Setelah puas dengan ayah dari sang kekasih, Krystal segera pulang ke rumahnya diantarkan oleh Abraham. Krystal tinggal sendiri, orang tuanya tinggal berbeda kota dengannya. Dan itu lumayan jauh. Mungkin mereka akan bertemu paling cepat satu bulan sekali untuk mengobati rindu mereka.
Tadi, sebelum percintaan antara Abraham dan dirinya dimulai, Samudra menghubungi Krystal dan mengabari bahwa dia akan pulang besok, dia bertanya kepada Krystal apa yang diinginkan dirinya dari Jepang. Dengan menahan desahan akibat Abraham yang sedang memainkan dirinya, Krystal berbicara kepada Samudra apa saja. Untungnya, sang kekasihnya itu tidak curiga sama sekali.
Jadi, ini tetap aman.
"Daddy pulang ya sayang. " Setelah mengatakan itu, Abraham mengecup dahi dan bibir Krystal singkat kemudian berlalu mengendarai mobilnya meninggalkan halaman rumah milik Krystal.
Krystal tersenyum dibuatnya. Padahal, baru kemarin dia berpikir bahwa Abraham adalah lelaki yang dingin dan irit berbicara. Namun, ternyata salah.
Abraham sedikit bawel apalagi ketika berdua. Abraham orang yang peka, perhatian dan juga romantis. Kurang lebih sudah dua minggu bersama, sedikit demi sedikit Krystal tahu sifat dan karakter Abraham.
Krystal mulai memasak makanan untuknya. Dirinya lapar sekali. Tadi, niatnya dia dan Abraham akan makan sebelum pulang. Namun, pesan dari Luna merusak segalanya.
Memang sangat merepotkan wanita tua penyakitan itu.
Ya, Abraham sudah menceritakan semuanya kepada Krystal perihal Luna. Dan sangat disayangkan Luna menderita penyakit itu. Tapi tak apa, itu akan sedikit memudahkan Krystal untuk menjadi milik Abraham seutuhnya.
Tentu saja Krystal sudah berpikir demikian. Hidup berdua dengan Abraham adalah impian Krystal. Tapi, apakah itu akan terwujud? Entahlah.
Krystal hari ini berencana untuk menghabiskan waktunya dengan tidur. Badannya remuk setelah pertempuran panjang nan panas dengan Abraham. Dia harus menyegarkan tubuhnya. Dia akan berendam di bathup dan menikmati lilin aroma terapi kesukannya.
Namun, di sela-sela persiapan mandinya tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Dengan malas, dia beranjak melihat siapa yang datang. Krystal tidak memakai sehelai baju pun sekarang. Dia hanya memakai sebuah handuk kecil yang dia lilitkan di tubuh rampingnya. Dia sedikiti mengintip di jendela untuk mengetahui siapa yang mengetuk pintunya.
Sial! Dia Samudra!
Mengapa tiba-tiba kekasihnya bisa sampai di rumahnya secepat ini. Hey, dia baru saja menghubunginya untuk menanyakan buah tangan apa yang diinginkan Krystal dari Jepang. Kenapa sekarang dia sudah ada di depan rumah Krystal. Apakah Samudra berbohong perihal buah tangan.
Dan apakah Samudra melihat dirinya yang turun dari mobil ayahnya? Kalau iya, bisa gawat ini.
Tapi, perasaan Krystal kini berubah. Tidak ada raut senang atau perasaan bahagia ketika Samudra datang seperti dulu. Semuanya telah berubah. Dengan malas, dia kembali menuju kamarnya dan mengunci semua pintu dan jendela tak lupa juga dia mematikan semua lampu, termasuk lampu kamarnya. Dia terlalu malas untuk bertemu kekasihnya. Biarlah, besok dia akan berbicara dengan Samudra. Bukan sekarang. Dia masih terlalu letih dan malas tentu saja.
•••
Samudra kebingungan mencari keberadaan kekasihnya. Dia memang sudah pulang dari Jepang dua hari yang lalu. Dia sengaja tidak memberitahu Krystal, karena dia pikir ini akan jadi kejutan untuk Krystal. Perihal oleh-oleh Jepang pun sudah dia siapkan jauh-jauh hari untuk kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapat ketika sampai Indonesia? Dia kehilangan Krystal. Dalam artian, dia tidak bisa menghubungi Krystal. Samudra sudah tanya teman-teman Krystal dan sudah mengunjungi rumah milik kekasihnya. Namun, semua nihil. Krystal seperti hilang ditelan bumi.
Samudra khawatir, dia takut kekasih nya dalam bahaya ataupun masalah. Dia sangat takut.
Samudra memandang cincin berlian yang dia beli di Jepang kemarin. Rencananya, dia akan segera mengajak Krystal menikah. Rasanya, mereka tidak perlu bertunangan. Langsung menikah itu lebih baik.
