Home / Romansa / Terjerat Pesona Mama Temanku / Ketukan di balik rasa cemas

Share

Ketukan di balik rasa cemas

Author: Risya Petrova
last update Last Updated: 2025-07-02 22:52:58

Hardian kembali masuk ke kamar rawat dengan mendorong kursi roda dari arah lorong. Rodanya berderit pelan saat ia melintasi ambang pintu. Matanya langsung menatap Sarah yang sudah bersiap turun dari ranjang.

"Pelan-pelan, Ma," katanya cepat. Ia segera mendekat dan menahan tangan Sarah agar tak kehilangan keseimbangan. “Aku tadi diam-diam ngambil kursi rodanya.”

Sarah mengangguk. Satu tangan menopang perut, sementara tangan lainnya masih terhubung dengan selang infus. Botol infus menggantung di tiangnya, bergoyang sedikit ketika Sarah bangkit.

"Mama bisa, pelan aja," gumam Sarah, lebih pada dirinya sendiri.

Namun ketika mereka bersiap, Hardian terlihat ragu. Ia berdiri diam beberapa detik, lalu berkata, "Ma, ini kayaknya bakal susah deh. Kita pasti ketahuan. Mama kan baru masuk rumah sakit kemarin sore. Dokter pasti nggak bakal izinin Mama keluar."

Sarah menatapnya tajam, tapi penuh pengertian. "Kita kan bukan mau kabur selamanya, Hardi. Mama cuma mau ke rumah sakit lain. Lihat keadaan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Ini salahku

    Adit berdiri dengan napas memburu, wajahnya pucat pasi. “Ini … ini mobilnya Sarah dan Hardian, Gar!” serunya, menunjukkan layar ponselnya pada Tigar. Tangannya gemetar, matanya membelalak memandang potret kabur mobil hitam yang ringsek parah di bagian kanan depan.Tigar yang duduk di sebelahnya langsung menyambar ponsel Adit dan memperbesar gambar. Ia mengangguk cepat. “Iya, bener. Ini mobilnya Sarah. Liat tuh platnya—itu pasti dia!”“Kita harus ke rumah sakit sekarang!” Adit langsung beranjak, mengambil jaketnya dan mencari kunci motor yang biasanya ia letakkan di laci bawah televisi.“Masalahnya ke rumah sakit yang mana, Dit?” Tigar bertanya sambil ikut berdiri, berusaha tetap tenang di tengah kepanikan.“Biasanya korban kecelakaan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.” Adit menyambar kunci, lalu memandang Tigar tajam. “Rumah Sakit Harapan Insan dong?”“Bisa jadi,” balas Tigar.Adit langsung melempar kunci motornya ke arah Tigar. “Kamu yang bawa! Aku gak fokus.”Spontan Tigar men

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Sekarat

    Pelipis Sarah terasa panas, darah mengalir perlahan menuruni wajahnya. Ia berusaha membuka mata meski kelopak terasa berat, dunia berputar dan matanya kabur. Bau besi, bensin, dan asap memenuhi udara. Tubuhnya terjepit di balik sabuk pengaman, dada sesak, tapi ia masih sadar.“Hardian …,” gumamnya pelan, mencoba menoleh ke samping.Putranya bersandar tak bergerak, kepalanya terkulai ke sisi jendela yang retak, darah merembes dari pelipis kirinya.“Hardian …!” seru Sarah lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya. Suaranya serak, parau. Ia mencoba menggoyang tubuh anaknya dengan sisa tenaga yang ia punya, tapi hanya sedikit gerakan dari tangannya yang mampu menjangkau.Tak ada sahutan.“Please jawab Mama, Nak ... Hardian ....”Tangis Sarah pecah. Pandangannya buram karena air mata dan darah. Ia merasa putus asa, tubuhnya sakit, tapi rasa takut akan kehilangan anaknya jauh lebih menyesakkan dari pada semua luka fisik yang ia alami.Lalu … tiba-tiba terdengar suara derap langkah.Samar.

