Aura meninggalkan Axel yang masih terpaku di ruang tamu. Denting ponsel membuat Axel tersadar dan membuka pesan yang masuk. Dari Aura.
“Pulanglah. Besok tidak perlu datang karena aku tidak akan pergi kemanapun.”Itu pesan dari Aura. Entah apakah benar wanita itu memang tidak ingin pergi atau sengaja menghindar dari Axel karena kejadian malam ini? Bisa jadi kan?“Baik, Nona.” Hanya itu jawaban yang bisa Axel berikan.Memangnya apalagi? Axel tidak mungkin bersikeras datang jika tidak diperlukan kan? Terpaksa Axel pulang dengan hati kacau balau.Meski hanya sedetik, tadi Axel sempat melihat raut sedih terpancar di wajah Aura dan hal itu membuat Axel diserbu oleh rasa bersalah. Tapi jika dipikir kembali hal itu bukan salah Axel sepenuhnya kan? Aura yang datang ke kamarnya malam itu dan mucikari juga bilang kalau Aura adalah wanita yang memang disediakan untuknya!‘Aku harus mencari tau bagaimana bisa Aura datang ke kamarku!’ putus Axel dan langsung menghubungi sang mucikari yang langsung diangkat pada dering kedua.“Apa anda perlu wanita lagi malam ini, Tuan?”“Ya, tapi aku memiliki syarat.”“Syarat apa?”“Aku ingin wanita yang sama seperti dua malam lalu di hotel X!” ucap Axel membuat sang mucikari yang biasa dipanggil madam Cha terdiam, tidak langsung merespon syaratnya.Axel menunggu dengan sabar, ingin mendengar jawaban apa yang akan diberikan oleh madam Cha padanya. Kejujuran atau sebuah kebohongan?“Sayangnya wanita itu sudah berhenti dan aku tidak tau dia berada dimana sekarang,” dusta madam Cha setelah hening selama beberapa detik.“Begitukah? Bagaimana bisa kau melepas pekerjamu semudah itu?”“Aku tidak ingin menghalangi mereka.”Axel mengepalkan tangan, menyadari kalau semua ucapan yang keluar dari bibir madam Cha adalah dusta, apalagi nada suara wanita itu tampak labil. Tidak setegas biasa. Aneh!“Baiklah, kalau begitu tidak perlu. Aku tidak berminat dengan wanita lain!” ketus Axel dan langsung menutup ponselnya tanpa menunggu jawaban madam Cha.Dirinya bukan orang bodoh. Axel sadar kalau malam itu ada seseorang yang memang sengaja menjebak Aura dengan madam Cha sebagai perantaranya. Entah siapa dan apa motifnya? Axel belum tau, tapi mulai sekarang dirinya akan mulai mencari tau! Axel tidak bisa diam saja saat sadar kalau dirinya sudah merenggut mahkota seorang gadis.Dirinya memang bukan pria baik dan sudah sering tidur dengan banyak wanita, tapi di antara sekian banyak wanita yang ditidurinya tidak ada yang masih virgin dan semuanya murni adalah wanita sewaan yang memang harus memuaskan pelanggannya.Dan Axel juga bukan pria brengsek yang akan diam saja setelah tau kalau dirinya telah mengambil kegadisan Aura tanpa izin! Tidak, Axel akan mencari tau sampai semuanya jelas. Axel tidak suka dimanfaatkan, begitu juga kali ini!Axel menyugar rambutnya yang masih basah, efek baru selesai mandi. Tangannya mengambil ponsel dan menghubungi nomor Clay, berharap kali ini dirinya bisa mengandalkan pria itu lagi. Tapi Axel terpaksa harus gigit jari saat panggilannya selalu dialihkan ke kotak suara! Entah kemana pria itu!Axel tidak tau kalau Clay sedang asyik bersenang-senang di bar dengan banyak wanita. Suara bising membuat pria itu tidak sadar kalau ponselnya berdering sejak tadi!