"Selamat pagi, ini ayam pesanan Anda Tuan," ucap kurir di luar pintu apartemen Malvin.
"Baik, terima kasih. Ini buatmu," jawab Malvin sambil memberikan selembar uang sebagai tips."Terima kasih." Kurir itu berlalu meninggalkan tempat tinggal Malvin.Sementara Malvin menutup pintu dan masuk ke dalam. Malvin pergi ke dapur dan mengambil piring, lalu ia menaruh ayam goreng pesananannya ke dalam piring tersebut.Malvin mengambil satu potong ayam goreng dan ditaruhnya ke dalam piring lain. Lalu ia juga mengambil dua centong nasi hangat dari dalam magic com dimasukkan ke dalam piring.Setiap pagi ada asisten rumah tangga yang datang membersihkan rumah dan menanak nasi untuk Malvin. Tugas asisten rumah tangga itu hanya pagi hari sampai membangunkan Malvin dari tidurnya.Asisten rumah tangga itu sengaja diberi tahu password kunci rumah Malvin agar mudah saat datang di pagi hari sebelum Malvin bangun. Ia datang pukul 05.00 pagi danPagi itu, Hugo keluar dari kamar hotel dengan meninggalkan sejumlah uang untuk wanita yang telah bermalam dengannya. Semalam usai balapan ia pergi ke club malam dan mabuk berat hingga tergoda dengan wanita malam. Saat keluar dari hotel Hugo bertekad untuk menemukan Charlotte dan membawanya pulang. Ia ingat dengan jelas bagaimana kemarahan ayahnya semalam saat tahu bahwa Charlotte tidak pulang. Charlotte adalah menantu kesayangan Tuan James Lloris karena keluarga Charlotte telah banyak membantu kesuksesan Tuan James Lloris. Ayah Charlotte meninggal karena kecelakaan saat pulang dari mengantar dokumen penting milik ayah Hugo. Sementara ibu Charlotte juga telah meninggal karena sakit jantungnya kambuh saat mendengar ayah Charlotte kecelakaan. Ayah Charlotte bekerja keras untuk membiayai hidup Charlotte dan menyembuhkan ibunya ibunya, tetapi takdir Tuhan berkata lain, sehingga menyisakan Charlotte hidup sebatang kara saat itu. Tuan James menjodohk
"Hugo!" Charlotte terkejut saat melihat ada Hugo di tepi jalan. "Ada apa Nona?" Sopir bertanya pada Charlotte karena terkejut mendengar Charlotte tiba-tiba mengatakan sesuatu. "Ah, maaf. Tidak ada apa-apa. Lanjutkan perjalanan saja Pak," ujar Charlotte. "Baik Nona." Sopir itu melanjutkan perjalanan. Sementara itu, Charlotte berusaha menutup wajahnya menggunakan tas agar Hugo tidak melihatnya saat mobil lewat tepat di samping Hugo. Mobil melintas tepat di tepi Hugo dan tatapan Hugo melihat ke arah mobil itu. Namun, ia tidak menyadari bahwa yang sedang berada di dalam mobil tersebut adalah istrinya sendiri. Saat sudah melewati Hugo kurang lebih 500 meter Charlotte bergumam, "Untung saja Dia tidak melihatku." Charlotte mengatakan itu sambil mengelus dadanya dan menghembuskan nafas tanda lega. Ia kembali merapikan duduknya dan meletakkan tasnya di sampingnya. Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota yang lumayan sibuk, tetapi tidak sampai menyebabkan kemacetan. S
"Waw,luar biasa!" seru Nyonya Diana sambil bertepuk tangan saat melihat penampilan Charlotte dengan gaun pengantinnya. Sementara itu, Malvin hanya bisa melongo karena terpesona melihat kecantikan Charlotte. "Bagaimana Vin, gaun pilihan Mama cantik kan?" tanya Nyonya Diana pada putranya. Malvin masih melongo dan tidak menjawab pertanyaan Mamanya. "Vin! Jangan bengong dong!" bentak Nyonya Diana yang seketika menyadarkan Malvin karena terkejut. "Ah, iya Ma cantik sekali," cetus Malvin. Charlotte tersipu malu mendengar apa yang diucapkan Malvin. "Benar kan … Gaun di sini memang yang terbaik. Chintya juga sangat cantik sehingga cocok sekali memakai gaun ini," puji Nyonya Diana. "Kalau begitu tidak perlu mencoba gaun yang lain lagi. Ini adalah gaun yang tercantik dan paling baru di butik ini. Iya kan mbak?" tanya Nyonya Diana pada staff butik. Staff butik itu tersenyum dan mengangguk. Lalu, tiba-tiba
"Kamu sama Sus Shelly dulu ya Sayang, Papa mau kerja dulu," ucap Hugo pada Nathalie. "Ok Pa, tapi janji ya bawa Mama pulang!" "Siap."Nathalie berlari keluar dari kamar Hugo. Sementara itu, Hugo tampak sedang memikirkan sesuatu. "Aku harus menghubungi Malvin," gumam Hugo. Hugo berusaha mencari cara untuk mendapatkan nomor Malvin. Lalu, ia ingat bahwa saat makan malam di rumah keluarga Liavin waktu itu ia meminta kartu nama Malvin pada asisten Malvin. Kartu nama itu segera dicari Hugo. Dan ia menemukannya di dalam dompetnya. Hugo segera mengambil ponselnya dan mengetik nomor telepon yang ada pada kartu nama itu. Tombol dial disentuh Hugo saat nomor yang diketik sudah lengkap. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya telepon tersebut tersambung juga. Terdengar suara seorang pria dari seberang sana. "Halo, apa benar ini Malvin putra Tuan John Liavin?" tanya Hugo. Hugo mendengar jawaban dar
