Share

5. Kedatangan Samudra

Setelah puas dengan ayah dari sang kekasih, Krystal segera pulang ke rumahnya diantarkan oleh Abraham. Krystal tinggal sendiri, orang tuanya tinggal berbeda kota dengannya. Dan itu lumayan jauh. Mungkin mereka akan bertemu paling cepat satu bulan sekali untuk mengobati rindu mereka. 

Tadi, sebelum percintaan antara Abraham dan dirinya dimulai, Samudra menghubungi Krystal dan mengabari bahwa dia akan pulang besok, dia bertanya kepada Krystal apa yang diinginkan dirinya dari Jepang. Dengan menahan desahan akibat Abraham yang sedang memainkan dirinya, Krystal berbicara kepada Samudra apa saja. Untungnya, sang kekasihnya itu tidak curiga sama sekali. 

Jadi, ini tetap aman. 

"Daddy pulang ya sayang. " Setelah mengatakan itu, Abraham mengecup dahi dan bibir Krystal singkat kemudian berlalu mengendarai mobilnya meninggalkan halaman rumah milik Krystal. 

Krystal tersenyum dibuatnya. Padahal, baru kemarin dia berpikir bahwa Abraham adalah lelaki yang dingin dan irit berbicara. Namun, ternyata salah. 

Abraham sedikit bawel apalagi ketika berdua. Abraham orang yang peka, perhatian dan juga romantis. Kurang lebih sudah dua minggu bersama, sedikit demi sedikit Krystal tahu sifat dan karakter Abraham. 

Krystal mulai memasak makanan untuknya. Dirinya lapar sekali. Tadi, niatnya dia dan Abraham akan makan sebelum pulang. Namun, pesan dari Luna merusak segalanya.

Memang sangat merepotkan wanita tua penyakitan itu. 

Ya, Abraham sudah menceritakan semuanya kepada Krystal perihal Luna. Dan sangat disayangkan Luna menderita penyakit itu. Tapi tak apa, itu akan sedikit memudahkan Krystal untuk menjadi milik Abraham seutuhnya. 

Tentu saja Krystal sudah berpikir demikian. Hidup berdua dengan Abraham adalah impian Krystal. Tapi, apakah itu akan terwujud? Entahlah. 

Krystal hari ini berencana untuk menghabiskan waktunya dengan tidur. Badannya remuk setelah pertempuran panjang nan panas dengan Abraham. Dia harus menyegarkan tubuhnya. Dia akan berendam di bathup dan menikmati lilin aroma terapi kesukannya. 

Namun, di sela-sela persiapan mandinya tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Dengan malas, dia beranjak melihat siapa yang datang. Krystal tidak memakai sehelai baju pun sekarang. Dia hanya memakai sebuah handuk kecil yang dia lilitkan di tubuh rampingnya. Dia sedikiti mengintip di jendela untuk mengetahui siapa yang mengetuk pintunya. 

Sial! Dia Samudra! 

Mengapa tiba-tiba kekasihnya bisa sampai di rumahnya secepat ini. Hey, dia baru saja menghubunginya untuk menanyakan buah tangan apa yang diinginkan Krystal dari Jepang. Kenapa sekarang dia sudah ada di depan rumah Krystal. Apakah Samudra berbohong perihal buah tangan. 

Dan apakah Samudra melihat dirinya yang turun dari mobil ayahnya? Kalau iya, bisa gawat ini. 

Tapi, perasaan Krystal kini berubah. Tidak ada raut senang atau perasaan bahagia ketika Samudra datang seperti dulu. Semuanya telah berubah. Dengan malas, dia kembali menuju kamarnya dan mengunci semua pintu dan jendela tak lupa juga dia mematikan semua lampu, termasuk lampu kamarnya. Dia terlalu malas untuk bertemu kekasihnya. Biarlah, besok dia akan berbicara dengan Samudra. Bukan sekarang. Dia masih terlalu letih dan malas tentu saja. 

•••

Samudra kebingungan mencari keberadaan kekasihnya. Dia memang sudah pulang dari Jepang dua hari yang lalu. Dia sengaja tidak memberitahu Krystal, karena dia pikir ini akan jadi kejutan untuk Krystal. Perihal oleh-oleh Jepang pun sudah dia siapkan jauh-jauh hari untuk kekasihnya. 

Namun, apa yang dia dapat ketika sampai Indonesia? Dia kehilangan Krystal. Dalam artian, dia tidak bisa menghubungi Krystal. Samudra sudah tanya teman-teman Krystal dan sudah mengunjungi rumah milik kekasihnya. Namun, semua nihil. Krystal seperti hilang ditelan bumi. 

Samudra khawatir, dia takut kekasih nya dalam bahaya ataupun masalah. Dia sangat takut. 

Samudra memandang cincin berlian yang dia beli di Jepang kemarin. Rencananya, dia akan segera mengajak Krystal menikah. Rasanya, mereka tidak perlu bertunangan. Langsung menikah itu lebih baik. 

"Kamu dimana sayang. " Gumam Samudra. 

Berbeda dengan Samudra yang tengah memikirkan Krystal. Sang kekasih justru sedang bermesraan dengan sang ayah kekasihnya di salah satu restauran ternama di kota ini. 

Mereka berdua sedang saling menyuapi makanan satu sama lain yang terlihat enak. Perlakuan Abraham memang benar-benar membuat Krystal melayang. Ya, tidak dipungkiri juga bahwa sikap Samudra kepada Krystal juga seperti itu. Sama persis seperti Samudra. Ya, tapi rasanya tidak sama. 

"Samudra udah pulang ya? " tanya Abraham sambil mengelap sudut bibir Krystal yang ada sedikit noda es krim. 

Krystal tersenyum kecil, lalu menganggukkan kepalanya "Iya, dua hari yang lalu juga dia berkunjung ke rumah ku, kemarin juga sama. Tapi, aku berpura-pura tidak ada di dalamnya dad. " 

"Lho, kenapa? Jadi kamu belum bertemu kekasihmu? " 

"Kamu juga kekasihku dad, "

"Iya, aku belum bertemu dia. Aku agak malas belakangan ini jika bertemu dia. " Lanjut Krystal. 

Abraham menggelengkan kepalanya melihat tingkah Krystal. "Lantas, kamu menghubunginya? " tanya Abraham lagi. 

Krystal menggeleng kembali " Tidak. Aku tidak mengabarinya selama dua hari ini. Terakhir berhubungan saat dia menghubungiku disaat kita sedang akan bercinta dad. "

Abraham menggelengkan kepalanya, lalu mengusap surai panjang milik Krystal, wanita nya. 

"Seharusnya, kamu nggak boleh begitu. Samudra akan bingung mencarimu. Kasihan dia. "

"Yayaya, bagaimana pun itu adalah anak daddy, benarkan? " tanya Krystal diakhiri dengan senyuman mengejeknya. 

"Tentu saja dia anakku. Aku masih mengakui darah dagingku heh. "

Krystal tertawa dibuatnya. Dia sama sekali tidak keberatan jika Abraham membahas Luna ataupun Samudra di pembicaraan mereka berdua. Hanya saja, dia sedikit kesal. 

"Yayaya, terserah daddy deh. " 

Abraham tertawa, lalu memeluk Krystal dari samping. Dirinya mengecup pipi Krystal pelan dan mulai memakan makananya kembali.

"Kamu sering shopping gak sih? Selama ini aku belum pernah liat kamu shopping sayang, " ucap Abraham. 

Krystal menelan makanannya, "Suka dong, cuman akhir-akhir ini emang lagi males sih. Nggak ada gairah gitu."

"Gairahnya jadi di ranjang sama aku ya sayang?" tanya Abraham dengan nada menggoda.

Dengan nakal, Krystal mengangguk, dan memeluk leher Abraham. "Itu mah udah pasti, nggak usah ditanya lagi. Tapi, masih kurang si. Belum terlalu nikmat. " Ucap Krystal frontal

Abraham tertawa dibuatnya. Untung saja, meja mereka berada diujung. Jadi, tak banyak orang yang melihat apa yang mereka lakukan. Apalagi, mereka sedang berselingkuh, jadi mungkin sedikit aman. 

Memang, keduanya belum sama sekali melakukan hubungan suami istri. Ya, walaupun jika dipikir secara logika, itu memang tidak pantas. Namun, bukankah hak itu sekrang menjadi sebuah keharusan pada beberapa orang untuk melakukan hubungan itu ketika mereka menjalin kasih? Iya, tidak semuanya. Hanya beberapa orang. 

Abraham melihat ke kiri dan ke kanan, mengontrol semua orang yang ada di tempat itu. Takutnya, ada orang yang mengenal dirinya dan Krystal. Tapi, sedikit kemungkinan ada yang mengenalinya, karena mereka berada di salah satu restauran yang berada di pinggiran kota.

"Sayang? Daddy mau ngomong. " 

"Ada apa daddy? " tanya Krystal genit. 

"Daddy sayang kamu, " ucap Abraham sambil tersenyum lebar. Matanya menyipit, dan gigi rapihnya menambah kesan tampan dan manis di wajahnya. 

"Aku juga sayang--"

"Sayang? Sayang apa? "

"Samudra!!? " 

"Maksudnya apa ini? " tanya Samudra dengan nada tinggi. 

Samudra seperti tidak sabar mendengar jawaban dari kekasih dan ayahnya. Apakah mereka berselingkuh? Mengapa mereka berdua berada di sini tanpa Luna? 

Dan mengapa papinya tidak menemani maminya untuk pergi ke dokter? 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status