Livy tidak menyangka dalam hidupnya berurusan dengan seorang mafia yang tengah mengincar perusahaan minyak terbesar di tanah air,D'Fantazio Fuel. Arthur Lucifer, lelaki berdarah Italia itu menjadikannya tawanan,Livy di beri misi untuk menjadi mata-mata dan mengeruk informasi dengan menjadi karyawan di D' Fantazio Fuel. Tidak hanya itu saja,Livy pun menjadi pemuas hasrat sang Mafia Psikopat. "Lepaskan aku,aku ingin pulang," Mohon nya sembari mengatupkan kedua tangannya. " Tidak bisa!" Sahut Arthur kasar. " Kau adalah gadisku dan milikku selamanya," ucap Arthur sembari menarik tengkuknya,lalu melumat bibirnya dengan ciuman panas. Akankah Livy terbebas dari jeratan sang Mafia? Atau dirinya malah terjerat oleh pesona mafia psikopat itu?
View MoreTawaran Cinta Mafia Psikopat.
Bab:1"Target telah tiba." Sebuah pesan terdengar ke telinga Arthur melalui michrophone yang tersambung dengan anak buahnya.Arthur menggenggam gelas wiskinya erat, rahangnya menegas seiring dengan detak jantungnya yang mengencang. Anak Teri dari pesaing bisnisnya berhasil diculik untuk diserap informasinya,dendamnya akan segera terbalas."Ini, Arthur!" Bryan mendorong seorang lelaki yang kepalanya masih terbungkus kantong gandum."Bagus, buka!" Perintah Arthur dengan setengah mendesis. Bryan pun membuka penutup kepala lelaki target mereka."Jadi Kamu karyawan di Fantazio Fuel?" tanya Arthur kepada lelaki yang berlutut di hadapannya dalam kondisi terikat,lelaki itu menggeleng. Arthur pun beralih menatap Bryan dengan tajam."Ia sudah menyadari siapa kita, Arthur," tukas Bryan menjelaskan."Bagaimana bisa?" Arthur pun meminta penjelasan meskipun sebenarnya Ia tahu bahwa penangkapannya tidak semulus yang diduga."Ada yang kabur?" Arthur mengulangi pertanyaannya."Iya, satu masih menjadi buronan," jawab Bryan dengan yakin."Buronan kalian satu tapi yang memburu dari kalian tidak terhitung," decak Arthur dengan kesal."Tapi tim kita sudah berusaha semaksimal mungkin, Arthur." Bryan tidak terima karena Arthur tidak menghargai usahanya.Plak!Satu tamparan melayang di pipi kiri Bryan, hal yang biasa Arthur berikan pada anak buahnya jika kinerja mereka kurang memuaskan, Itu adalah makanan sehari-hari yang paling ringan. Tidak jarang, Arthur sampai melayangkan nyawa mereka dengan sadis."Aku tidak peduli bagaimana kalian mengerjakannya,aku hanya ingin kalian berhasil," desis Arthur."Target yang kabur tidak menutup kemungkinan bisa melapor kepada atasan mereka atau orang lain yang lebih kuat."Kita selesaikan yang ini dulu," ucap Arthur kemudian sambil menghela nafas. Ia beralih ke lelaki yang baru saja menyaksikannya menampar Bryan."Dari mana D'Fantazio mendapat bahan mentah?" tanya Arthur sembari mengangkat dagu lelaki itu dengan ujung sepatunya."Saya ... saya tidak tahu, Tuan," jawabnya dengan tubuh gemetar.Arthur memberi kode Bryan supaya melakukan sesuatu. Dengan senang hati, Bryan mengeluarkan pisau siletnya. Lelaki itu beringsut namun tidak bisa bergerak banyak karena kaki dan tangannya terikat. Bryan tersenyum miring sembari menurunkan badannya, berjongkok hingga wajahnya dan wajah lelaki itu sangat dekat."Kau sudah menemukan jawabannya?" tanya Bryan pelan, tetapi ujung pisau siletnya menempel ke pipi lelaki itu."Saya tidak tahu, Tuan. Sungguh. Saya hanya pegawai biasa," jawabnya dengan gugup."Itu karena pangkatmu diturunkan. Sebelumnya, Kau bekerja di bagian produksi. Benar bukan?" Arthur menebak dengan maksud memancing."Tidak, Tuan. Saya hanya pegawai rendahan." Lelaki itu menggeleng."Beritahu kami apapun yang Kau tahu,dari mana bahan mentah itu