Home / Fantasi / Terjerat Pesona Mafia Psikopat / Ungkapan Cinta Sang Mafia

Share

Ungkapan Cinta Sang Mafia

Author: Rienapril 07
last update Last Updated: 2023-09-08 13:55:38

Tawanan Cinta Mafia Psikopat bab:5.

"Semua karyawan D'Fantazio Fuel hari ini dimohon untuk mengenakan pakaian hitam dalam rangka menghormati kematian Mr. Aleksander, Manajer Produksi." Begitulah inti pengumuman yang disampaikan melalui pesan kepada seluruh karyawan, termasuk kepada Livy.

Gedung pencakar langit D'Fantazio Fuel, salah satu anak cabang D'Fantazio Group, nampak hening. Semua orang mengenakan pakaian hitam. Livy keluar dari lift dan langsung ikut doa bersama di sebuah aula.

"Sayang sekali ya, padahal masih muda," ucap orang-orang di sekitar Livy.

Dari yang Livy dengar, Mr. Aleksander meninggal karena kecelakaan maut saat solo traveling ke luar kota. Mr. Aleksander mengambil jatah cutinya untuk jalan-jalan sendiri. Namun, betapa terkejutnya Livy ketika melihat foto yang terpajang di bagian depan tempat mereka doa bersama.

"Orang itu?" gumam Livy tidak percaya, untung saja suaranya sangat pelan sehingga hanya dirinya yang mendengar.

Wajah foto yang dipajang di sana tentu saja tidak asing bagi Livy. Itu adalah orang yang sama dengan yang ditangkap oleh komplotan Arthur. Lelaki buronan Arthur yang diperas informasinya dan tertembak karena berusaha kabur. Livy menahan nafasnya. Ia berusaha menyembunyikan mimik wajahnya supaya tidak mengundang perhatian orang lain.

"Padahal, Pak Aleks baik sekali orangnya," ujar teman Livy saat mereka bersama-sama kembali ke tempat kerja masing-masing.

"Pak Aleks sudah lama jadi manajer?" tanya Livy menanggapi ucapan Diana, teman akrabnya yang kebetulan usianya hanya dua tahun di atasnya.

"Baru, baru diangkat beberapa bulan yang lalu. Pas aku masuk sini, itu pas banget ada serah terima jabatan masal." Diana pun mulai bercerita tanpa diminta.

"Pak Aleks beberapa kali mampir kesini bawa makanan. Oh iya, aku sama Bu Sally juga pernah ditraktir lho," lanjut Diana dengan lancar menceritakan salah satu manajer mereka yang meninggal.

Sepanjang hari di beberapa sudut gedung, meninggalnya Mr. Aleksander pun menjadi topik hangat. Livy ingin sekali mengumpat.

Ia yakin lelaki itu bukan mati karena kecelakaan, melainkan dibunuh oleh Arthur dan komplotannya.

"Arthur send a video." Muncul notifikasi di layar handphone Livy saat istirahat tiba.

"Buka ketika Kau sendiri." Bunyi keterangan di bawah video itu. Livy pun langsung membukanya setelah Ia berpura-pura ke kamar kecil.

Di dalam video itu, beberapa orang bertopeng memaksa lelaki, yang ternyata bernama Alexander, supaya terus berjalan menaiki tangga dengan langkah terseok-seok. Mereka menuju rooftop dan ketika sampai langsung membuka penutup muka lelaki itu.

"Terima kasih atas informasi yang Kau berikan selama ini," seringai Arthur yang hanya terdengar dari suaranya saja. Livy tahu salah satu lelaki bertopeng itu adalah Arthur karena Ia sudah hafal suaranya.

"Aku sudah memberi dan melakukan apa yang Kau mau," ujar lelaki itu dengan suara ketakutan.

"Ya, tetapi itu tidak cukup untuk mengampunimu," sahut lelaki lain yang mungkin adalah Bryan.

"Aku mohon," rintihan pun terdengar dari bibir lelaki itu yang nampak sudah putus asa.

Wajah lelaki itu sudah babak belur, bajunya lusuh. Seperti ada tekanan mental yang diderita dari caranya berbicara. Tidak menutup kemungkinan Arthur menyiksanya dengan kejam.

"Bisa jadi informasi yang Kau berikan itu palsu bukan?" ujar yang lain.

