Share

39. Rindu Berat

["Cepatlah pulang! Aku merindukanmu."]

["Hei, kok nangis?"]

["Siapa yang nangis? Air matanya aja keluar gak permisi."]

Tangguh tertawa mendengar alasan Linda. Jujur ia pun sangat merindukan wanita itu. Bukan karena kenikmatan yang selalu diberikan oleh Linda, tetapi memang hatinya juga sangat membutuhkan Linda. 

["Acara Rucita baru saja selesai. Mungkin besok kami pulang. Sabar ya."]

["Iya, aku tunggu ya. Ya sudah, ini sudah malam. Kepalaku juga sakit dari semalam. Untung lagi nginep di rumah mama. Kalau kamu dan Steve sudah dalam perjalanan pulang ke Tangerang, kabari aku ya."]

["Baik, Sayang. Istirahat ya. I love you."]

["Love you banyak-banyak."]

Tangguh memutus panggilan teleponnya dengan Linda. Ia menoleh ke dinding dan melihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tetapi di luar kamarnya masih terdengar suara Rucita dan Steve berbincang. Hal yang sangat jarang ia temui pada adiknya. 

Rucita

Diganti Mawaddah

Ha ha ha ...ngintip kagak bisa. Masuk angin iya. Steve gak inget umur, hi hi hi ...

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Kriwil Andalusia
ini novel udah lama baru tau aq
goodnovel comment avatar
andreweliputra 2
jantan tolol bin bodoh..ngintip kok polosan....ya berangin si udin.
goodnovel comment avatar
Joel Pelican
kurang dapet jiwa cerita nya.. terlalu hambar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status