berasal." Arthur mengembalikan pertanyaan dari awal lagi sementara Bryan menekan ujung pisau siletnya dengan sedikit menggeser. Darah merah segar menetes dan membuat lelaki itu pucat pasi."Dari subsidi pemerintah," jawabnya mencoba memasang wajah netral.Arthur dan Bryan hanya menyeringai karena D'Fantazio Fuel sudah pasti pandai mendidik para karyawannya supaya menjaga rahasia perusahaan."Semua perusahaan pengolah minyak juga dapat subsidi dari pemerintah,tetapi dari mana pasokan utama biasa kalian dapatkan?" tanya Arthur terus menekan lelaki itu dengan berbagai model pertanyaan."Saya tidak tahu tepatnya, Tuan. Tetapi saya masih ingat pada sebuah logo di tangki yang masuk ke salah satu pabrik kami." Lelaki itu membuka suaranya karena tidak ingin pipinya hilang oleh sayatan silet.Bryan pun melunak, Ia melepaskan cengkeramannya pada kepala lelaki itu dan menyingkirkan silet yang dipegangnya."Jelaskan pada kami seperti apa logonya," ucap Arthur penuh harap.Mungkin hanya dengan logo, Ia bisa mengenali siapa yang memasok bahan mentah untuk D'Fantazio. Atau setidaknya mendapat sedikit petunjuk."Lepaskan ikatan di tangannya dan beri Ia bolpoin serta kertas," perintah Arthur pada Bryan.Dengan cekatan, Bryan pun melepas ikatan di pergelangan tangan lelaki itu lalu beranjak mencari bolpoin dan kertas.Arthur kembali menyesap minumannya dengan beragam tebakan bagaimana bentuk logo yang akan digambarkan oleh lelaki itu,Bryan kembali dengan bolpoin yang Ia lemparkan dengan kasar ke depan lelaki itu."Argh!Bryan terkesiap saat lelaki itu dengan secepat kilat menusuk kakinya menembus sepatunya menggunakan bolpoin, hingga bolpoinnya patah menjadi dua bagian. Arthur langsung mengacungkan pistolnya tanda mengancam, Ia membuka pengunci pelatuknya tetapi lelaki itu sudah melompat dengan ikatan kaki yang sudah lepas.Dor..!Tembakan meleset. Bryan mengikuti Arthur mengambil pistol dari ikat pinggangnya,tanpa diduga. lelaki itu bisa menjebol pintu seng mereka hanya dengan tendangan yang memekakkan telinga. Ia berlari dan membuat Arthur mendesis."Sialan!" Umpat Bryan dengan kakinya yang sedikit pegal hingga mengganggu konsentrasinya.Arthur tidak menghentikan tembakannya dengan pistol lain yang lebih berbahaya karena mudah untuk mengelabui musuh dengan bunyinya yang teredam,mereka terlibat aksi kejar-kejaran menjauhi sebuah gedung usang yang digunakan oleh Arthur dan Bryan biasa menyimpan targetnya dalam jangka waktu sementara.Lelaki itu berlari sekuat tenaga hingga berhasil menuju ke jalan raya, namun naas kaki kirinya tertembak hingga tidak bisa melanjutkan langkahnya. Arthur dan Bryan tidak melanjutkan perburuannya terhadap lelaki itu karena akan berbahaya,mereka tidak bergerak di ruang terbuka secara terang-terangan."Gunakan helm dan buntuti Ia!" Perintah Arthur.Bryan berlari menyambar helmnya dan mengenakannya, sementara di saat yang sama, Arthur menghidupkan mesin motor hingga siap dijalankan. Bryan menuju lokasi terakhir tempat lelaki itu berhenti tepat di tepi jalan.Lelaki itu mengaduh dan terduduk lemas, darah mulai mengucur deras. Para pengendara tidak terlalu memperhatikan meskipun lelaki itu melambai-lambaikan tangan,wajar saja karena mereka yang melintasi jalan raya yang sepi itu, melaju sangat kencang. Tetapi ada seorang gadis yang berhenti lalu meminggirkan motornya."Anda tidak apa-apa?" tanya gadis bernama Livy, Ia membelalak melihat darah mengucur deras dari kaki kiri lelaki itu."Tolong," rintihnya."Aku akan menghentikan mobil," ujar Livy dengan panik.Tanpa butuh penjelasan, Livy sudah tahu bahwa kaki kiri