungkin akan membahas mengenai ajakan Samudra. Krystal benar-benar belum siap dengan yang namanya pernikahan. Dia takut jika dalam pernikahannya nanti, kemungkinan buruk akan terus datang kepada pernikahannya. Termasuk perselingkuhan. Krystal tahu dan sadar bahwa dirinya pun dengan sengaja menjadi duri pada rumah tangga orang tua dari sang kekasih. Justru itu, Krystal tidak mau menikah terlebih dahulu. Karena, dia takut karma itu menimpa pada hubungan pernikahannya nanti bersama dengan Samudra. "Apa hubunganku dan Samudra akan berakhir seperti ini? " gumam Krystal. Tiga hari ini dia termenung memikirkan itu, dan tiga hari ini juga dia ditinggalkan oleh sang kekasih, Abraham yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Bali. Abraham belum tahu tentang ajakan Samudra. Ren
Samudra kini sedang memandang foto yang memperlihatkan dua orang yang sedang tersenyum ke arah kamera. Itu dirinya dan Krystal. Foto itu, diambil pada saat mereka belum menjadi sepasang kekasih. Berfotonya pun secara formal, karena mereka sedang mengikuti pelatihan waktu itu. Dalam foto itu pun, tidak hanya Krystal dan dirinya. Ada Kevin dan teman-teman Krystal dan Samudra yang lainnya. Samudra terkekeh kecil ketika mengingat perjuangan dia untuk mendapatkan Krystal. Benar-benar membutuhkan waktu lama untuk meyakinkan Krystal bahwa dia memang benar-benar tulus mencintai Krystal. Mungkin, Krystal memang ingin seseorang yang serius kepadanya dan tidak ingin main-main dalam suatu hubungan. Nyatanya, Samudra pun sama. "Kok, aku kangen kita yang dulu ya, " gumam Samudra. Samudra menghela nafasnya pelan. Dia sekarang berada di apartemen miliknya. Sedari tadi pikirannya tidak tenang. Mau menghubungi Krystal pun, sang kekasih tidak pernah menjawab telpon nya maupun membalas pesan yang dik
Samudra merapihkan jas hitam yang melekat pada tubuh kekarnya. Dia meregangkan otot-ototnya yang kaku akibat terlalu lama duduk. Mata indah yang terpasang kaca mata minus itu pun melihat ke arah pemandangan hingar bingar kota. Otaknya kembali berpikir tentang sang kekasih, Krystal. Sudah hampir dua minggu dia dan Krystal tidak bertemu dan tidak saling berhubungan. Samudra sudah berusaha mencari keberadaan Krystal yang seperti hilang tanpa jejak dari Samudra. Mengirimkan pesan pada Krystal, menelpon Krystal semua sudah Samudra lakukan. Namun, hasilnya nihil. Bertahan terluka, sepertinya lagu itu cocok untuk keadaan Samudra sekarang. Tok.. Tok.. Tiba-tiba pintu ruangan Samudra diketuk dari luar. Dengan tegas, Samudra memerintahkan seorang itu untuk masuk ke dalam ruangannya. Ruangan kantor bernuansa hitam putih dan coklat itu benar-benar nyaman. "Maaf pak, ada yang ingin bertemu dengan bapak, " ucap Siska yang tak lain adalah sekretaris dari Samudra. "Bukankah sudah kuperintahkan
"Samudra dengan senyum yang menghiasi bibirnya berjalan bersama Matahari di sampingnya. Dulu, mereka adalah dua orang yang saling menyayangi. Sebenarnya, sampai hari ini semuanya pun masih sama. Rasa Matahari kepada Samudra masih ada. Namun, tidak dengan Samudra. Rasa Samudra kepada Matahari hanya sebatas teman kecil, lebih spesifiknya adalah sahabat kecil. Tidak lebih. "Kita mau kemana ni? " tanya Matahari. Tangannya menggandeng tangan Samudra dengan erat. Tidak ada penolakan dari Samudra. Samudra hanya tersenyum dan memperlihatkan raut wajah seperti berpikir. "Gimana kalau makan siang. Sekalian kamu cerita-cerita. "Matahari mengangguk antusias. Dengan senyum yang menghiasi keduanya, sepasang sahabat itu memasuki mobil Samudra dan selanjutnya meninggalkan pelataran kantor Samudra untuk makan siang berdua. Di dalam mobil, keduanya terlibat pembicaraan masa lalu yang menyenangksn. Kisah yang terlewat oleh keduanya pada masa lalu, mereka bicarakan hari ini. Rasanya, hari ini sepert
