Share

Memberikan Misi

Penulis: Rienapril 07
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-07 14:43:54

"Tenang, Ia tidak berbahaya," ucap Arthur menghentikan Archie. Archie pun menurunkan pistolnya.

Livy bernafas lega merasa nyawanya baru saja terselamatkan. Semua orang disini sangat melindungi Arthur dan tidak segan-segan melayangkan nyawa orang lain demi lelaki itu.

"Pastikan kita tidak terlacak gara-gara handphone itu. Setelahnya, Kau tahu apa yang harus Kau lakukan untuk membungkam gadisku." Arthur berbicara dengan santai kepada Archie.

"Oke," gumam Archie kemudian keluar ruangan lagi sambil membawa pergi handphone Livy.

Kata terakhir yang disebutkan dalam ucapannya barusan, cukup membuat bingung Livy. Lelaki itu dengan entengnya berkata 'gadisku' pada dirinya.

"Aku tidak melakukan hal yang buruk kepadamu. Tetapi Kau menculikku dan menghancurkan barang-barang milikku," ucap Livy dengan suara yang membuat Arthur sedikit iba, tetapi hanya beberapa saat. Arthur kembali memasang wajah datar.

"Itu salahmu sendiri telah membantu lelaki buronan ku untuk kabur," jawab Arthur.

"Aku tidak tahu, aku hanya membantunya pergi ke Rumah Sakit. Kau harus mendengarkan sopirmu," tukas Livy kesal karena dituduh.

"Apa yang Kau inginkan dariku?" tanya Livy dengan nada marah.

"Kau ingin informasi tentang Fantazio? Aku hanya mahasiswa biasa, aku tidak memiliki akses ke informasi perusahaan besar seperti itu!"

Livy menghembuskan angin dengan nafas kasar. Ia sudah sangat frustasi dengan apa yang terjadi pada dirinya. Tidak disangka, Ia bisa terlibat dengan seorang mafia yang tengah mengincar perusahaan besar.

"Kau, diam di sini. Jangan berani kabur, jika Kau melangkah sedikit saja dari sini, nyawamu akan melayang," bisik Arthur ke telinga Livy kemudian beranjak pergi.

Terdengar suara kenop pintu yang berputar dan pintu pun terkunci dari luar. Livy menoleh ke kanan kiri, di sekitarnya hanya ada dinding yang warna catnya sudah memudar. Ruangan ini cukup luas namun juga menyeramkan, seperti tidak terawat. Sekitar lima belas menit kemudian, Arthur kembali dan kini membawa Bryan.

"Ini handphone barumu dan kunci motor yang juga baru. Semua tidak gratis untukmu," ucap Arthur mengambil handphone dari tangan Bryan dan menunjukkannya ke Livy.

"Tidak gratis, apa maksudmu?" tanya Livy kebingungan. Lelaki itu telah melenyapkan handphone dan motornya, dan kini membawakan penggantinya dengan tidak gratis. Bukankah itu sama saja bohong? Dengan kata lain, Arthur memaksanya untuk membayar.

"Ya, Kau harus bekerja di Fantazio. Aku sudah membuatkan berkas palsu untukmu," ujar Arthur menjelaskan.

"Bekerja?" Livy tidak percaya. Ia sama sekali tidak punya pengalaman, bagaimana mungkin Ia bisa melamar di Fantazio Fuel, perusahaan minyak ternama.

"Ya, Kau harus melamar kesana dan tidak perlu melanjutkan kuliahmu." Arthur mengangguk yakin.

"Tapi ...." Livy masih ragu.

"Percaya padaku, dengan semua berkas ini Kau pasti akan diterima," ujar Arthur mengangkat sebuah map yang berisi berbagai dokumen.

Bryan melepaskan ikatan di tangan Livy, Arthur membebaskan Livy dengan syarat Livy harus menuruti apa yang Arthur kehendaki. Betapa mengejutkannya karena handphone dan motor yang Livy terima, sama persis tipe dan merk dari sebelumnya.

"Semua kesepakatan kita selanjutnya ada di handphone itu. Sekarang pulanglah, Bryan akan mengantarmu sampai jalan yang bisa terbaca oleh maps," ujar Arthur.

Livy tidak berpikir panjang dan langsung keluar dari ruangan diikuti Bryan. Ia terlalu bahagia karena akhirnya bisa bebas dari seorang mafia.