lelaki itu ditembak. Ia melambaikan tangan, tidak lama kemudian sebuah mobil berhenti di dekat mereka. Pengendara mobil itu membuka pintu penumpang dengan remote hingga pintu pun terbuka secara otomatis."Aku bisa sendiri," gumam lelaki itu menahan sakitnya sambil berusaha berdiri. Livy memapahnya untuk masuk ke dalam mobil.Livy tidak menyadari sang sopir tersenyum menyeringai, lelaki itu yang sedang kesakitan pun tidak menyadari karena terlalu fokus pada kakinya. Pintu penumpang kembali tertutup rapat saat mobil mulai melaju."Bapak, tolong ke Rumah Sakit. Kaki orang ini terluka, terima kasih atas tumpangannya," ujar Livy mencoba berbicara dengan sopir.Bukan jawaban yang Livy dapatkan dari sopir itu, tiba-tiba saja muncul orang di belakangnya dan ketika Livy menoleh, orang itu membekapnya."Kau pikir bisa lari dari kami begitu saja?" Sopir dengan sinis menyapa lelaki itu."Bukannya selamat, Kau malah menyeret orang lain ke dalam masalahmu," lanjutnya kemudian mengencangkan laju mobilnya.Livy terkejut dengan apa yang tengah menimpa lelaki itu dan kini menyebabkannya terseret ke dalam masalahnya.Tawanan CM Psikopat Bab:51“Bawa dia masuk! Pastikan tidak tertinggal satu organ tubuh pun!” Perintah Arthur.Setelah itu Arthur berjalan mendekati livy. Mendaratkan satu ciuman pada kening dan bibir.“Sekarang aku akan memperlihatkan kepadamu tawanan lainnya.” Tukasnya.Merinding melihat senyuman dari Arthur,livy menggelengkan kepala cepat.” Ada apa denganmu, Arthur? Cicitnya pelan dengan tubuh merinding hebat.“Inilah cara duniaku bekerja, baby.”“Tidak! Kamu bukan Arthur!” Seru livy menyentak kasar tangan pria itu yang hendak mencengkalnya.“Yes,ini aku…hey,baby. Look it me.” tawa kecil membuat livy semakin yakin bahwa sekarang Arthur sedang dikuasai oleh sisi lain dalam tubuhnya.Livy bergerak was-was, memperhitungkan setiap langkah akan membutuhkan berapa banyak waktu saat keluar dari tempat ini. Entah mengapa,dia justru merasa takut pada calon suaminya sendiri.Seperti sedang berada di sebuah film horor dan dia menjadi pemeran utamanya. Sudah banyak hari dia lewati bersama denga
Tawanan CM Psikopat Bab:50Livy tak menyangka, setelah semalaman bercinta hebat dengan Arthur. Kini Arthur membawanya berkeliling ke seluruh mansion.Arthur sepertinya ingin memperlihatkan sesuatu kepadanya. Bangunan yang dulunya menjadi tempat dia di tawan. Kini akan menjadi tempatnya menghabiskan waktu seumur hidup bersama Arthur setelah tadi pagi livy memberikan jawaban atas lamaran Arthur.FLASHBACK ON“Livy,apa kau sudah memikirkan tentang lamaran ku tempo hari?” Tanya Arthur seraya menatap lamat wajahnya, mereka berdua tengah berada dalam satu selimut dengan tubuh mereka yang sama-sama naked.Mata bulat livy menelisik wajah Arthur dan melihat apakah dia bersungguh-sungguh.“Arthur, apakah kamu mencintaiku?” Tanya livy berucap pelan.Arthur menganggukkan kepalanya.” Aku tidak tahu bagaimana perasaanku padamu,livy. Namun,aku tidak bisa berjauhan denganmu dan wajahmu selalu berada di pikiranku..”Bibir livy membentuk sebuah lengkungan tipis. Tangannya terangkat dan memegang rahang