"Tidak, itu benar. Setahuku memang begitu." Lelaki itu menggeleng.

"Sudahlah, langsung saja," seru Stefano tidak sabar.

Tiga orang bertopeng pun mendorong lelaki itu dari atas gedung bertingkat. Livy tidak bisa melihatnya dengan jelas berapa tinggi gedung itu. Setelahnya, video pun berakhir. Livy membekap mulutnya sendiri tidak menduga apa yang bakal dilakukan oleh Arthur. Lelaki itu berdarah dingin, Ia pembunuh yang tidak punya rasa belas kasihan. Setelah memeras informasi secara paksa dengan menyiksanya, Arthur membunuh lelaki itu.

"Livy, Kau tidak apa-apa?" tanya Diana saat melihat Livy keluar kamar mandi dengan mata kemerahan.

"Tidak apa-apa, aku hanya rindu ibuku," gumam Livy berbohong. Tetapi sebenarnya Ia tidak sepenuhnya berbohong, Ia memang merindukan ibunya, dan juga kebebasan dari Arthur.

"Ah, itu biasa terjadi disini. Aku juga pernah merasakannya," ujar Diana terkekeh pelan.

Livy menoleh dan berharap hanya kerinduan kepada keluarga yang terjadi pada Diana, bukan ketakutan karena menjadi tawanan mafia. Livy melanjutkan pekerjaannya dalam diam. Apa yang menimpa Mr. Aleksander sangat mengusik pikirannya. Arthur benar-benar jahat seperti iblis. Seandainya bisa, Livy pasti sudah pergi. Tetapi sayangnya Arthur memberitahu bahwa Ia tidak bisa pergi kemanapun.

"Hai."

Sapaan itu sangat mengejutkan Livy sampai membuatnya terlonjak. Tiba-tiba saja Arthur sudah ada di apartemennya saat Ia masuk. Arthur melambaikan tangan menunjukkan kartu akses sebelum Livy sempat bertanya darimana Arthur masuk. Lelaki itu, tentu saja bisa masuk tanpa perlu pemberitahuan.

"Kau jahat, Kau iblis!" Livy menudingkan jari telunjuknya kepada Arthur.

"Memang, tidak ada orang yang bilang aku baik," jawab Arthur sembari mengedikkan bahu tidak peduli.

"Kau pembunuh," teriak Livy tidak tahan lagi. Mendengar hal itu, Arthur tertawa terbahak-bahak.

"Jadi, Kau sudah menonton rekaman itu ya?" gumam Arthur. "Bagus."

Livy tidak menyangka akan reaksi Arthur, air matanya lolos dari pelupuk. Ia pun terduduk luruh ke lantai. Dalam hati Ia merutuki dirinya, mengapa harus memiliki hubungan dengan mafia psikopat seperti ini? Dulu, Ia mengira bahwa mafia dan psikopat hanya ada di film-film saja ataupun fiksi.

"Mengapa harus dengan jalan membunuh?" teriak Livy dengan frustasi.

"Hah, tentu saja harus. Kau seharusnya tahu kalau Ia dibebaskan begitu saja, akan berbahaya," papar Arthur dengan santainya.

Livy menghela nafas, Ia berusaha menjernihkan pikirannya. Tetapi tetap saja Ia tidak bisa membenarkan apa yang Arthur lakukan. Pembunuhan tetap saja merupakan kejahatan.

"Aku bisa melakukan apapun, dengan jalan apapun, demi mencapai apa yang kuinginkan. Termasuk membunuh," ucap Arthur pelan namun menusuk telinga Livy.

Begitu besar ambisi Arthur untuk menguasai D'Fantazio sampai membunuh karyawan yang tidak berdosa. Arthur sama sekali tidak punya hati.

"Sudah cukup informasi darinya 'kan? Pastinya Kau juga sudah bisa masuk ke D'Fantazio," ucap Lizy dengan sesenggukan.

"Hm?" Arthur mengangkat alisnya bingung.

"Lepaskan aku, aku ingin pulang," ucap Livy tanpa basa-basi lagi. Arthur pun terkejut dibuatnya.

"Tidak bisa," sahut Arthur kasar.

Livy menangis, Ia mencengkeram kemeja kerja yang masih dikenakannya erat-erat. tidak menyangka akan sesakit ini apa yang dialaminya.

