Share

Pernah dijual

Author: Risya Petrova
last update Last Updated: 2025-07-07 21:35:22

“Jadi...” Adit membuka suara, nadanya hati-hati. “Kamu sengaja pindah ke sini?”

Bela menggeleng pelan. Senyumnya tetap tenang meski sorot mata Adit tampak menyelidik.

"Enggak, aku enggak tahu kamu tinggal di sini juga.”

Adit terdiam. Air mukanya menunjukkan kalau dia tidak percaya dengan jawaban Bela.

“Sumpah, aku pikir ini cuma kosan biasa yang deket sama tempat kerja baru aku. Aku bener-bener enggak nyangka kamu tinggal sebelahan," ucap Bela, mencoba terdengar santai.

Adit masih menatapnya dengan alis sedikit terangkat. Ia ingin percaya, tapi sulit rasanya. Terlalu kebetulan.

"Kamu tiba-tiba pindah ke sini? Kamu lupa ya waktu di danau tempo hari, aku bilang kosanku deket situ juga?"

“Terus?”

“Ya, mungkin saja kamu jadi sengaja pindah ke sini kan?”

Bela tertawa renyah. “Jangan kepedean dong. Aku gak nguntit kamu.”

Adit sedikit memicingkan kedua matanya.

Bela menahan napas sejenak, lalu mengalihkan pandangan ke arah dalam kamar Adit. "Aku memang ingat kamu pernah bilang kalau kosan ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   10 menit sebelum terendus

    10 Menit SebelumnyaDi dalam rumah megah berdesain modern, Damar duduk di ruang kerjanya. Lampu meja menyala redup, menerangi setumpuk dokumen yang bahkan belum ia sentuh sejak tadi. Matanya menatap layar ponsel, seolah menimbang sesuatu."Aneh," gumamnya pelan. "Sarah biasanya nggak aneh-aneh kalau urusan kayak begini."Ia menyandarkan tubuh, lalu memutar kursinya perlahan. Kedua tangannya mengusap dagu yang licin tanpa jenggot. Firasatnya tidak enak sejak pagi, tapi ia mencoba menahannya. Namun kini, setelah mendengar Sarah mengaku sedang menemani Meri ke Medical Centre, naluri curiganya melonjak.Damar mengambil ponselnya lagi, lalu membuka kontak.Danu - RS Med CenterIa menekan tombol call. Nadanya tenang, tapi tajam.Tak lama kemudian, telepon tersambung."Halo, Mar?" suara pria paruh baya di seberang menjawab. "Lama gak denger kabar kamu nih. Tumbenan telepon. Ada apa?""Danu, mau minta tolong.""Hm ... iya. Mau minta tolong apa Mar?""Di rumah sakit tempat kamu kerja, sekarang

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Damar beneran menyusul

    Ciuman itu melaju seperti badai yang semakin deras. Nafas mereka menyatu. Lidah saling menjelajah, saling mengungkap rindu yang tak sempat terucap. Sarah kini berada di atas Adit, rambutnya yang tergerai jatuh seperti tirai, menutupi wajah mereka berdua dari dunia luar.Adit mengusap pinggang Sarah, menghela napas dalam-dalam saat merasakan tubuh Sarah melekat sempurna di atasnya. Sentuhan mereka tak lagi hanya tentang gairah, tapi juga pengakuan tanpa suara bahwa mereka telah memilih satu sama lain, sepenuhnya.Adit menahan diri sekuat mungkin, tapi tubuhnya sudah bergetar. “Sayang …,” gumamnya, “Aku nggak tahan … jadi pengen lagi ….”Sarah menjawabnya dengan membuka bajunya lagi.Melihat Sarah yang hanya mengenakan bra berwarna cream itu, Adit juga melepaskan kaos yang dikenakannya.Sarah menatap tubuh altetis Adit. Ia mengecup leher pemuda itu, lalu turun ke dada bidang maskulin, menghujaninya dengan ciuman cinta penuh hasrat dan gairah. Menyesap puting Adit dengan lembut. Membuat

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Lembah yang hangat

    Suara pintu darurat yang terbuka membuat udara di lorong lantai delapan mendadak dingin. Derap langkah kaki menyusul tak lama setelahnya, mantap dan tergesa. Dari bunyinya, terdengar seperti sepatu pria. Langkah berat dan berdecit.Sarah menahan napas. Ia memegang lengan Adit erat-erat.“Ini kamar incognito, Dit,” bisiknya cepat. “Seharusnya nggak ada orang yang bisa tahu siapa yang nginep di sini. Identitas tamu gak boleh bocor. Privasinya tinggi banget.”Tapi suara gaduh di luar semakin dekat.Terdengar beberapa suara staf hotel, cemas, menegur, melarang.“Maaf, Tuan! Tidak boleh masuk ke kamar sembarangan!”“Mohon, Tuan! Ini area terbatas!”Adit mendadak menegang. Wajahnya menoleh cepat ke arah pintu kamar mereka yang tidak dikunci. “Sarah … aku lupa ngunci pintunya lagi, waktu kamu masuk tadi,” bisiknya serak.Degup jantung mereka seolah berdetak serentak.Sarah menatapnya cemas. “Apa itu … Damar?”Adit sudah bersiap berdiri, tubuhnya seperti berubah menjadi perisai hidup. Ia berd

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Eksploitasi

    Adit terdiam sesaat. Sorot matanya memudar, seolah terhisap kembali ke masa yang sangat jauh, ke lorong waktu gelap yang jarang ia sentuh, apalagi ia buka untuk siapa pun.Sarah menatapnya dalam diam. Dari wajah Adit yang memucat perlahan, dari napasnya yang mulai pendek-pendek, dari bagaimana matanya berkedip lambat sambil menghindari tatapannya.Sarah tahu. Apa pun itu, pasti sangat berat. Atau bahkan … mungkin sangat menyakitkan.Dengan pelan, Sarah mengangkat tangan dan mengusap rambut Adit yang sedikit gondrong dan berombak lembut, jari-jarinya menyisir helai-helai yang sudah mulai lembap oleh keringat dingin. Wajah Adit adalah perpaduan misterius antara aktor Nicholas Saputra dan El Rumi. Adit terlihat begitu tenang di luar, tapi Sarah tahu, dalamnya bergejolak.“Aku di sini, Dit,” bisiknya. “Kamu gak sendirian.”Adit menghembuskan napas pelan. Suaranya tertahan di tenggorokan. Tapi untuk pertama kalinya malam itu, ia mulai membuka pintu rahasia kelamnya.“Aku … dulu tinggal di

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Gak akan ku biarkan

    "Dia emosi waktu itu, Dit. Aku nggak mau cari pembenaran buat dia, tapi ... mungkin Hardian juga nggak cerita karena dia bingung. Serba salah. Karena walau bagaimana pun, Damar itu papanya kan.”Adit terdiam. Ia mengatupkan rahangnya, menahan amarah yang menggelegak di dadanya. Tapi ia tahu Sarah benar. Di satu sisi, Damar adalah sosok yang semakin membingungkan. Di sisi lain, Hardian tetaplah anak dari pria itu. Posisi Hardian sungguh tidak mudah. Jadi Adit berusaha mengerti.Adit menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Lalu ia kembali berbaring, menatap Sarah. "Kalau dia ... sampai nyakitin kamu lagi, kamu janji sama aku, kamu langsung kasih tahu aku. Jangan tutupin apa pun, oke?"Sarah menatap Adit lekat. Ada haru yang menggantung di pelupuk matanya. "Aku janji."Adit tersenyum tipis, lalu menarik wajah Sarah mendekat. Mereka kembali berciuman, kali ini lebih pelan, lebih penuh rasa sayang yang mendalam. Tak terburu-buru. Tak tergesa-gesa. Hanya ingin memastikan bahwa satu s

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Permainan di ranjang bagian dua

    Adit memosisikan tubuh Sarah untuk sedikit menungging.Ia pun mengatur posisi yang pas untuk tongkat ajaibnya tenggelam dalam lembah. Sarah kembali mendesah ketika ia merasakan bagian paling rahasia dan pribadi pada tubuhnya itu telah dimasuki sesuatu yang kekar, besar dan panjang. Sampai ia sendiri merasa penuh."Adit ...," pekik Sarah lirih. Suara itu serasa seperti keluar begitu saja tanpa terencana."Apaan sih ...?" sahut Adit dengan suara gemetar. Sembari bermain dengan pinggulnya yang maju mundur, tangan kanan Adit meraih sebelah bukit dari belakang dan meremasnya lembut. Sedangkan tangan kirinya, menepuk-nepuk bokong Sarah yang kecil tapi penuh dan bulat.Beberapa waktu kemudian, setelah semua hasrat dan rindu tuntas mereka bayar dengan pelukan dan ciuman yang penuh kejujuran, Sarah menyandarkan kepalanya di bahu Adit. Jemarinya menggambar lingkaran kecil di dada pria itu, seolah mencari ketenangan dalam gerakan yang berulang.“Aku sayang banget sama kamu,” ucap Adit pada Sara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status