***Aura merebahkan tubuhnya yang terasa lelah, padahal dirinya tidak melakukan kegiatan berat hari ini. Hanya berjalan santai di taman dan menikmati kesendirian yang terasa menenangkan hati dan pikirannya. Lalu apa yang membuatnya lelah?Ahh! Harusnya Aura tidak perlu menanyakan hal bodoh seperti itu! Tentu saja karena kehadiran pria yang bernama Axel! Pengganti Max! Pria yang sekarang menjadi bodyguardnya! Bertugas untuk menjaga Aura!Sejak melihat pria itu muncul di hadapannya hari ini, jantung Aura tidak bisa berhenti berdebar. Cemas dan takut. Aura takut rahasianya terbongkar.Bagaimana jika pria itu mengatakan apa yang terjadi dua malam lalu kepada publik?‘Tidak mungkin! Bukankah jika begitu Axel juga akan terkena masalah?’ batin Aura mencoba menyangkal kekhawatirannya.Tapi bagaimana jika mungkin? Karier Aura pasti akan langsung hancur lebur dalam sekejap mata! Dan tentunya Aura tidak mau hal itu terjadi!“Ahh! Menyebalkan! Bagaimana bisa kebetulan seperti ini sih?!” sungut Aura dongkol.‘Tenang, Aura. Jangan berpikir terlalu jauh. Bersikap biasa saja. Semua pasti akan baik-baik saja kok! Dan yang paling penting lo udah minum pil, jadi omongan Axel tadi nggak akan terjadi!’ ucap Aura seperti sedang merapal doa.Dengan pemikiran itu Aura memejamkan mata, berharap kalau semua masalah dan kekhawatiran yang ada di otaknya akan lenyap seketika saat dirinya bangun esok pagi. Bahkan jika boleh Aura berharap kalau kehadiran Axel hanya sekedar mimpi buruk!Sementara itu di tempat yang berbeda seorang wanita sedang mendengarkan setiap laporan dari orang suruhannya dengan tangan terkepal erat.“Apa tidak ada informasi lain yang bisa kalian dapatkan mengenai Ae Ra? Bagaimana bisa kalian hanya memberiku informasi sampah seperti ini? Padahal uang yang aku keluarkan untuk membayar kalian tidaklah sedikit! Dan lagi aku tidak perlu laporan mengenai kesehariannya! Aku hanya perlu informasi yang bisa menjatuhkan kariernya dalam sekejap mata!" amuk sang wanita sambil menatap tajam sang informan bayarannya.“Maaf, Nona. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi sejauh penglihatan kami tidak ada hal aneh yang dilakukan oleh nona Ae Ra!” jawab sang informan sambil menunduk, tidak berani membalas tatapan bossnya yang seperti bara api.“Jika tidak ada maka kalian harus menciptakannya sendiri! Bagaimanapun caranya aku tidak peduli! Yang pasti aku ingin wanita itu jatuh secepatnya!”“Baik, Nona. Kami mengerti. Tolong beri kami waktu.”“Dua minggu! Jika dalam waktu dua minggu kalian tidak bisa mendapatkan informasi apapun untuk menjatuhkan Ae Ra, maka aku akan membuat perhitungan dengan kalian!”Kedua informan itu saling pandang dengan raut ngeri, tidak berani membayangkan hukuman apa yang akan menanti mereka jika gagal melaksanakan tugas yang diberikan, tapi mereka tidak memiliki pilihan lain!“Baik, Nona!”“Sekarang kalian pergilah! Jangan kembali sebelum menemukan informasi yang bisa menjatuhkan Ae Ra, paham?!”“Paham, Nona!”Setelah kedua informannya pergi meninggalkan ruangan, wanita itu bergumam lirih dengan gigi gemeretak. Tanda kalau dirinya begitu membenci Aura.