Home / Romansa / Terjerat Pesona CEO Tampan / Bab 4. Penolakan yang Manis

Share

Bab 4. Penolakan yang Manis

last update Last Updated: 2023-05-22 16:42:18

“Kau yakin melupakan tentang kejadian tadi malam, Nona Odelia Jakson?”

Tubuh Odelia meremang mendengar apa yang dikatakan oleh Noah. Bulu kuduknya merinding. Otak Odelia menjadi blank seketika. Odelia menelan saliva-nya susah payah. Wanita itu sangat tahu bahwa dirinya menjadi pusat perhatian seluruh karyawan, termasuk Direkur Utamanya. Oh, Hell! Odelia tidak tahu harus berbuat apa. Jika saja ada mesin waktu, sudah pasti Odelia lebih memilih untuk berlari menuju ke mesin waktu.

“A-aku—” Napas Odelia tercekat. Ada sebuah ucapan yang ingin dia katakan, namun semuanya tertahan di tenggorokannya, dan tak mampu terucap olehnya.

Noah tersenyum samar melihat kepanikan di wajah Odelia. “Kenapa kau hanya diam, Odelia? Kau tidak mau mengatakan apa pun, hm?” bisiknya serak di telinga Odelia. Suara yang terdengar begitu menggoda hingga membuat seluruh saraf di tubuh wanita itu bergejolak tak menentu.

Odelia bungkam dengan tangan berkeringat dingin.

“Tuan Danzel, apa Anda mengenal Odelia?” Elvina langsung bertanya, akibat tak bisa menahan rasa penasarannya.

Noah menatap Odelia yang begitu pucat, lalu menatap Elvina seraya berkata dengan suara tenang dan tegas, “Aku salah mengenali orang. Aku pikir, aku pernah bertemu wanita ini, tapi ternyata tidak.”

Odelia mendesah lega di kala Noah tak mengakui pernah bertemu dengannya. Sungguh, Odelia pikir Noah akan mempermalukannya, tapi ternyata tidak. Astaga, kalau saja sampai Noah mempermalukannya, lebih baik Odelia memilih untuk mengakhiri hidupnya.

“Baik, Tuan Danzel. Mari saya antar Anda berkeliling perusahaan. Saya pun akan menunjukkan ruang kerja Anda,” ujar Elvina sopan.

Noah mengangguk singkat merespon ucapan Elvina.

“Kalian semuanya kembali bekerja. Aku akan membawa Tuan Danzel berkeliling,” seru Elvina memberi perintah pada seluruh karyawan.

Semua karyawan menurut, mereka mulai pergi meninggalkan tempat itu. Detik selanjutnya, Noah melangkah mengikuti Elvina. Tampak Noah melirik Odelia sekilas, lirikan yang menunjukkan memiliki makna.

Sial! Odelia mengumpati Noah yang meliriknya. Buru-buru, Odelia menunduk, dia tak mau sampai ada yang curiga. Jantung Odelia berdetak semakin kencang. Perlahan di kala aroma parfume maskulin Noah menghilang, hati Odelia mulai tenang. Itu artinya Noah sudah menjauh.

“Odelia?” Darla menghampiri Odelia dengan langkah kaki terburu-buru. “Kau mengenal Tuan Noah Danzel?” tanyanya memastikan.

“Tidak, dia salah lihat orang. Aku tidak mengenalnya sama sekali,” ucap Odelia berdusta sambil melangkah cepat masuk ke dalam lift. Refleks, Darla mengikuti Odelia yang sudah masuk ke dalam lift.

Ting!

Pintu lift terbuka. Odelia segera menuju ke ruang kerjanya. Pun Darla mengikuti Odelia. Nampaknya Darla sangat penasaran. Raut wajah Odelia tak bisa tertutupi bahwa Odelia seperti tengah menyembunyikan sesuatu.