Sesampainya di kontrakannya, Livy langsung membuka handphone-nya. Di sana sudah ada daftar kesepakatannya bersama Arthur. Lelaki itu telah mengetahui segala hal tentang Livy termasuk alamat rumah, keluarga, dan data kampusnya. Livy diminta untuk tidak menyebarkan info apapun tentang Arthur.

Keesokan paginya, Livy dijemput oleh Bryan di tempat kontrakannya. Bryan telah mengurus berkas di kampus supaya Livy tidak perlu melanjutkan kuliah.

"Apa itu berarti aku dropout?" tanya Livy dengan sedih.

"Dropout ataupun bukan, nyatanya sekarang Kau sudah punya ijazah," tanggap Bryan cuek.

Mereka menuju bandara, di sana beberapa anak buah Arthur yang lain sudah menunggu. Livy pergi menuju perusahaan Fantazio Fuel dengan pesawat pribadi milik Arthur. Segala fasilitas seperti apartemen, pakaian, dan mobil telah disediakan oleh Arthur.

"Tugasmu hanya bekerja sebagai resepsionis di sana. Kau pasti tahu itu bukan pekerjaan yang sulit," ujar Arthur seolah menenangkan Livy.

Livy tidak mengatakan apapun, di dalam hati sebenarnya Ia sangat resah. Ini adalah hal yang sangat asing baginya. Ia tidak tahu banyak tentang Arthur. Yang Ia tahu hanyalah Arthur bukan orang biasa dan Ia sangat berbahaya. Livy sudah mencoba beberapa kali mencari tahu tentang Arthur tetapi data lelaki itu tidak ada sama sekali di internet.

"Apartemen ini sudah siap Kau gunakan, Kau tidak perlu melakukan apapun jika Arthur tidak memberimu instruksi," ucap Bryan setibanya mereka di apartemen.

"Aku ingin tahu tentang Arthur," ucap Livy tidak menanggapi ucapan Bryan.

Livy menatap Bryan dan menunggu jawaban lelaki itu, namun sebaliknya Bryan hanya menghela nafas sembari menatap balik wajah Livy.

"Singkat, padat, dan jelas. Ketika Kau sudah berurusan dengan Arthur, hanya ada dua pilihan. Mati atau ikut dengannya," ucap Bryan dengan yakin, membuat Livy bergidik ngeri.

Livy menghembuskan nafas kasar, Ia sudah menyadari hal ini. Seandainya saja Ia tidak ingat akan keluarganya, mungkin Ia ingin mati saja daripada berurusan dengan Arthur. Saat ini saja Ia sudah kehilangan teman-temannya karena terpaksa berhenti kuliah demi mempertahankan nyawanya.

"Tenanglah, Nona. Tugasmu sangat mudah, mungkin Kau akan hidup enak di sini karena sepertinya Arthur menyukaimu," ujar Bryan membangunkan lamunan Livy.

Livy terkejut, Ia mengerutkan dahi dan menyipitkan pandangan ke arah Bryan.

"Apakah itu alasan Ia meminta Archie untuk tidak membunuhku?" Livy teringat saat anak buah Arthur mengacungkan mulut pistol ke kepalanya.

"Mungkin," tanggap Bryan singkat sambil mengangguk.

"Arthur tidak pernah membiarkan orang yang mengusik atau mengejeknya hidup baik-baik saja," lanjut Bryan.

Bryan mengambil remote dan memencet salah satu tombol hingga membuat dinding di sekitar mereka berganti tema. Ia menunjukkan bukti kepada Livy bahwa apartemen yang ditempatinya akan membuatnya merasa nyaman. Bryan juga menunjukkan denah digital 4D supaya Livy tidak nyasar di apartemen ini.

"Aku harus pergi sekarang," ucap Bryan setelah dirasa cukup.

Livy tidak mencegah lelaki itu pergi, Ia masih syok dengan apa yang tengah terjadi padanya begitu cepat. Kemarin pagi, Ia masih menjadi mahasiswa remaja yang bebas. Ia hanya disibukkan oleh mata kuliah juga organisasi. Kini, Ia adalah tawanan seorang mafia.

Handphone-nya berdering. Ibunya menelpon.