"Oke, Kau bisa pulang. Tetapi Kau tidak bisa lepas dariku," ucap Arthur kemudian dengan suara lembut.

"Karena aku terkesan dengan sikapmu dan manisnya wajahmu. Aku memberimu waktu untuk bertemu keluargamu," bisik Arthur sembari meraih dagu Livy dan memaksanya untuk berhadapan dengannya.

"Benarkah?" tanya Livy seperti mimpi mendengar ucapan Arthur.

"Ya, aku menyukaimu," sahut Arthur secepat kilat.

"Maksudku, apa Kau akan memberiku kesempatan untuk bertemu ibuku?" tanya Livy sedikit frustasi karena Arthur membicarakan hal lain.

Arthur mengangguk, kali ini memandang Livy dengan tatapan yang sangat hangat. Ia menyeka air mata yang mengalir di pipi gadis itu dengan jarinya. Livy terpesona dibuatnya. Ia terharu entah karena kemurahan Arthur memberinya kesempatan untuk pulang atau ucapannya yang kali ini lembut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:51

    Tawanan CM Psikopat Bab:51“Bawa dia masuk! Pastikan tidak tertinggal satu organ tubuh pun!” Perintah Arthur.Setelah itu Arthur berjalan mendekati livy. Mendaratkan satu ciuman pada kening dan bibir.“Sekarang aku akan memperlihatkan kepadamu tawanan lainnya.” Tukasnya.Merinding melihat senyuman dari Arthur,livy menggelengkan kepala cepat.” Ada apa denganmu, Arthur? Cicitnya pelan dengan tubuh merinding hebat.“Inilah cara duniaku bekerja, baby.”“Tidak! Kamu bukan Arthur!” Seru livy menyentak kasar tangan pria itu yang hendak mencengkalnya.“Yes,ini aku…hey,baby. Look it me.” tawa kecil membuat livy semakin yakin bahwa sekarang Arthur sedang dikuasai oleh sisi lain dalam tubuhnya.Livy bergerak was-was, memperhitungkan setiap langkah akan membutuhkan berapa banyak waktu saat keluar dari tempat ini. Entah mengapa,dia justru merasa takut pada calon suaminya sendiri.Seperti sedang berada di sebuah film horor dan dia menjadi pemeran utamanya. Sudah banyak hari dia lewati bersama denga

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:50

    Tawanan CM Psikopat Bab:50Livy tak menyangka, setelah semalaman bercinta hebat dengan Arthur. Kini Arthur membawanya berkeliling ke seluruh mansion.Arthur sepertinya ingin memperlihatkan sesuatu kepadanya. Bangunan yang dulunya menjadi tempat dia di tawan. Kini akan menjadi tempatnya menghabiskan waktu seumur hidup bersama Arthur setelah tadi pagi livy memberikan jawaban atas lamaran Arthur.FLASHBACK ON“Livy,apa kau sudah memikirkan tentang lamaran ku tempo hari?” Tanya Arthur seraya menatap lamat wajahnya, mereka berdua tengah berada dalam satu selimut dengan tubuh mereka yang sama-sama naked.Mata bulat livy menelisik wajah Arthur dan melihat apakah dia bersungguh-sungguh.“Arthur, apakah kamu mencintaiku?” Tanya livy berucap pelan.Arthur menganggukkan kepalanya.” Aku tidak tahu bagaimana perasaanku padamu,livy. Namun,aku tidak bisa berjauhan denganmu dan wajahmu selalu berada di pikiranku..”Bibir livy membentuk sebuah lengkungan tipis. Tangannya terangkat dan memegang rahang

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:49

    Tawanan CM Psikopat Bab:49"Lebih dalam katamu? Hm? Rasakan ini! Rasakan ini livy!!"Plok! Plok! Plok!Arthur benar-benar menunjukkan kegilaannya. Ini adalah dia yang sebenarnya, ketika sedang bercinta. Dan sudah cukup lama menahannya."Aahh…ahh…Arthur,aku…Aku!!" Livy mendesah sangat keras, bahkan kini dia sampai memeluk punggung Arthur."Harder! More Arthur! Fack me harder! Ini sangat dalam! Ahh…ahh…" gadis itu berubah menjadi sangat binal. Dan Arthur sangat menyukainya.Begitupun dengan livy,dia merasa sudah gila,dia benar-benar dikuasai oleh nafsu birahi. Bahkan kini kedua kakinya sudah kembali melingkar di pinggul Arthur. Seolah memaksa pria itu,agar menekan milik Arthur untuk masuk dan lebih dalam lagi ke dalam rongga rahimnya. Mereka saat ini benar-benar dikuasai oleh nafsu. Hingga tak mengingat janin dalam tubuh livy."Ugh! Aku menyukai bibir nakalmu,baby!" Ucap Arthur, " terima ini!!""Aaaa!!" Livy kembali menjerit,saat Arthur mendorong miliknya dalam sekali hentakan hingga m