“Odelia, apa ada yang kau tutupi dariku?” Darla duduk di atas meja, menatap Odelia dengan tatapan lekat, meminta rekan kerjanya itu untuk bercerita padanya.  

Odelia mengambil air putih yang ada di atas meja, dan meminumnya perlahan. “Tidak ada yang aku tutupi darimu, Darla. Aku memang tidak mengenal Tuan Noah Danzel. Dia yang salah mengenali orang. Sudahlah, lebih baik kau kembali ke ruang kerjamu. Masih banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan, dan aku yakin kau pun demikian.”

Darla melirik arlojinya sekilas. “Alright, aku akan kembali ke ruang kerjaku. Tapi awas saja kalau ada hal yang kau tutupi dariku. Aku pasti akan marah padamu.”

“Iya-iya. Kau ini cerewet sekali,” seru Odelia kesal pada Darla yang begitu cerewet.

Darla tersenyum, lalu melangkah pergi meninggalkan ruang kerja Odelia.

Odelia menghempaskan punggungnya ke kursi kerjanya. Matanya terpejam sebentar dan mengembuskan napas panjang. Ya, Odelia tentu tak mungkin menceritakan pada Darla tentang dirinya yang one night stand dengan CEO baru di perusahaannya.

Tadi malam adalah hal tergila yang pernah Odelia lakukan sepanjang hidupnya.

***

Jam dinding menunjukkan pukul dua siang. Odelia baru saja selesai makan siang bersama dengan Darla di kafe yang dekat dengan perusahaannya. Sepanjang hari, Odelia selalu saja tidak tenang. Benaknya kacau memikirkan tentang kebodohannya.

“Odelia?” panggil Elvina seraya melangkah mendekat pada Odelia yang hendak masuk ke dalam ruang kerjanya.

“Iya?” Odelia mengalihkan pandangannya menatap sang Direktur Utama yang ada di hadapannya.

“Odelia, tolong kau antarkan dokumen ini pada Tuan Danzel. Aku harus bertemu dengan client,” jawab Elvina seraya menyerahkan dokumen yang ada di tangannya pada Odelia.

Odelia terbelalak terkejut. “Nyonya, kenapa harus aku yang mengantarkan dokumen ini?” 

Elvina berdecak kesal. “Kau dan Darla sangat paham tentang kondisi perusahaan. Kalau Tuan Danzel bertanya tentang perusahaan, kau pasti mampu menjawab pertanyaannya dengan baik.”

“Nyonya, maaf mungkin Darla bisa mengantarkan dokumen ini. Aku masih memiliki pekerjaan yang harus aku selesaikan,” ucap Odelia cepat. Dalam hati, Odelia berharap kalau Elvina meminta Darla yang mengantarkan dokumen ini pada Noah. Sungguh, Odelia masih belum siap kembali bertemu dengan pria sialan itu.

“Darla tidak bisa. Aku memintanya untuk menyiapkan laporan keuangan lima tahun terakhir. Sekarang lebih baik kau antar dokumen ini ke ruang kerja Tuan Noah Danzel. Beliau bisa marah kalau sampai dokumen ini sampai di tempatnya lama,” seru Elvina tegas, lalu dia melangkah pergi meninggalkan Odelia begitu saja.

Odelia mengumpat dalam hati di kala Elvina sudah pergi. Bagaimana ini? Apa yang harus dilakukannya? Jutaan hal terngiang di dalam pikrian Odelia, membuatnya kebingungan dan takt ahu harus melakukan apa.

Odelia tak ingin bertemu dengan Noah, tapi semua itu tak mungkin karena dia mendapatkan tugas untuk mengantar dokumen ini. Pun Odelia tak bisa membantah. Bisa-bisa dirinya dipecat kalau sampai tak patuh. Odelia sangat membutuhkan pekerjaan ini demi tetap bisa bertahan hidup.