"Kamu dimana sayang. " Gumam Samudra.
Berbeda dengan Samudra yang tengah memikirkan Krystal. Sang kekasih justru sedang bermesraan dengan sang ayah kekasihnya di salah satu restauran ternama di kota ini.
Mereka berdua sedang saling menyuapi makanan satu sama lain yang terlihat enak. Perlakuan Abraham memang benar-benar membuat Krystal melayang. Ya, tidak dipungkiri juga bahwa sikap Samudra kepada Krystal juga seperti itu. Sama persis seperti Samudra. Ya, tapi rasanya tidak sama.
"Samudra udah pulang ya? " tanya Abraham sambil mengelap sudut bibir Krystal yang ada sedikit noda es krim.
Krystal tersenyum kecil, lalu menganggukkan kepalanya "Iya, dua hari yang lalu juga dia berkunjung ke rumah ku, kemarin juga sama. Tapi, aku berpura-pura tidak ada di dalamnya dad. "
"Lho, kenapa? Jadi kamu belum bertemu kekasihmu? "
"Kamu juga kekasihku dad, "
"Iya, aku belum bertemu dia. Aku agak malas belakangan ini jika bertemu dia. " Lanjut Krystal.
Abraham menggelengkan kepalanya melihat tingkah Krystal. "Lantas, kamu menghubunginya? " tanya Abraham lagi.
Krystal menggeleng kembali " Tidak. Aku tidak mengabarinya selama dua hari ini. Terakhir berhubungan saat dia menghubungiku disaat kita sedang akan bercinta dad. "
Abraham menggelengkan kepalanya, lalu mengusap surai panjang milik Krystal, wanita nya.
"Seharusnya, kamu nggak boleh begitu. Samudra akan bingung mencarimu. Kasihan dia. "
"Yayaya, bagaimana pun itu adalah anak daddy, benarkan? " tanya Krystal diakhiri dengan senyuman mengejeknya.
"Tentu saja dia anakku. Aku masih mengakui darah dagingku heh. "
Krystal tertawa dibuatnya. Dia sama sekali tidak keberatan jika Abraham membahas Luna ataupun Samudra di pembicaraan mereka berdua. Hanya saja, dia sedikit kesal.
"Yayaya, terserah daddy deh. "
Abraham tertawa, lalu memeluk Krystal dari samping. Dirinya mengecup pipi Krystal pelan dan mulai memakan makananya kembali.
"Kamu sering shopping gak sih? Selama ini aku belum pernah liat kamu shopping sayang, " ucap Abraham.
Krystal menelan makanannya, "Suka dong, cuman akhir-akhir ini emang lagi males sih. Nggak ada gairah gitu."
"Gairahnya jadi di ranjang sama aku ya sayang?" tanya Abraham dengan nada menggoda.
Dengan nakal, Krystal mengangguk, dan memeluk leher Abraham. "Itu mah udah pasti, nggak usah ditanya lagi. Tapi, masih kurang si. Belum terlalu nikmat. " Ucap Krystal frontal
Abraham tertawa dibuatnya. Untung saja, meja mereka berada diujung. Jadi, tak banyak orang yang melihat apa yang mereka lakukan. Apalagi, mereka sedang berselingkuh, jadi mungkin sedikit aman.
Memang, keduanya belum sama sekali melakukan hubungan suami istri. Ya, walaupun jika dipikir secara logika, itu memang tidak pantas. Namun, bukankah hak itu sekrang menjadi sebuah keharusan pada beberapa orang untuk melakukan hubungan itu ketika mereka menjalin kasih? Iya, tidak semuanya. Hanya beberapa orang.
Abraham melihat ke kiri dan ke kanan, mengontrol semua orang yang ada di tempat itu. Takutnya, ada orang yang mengenal dirinya dan Krystal. Tapi, sedikit kemungkinan ada yang mengenalinya, karena mereka berada di salah satu restauran yang berada di pinggiran kota.
"Sayang? Daddy mau ngomong. "
"Ada apa daddy? " tanya Krystal genit.
"Daddy sayang kamu, " ucap Abraham sambil tersenyum lebar. Matanya menyipit, dan gigi rapihnya menambah kesan tampan dan manis di wajahnya.
"Aku juga sayang--"
"Sayang? Sayang apa? "
"Samudra!!? "
"Maksudnya apa ini? " tanya Samudra dengan nada tinggi.
Samudra seperti tidak sabar mendengar jawaban dari kekasih dan ayahnya. Apakah mereka berselingkuh? Mengapa mereka berdua berada di sini tanpa Luna?
Dan mengapa papinya tidak menemani maminya untuk pergi ke dokter?