“Aku tidak menyangka kalau untuk menjatuhkanmu akan sesulit ini, padahal kemarin kamu sudah jatuh ke dalam jebakanku! Tapi tidak masalah, aku yakin kalau sebentar lagi aku pasti bisa melenyapkanmu!”Ya, beberapa malam lalu dirinya sudah berhasil menjebak Aura untuk datang ke kamar 2522, tapi sayang rencana yang disusun harus hancur berantakan karena Aura sudah pergi lebih dulu dari kamar itu tanpa sepengetahuannya! Padahal sebelum matahari terbit dirinya sudah bersiap untuk menangkap basah Aura keluar dari kamar 2522, berharap dapat langsung menyebarkan foto Aura ke salah satu wartawan gossip!Tapi tidak masalah, kali ini dirinya yakin tidak akan kelolosan lagi.Sebentar lagi karier Aura yang meroket bagai meteor pasti akan meredup seketika dan hal itu akan lebih memudahkannya untuk menjadi nomor satu di bidang musik! Dirinya sudah bosan dan muak jika harus dibandingkan terus menerus dengan Aura yang selalu berhasil meraih popularitas atas prestasi yang ditorehkannya.“Kali ini aku bersumpah akan menghancurkan hidupmu! Aku tidak ingin keberadaanmu menjadi penghalang ataupun ancaman bagi karierku!” gumam sang wanita dengan wajah penuh kebencian.Miles Xavier menatap sekeliling dengan malas. Sejak dulu, lebih tepatnya sejak dirinya beranjak dewasa, Miles paling malas menyandang nama besar keluarga Xavier. Bukannya apa, karena setiap orang pasti mendekatinya karena ada maksud terselubung! Bukan karena tulus ingin berteman dengannya!Tapi mau bagaimana lagi? Miles tidak mungkin bisa memilih mau lahir di keluarga mana kan? Tuhan lah yang menentukan! Dan lagi bukannya Miles tidak bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Xavier, hanya saja Miles merasa bebannya begitu berat! Begitu juga sekarang saat semua teman kuliah menatap ke arahnya dengan tatapan memuja, penuh kepalsuan. Miles benci melihatnya! Tapi mau bagaimana lagi? Papanya, Axel Xavier, memintanya untuk kuliah di sini! Di Jakarta! Sebagai anak, Miles hanya bisa menurutinya kan? Miles tidak ingin menjadi putra pembangkang!Miles tidak ingin membuat mama Aura sedih.Miles mengabaikan sekitar, enggan berinteraksi. Biarkan saja orang mengiranya sombong, itu jauh lebih b
“Lio!” pekik Aura senang dan langsung memeluk pria yang nyaris menjadi suaminya! Axel ingin menarik Aura, tapi mengurungkan niatnya. Bagaimanapun juga itu adalah masa lalu, Axel yakin kalau Aura tidak memiliki perasaan apapun lagi pada Lionel. Jadi ya sudah, biarkan saja! Axel percaya pada istrinya sendiri!Lionel menoleh, beralih menatap Axel yang masih menggendong putranya.“Hei, apa kabar?”“Sangat baik! Bagaimana denganmu sendiri?”“Aku juga sangat baik!”Pandangan Lionel beralih menatap Miles dan Aurora bergantian.“Well, aku tidak menyangka kalian sudah memiliki dua anak! Keluarga kecil kalian semakin lengkap!” kelakar Lionel.“Tentu saja! Lalu bagaimana denganmu? Apa sudah menemukan pengganti Aura?” ejek Axel membuat Aura berdecak sebal. Bagaimana bisa Axel mengungkit masa lalu? Dasar suami menyebalkan! “Tentu saja sudah, sebentar lagi akan kuperkenalkan pada kalian!” Axel dan Aura saling pandang, tidak sabar ingin melihat wanita yang pada akhirnya berhasil mencuri hati Lio
Axel menghampiri Aura yang sedang membuat teh di dapur dan memeluknya dari belakang membuat wanita itu memekik kaget! Sudah dua hari mereka bicara seadanya dan Axel tidak betah! Axel merindukan Aura yang cerewet dan bercerita banyak hal padanya! Bukan Aura yang mendiamkannya seperti ini!Axel sadar kalau tuduhannya beberapa malam lalu memang keterlaluan, hanya saja sebagai seorang pria, Axel memiliki ego yang cukup tinggi kan? Tidak heran saat Aura tidak menjawab permintaan maafnya, Axel tidak berusaha lagi. Ralat, belum berusaha lagi. Berharap Aura memulai pembicaraan lebih dulu, tapi sampai 2 hari dirinya menunggu, Aura masih tetap bungkam! Terpaksa, Axel yang maju duluan!“Hei, kamu masih marah sama aku?” Aura menghela nafas dalam. Sepeninggalan mama Erika tadi, Aura sudah memikirkannya.Ucapan mama Erika memang benar, tidak seharusnya Aura mengkhawatirkan hal yang belum tentu terjadi. Axel saja sudah berusaha menekan rasa takutnya, masa Aura tidak bisa melakukan hal yang sama? B