Tawanan CM Psikopat Bab:49"Lebih dalam katamu? Hm? Rasakan ini! Rasakan ini livy!!"Plok! Plok! Plok!Arthur benar-benar menunjukkan kegilaannya. Ini adalah dia yang sebenarnya, ketika sedang bercinta. Dan sudah cukup lama menahannya."Aahh…ahh…Arthur,aku…Aku!!" Livy mendesah sangat keras, bahkan kini dia sampai memeluk punggung Arthur."Harder! More Arthur! Fack me harder! Ini sangat dalam! Ahh…ahh…" gadis itu berubah menjadi sangat binal. Dan Arthur sangat menyukainya.Begitupun dengan livy,dia merasa sudah gila,dia benar-benar dikuasai oleh nafsu birahi. Bahkan kini kedua kakinya sudah kembali melingkar di pinggul Arthur. Seolah memaksa pria itu,agar menekan milik Arthur untuk masuk dan lebih dalam lagi ke dalam rongga rahimnya. Mereka saat ini benar-benar dikuasai oleh nafsu. Hingga tak mengingat janin dalam tubuh livy."Ugh! Aku menyukai bibir nakalmu,baby!" Ucap Arthur, " terima ini!!""Aaaa!!" Livy kembali menjerit,saat Arthur mendorong miliknya dalam sekali hentakan hingga m
Tawanan CM Psikopat Bab:48Kedua tubuh mereka sudah polos, tanpa sehelai benangpun di tubuh masing-masing. Arthur sudah mulai mengarahkan keperkasaannya, yang sudah tidak sabar untuk memasuki liang kenikmatan itu."Buka pahamu dengan lebar,baby. Biarkan aku masuk dan menikmati tubuhmu yang indah ini."Livy melakukannya, seolah mempersilahkan Arthur untuk memasuki dia dengan senang hati. Karena dia menyadari bahwa dirinya telah menyerahkan hati dan jiwanya kepada sang mafia kejam itu.Livy membuka kedua kakinya, hingga bunga miliknya terpampang jelas di depan Arthur. Dan detik kemudian,livy merasakan Arthur menggesekkan batangnya yang mengacung keras itu. Pada belahan bunga milik livy. Hingga terdengar suara lenguhan dari bibirnya yang mungil."Sshh…" desahnya dengan pelan,sambil menggigit bibir bawahnya.Perlahan, pria itu semakin merendahkan tubuhnya. Ketika dia sudah berhasil menemukan pintu masuk surga dunia itu.Arthur semakin menekan dengan perlahan, sedikit demi sedikit sampai b
Bab:47."Ah…" Livy mendesah pelan,dia tersentak karena merasakan lidah lembut Arthur menyapu permukaan dadanya.Tidak hanya menghisap,pria itu bahkan menyedot putik livy dengan gemas. Persis seperti seorang bayi yang kehausan. Menyusu dengan begitu ganasnya."Arthur…pelan-pelan…" desis livy sambil terus meremas kain sprei. Kakinya menggeliat di bawah sana,entah bagaimana dia harus menahan sensasinya. Yang hampir saja membuat sekujur tubuh livy lemas.Mendengar ucapan livy, Arthur mengangkat wajahnya. Namun tidak melepaskan kuluman dari dada livy. Ini terlalu nikmat jika dilewatkan meski hanya dalam satu detik.Arthur semakin melahap habis puncak dada livy dengan rakus. Sambil mendelik ke atas, untuk melihat bagaimana ekspresi kenikmatan livy."Putik milikmu sangat nikmat, sayang. Aku tidak bisa menghisapnya dengan pelan." Arthur berkata,di sela-sela kesibukan lidahnya."Akh," livy menjerit pelan, ketika dengan sengaja pria itu menggigit kecil tonjolan daging itu. Sedangkan tangan kiri
Tawanan CM Psikopat Bab:46Livy membalikkan tubuhnya menatap wajah Arthur yang saat ini tengah memandangnya dengan sayu."Kenapa kamu disini? Bukankah kamu di kamar Archie?" Tanya livy dengan ragu-ragu takut Arthur marah."Aku menginginkanmu," Arthur bukannya menjawab pertanyaan livy,dia malah menundukkan wajahnya lalu menghisap ceruk leher livy sehingga gadis itu mendesah seraya memejamkan matanya."Arthur," livy berusaha mendorong Arthur. Namun bukannya menjauh, Arthur malah mengunci kedua tangan livy ke atas kepala."Malam ini aku hanya ingin bersamamu," ucap Arthur tepat di samping telinga livy. Berbisik dengan sangat sensual, hingga membuat seluruh bulu roma livy meremang."Heum?" Livy seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Arthur, apakah dia salah mendengar. Bukankah tadi Arthur berjanji akan menemani Archie?Jari-jari panjang Arthur sedang membelai setiap inci kulit wajahnya, membuat gelenyar aneh dari dalam diri livy."Kamu cantik,livy.." ujar Arthur dengan suara se
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments