Share

Ciuman Pertama Livy.

Author: Rienapril 07
last update Last Updated: 2023-09-08 12:43:36

Tawanan Cinta Mafia Psikopat bab:4.

Satu minggu terlewati, Livy telah berhasil masuk ke D'Fantazio dan menjadi salah satu karyawan di sana. Hari-harinya berjalan seperti normal, Ia bekerja, pulang, tidur, kerja lagi, dan seterusnya. Arthur juga tidak pernah menghubunginya atau bahkan memberi perintah apapun.

Terbersit di pikiran Livy, mungkin Ia memiliki kesempatan untuk kabur dengan mudah.

"Jangan coba-coba untuk kabur. Aku akan tahu kemanapun Kau pergi." Pesan Arthur mendarat di layar handphone-nya.

Livy menggigit bibir, Arthur mungkin mengendus niatnya. Padahal keinginan itu baru terbersit di dalam hatinya saja. Livy memandang langit melalui jendela yang lebar. Posisi lantai apartemennya memiliki view yang sangat bagus. Ia bisa memandang bintang-bintang di langit sepuasnya selagi tidak mendung. Tiap sore, Ia juga bisa menikmati pemandangan matahari terbenam.

"Masih sayang ibumu?" Pesan Arthur kembali muncul.

Livy menghembuskan nafas kasar sembari melemparkan handphone-nya ke ranjang. Apa pedulinya? Toh, ibunya juga tidak terlalu peduli padanya. Ia sudah menyerah menghadapi kehidupan ini, tidak masalah baginya apapun yang akan dilakukan Arthur. Livy memejamkan mata.

"Ting"

Terdengar bel samar-samar, Livy mengerjap dan perlahan membuka matanya. Rupanya Ia tertidur. Ia pun langsung bergegas membukakan pintu apartemennya.

"Arthur?" gumam Livy tidak percaya dengan lelaki yang kini ada di hadapannya.

"Kau terkejut?" Arthur memiringkan wajahnya sembari menyeringai.

Livy melangkah mundur, sementara Arthur pun maju dan memaksa masuk ke dalam apartemen yang Livy tempati. Ia menghirup udara beraroma coklat manis dari pengharum ruangan. Livy memang sengaja mengganti pewangi pilihan Bryan karena Ia lebih suka aroma coklat.

"Mau apa, Kau?" tanya Livy memandang Arthur takut-takut.

"Hm, terserahlah. Kau lupa kalau ini apartemen milikku yang Kau tinggali?" ucap Arthur semakin mendekati Livy, sementara gadis itu terus mundur hingga menabrak tembok di belakangnya.

Arthur menyentuh dagu Livy dengan ujung jarinya, membuat Livy terpaksa mendongak. Pandangan mereka bertemu. Degup jantung Livy semakin kencang dan seketika isi kepalanya seperti kosong.

"Ternyata Kau manis juga," gumam Arthur.

Tanpa disangka-sangka, Arthur sedikit membungkukkan wajahnya lalu memagut bibir Livy yang tengah gemetar.

Livy terkesiap, pandangannya berkunang-kunang saking kagetnya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang juga. Apakah menerima ciuman ini, atau? Ini adalah ciuman pertamanya.

"Kenapa Kau menggigit bibirku?" erang Arthur sembari memundurkan wajahnya.

Livy menggeleng melihat lelaki di hadapannya marah. Ia akan kabur tetapi pinggangnya dipegang lelaki itu.

"Kau menolakku?" Arthur bertanya dengan pelan namun tajam.

"Aku, kita tidak bisa," ujar Livy dengan gugup.

"Tidak bisa? Tentu saja bisa. Aku bisa melakukan apapun dan aku tidak menerima penolakan," tukas Arthur mengerutkan dahi. Ia rasa, Ia perlu menunjukkan bagaimana dirinya kepada gadis itu.

"Kau tidak bisa menolakku, Livy. Aku akan menghukummu," desis Arthur. Ia kembali memagut bibir Livy.

Livy hanya terdiam kaku membiarkan mulut Arthur bergerak di sana. Sesekali terdengar erangan kenikmatan dari bibir Arthur. Beberapa saat kemudian, Livy pun merasa bibirnya kebas.

"Ikuti aku, Kau harus terbiasa dengan ini," ucap Arthur dengan terengah-engah.

"Maksudnya?" Livy bingung karena Arthur masih saja merengkuh tubuhnya.

"Ketika aku menciummu, balas aku. Kau harus membalas ciumanku." Arthur menjelaskan dengan frustasi.

Lagi-lagi, Arthur pun memagut bibir gadis di hadapannya. Kali ini Livy mencoba membalasnya, Ia merasakan bagaimana bibirnya saling beradu dengan lelaki berwajah rupawan ini. Sayangnya, Ia adalah penjahat kelas kakap yang mungkin menjadi buronan negara.

"Aghh, mengapa Kau tidak bisa?" Arthur kesal. Tangannya meraih leher Livy dan menekannya.

"Am-ampun," gumam Livy. Sekarang Ia benar-benar takut jika lelaki itu membunuhnya.

Arthur membopong tubuh Livy dan menghempaskannya ke ranjang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Livy pun beringsut saat Arthur berusaha menindihnya.

"Aku tidak akan melakukan hal yang terlalu jauh jika Kau mematuhiku," ucap Arthur di depan wajah Livy.

Hanya anggukan yang bisa Livy lakukan, apa yang Arthur katakan tentang 'hal yang tidak terlalu jauh', mungkin adalah berhubungan badan. Atau mungkin membunuhnya dan keluarganya.

"Jawab dengan suaramu, Livy," desis Arthur sembari mencengkram dagu Livy.

"Ya," ucap Livy pelan.

"Bagus. Kau memang harus menuruti semua yang kuinginkan, tidak peduli Kau menyukainya atau tidak," ucap Arthur sembari bangkit dari ranjang.

Livy bernafas lega. Akhirnya Ia terbebas dari kungkungan lelaki itu. Di sudut ruangan, Arthur tengah membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral lalu menenggaknya. Wajahnya mengernyit karena merasakan hambar di mulutnya.

Biasanya Ia meminum cairan yang mengandung alkohol. Tetapi tentu saja Ia tidak bisa berharap jika tengah berada di tempat Livy.

"Aku tahu segala hal yang Kau lakukan disini ataupun di kantor, Livy," ujar Arthur menghentikan keheranan Livy kepadanya.

"Jadi, jangan coba-coba untuk kabur," lanjutnya.

Selalu itu ancaman yang Arthur lontarkan sampai Livy bosan, Livy tidak menanggapi apapun dan membiarkan lelaki itu melakukan apapun di kamarnya. Arthur menonton TV, mengotak-atik piano yang ada di kamar Livy. Hal yang cukup mencengangkan adalah Arthur pergi begitu saja tanpa pamit.

Livy memandang lorong apartemen yang kosong setelah punggung Arthur lenyap di belokan. Rasanya seperti ada yang hilang.

Tiba-tiba saja Ia merasa hampa setelah beberapa menit yang lalu ada hal yang membakar bibirnya. Livy menyentuh bibirnya sendiri, sekali lagi Ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa lelaki itu baru saja menciumnya.

Livy menutup pintu dan menghembuskan nafas sambil memejamkan matanya.

"1 folder delivered."

Livy mengerutkan dahi saat melihat notifikasi di layar handphone-nya. Notifikasi itu langsung lenyap setelah beberapa detik. Ini bukan pertama kalinya ada notifikasi aneh karena Livy tidak merasa mengirim file apapun kepada orang lain. Ketika Ia membuka pesan grup di tempat kerjanya, tidak ada data yang Ia kirimkan ataupun Ia terima.

"Livy, aku kangen sama kamu. Kenapa kamu harus pergi secepat ini sih?" Sebuah pesan dari Virgo masuk dan langsung terbaca olehnya.

Livy menghembuskan nafas, sebenarnya Ia juga sangat kangen dengan mantan kekasihnya itu. Tanpa persetujuan siapapun, Livy menyebutnya mantan karena mungkin sudah tidak bisa lagi bertemu. Andai Virgo tahu situasi ini, mungkin Virgo akan berhenti menghubunginya. Tetapi Livy tidak ingin membuat anak lelaki itu khawatir.

"Aku sudah tahu siapa kekasihmu itu. Jika Kau berpikir Ia bisa membantumu, maka Kau salah." Pesan lain mendarat di layarnya, Livy tidak perlu melihat siapa pengirimnya karena sudah pasti Arthur.

Pertanyaannya adalah darimana Arthur tahu segala hal tentangnya? Livy terkesiap teringat bahwa sebenarnya handphone yang kini ada di tangannya adalah pemberian Arthur. Motor yang Ia gunakan kemanapun Ia pergi, juga pemberian lelaki itu. Mungkin Arthur telah memasang penyadap dan pelacak di handphone dan motornya. Livy mendesah frustasi.

"Mengapa Ia merampas segalanya dariku?" erang Livy meremas selimut.

Sebenarnya Arthur peduli padanya karena meskipun Ia mengurungnya, Livy masih diberi makan dan tempat tinggal. Bahkan kini Livy bebas berbelanja apapun dari pakaian, make up, maupun makanan. Segalanya Arthur berikan. Tetapi tetap saja Ia berstatus tawanan Arthur.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:51

    Tawanan CM Psikopat Bab:51“Bawa dia masuk! Pastikan tidak tertinggal satu organ tubuh pun!” Perintah Arthur.Setelah itu Arthur berjalan mendekati livy. Mendaratkan satu ciuman pada kening dan bibir.“Sekarang aku akan memperlihatkan kepadamu tawanan lainnya.” Tukasnya.Merinding melihat senyuman dari Arthur,livy menggelengkan kepala cepat.” Ada apa denganmu, Arthur? Cicitnya pelan dengan tubuh merinding hebat.“Inilah cara duniaku bekerja, baby.”“Tidak! Kamu bukan Arthur!” Seru livy menyentak kasar tangan pria itu yang hendak mencengkalnya.“Yes,ini aku…hey,baby. Look it me.” tawa kecil membuat livy semakin yakin bahwa sekarang Arthur sedang dikuasai oleh sisi lain dalam tubuhnya.Livy bergerak was-was, memperhitungkan setiap langkah akan membutuhkan berapa banyak waktu saat keluar dari tempat ini. Entah mengapa,dia justru merasa takut pada calon suaminya sendiri.Seperti sedang berada di sebuah film horor dan dia menjadi pemeran utamanya. Sudah banyak hari dia lewati bersama denga

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:50

    Tawanan CM Psikopat Bab:50Livy tak menyangka, setelah semalaman bercinta hebat dengan Arthur. Kini Arthur membawanya berkeliling ke seluruh mansion.Arthur sepertinya ingin memperlihatkan sesuatu kepadanya. Bangunan yang dulunya menjadi tempat dia di tawan. Kini akan menjadi tempatnya menghabiskan waktu seumur hidup bersama Arthur setelah tadi pagi livy memberikan jawaban atas lamaran Arthur.FLASHBACK ON“Livy,apa kau sudah memikirkan tentang lamaran ku tempo hari?” Tanya Arthur seraya menatap lamat wajahnya, mereka berdua tengah berada dalam satu selimut dengan tubuh mereka yang sama-sama naked.Mata bulat livy menelisik wajah Arthur dan melihat apakah dia bersungguh-sungguh.“Arthur, apakah kamu mencintaiku?” Tanya livy berucap pelan.Arthur menganggukkan kepalanya.” Aku tidak tahu bagaimana perasaanku padamu,livy. Namun,aku tidak bisa berjauhan denganmu dan wajahmu selalu berada di pikiranku..”Bibir livy membentuk sebuah lengkungan tipis. Tangannya terangkat dan memegang rahang

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:49

    Tawanan CM Psikopat Bab:49"Lebih dalam katamu? Hm? Rasakan ini! Rasakan ini livy!!"Plok! Plok! Plok!Arthur benar-benar menunjukkan kegilaannya. Ini adalah dia yang sebenarnya, ketika sedang bercinta. Dan sudah cukup lama menahannya."Aahh…ahh…Arthur,aku…Aku!!" Livy mendesah sangat keras, bahkan kini dia sampai memeluk punggung Arthur."Harder! More Arthur! Fack me harder! Ini sangat dalam! Ahh…ahh…" gadis itu berubah menjadi sangat binal. Dan Arthur sangat menyukainya.Begitupun dengan livy,dia merasa sudah gila,dia benar-benar dikuasai oleh nafsu birahi. Bahkan kini kedua kakinya sudah kembali melingkar di pinggul Arthur. Seolah memaksa pria itu,agar menekan milik Arthur untuk masuk dan lebih dalam lagi ke dalam rongga rahimnya. Mereka saat ini benar-benar dikuasai oleh nafsu. Hingga tak mengingat janin dalam tubuh livy."Ugh! Aku menyukai bibir nakalmu,baby!" Ucap Arthur, " terima ini!!""Aaaa!!" Livy kembali menjerit,saat Arthur mendorong miliknya dalam sekali hentakan hingga m

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:48

    Tawanan CM Psikopat Bab:48Kedua tubuh mereka sudah polos, tanpa sehelai benangpun di tubuh masing-masing. Arthur sudah mulai mengarahkan keperkasaannya, yang sudah tidak sabar untuk memasuki liang kenikmatan itu."Buka pahamu dengan lebar,baby. Biarkan aku masuk dan menikmati tubuhmu yang indah ini."Livy melakukannya, seolah mempersilahkan Arthur untuk memasuki dia dengan senang hati. Karena dia menyadari bahwa dirinya telah menyerahkan hati dan jiwanya kepada sang mafia kejam itu.Livy membuka kedua kakinya, hingga bunga miliknya terpampang jelas di depan Arthur. Dan detik kemudian,livy merasakan Arthur menggesekkan batangnya yang mengacung keras itu. Pada belahan bunga milik livy. Hingga terdengar suara lenguhan dari bibirnya yang mungil."Sshh…" desahnya dengan pelan,sambil menggigit bibir bawahnya.Perlahan, pria itu semakin merendahkan tubuhnya. Ketika dia sudah berhasil menemukan pintu masuk surga dunia itu.Arthur semakin menekan dengan perlahan, sedikit demi sedikit sampai b

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:47

    Bab:47."Ah…" Livy mendesah pelan,dia tersentak karena merasakan lidah lembut Arthur menyapu permukaan dadanya.Tidak hanya menghisap,pria itu bahkan menyedot putik livy dengan gemas. Persis seperti seorang bayi yang kehausan. Menyusu dengan begitu ganasnya."Arthur…pelan-pelan…" desis livy sambil terus meremas kain sprei. Kakinya menggeliat di bawah sana,entah bagaimana dia harus menahan sensasinya. Yang hampir saja membuat sekujur tubuh livy lemas.Mendengar ucapan livy, Arthur mengangkat wajahnya. Namun tidak melepaskan kuluman dari dada livy. Ini terlalu nikmat jika dilewatkan meski hanya dalam satu detik.Arthur semakin melahap habis puncak dada livy dengan rakus. Sambil mendelik ke atas, untuk melihat bagaimana ekspresi kenikmatan livy."Putik milikmu sangat nikmat, sayang. Aku tidak bisa menghisapnya dengan pelan." Arthur berkata,di sela-sela kesibukan lidahnya."Akh," livy menjerit pelan, ketika dengan sengaja pria itu menggigit kecil tonjolan daging itu. Sedangkan tangan kiri

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:46

    Tawanan CM Psikopat Bab:46Livy membalikkan tubuhnya menatap wajah Arthur yang saat ini tengah memandangnya dengan sayu."Kenapa kamu disini? Bukankah kamu di kamar Archie?" Tanya livy dengan ragu-ragu takut Arthur marah."Aku menginginkanmu," Arthur bukannya menjawab pertanyaan livy,dia malah menundukkan wajahnya lalu menghisap ceruk leher livy sehingga gadis itu mendesah seraya memejamkan matanya."Arthur," livy berusaha mendorong Arthur. Namun bukannya menjauh, Arthur malah mengunci kedua tangan livy ke atas kepala."Malam ini aku hanya ingin bersamamu," ucap Arthur tepat di samping telinga livy. Berbisik dengan sangat sensual, hingga membuat seluruh bulu roma livy meremang."Heum?" Livy seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Arthur, apakah dia salah mendengar. Bukankah tadi Arthur berjanji akan menemani Archie?Jari-jari panjang Arthur sedang membelai setiap inci kulit wajahnya, membuat gelenyar aneh dari dalam diri livy."Kamu cantik,livy.." ujar Arthur dengan suara se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status