"Mama?!" pekik Livy. Ia ingin menangis, Ia rindu pada keluarganya sekaligus khawatir jika mereka diusik oleh Arthur.

"Livy? Mengapa Kau tidak bilang-bilang kalau Kau diterima magang di Fantazio Fuel?"

Di seberang sana, ibunya berteriak-teriak kegirangan seolah tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Memang tidak salah bahwa Arthur mengirimnya untuk magang. Lamarannya secara online ke Fantazio langsung diterima.

"Ma, tolong dengarkan aku," ucap Livy dengan suara sendu.

"Ah, Livy. Mama sekarang sedang menyiapkan pesta kecil-kecilan. Mama kasih tahu semua teman arisan Mama dan mereka semua akan datang ke sini," sahut ibunya tidak peduli.

"Pesta?" gumam Livy tidak percaya. Ia menjadi tawanan mafia dan dikirimkan untuk menjadi mata-mata ke Fantazio, bukan magang.

"Huh, bagaimana aku harus menjelaskannya?" geram Livy di dalam hati.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:51

    Tawanan CM Psikopat Bab:51“Bawa dia masuk! Pastikan tidak tertinggal satu organ tubuh pun!” Perintah Arthur.Setelah itu Arthur berjalan mendekati livy. Mendaratkan satu ciuman pada kening dan bibir.“Sekarang aku akan memperlihatkan kepadamu tawanan lainnya.” Tukasnya.Merinding melihat senyuman dari Arthur,livy menggelengkan kepala cepat.” Ada apa denganmu, Arthur? Cicitnya pelan dengan tubuh merinding hebat.“Inilah cara duniaku bekerja, baby.”“Tidak! Kamu bukan Arthur!” Seru livy menyentak kasar tangan pria itu yang hendak mencengkalnya.“Yes,ini aku…hey,baby. Look it me.” tawa kecil membuat livy semakin yakin bahwa sekarang Arthur sedang dikuasai oleh sisi lain dalam tubuhnya.Livy bergerak was-was, memperhitungkan setiap langkah akan membutuhkan berapa banyak waktu saat keluar dari tempat ini. Entah mengapa,dia justru merasa takut pada calon suaminya sendiri.Seperti sedang berada di sebuah film horor dan dia menjadi pemeran utamanya. Sudah banyak hari dia lewati bersama denga

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:50

    Tawanan CM Psikopat Bab:50Livy tak menyangka, setelah semalaman bercinta hebat dengan Arthur. Kini Arthur membawanya berkeliling ke seluruh mansion.Arthur sepertinya ingin memperlihatkan sesuatu kepadanya. Bangunan yang dulunya menjadi tempat dia di tawan. Kini akan menjadi tempatnya menghabiskan waktu seumur hidup bersama Arthur setelah tadi pagi livy memberikan jawaban atas lamaran Arthur.FLASHBACK ON“Livy,apa kau sudah memikirkan tentang lamaran ku tempo hari?” Tanya Arthur seraya menatap lamat wajahnya, mereka berdua tengah berada dalam satu selimut dengan tubuh mereka yang sama-sama naked.Mata bulat livy menelisik wajah Arthur dan melihat apakah dia bersungguh-sungguh.“Arthur, apakah kamu mencintaiku?” Tanya livy berucap pelan.Arthur menganggukkan kepalanya.” Aku tidak tahu bagaimana perasaanku padamu,livy. Namun,aku tidak bisa berjauhan denganmu dan wajahmu selalu berada di pikiranku..”Bibir livy membentuk sebuah lengkungan tipis. Tangannya terangkat dan memegang rahang

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:49

    Tawanan CM Psikopat Bab:49"Lebih dalam katamu? Hm? Rasakan ini! Rasakan ini livy!!"Plok! Plok! Plok!Arthur benar-benar menunjukkan kegilaannya. Ini adalah dia yang sebenarnya, ketika sedang bercinta. Dan sudah cukup lama menahannya."Aahh…ahh…Arthur,aku…Aku!!" Livy mendesah sangat keras, bahkan kini dia sampai memeluk punggung Arthur."Harder! More Arthur! Fack me harder! Ini sangat dalam! Ahh…ahh…" gadis itu berubah menjadi sangat binal. Dan Arthur sangat menyukainya.Begitupun dengan livy,dia merasa sudah gila,dia benar-benar dikuasai oleh nafsu birahi. Bahkan kini kedua kakinya sudah kembali melingkar di pinggul Arthur. Seolah memaksa pria itu,agar menekan milik Arthur untuk masuk dan lebih dalam lagi ke dalam rongga rahimnya. Mereka saat ini benar-benar dikuasai oleh nafsu. Hingga tak mengingat janin dalam tubuh livy."Ugh! Aku menyukai bibir nakalmu,baby!" Ucap Arthur, " terima ini!!""Aaaa!!" Livy kembali menjerit,saat Arthur mendorong miliknya dalam sekali hentakan hingga m