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Kecelakaan nahas

    Mobil hitam yang dikemudikan Sarah meluncur pelan melewati jalan kompleks, menembus malam yang mulai mendingin. Di kursi penumpang depan, Hardian bersandar santai, sesekali melirik ke luar jendela yang memantulkan cahaya dari lampu-lampu jalan. Adit dan Tigar baru saja melambaikan tangan mereka dari teras kosan, dan senyum mereka masih terpatri di ingatan.“Sebenernya … ada yang pengin aku tanyain, Ma.” Suara Hardian tiba-tiba memecah keheningan.“Hm?” Sarah mengerling sekilas, fokus pada jalan, namun mendengar sepenuh hati.“Sebenernya ada apa sih, Ma, antara Adit dan Bela?”Sarah tak langsung menjawab. Ia menelan ludah, lalu memejamkan mata sesaat sebelum kembali menatap jalan. Pertanyaan itu terasa seperti ranjau: salah menjawab, akan meledakkan rahasia yang begitu rapuh.“Kenapa nanya gitu?” balasnya pelan.“Karena … aku sering lihat Adit seperti orang yang terbebani banget. Bahkan saat dengar nama Bela aja, ekspresi dia langsung berubah.”Sarah menarik napas panjang, menahan gejo

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Aku suka di atas (bagian dua)

    Sarah yang terduduk di atas Adit, menghadap ke arah pemuda itu. Suara desau dan gerakan pinggulnya yang perlahan tapi pasti membuat Adit merasa semakin bergelora dan membuat miliknya mengembang maksimal di dalam milik Sarah.Sarah merasa penuh. Tangannya sedikit mencengkeram baju Adit. Lalu menjambak nakal rambut Adit yang sedikit gondrong itu.“Sarah … aku ingin kamu menjadi milikku sepenuhnya,” bisik Adit lagi.“Aku juga ….” Sarah membalas kalimat Adit dengan bisikan juga. Tepat di depan daun telinga Adit yang kini mulai berwarna merah. Ia lalu mengulum lembut cuping itu.Adit mendesah. Kedua tangannya kini meremas bokong Sarah yang sintal, yang terduduk di atas pangkuannya itu.Sekitar nyaris sepuluh menit mereka bermain pangku-pangkuan akhirnya klimaks pun terjadi.Adit dan Sarah sama-sama tersenyum lega. Lalu mereka saling menatap. Adit mencium bibir Sarah lembut dan penuh perasaan. “Aku sayang kamu,” katanya jujur. “Aku merasa lebih baik sekarang,” lanjutnya berbisik, matanya

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   "Aku suka di atas"

    “Kehadiranku yang jadi obat penawar kamu, atau ada bagian dari diriku yang jadi obat penawarnya?” Sarah berbisik lirih.“Keduanya,” jawab Adit sembari mengecup lembut bibir Sarah. Dahinya ditempelkan tepat di kening Sarah. Manik mata mereka bertemu tatap. Menyelami dalamnya hati. Memeluk asa dan memimpikan harapan.Telapak tangan kiri Adit terangkat dan membelai tengkuk Sarah dengan lembut. Sedangkan tangan kanannya terus mengusap di bagian bawah sana. Yang semakin lama semakin basah dan lembab.Sarah mulai mendesau lirih tanpa sadar. "Dit ...."“Sst …,” bisik Adit sembari menggigit pelan cuping telinga Sarah. Menyesapnya lembut di daun telinga itu.Sarah merasakan rasa geli yang bercampur nyaman. Spontan ia bergerak pelan. Setengah menggeliat. Namun lengan Adit yang kekar justru semakin memeluknya erat. Seraya memberi isyarat agar Sarah tidak pergi ke mana-mana. Memintanya untuk menikmati saja momen hangat ini bersamanya.Mulut Adit yang berbisik pelan sembari mengigit sayang di daun

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Lembah hangat yang mulai basah

    “Enggak ah … Aku malas ceritanya,” jawab Sarah sembari terkekeh pelan.“Ih … cepet ceritain lagi.” Adit mendesak. “Nggak mau.”“Ih dasar nakal ya …,” ujar Adit sembari menggelitiki tubuh Sarah. Payudara Sarah yang bulat dan empuk itu beberapa kali menyenggol lengan dan dada Adit karena Sarah bergerak ke kanan dan kiri, menghindari kelitikan.Adit sontak semakin semangat menggelitiki. Bahkan sekarang ia menggelitiki Sarah dengan mulutnya. Bibirnya menciumi leher jenjang Sarah. Dagunya yang sedikit kesar karena jenggot yang baru tumbuh, membuat Sarah tidak tahan.Sarah menggeliat. "Dit, geli ih ...!" pekiknya lirih sembari berusaha menjauh. Namun Adit malah semakin mengeratkan pelukan. Lengan kekarnya menahan tubuh Sarah agar tetap berada dalam kungkungannya.Adit makin bersemangat. Ia malah membuka dua kancing teratas blush Sarah. Belahan dada Sarah terlihat menyembul indah seperti buah apel yang ranum. “Kalau kamu nggak cerita, aku telanjangin nih,” ancamnya dengan nada bercanda dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status