Luna terkekeh pelan ketika melihat pemandangan di depan sana. Pemandangan yang seharusnya membuat dia marah. Tetapi, rasanya biasa saja. Bahkan dia senang sekali melihat kedua orang yang sedang kasmaran itu gelagapan karena pertemuan mereka diketahui oleh kekasih salah satu dari mereka. Mereka adalah Abraham, Krystal dan Samudra. Luna adalah pelaku yang membuat Samudra sampai ada di hadapan Abaham dan Krystal. Perihal kelakuan Krystal dan Abraham di belakangnya, tentu saja Luna tahu. Namun, dia masih diam. Karena sesungguhnya, Luna pun sama seperti Abraham. Sama-sama memiliki kekasih lain di dalam pernikahan mereka. Anehnya, walaupun Abraham adalah suaminya dan berstatus masih sebagai suaminya sahnya, dia sama sekali tidak ada gairah dan cinta kembali kepada Abraham. Padahal, mereka tidak satu atau dua tahun menikah. Tapi, berpuluh-puluh tahun. Entahlah, dia merasa pernikahannya semakin ke sini semakin membosankan. Tapi dengan David, Luna merasa spesial kembali. Perselingkuhan it
Krystal dalam diam berpikir mengenai ajakan menikah yang dilontarkan Samudra tempo lalu. Sudah tiga hari, dia dan Samudra tidak saling berkomunikasi. Baik dirinya dan Samudra sama-sama enggan memulai pembicaraan yang mungkin akan membahas mengenai ajakan Samudra. Krystal benar-benar belum siap dengan yang namanya pernikahan. Dia takut jika dalam pernikahannya nanti, kemungkinan buruk akan terus datang kepada pernikahannya. Termasuk perselingkuhan. Krystal tahu dan sadar bahwa dirinya pun dengan sengaja menjadi duri pada rumah tangga orang tua dari sang kekasih. Justru itu, Krystal tidak mau menikah terlebih dahulu. Karena, dia takut karma itu menimpa pada hubungan pernikahannya nanti bersama dengan Samudra. "Apa hubunganku dan Samudra akan berakhir seperti ini? " gumam Krystal. Tiga hari ini dia termenung memikirkan itu, dan tiga hari ini juga dia ditinggalkan oleh sang kekasih, Abraham yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Bali. Abraham belum tahu tentang ajakan Samudra. Ren
Samudra kini sedang memandang foto yang memperlihatkan dua orang yang sedang tersenyum ke arah kamera. Itu dirinya dan Krystal. Foto itu, diambil pada saat mereka belum menjadi sepasang kekasih. Berfotonya pun secara formal, karena mereka sedang mengikuti pelatihan waktu itu. Dalam foto itu pun, tidak hanya Krystal dan dirinya. Ada Kevin dan teman-teman Krystal dan Samudra yang lainnya. Samudra terkekeh kecil ketika mengingat perjuangan dia untuk mendapatkan Krystal. Benar-benar membutuhkan waktu lama untuk meyakinkan Krystal bahwa dia memang benar-benar tulus mencintai Krystal. Mungkin, Krystal memang ingin seseorang yang serius kepadanya dan tidak ingin main-main dalam suatu hubungan. Nyatanya, Samudra pun sama. "Kok, aku kangen kita yang dulu ya, " gumam Samudra. Samudra menghela nafasnya pelan. Dia sekarang berada di apartemen miliknya. Sedari tadi pikirannya tidak tenang. Mau menghubungi Krystal pun, sang kekasih tidak pernah menjawab telpon nya maupun membalas pesan yang dik
Samudra merapihkan jas hitam yang melekat pada tubuh kekarnya. Dia meregangkan otot-ototnya yang kaku akibat terlalu lama duduk. Mata indah yang terpasang kaca mata minus itu pun melihat ke arah pemandangan hingar bingar kota. Otaknya kembali berpikir tentang sang kekasih, Krystal. Sudah hampir dua minggu dia dan Krystal tidak bertemu dan tidak saling berhubungan. Samudra sudah berusaha mencari keberadaan Krystal yang seperti hilang tanpa jejak dari Samudra. Mengirimkan pesan pada Krystal, menelpon Krystal semua sudah Samudra lakukan. Namun, hasilnya nihil. Bertahan terluka, sepertinya lagu itu cocok untuk keadaan Samudra sekarang. Tok.. Tok.. Tiba-tiba pintu ruangan Samudra diketuk dari luar. Dengan tegas, Samudra memerintahkan seorang itu untuk masuk ke dalam ruangannya. Ruangan kantor bernuansa hitam putih dan coklat itu benar-benar nyaman. "Maaf pak, ada yang ingin bertemu dengan bapak, " ucap Siska yang tak lain adalah sekretaris dari Samudra. "Bukankah sudah kuperintahkan