"Halo Malvin," ucap Charlotte saat telepon telah tersambung dengan nomor Malvin. Charlotte mendengar jawaban Malvin yang menanyakan ada keperluan apa ia meneleponnya di jam kerja seperti ini. "Iya, maaf mengganggu waktumu sebentar karena ini darurat. Barusan ibumu menelpon dan mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan orang tuaku sebelum acara pernikahan kita di mulai. Tadi aku belum bisa menjawabnya dan mengatakan bahwa aku akan menanyakan dulu pada orang tuaku. Bagaimana ini?" Charlotte menjelaskan panjang lebar mengenai permintaan ibu Malvin melalui telepon tadi. Ia terpaksa menghubungi Malvin pada jam sibuk bekerja seperti ini karena ia merasa harus segera memberi kabar pada Malvin mengenai hal itu. Melalui sambungan telepon tersebut Malvin merasa terkejut mendengar penjelasan Charlotte. Namun, ia belum bisa memberikan solusi pada Charlotte mengenai langkah selanjutnya karena ia sedang sibuk dengan pekerjaannya. Melalui sambung
"Halo Malvin," ucap Charlotte saat telepon telah tersambung dengan nomor Malvin. Charlotte mendengar jawaban Malvin yang menanyakan ada keperluan apa ia meneleponnya di jam kerja seperti ini. "Iya, maaf mengganggu waktumu sebentar karena ini darurat. Barusan ibumu menelpon dan mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan orang tuaku sebelum acara pernikahan kita di mulai. Tadi aku belum bisa menjawabnya dan mengatakan bahwa aku akan menanyakan dulu pada orang tuaku. Bagaimana ini?" Charlotte menjelaskan panjang lebar mengenai permintaan ibu Malvin melalui telepon tadi. Ia terpaksa menghubungi Malvin pada jam sibuk bekerja seperti ini karena ia merasa harus segera memberi kabar pada Malvin mengenai hal itu. Melalui sambungan telepon tersebut Malvin merasa terkejut mendengar penjelasan Charlotte. Namun, ia belum bisa memberikan solusi pada Charlotte mengenai langkah selanjutnya karena ia sedang sibuk dengan pekerjaannya.
Malvin dan Charlotte menoleh ke arah sumber suara. Mereka terkejut karena ternyata ibu Malvin yang datang dan mengatakan itu. "Ah, ibu. Sejak kapan ibu datang?" tanya Malvin dengan tergagap karena terkejut. Charlotte tersenyum ke arah calon ibu mertuanya itu. "Ibu baru saja sampai, ternyata kalian berdua ada di sini."Charlotte dan Malvin merasa lega karena ibunya baru datang. Itu artinya beliau belum mendengar obrolan mereka tadi. "Apa yang kalian lakukan disini?" tanya beliau. "Kami sedang makan malam Bu. Ini, apa ibu mau dibelikan burger juga?" jawab Malvin dengan santainya. "Tidak, ibu sudah kenyang. Ibu ingin berbicara dengan kalian berdua. Baguslah kalian sedang berkumpul disini." "Ayah tidak ikut Bu?" tanya Charlotte. "Kamu tahu sendiri kan, Ayah selalu saja sibuk.""Duduk sini Bu," ajak Charlotte.Ibu Malvin duduk di samping Charlotte menghadap Malvin. Di depan mereka a
"Tolong bantu saya ya Pak, Bu. Berusahalah bersikap senormal mungkin, seolah kalian benar-benar orang tua kandung ku," pinta Charlotte pada calon ayah dan ibu sewaan Malvin. Hari ini adalah hari pernikahan Malvin dan Charlotte. Sejak pagi tadi dua orang yang akan menjadi orang tua pura-pura Charlotte itu sudah ada di apartemen Malvin. Charlotte dan Malvin memberikan arahan apa saja yang harus mereka lakukan dan apa saja yang tidak boleh mereka lakukan selama upacara pernikahan berlangsung."Baik Nona, kami akan berusaha sebaik mungkin," jawab ibu sewaan Charlotte yang bernama Jennifer itu. Ayah sewaan Charlotte juga turut mengangguk tanda paham dengan tugasnya. Nama orang sewaan yang akan jadi ayah Charlotte adalah Tuan David. Tuan Davin dan Nyonya Jennifer adalah orang kepercayaan Malvin. Mereka berdua adalah orang-orang yang telah lama dibantu Malvin tanpa sepengetahuan orang tua Malvin. Keduanya pernah tinggal di Belanda dalam waktu yang cukup lama untuk mengurus pekerjaan yang