Dua tahun kemudian…Aura sedang membaca majalah di tangannya saat Axel merebutnya tanpa izin. Aura mendelik, kesal karena kesenangannya terganggu, padahal dirinya baru saja bersantai setelah putranya tidur dengan susah payah!“Kembalikan majalahku, Axel!”“Apakah majalah ini jauh lebih menarik daripada suamimu sendiri?” tanya Axel setengah merajuk membuat Aura berdecak. Sadar kalau Axel sudah dalam mode manja dan ingin diperhatikan! Sepertinya Aura memiliki dua putra jika seperti ini!“Baiklah, jadi kamu mau apa?” tanya Aura mengalah.Axel tersenyum lebar dan berbaring di pangkuan Aura yang sedang berselonjor nyaman di atas ranjang. Aura membelai rambut Axel seperti sedang membelai rambut si kecil. Axel menikmati sentuhan Aura dan mengeluh pelan,“Aku ingin bermanja-manja denganmu! Akhir-akhir ini pekerjaanku dan pekerjaanmu sama sibuknya dan aku merasa frekuensi kebersamaan kita berkurang banyak. Aku ingin menebusnya!” aku Axel.“Baiklah, tidak masalah.”Mereka asyik berbincang hingg
Enam bulan kemudian…Ini adalah hari istimewa bagi Aura karena tepat pada hari ini Aura akan melakukan comeback dan kembali menyapa penggemar dengan lagu barunya, apalagi ini dilakukan bertepatan di hari ulang tahunnya! Usul dari Ji Hwan.Aura meremas kedua tangannya, merasa gugup. Kali ini tidak ada Axel karena pria itu masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Sejak dua bulan lalu Axel sudah resmi mengambil alih perusahaan Xavier karena papa Charles memutuskan pensiun dini. Hendak menikmati hari tua. Melancong ke berbagai negara tanpa beban, seperti yang dilakukan orangtua Aura.“Hei, apa kamu gugup?” tanya Ji Hwan sambil menyodorkan minuman kesukaan Aura.“Sangat! Rasa gugupnya sama seperti aku melakukan debut dulu!” keluh Aura.“Tenangkan diri. Fokus saja dengan lagumu. Jangan pikirkan apapun.”“Hmm… thanks, Oppa!” Kini Aura tampil di atas panggung, duduk di sebuah kursi dengan gitar di tangan. Aura memetik senar membuat alunan indah mulai terdengar. Kali ini memang bukan lagu up
Bibi Choi menyambut kedatangan Aura dengan sumringah. Ya, Aura memutuskan untuk kembali ke rumahnya sementara waktu ini. Rasanya lebih nyaman tinggal di rumah daripada apartemen dan untungnya Axel tidak mempermasalahkannya.Aura memeluk bibi Choi dengan sayang yang dibalas pelukan hangat.“Anda baik-baik saja kan, Nona?”“Tentu saja, Bi!”Pandangan bibi Choi beralih pada Axel yang berdiri di samping Aura sambil mendorong stroller (kereta bayi) dimana si kecil, Miles Xavier, masih asyik terlelap. Putranya memang tukang tidur! Di dalam pesawat pribadi keluarga Xavier pun, si kecil lebih sering terlelap! “Apa kabar, Bi?” sapa Axel dan langsung memberi pelukan hangat.Bagaimanapun Axel sudah menganggap bibi Choi sebagai orang terdekatnya. Di saat semua orang sibuk memaki dirinya, hanya bibi Choi yang menerima kehadirannya, membantu Axel untuk menjaga Aura, bahkan tidak pernah mengkritiknya sama sekali!“Seperti yang kamu lihat sendiri, bibi sangat baik,” balas bibi Choi.“Syukurlah. Aku