Odelia mengatur napasnya, kemudian melangkahkan kaki menuju ke ruang kerja Noah. Dalam benak Odelia, dia menekankan untuk bersikap professional. Odelia menganggap tak pernah mengenal Noah Danzel.  

Saat tiba di depan ruang kerja Noah, Odelia mengetuk pintu ruang kerja, dan di kala suara Noah memberi perintah Odelia untuk masuk, Odelia segera menurut untuk masuk ke dalam ruang kerja pria itu.

“Selamat siang, Tuan Danzel. Aku ke sini ingin mengantarkan dokumen dari Nyonya Elvina Dwyne untukmu,” ucap Odelia sopan seraya menunjukkan dokumen yang ada di tangannya pada Noah.

Noah tersenyum melihat Odelia di hadapannya. Pria itu bangkit berdiri mendekat pada Odelia. “Kau bisa memanggilku dengan nama panggilanku jika kita hanya berdua.”

“Maaf, itu tidak sopan. Kau adalah CEO di perusahaan ini,” jawab Odelia menolak permintaan Noah.

Noah mengambil dokumen yang ada di tangan Odelia, dan meletakan dokumen itu ke atas meja.

“Baiklah, Tuan. Aku permisi.” Di kala dokumen sudah diambil Noah, buru-buru Odelia pamit undur diri dari hadapan Noah, namun sayangnya gerak Odelia terhenti di kala Noah menarik tangannya, dan menggendong tubuh Odelia—mendudukkan tubuh Odelia ke atas meja kerja pria itu.

“Akhhh!” Odelia menjerit di kala Noah memindahkan tubuhnya ke atas meja.

Noah menghimpat tubuh Odelia, membuat seluruh pergerakan tubuh Odelia sama sekali tak berkutik di dalam kungkungan pria itu. Berkali-kali Odelia berusaha berontak, tapi tetap tidak bisa.

“Lepaskan aku! Nanti banyak orang yang melihat,” seru Odelia meminta Noah untuk segera melepaskannya.

Noah menarik dagu Odelia. “Tadi malam, kau yang mengajakku, tapi sekarang kau malah berpura-pura melupakan segalanya.”

Odelia menatap dingin Noah. “Tadi malam aku mabuk. Lagi pula, anggap saja kita one night stand. Itu artinya apa yang terjadi tadi malam semuanya ada pada tadi malam. Tidak ada hari esok.”

Noah terkekeh. “One night stand buat seorang wanita yang masih perawan. Terdengar sangat asing di telingaku.”

“Siapa bilang aku masih perawan?” seru Odelia kesal.

Noah membelai bibir ranum Odelia. “Tadi malam kau mabuk, tapi aku tidak, Odelia. Aku tahu aku adalah pria pertama yang memasukimu,” bisiknya serak.

Wajah Odelia memerah. “Noah Danzel, aku sudah tidak mau membahas apa pun. Lepaskan aku!”

Noah tak mengindahkan ucapan Odelia. “Siapa Viktor?” tanyanya langsung, dan sontak membuat Odelia terkejut.

“Bagaimana kau tahu tentang Viktor?” seru Odelia.

Noah tersenyum. “Saat kita berhubungan seks, kau menyebut nama Viktor. Ah, aku tahu dia pasti mantan kekasihmu.”

Odelia mengumpati kebodohannya. Dia benar-benar tak mengingat apa pun tentang tadi malam. Dengan sekuat tenaga Odelia mendorong Noah yang kungkungannya sudah mengendur, lalu turun dari meja.

“Bukan urusanmu, Tuan Danzel. Mulai sekarang anggap aku adalah bawahanmu,” seru Odelia menekankan, lalu dia segera berlari pergi meninggalkan ruang kerja Noah—dengan raut wajah yang nampak sangat marah.