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:48

    Tawanan CM Psikopat Bab:48Kedua tubuh mereka sudah polos, tanpa sehelai benangpun di tubuh masing-masing. Arthur sudah mulai mengarahkan keperkasaannya, yang sudah tidak sabar untuk memasuki liang kenikmatan itu."Buka pahamu dengan lebar,baby. Biarkan aku masuk dan menikmati tubuhmu yang indah ini."Livy melakukannya, seolah mempersilahkan Arthur untuk memasuki dia dengan senang hati. Karena dia menyadari bahwa dirinya telah menyerahkan hati dan jiwanya kepada sang mafia kejam itu.Livy membuka kedua kakinya, hingga bunga miliknya terpampang jelas di depan Arthur. Dan detik kemudian,livy merasakan Arthur menggesekkan batangnya yang mengacung keras itu. Pada belahan bunga milik livy. Hingga terdengar suara lenguhan dari bibirnya yang mungil."Sshh…" desahnya dengan pelan,sambil menggigit bibir bawahnya.Perlahan, pria itu semakin merendahkan tubuhnya. Ketika dia sudah berhasil menemukan pintu masuk surga dunia itu.Arthur semakin menekan dengan perlahan, sedikit demi sedikit sampai b

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:47

    Bab:47."Ah…" Livy mendesah pelan,dia tersentak karena merasakan lidah lembut Arthur menyapu permukaan dadanya.Tidak hanya menghisap,pria itu bahkan menyedot putik livy dengan gemas. Persis seperti seorang bayi yang kehausan. Menyusu dengan begitu ganasnya."Arthur…pelan-pelan…" desis livy sambil terus meremas kain sprei. Kakinya menggeliat di bawah sana,entah bagaimana dia harus menahan sensasinya. Yang hampir saja membuat sekujur tubuh livy lemas.Mendengar ucapan livy, Arthur mengangkat wajahnya. Namun tidak melepaskan kuluman dari dada livy. Ini terlalu nikmat jika dilewatkan meski hanya dalam satu detik.Arthur semakin melahap habis puncak dada livy dengan rakus. Sambil mendelik ke atas, untuk melihat bagaimana ekspresi kenikmatan livy."Putik milikmu sangat nikmat, sayang. Aku tidak bisa menghisapnya dengan pelan." Arthur berkata,di sela-sela kesibukan lidahnya."Akh," livy menjerit pelan, ketika dengan sengaja pria itu menggigit kecil tonjolan daging itu. Sedangkan tangan kiri

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:46

    Tawanan CM Psikopat Bab:46Livy membalikkan tubuhnya menatap wajah Arthur yang saat ini tengah memandangnya dengan sayu."Kenapa kamu disini? Bukankah kamu di kamar Archie?" Tanya livy dengan ragu-ragu takut Arthur marah."Aku menginginkanmu," Arthur bukannya menjawab pertanyaan livy,dia malah menundukkan wajahnya lalu menghisap ceruk leher livy sehingga gadis itu mendesah seraya memejamkan matanya."Arthur," livy berusaha mendorong Arthur. Namun bukannya menjauh, Arthur malah mengunci kedua tangan livy ke atas kepala."Malam ini aku hanya ingin bersamamu," ucap Arthur tepat di samping telinga livy. Berbisik dengan sangat sensual, hingga membuat seluruh bulu roma livy meremang."Heum?" Livy seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Arthur, apakah dia salah mendengar. Bukankah tadi Arthur berjanji akan menemani Archie?Jari-jari panjang Arthur sedang membelai setiap inci kulit wajahnya, membuat gelenyar aneh dari dalam diri livy."Kamu cantik,livy.." ujar Arthur dengan suara se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status