Share

5. Pengumuman

“Ya, Bapak Lroris adalah ayah mertuaku,” jawab Charlotte sambil tertunduk.

Malvin terkejut mendengarnya, tetapi ia berusaha tetap tenang.

“Tenang saja, sekarang kamu adalah orang lain. Nanti bersikaplah seolah kamu tidak mengenalnya. OK!”

Charlotte mengangkat kepalanya lalu menghadap ke arah Malvin sambil tersenyum.

“Sekarang, ayo kita keluar!” ajak Malvin.

Malvin turun dari mobil dan berjalan menuju pintu di sebelah Charlotte. Ia membukakan pintu untuk Charlotte dan mengulurkan tangannya untuk membantu Charlotte keluar dari mobil.

“Gandeng tanganku, tunjukkan bahwa kita adalah pasangan yang bahagia,” pinta Malvin saat Charlotte sudah berdiri di sampingnya.

Charlotte mengangguk dan mematuhi permintaan Malvin. Mereka berdua berjalan menuju pintu masuk rumah keluarga Malvin sambil bergandengan tangan layaknya pasangan.

Saat telah sampai ke dalam rumah, di sana telah banyak partner bisnis keluarga Malvin yang datang. Ini adalah acara rutin yang diadakan oleh keluarga Malvin untuk mempererat hubungan antar kolega. Keluarga Malvin merupakan investor terbesar dari beberapa perusahaan milik partner bisnis yang diundang makan malam saat ini.

Banyak mata yang memperhatikan setiap langkah Malvin dan Charlotte. Mereka penasaran karena belum pernah melihat Malvin menggandeng wanita. Beberapa dari ibu-ibu yang datang saling berbisik membicarakan mereka berdua.

Kedatangan Charlotte disambut hangat oleh keluarga Malvin.

“Selamat datang di rumah kami Chyntia,” ucap ibu Malvin sambil memeluk dan mencium pipi Charlotte.

“Terima kasih Nyonya,” jawab Charlotte.

“Hei, jangan panggil aku begitu. Panggil aku ibu, karena sebentar lagi aku akan menjadi ibumu. Ya kan Malvin?” Ibu Malvin melirik ke arah Malvin sambil berkata itu.

Malvin hanya tersenyum mendengar ucapan ibunya.

“Sudah datang semua tamu undangannya Yah?” tanya Malvin pada ayahnya.

“Tinggal beberapa yang belum datang. Kamu pintar juga memilih calon istri secantik ini,” goda ayah Malvin.

Lagi-lagi Malvin hanya tersenyum tanpa menanggapi dengan perkataan apapun. Charlotte juga ikut tersenyum mendengar ucapan ayah Malvin.

Sementara itu, ada sepasang mata yang sejak tadi memperhatikan gerak gerik Charlotte. Mata itu adalah milik Nyonya Rose yang merupakan istri dari Tuan Lroris. Beliau tampak curiga dengan Charlotte.

Charlotte merasa bahwa ada mata yang terus mengawasinya sejak tadi. Ia menoleh ke arah Nyonya Rose lalu berusaha memalingkan wajah ke arah lain.

“Sepertinya ibu mertuaku mulai curiga,” bisik Charlotte pada Malvin.

“Tetap tenang, bersikaplah seolah tidak mengenalnya.”

Charlotte mengangguk.

Ibu Malvin mengenalkan Charlotte pada kerumunan ibu-ibu yang tadi berbisik membicarakannya saat baru datang.

“Halo ibu-ibu, perkenalkan ini calon menantuku. Namanya Chyntia,” ucap ibu Malvin di depan kerumunan ibu-ibu yang sedang ngobrol.

“Salam kenal Bu,” ucap Charlotte sambil tersenyum hangat.

“Wah, cantik ya Bu Diana. Malvin pintar sekali mencari calon istri,” ucap salah satu ibu di kerumunan tersebut.

“Iya benar, cantik sekali,” timpal ibu lainnya.

“Ngomong-ngomong, apa dia tidak datang dengan orang tuanya?” tanya salah satu ibu yang lain.

“Kebetulan orang tua saya masih di luar negeri Bu, saya baru saja menyelesaikan pendidikan di sana dan sekarang kebetulan ingin pulang ke Amerika. Ayah dan Ibu saya masih sibuk dengan pekerjaannya jadi tidak bisa ikut pulang.” Charlotte berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan tenang dan sopan, tidak lupa dengan senyuman manisnya.

Ibu tadi membulatkan mulutnya membentuk huruf “O” sambil mengangguk. Begitu juga ibu-ibu lainnya juga ikut mengangguk-anggukan kepalanya mendengar jawaban Charlotte.