"Samudra dengan senyum yang menghiasi bibirnya berjalan bersama Matahari di sampingnya. Dulu, mereka adalah dua orang yang saling menyayangi. Sebenarnya, sampai hari ini semuanya pun masih sama. Rasa Matahari kepada Samudra masih ada. Namun, tidak dengan Samudra. Rasa Samudra kepada Matahari hanya sebatas teman kecil, lebih spesifiknya adalah sahabat kecil. Tidak lebih. "Kita mau kemana ni? " tanya Matahari. Tangannya menggandeng tangan Samudra dengan erat. Tidak ada penolakan dari Samudra. Samudra hanya tersenyum dan memperlihatkan raut wajah seperti berpikir. "Gimana kalau makan siang. Sekalian kamu cerita-cerita. "Matahari mengangguk antusias. Dengan senyum yang menghiasi keduanya, sepasang sahabat itu memasuki mobil Samudra dan selanjutnya meninggalkan pelataran kantor Samudra untuk makan siang berdua. Di dalam mobil, keduanya terlibat pembicaraan masa lalu yang menyenangksn. Kisah yang terlewat oleh keduanya pada masa lalu, mereka bicarakan hari ini. Rasanya, hari ini sepert
Krystal memandang lelaki yang hampir dua minggu tidak bertemu dengannya. Kekasihnya, Samudra berada di depannya sekarang. Bukan sengaja mereka bertemu hari ini. Melainkan, Krystal yang melihat kekasihnya sedang berjalan dengan seorang perempuan yang tidak dikenalnya. "Jadi, siapa dia? " tanya Krystal terkekeh kecil. Samudra yang duduk di samping Krystal, mengenggam tangan Krystal. "Dia cuman sahabat kecil aku sayang. " Krystal melepaskan genggaman tangan Samudra pada tangan dirinya. Matanya menatap sinis Samudra. "Sahabat? Yakin sahabat? " Krystal terkekeh kecil dalam hatinya. Entah kenapa hatinya merasa panas melihat kedekatan antara Samudra dan perempuan centik di depannya ini. Padahal, jika dipikir logika, perlakuan Krystal di belakang Samudra sangat parah dan melampaui batas. Matahari dengan senyum manisnya pun mengulurkan tangannya kepada Krystal. Namun, tidak ada sambutan atau senyum balasan dari Krystal untuk Matahari. Wajah Krystal tetap datar dan menyiratkan ketidaksuk
"Dulu, daddy dan Luna memang sepakat untuk menjodohkan Matahari dan Samudra. Bahkan ketika mereka baru berusia 5 tahun. Ya, salah satu alasannya adalah Luna ingin menjalin pertemanan yang lebih baik dan dekat dengan sahabatnya, yang tak lain adalah ibu dari Matahari. Alasan yang memperkuat kesepakatan perjodohan ini ya, adalah karena kita bertetangga. melihat Samudra bermain bersama dengan Matahari saat kecil, para ibu membayangkan kisah cinta anaknya jauh ke masa depan. ""Daddy belum selesai bicara. " Ucap Abraham ketika Krystal akan memotong perkataannya."Tapi, saat itu pernikahan Rain dengan suaminya sedang berada diujung tanduk. Dan puncaknya pada saat Rain bercerai. Rain membawa serta Matahari meninggalkan rumah mereka. Waktu itu, daddy dengar mereka pindah ke Amerika. Kebetulan, nenek dari Matahari ada di sana. Ya, mungkin ketika mereka di sana mereka melanjutkan hidupnya kembali. " Ucap Abraham. "Jadi, tidak ada kata putus perjodohan sebelumnya antara Matahari dan Samudra? "
Krystal tersenyum melihat kedua orang tuanya datang berkunjung ke rumahnya. Sudah tiga bulan mereka tidak bertemu, apalagi kalau bukan kesibukan yang menjadi alasan utama bagi mereka. "Mama, kok nggak telfon dulu mau ke sini? Aku kan bisa bersih-bersih sama masak dulu." Ucap Krystal. Indra yang merupakan ayah dari Krystal pun tersenyum kecil mendengar perkataan putri tunggalnya. Dulu, ketika Krystal meminta untuk berpisah rumah dengan orang tuanya, Indra dan Gea ibu dari Krystal meragukan putrinya itu. Bagaimana tidak, sang ibu selalu memanjakan Gea, baik dalam bentuk apapun. Krystal tidak diperbolehkan masak, mencuci piring, atau pekerjaan rumah tangga lainnya. Ternyata, ketika berpisah anaknya bisa lebih mandiri. Khususnya dalam mengurus diri dan rumahnya sendiri. "Bagaimana hubunganmu dengan Samudra, sayang? " tanya Gea. Krystal tersenyum kecil, lalu menelan kue mochi yang sedang dimakannya. "Baik-baik aja ma.""Syukurlah. Mama udah terlanjut suka dan klop sama Samudra. Jangan