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:48

    Tawanan CM Psikopat Bab:48Kedua tubuh mereka sudah polos, tanpa sehelai benangpun di tubuh masing-masing. Arthur sudah mulai mengarahkan keperkasaannya, yang sudah tidak sabar untuk memasuki liang kenikmatan itu."Buka pahamu dengan lebar,baby. Biarkan aku masuk dan menikmati tubuhmu yang indah ini."Livy melakukannya, seolah mempersilahkan Arthur untuk memasuki dia dengan senang hati. Karena dia menyadari bahwa dirinya telah menyerahkan hati dan jiwanya kepada sang mafia kejam itu.Livy membuka kedua kakinya, hingga bunga miliknya terpampang jelas di depan Arthur. Dan detik kemudian,livy merasakan Arthur menggesekkan batangnya yang mengacung keras itu. Pada belahan bunga milik livy. Hingga terdengar suara lenguhan dari bibirnya yang mungil."Sshh…" desahnya dengan pelan,sambil menggigit bibir bawahnya.Perlahan, pria itu semakin merendahkan tubuhnya. Ketika dia sudah berhasil menemukan pintu masuk surga dunia itu.Arthur semakin menekan dengan perlahan, sedikit demi sedikit sampai b

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:47

    Bab:47."Ah…" Livy mendesah pelan,dia tersentak karena merasakan lidah lembut Arthur menyapu permukaan dadanya.Tidak hanya menghisap,pria itu bahkan menyedot putik livy dengan gemas. Persis seperti seorang bayi yang kehausan. Menyusu dengan begitu ganasnya."Arthur…pelan-pelan…" desis livy sambil terus meremas kain sprei. Kakinya menggeliat di bawah sana,entah bagaimana dia harus menahan sensasinya. Yang hampir saja membuat sekujur tubuh livy lemas.Mendengar ucapan livy, Arthur mengangkat wajahnya. Namun tidak melepaskan kuluman dari dada livy. Ini terlalu nikmat jika dilewatkan meski hanya dalam satu detik.Arthur semakin melahap habis puncak dada livy dengan rakus. Sambil mendelik ke atas, untuk melihat bagaimana ekspresi kenikmatan livy."Putik milikmu sangat nikmat, sayang. Aku tidak bisa menghisapnya dengan pelan." Arthur berkata,di sela-sela kesibukan lidahnya."Akh," livy menjerit pelan, ketika dengan sengaja pria itu menggigit kecil tonjolan daging itu. Sedangkan tangan kiri

  • Terjerat Pesona Mafia Psikopat    Bab:46

    Tawanan CM Psikopat Bab:46Livy membalikkan tubuhnya menatap wajah Arthur yang saat ini tengah memandangnya dengan sayu."Kenapa kamu disini? Bukankah kamu di kamar Archie?" Tanya livy dengan ragu-ragu takut Arthur marah."Aku menginginkanmu," Arthur bukannya menjawab pertanyaan livy,dia malah menundukkan wajahnya lalu menghisap ceruk leher livy sehingga gadis itu mendesah seraya memejamkan matanya."Arthur," livy berusaha mendorong Arthur. Namun bukannya menjauh, Arthur malah mengunci kedua tangan livy ke atas kepala."Malam ini aku hanya ingin bersamamu," ucap Arthur tepat di samping telinga livy. Berbisik dengan sangat sensual, hingga membuat seluruh bulu roma livy meremang."Heum?" Livy seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Arthur, apakah dia salah mendengar. Bukankah tadi Arthur berjanji akan menemani Archie?Jari-jari panjang Arthur sedang membelai setiap inci kulit wajahnya, membuat gelenyar aneh dari dalam diri livy."Kamu cantik,livy.." ujar Arthur dengan suara se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status