Noah tersenyum melihat Odelia sudah pergi. Pria itu mengambil wine yang ada di atas meja dan menyesapnya perlahan. “Penolakan yang manis,” gumamnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 90. Ending Scene (TAMAT)

    Odelia bangun pagi-pagi sekali. Dia berkemas hanya dalam waktu satu jam. Pun dia tak perlu berkemas banyak, karena para pelayan sudah membantunya. Noah sudah menyarankan, kalau ada barang yang tertinggal, bisa membeli di negara tersebut. Tapi Odelia tidak puas. Wanita itu selalu kesal setiap kali berpergian ada barang yang tertinggal.Selama mengemasi barang-barang, ada rasa kesal pada diri Odelia, karena Noah tidak bilang jauh-jauh hari ingin mengajaknya berlibur. Kalau saja Noah bilang jauh-jauh hari, pastinya Odelia akan mempersiapkan barang-barangnya dari jauh-jauh hari.Tak dipungkiri ada rasa bahagia karena Noah mengajaknya berlibur. Tentu saja Odelia merasa bahagia. Selama ini Noah selalu sibuk bekerja. Sekarang sang suami meluangkan waktu untuknya dan anak-anak mereka. Jelas membuat hati Odelia bahagia.Sejak menikah, Odelia memang fokus mengurs Orlin dan Neville. Dia sudah meninggalkan posisi jabatannya di kantor. Jika rindu kantor, pasti Odelia akan datang ke kantor sang sua

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 89. Extra Part V

    Pujian lolos di bibir Orlin sangat polos. Mata Orlin sampai melebar dan mengerjap beberapa kali melihat ketampanan Diego. Sedangkan Diego nampak tak suka di kala Orlin terus menatapnya.Bocah laki-laki itu memilih untuk membuang pandangannya, tak merespon sama sekali pujian yang lolos di bibir Orlin. Tampak jelas bocah laki-laki itu merasa tak nyaman. Tapi dia tidak bisa berbuat apa pun, karena sekarang dia sedang berada di rumah teman lama ayahnya.“Orlin, kemari, Sayang.” Odelia meminta putrinya duduk.Orlin menurut, duduk di samping ibunya. Tepat di kala Orlin sudah duduk—Kimberly memberikan kecupan di pipi bulat Orlin. Terlihat Kimberly sangat gemas pada Orlin yang sangat cantik dan menggemaskan.“Kimberly, ini Orlin, putriku dan Noah.” Odelia mengenalkan Orlin pada Kimberly. “Orlin, berikan salam pada Bibi Kimberly, Paman Damian, dan Kak Diego.”Orlin patuh. Gadis kecil itu melukiskan senyumannya. “Hallo, Paman Damian, Bibi Kimberly—dan kau Kak … ah Diego saja. Aku suka memanggil

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 88. Extra Part IV

    Bella dan Yosef datang berkunjung ke mansion Noah dan Odelia. Bella sudah minta maaf pada Odelia, tentang masalah Orlin. Bella meminta maaf karena tidak bermaksud untuk membuat Orlin menjadi anak yang jahat. Tentu Odelia mengerti maksud Bella. Tanpa harus minta maaf, Odelia sudah memaafkan ibu mertuanya.Hubungan Odelia dan Bella bisa dikatakan sangat baik. Meskipun dulu Bella tak menyukai Odelia, tapi sekarang Bella sangatlah menyukai sifat Odelia. Sosok Odelia selain baik, juga tegas membuat ibu Noah itu menjadi luluh. Noah dan Odelia sama-sama anak tunggal di keluarga. Orlin dan Neville selalu menjadi cucu kesayangan dari keluarga Noah dan keluarga Odelia. Tak heran kalau Orlin dan Neville sangat manja, karena memang kedua orang tua Noah dan Odelia sangatlah memanjakan Orlin dan Neville.Namun ada satu sikap Odelia yang membuat banyak kagum padanya. Odelia memiliki sikap yang jauh lebih tegas dan keras dalam mendidik anak. Berbeda dengan Noah yang jauh lebih tenang dan sabar.Odel

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 87. Extra Part III

    Odelia mengatur napasnya seraya memejamkan mata. Wanita cantik itu memijat keningnya, akibat rasa pusing yang melanda. Ya, emosi hari ini membuat Odelia menjadi cukup tak terkendali. Rasa marah bercampur dengan rasa kecewa yang menimbulkan kesesakan.Noah melangkah masuk ke dalam kamar, mendapati sang istri duduk di tempat tidur dengan wajah yang menyimpan rasa kesal. Tanpa perlu ditanya, dia sudah mengerti kenapa emosi sang istri tak mudah menyurut.“Odelia—”“Noah, jangan bicara dulu denganku. Aku ingin istirahat.” Odelia langsung memotong ucapan Noah, meminta suaminya untuk tak bicara. “Putri kita ingin bertemu denganmu.” Noah tetap masuk sambil menggenggam tangan Orlin. Tampak raut wajah Orlin menunjukkan jelas rasa takut. Gadis kecil itu terus menggenggam tangan Noah.Odelia mengalihkan pandangannya, menatap Orlin dengan tatapan tegas.Noah membelai rambut Orlin. “Ayo, lakukan yang tadi kau katakan. Jangan takut.”Beberapa detik, Orlin masih terdiam melihat Odelia yang menunjuk

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 86. Extra Part II

    “Mom, kau sudah keterlaluan. Kau mengajarkan hal buruk pada Orlin. Hari ini dia membuat masalah di sekolah. Dia menghina anak laki-laki yang memberikan hadiah murahan padanya. Tindakan Orlin ini sangat buruk. Odelia sangat kecewa.” Noah berujar dengan nada tegas pada ibunya melalui panggilan telepon.Hal pertama yang Noah lakukan untuk menyelesaikan masalah adalah bicara pada ibunya. Dia tahu bahwa tindakan ibunya, tidaklah benar. Ajaran ibunya membawa dampak negative pada putri sulungnya.Bella mendesah panjang. “Noah, Mommy hanya memberikan nasihat agar Orlin selalu hati-hati dekat dengan laki-laki. Mommy tidak ingin sampai cucu Mommy mendapatkian laki-laki sembarangan.” “Tapi caranya tidak seperti itu, Mom. Kau sama saja mengajarkan hal buruk pada Orlin. Orlin menjadi angkuh. Dia tidak mau bergaul dengan orang yang hidup berkurangan. Ini akan membuat sifat Orlin buruk di masa depan.”“Noah, Mommy tidak bermaksud seperti itu. Mommy hanya tidak ingin Orlin salah memilih pria di masa

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 85. Extra Part

    Empat tahun berlalu … “Kau sudah keterlaluan Orlin!” Odelia nampak marah dengan putri kecilnya. Raut wajah wanita itu menunjukkan jelas rasa kesal yang tak termaafkan. Dia bertolak pinggang menyalang menatap putri kecilnya yang berusia empat tahun.Bibir Orlin menekuk dalam. “Mom, aku tidak salah. Apa yang aku katakan fakta. Laki-laki tadi terlalu miskin. Grandma bilang, aku harus mendapatkan laki-laki terbaik. Grandma melarangku di masa depan, menjalin hubungan dengan laki-laki yang berbeda kasta denganku.”Mata dan bibir Odelia melebar mendengar apa yang dikatakan putri kecilnya. “Astaga, Orlin! Kau keterlaluan. Ayo pulang sekarang! Kita selesaikan di rumah!”Odelia kehilangan kesabaran. Dia segera membawa masuk Orlin masuk ke dalam mobil, dengan raut wajah kesal. Ya, Orlin Odelia Danzel adalah putri pertama Odelia dan Noah. Gadis kecil itu membuat ulah di sekolah sampai membuat Odelia harus mendatangi sekolahnya.Seumur hidup, Odelia belum pernah sama sekali diuji kesabaran. Membe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status