Ibu Malvin tampak bangga mendengar jawaban Charlotte. Beliau mengajak Charlotte menikmati hidangan yang sudah disiapkan di meja. Charlotte menurut saja dan mengikuti langkah ibu Malvin.

Saat fokus berjalan mengikuti ibu Malvin, Charlotte tiba-tiba terkejut karena ditabrak oleh seorang pria berbadan kekar. Pria itu tampak terburu-buru dan tatapannya melihat ke setiap sudut ruangan seperti mencari-cari seseorang sehingga tidak menyadari ada orang yang sedang berjalan di depannya.

Bruk … Charlotte hampir saja terjatuh.

“Hugo,” batin Charlotte yang menyadari dia hampir tertabrak oleh suaminya sendiri.

“Maaf,” ucap pria itu sambil meraih tangan Charlotte agar tidak jatuh tersungkur.

“Iya, tidak apa-apa,” ucap Charlotte sambil menunduk dan membenarkan posisinya yang hampir jatuh, ia tidak berani mendongakkan kepalanya karena takut Hugo curiga.

Namun, sepertinya pria itu sudah curiga bahwa wanita yang ditabraknya adalah Charlotte.

“Tunggu, kau …”

“Chyntia, kamu tidak apa-apa?”

Pria itu hendak mengatakan sesuatu, untungnya ibu Malvin datang memotong perkataannya sambil mendekati Charlotte. Beliau tampak khawatir pada Charlotte yang hampir jatuh.

“Hei, lain kali perhatikan jalanmu,”ucap ibu Malvin sambil mendekat pada pria yang menabrak Charlotte.

“Iya, maaf Nyonya.”

Pria itu masih terus memperhatikan wajah Charlotte yang masih tertunduk. Sementara itu beberapa orang banyak yang mendekat untuk melihat kejadian yang baru saja terjadi. Ibu Malvin mengajak Charlotte keluar dari kerumunan dan meminta Charlotte duduk serta memberinya minum air putih.

Malvin dan ayahnya yang sejak tadi mengobrol dengan rekan bisnis mereka di teras segera datang mendekat untuk melihat keadaan Charlotte.

“Apa kamu tidak apa-apa?” tanya Malvin.

“Tidak, aku hanya terkejut saja tadi,” jawab Charlotte.

“Kalau begitu kita mulai saja acaranya agar orang-orang kembali tenang,” ujar ayah Malvin.

“Iya Ayah.”

Malvin meminta MC membuka acara dan perhatian tamu undangan kembali fokus ke acara. Acara pertama adalah sambutan yang disampaikan oleh Ayah Malvin. Beliau mengucapkan terima kasih atas kedatangan tamu undangan dan meminta maaf atas beberapa hal yang kurang berkenan di hati para tamu undangan.

Acara selanjutnya adalah sambutan dari perwakilan tamu undangan yang datang. Ternyata Tuan Lroris yang menjadi perwakilan tamu undangan untuk menyampaikan sambutannya. Charlotte tidak menyangka bahwa keluarga Hugo ternyata adalah tamu rutin keluarga Malvin untuk acara ini, karena selama menjadi menantunya Charlotte tidak pernah diajak ke acara seperti ini sekalipun.

“Baiklah, acara demi acara telah kita lewati. Sekarang, tibalah saatnya pada acara kejutan yang akan disampaikan oleh Tuan Malvin.”

Tepuk tangan riuh membersamai langkah Malvin menuju ke arah MC yang menyerahkan mic-nya.

“Selamat malam Bapak Ibu serta rekan-rekan semua. Saya ucapkan terima kasih karena Anda semua sudah berkenan meluangkan waktu untuk hadir di acara makan malam rutin keluarga Liavin. Baiklah, pada kesempatan kali ini izinkan saya memperkenalkan seseorang yang spesial untuk hidup saya. Dan sebentar lagi, kami akan melangsungkan pernikahan. Ini dia calon istri saya, Chyntia Aurelia silakan ke sini.”

Charlotte terkejut mendengar apa yang diucapkan Malvin. Ia segera berdiri dan berjalan menuju ke arah Malvin. Tepuk tangan riuh dari para tamu undangan membuat suasana menjadi semakin ramai.

Saat telah berada di samping Malvin, semua mata tertuju pada mereka berdua.

“Bukankah itu Charlotte?” ucap Nyonya Rose.

“Apa kamu tidak mendengar bahwa namanya Chyntia?” timpal Tuan Lroris.

Hugo memandang wanita yang berdiri di samping Malvin itu lekat-lekat dan bergumam, “Tapi aku yakin itu pasti Charlotte.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status