Krystal memandang lelaki yang hampir dua minggu tidak bertemu dengannya. Kekasihnya, Samudra berada di depannya sekarang. Bukan sengaja mereka bertemu hari ini. Melainkan, Krystal yang melihat kekasihnya sedang berjalan dengan seorang perempuan yang tidak dikenalnya. "Jadi, siapa dia? " tanya Krystal terkekeh kecil. Samudra yang duduk di samping Krystal, mengenggam tangan Krystal. "Dia cuman sahabat kecil aku sayang. " Krystal melepaskan genggaman tangan Samudra pada tangan dirinya. Matanya menatap sinis Samudra. "Sahabat? Yakin sahabat? " Krystal terkekeh kecil dalam hatinya. Entah kenapa hatinya merasa panas melihat kedekatan antara Samudra dan perempuan centik di depannya ini. Padahal, jika dipikir logika, perlakuan Krystal di belakang Samudra sangat parah dan melampaui batas. Matahari dengan senyum manisnya pun mengulurkan tangannya kepada Krystal. Namun, tidak ada sambutan atau senyum balasan dari Krystal untuk Matahari. Wajah Krystal tetap datar dan menyiratkan ketidaksuk
"Dulu, daddy dan Luna memang sepakat untuk menjodohkan Matahari dan Samudra. Bahkan ketika mereka baru berusia 5 tahun. Ya, salah satu alasannya adalah Luna ingin menjalin pertemanan yang lebih baik dan dekat dengan sahabatnya, yang tak lain adalah ibu dari Matahari. Alasan yang memperkuat kesepakatan perjodohan ini ya, adalah karena kita bertetangga. melihat Samudra bermain bersama dengan Matahari saat kecil, para ibu membayangkan kisah cinta anaknya jauh ke masa depan. ""Daddy belum selesai bicara. " Ucap Abraham ketika Krystal akan memotong perkataannya."Tapi, saat itu pernikahan Rain dengan suaminya sedang berada diujung tanduk. Dan puncaknya pada saat Rain bercerai. Rain membawa serta Matahari meninggalkan rumah mereka. Waktu itu, daddy dengar mereka pindah ke Amerika. Kebetulan, nenek dari Matahari ada di sana. Ya, mungkin ketika mereka di sana mereka melanjutkan hidupnya kembali. " Ucap Abraham. "Jadi, tidak ada kata putus perjodohan sebelumnya antara Matahari dan Samudra? "
Krystal tersenyum melihat kedua orang tuanya datang berkunjung ke rumahnya. Sudah tiga bulan mereka tidak bertemu, apalagi kalau bukan kesibukan yang menjadi alasan utama bagi mereka. "Mama, kok nggak telfon dulu mau ke sini? Aku kan bisa bersih-bersih sama masak dulu." Ucap Krystal. Indra yang merupakan ayah dari Krystal pun tersenyum kecil mendengar perkataan putri tunggalnya. Dulu, ketika Krystal meminta untuk berpisah rumah dengan orang tuanya, Indra dan Gea ibu dari Krystal meragukan putrinya itu. Bagaimana tidak, sang ibu selalu memanjakan Gea, baik dalam bentuk apapun. Krystal tidak diperbolehkan masak, mencuci piring, atau pekerjaan rumah tangga lainnya. Ternyata, ketika berpisah anaknya bisa lebih mandiri. Khususnya dalam mengurus diri dan rumahnya sendiri. "Bagaimana hubunganmu dengan Samudra, sayang? " tanya Gea. Krystal tersenyum kecil, lalu menelan kue mochi yang sedang dimakannya. "Baik-baik aja ma.""Syukurlah. Mama udah terlanjut suka dan klop sama Samudra. Jangan
Krystal memandang Matahari dengan aneh. Perempuan itu baru saja datang, mengapa sudah menangis berlinang air mata ketika melihat ayah dari Krystal. Pakah ayahnya sebegitu menyeramkan sampai Matahari bisa ketakutan melihat ayahnya? Samudra yang melihat Matahari menangis pun buru-buru menghampiri Matahari dan memeluk sahabat kecilnya itu. Semua perlakuan Samudra tidak lepas dari pandangan mata Krystal. Sebenarnya, ada apa ini? Mengapa perempuan itu menangia. Ayahnya juga, mengapa dia melihat Matahari dengan pandangan sendu? Luna dan Abraham hanga bisa terdiam melihat semua kejadian ini. Luna sebenarnya sudah tahu sejak pertama kali melihat Indra bahwa Indra ini adalah mantan suami dari Rain. Yang tak lain adalah ibu dari Matahari. Iya, Indra adalah ayah biologis dari Matahari. "Eh, ada apa? Kok ada yang nangis? " tanya Gea yang baru datang sambil membawa sepiring daging di tangannya. "Ma? aku juga nggak ngerti. " Jawab Krystal. Indra akhirnya menghela nafasnya pasrah. Tidak ada j