Home / Romansa / Terlambat Mencintai Lisa / Episode 6. Telah Jatuh Cinta

Share

Episode 6. Telah Jatuh Cinta

Author: Sun Shine
last update Last Updated: 2022-01-27 07:02:22

'....berbeda dari yang lain.' 

Wajah Lisa masih dihiasi senyuman manis. Ia mengangkat tangannya lalu menyentuhkan jemarinya ke pipi Revin.

'Ini...karena Kak Revin atau karena aku yang belakangan ini tidak pernah melakukannya lagi ya?'

'Um.. atau jangan-jangan karena kedua-duanya?' Lisa terkikik, menutup mulutnya sendiri karena merasa geli akan pikirannya.

Memang belakangan ini Lisa tidak melakukan aktivitas itu karena ia lebih sibuk menguntit kehidupan Evans bersama perempuan lain. Dia selalu mencari tahu siapa yang dekat dengan Evans.

Tetapi keadaan sudah berubah. Sejak kejadian tadi malam, sejak Lisa merasakan sentuhan Revin, kehadiran Evans di dalam otaknya langsung lenyap.

Lisa ingin mengulanginya lagi pagi ini, tetapi Revin masih tidur. Bibir Lisa mengerucut manja. Ia mulai mengetuk-ngetuk pelan ujung jarinya pada hidung mancung Revin.

"Bangun, Sayang," ucapnya kemudian dengan mesra tetapi Revin tidak menggubris. Lalu untuk kedua kalinya Lisa mengetuk-ngetukkan ujung jarinya ke pipi Revin, barulah Revin mulai membuka mata.

"Pagi, Sayang." Lisa tersenyum manis menyambut Revin bangun pagi.

Revin membuka matanya sempurna, dia menatap Lisa tepat di hadapannya. Wajah Lisa tampak berseri-seri di pagi hari yang cerah. Sesungguhnya dia terlihat sangat cantik pagi ini. Mereka sama-sama tidur menyamping dan saling berhadapan, dekat sekali.

Revin sejenak kehilangan kata-kata untuk membalas sapaan perempuan yang ada di hadapannya sekarang. Dia mengingat kejadian tadi malam, mengingat betapa liarnya dirinya. Ditatapnya kembali Lisa lekat-lekat. Tentu saja Revin benar-benar terpuaskan tadi malam. Tubuh Lisa molek, kulitnya juga halus dan lembut. Lisa memang rajin perawatan diri. Dan terutama Lisa sangat menjaga kesehatan Miss V miliknya. Dia rutin pergi ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan kewanitaannya dan juga rajin berolahraga, khususnya senam kegel.

Sayangnya di mata Revin saat ini, Lisa hanyalah perempuan jalang. Seorang wanita murahan. Tak lebih dari itu.

"Hei, kenapa diam saja, Sayang?" tanya Lisa sambil mengusap lembut pipi Revin dengan jemari tangannya. 

Revin memejamkan matanya sebentar menikmati belaian tangan Lisa yang halus, lalu kembali membuka matanya. "Pagi juga, Lisa," sapanya lembut.

"Ternyata Kak Revin tampan juga ya," celetuk Lisa.

"Kau baru sadar?" Revin terkekeh. Lisa mengangguk pelan sambil mengusap-usap dada Revin dengan gerakan sensual yang disengaja karena ingin memancing Revin. Dan benar saja hal itu membuat Revin kembali berahi.

"Kakak juga hebat di ranjang," celetuknya lagi dengan wajah malu-malu. Tampak wajah Lisa yang mulai kembali merona.

Revin yang mendengar pujian Lisa langsung menangkup wajah Lisa dengan sebelah tangannya dan mengecup bibirnya. Kemudian ia berucap sedikit berbisik, "Kamu ingin kita mencobanya lagi?" 

Lisa yang mendengarnya tersenyum dan mengangguk pelan. Maka dengan sigap Revin merengkuh Lisa dan menidurinya kembali.

"Wah, masakanmu enak juga, Lisa." Revin sedari tadi melahap nasi goreng seafood buatan Lisa. Apalagi dia sudah sangat lapar setelah menghabiskan energi tadi malam dan juga pagi ini bersama Lisa di ranjang. Lisa tersenyum manis. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Sebenarnya pelayan sudah membuatkan sarapan untuk Lisa pagi tadi. Tapi karena sarapan itu sudah dingin dan tidak cukup untuk mereka berdua, maka Lisa memutuskan untuk memasakkan nasi goreng spesial untuk Revin.

"Bukan cuma nasi goreng, aku juga bisa membuat beragam masakan lain. Kalau Kak Revin suka masakanku aku akan memasakkannya untukmu," ucap Lisa bersemangat penuh antusias.

"Aku benar-benar tak menyangka. Kupikir kau tidak begitu peduli masalah dapur." Tanpa sadar Revin sudah menghabiskan tandas nasi goreng di piringnya.

 Lisa tidak menjawab, ia membuka kulkas dan mengambil satu kotak besar susu cair. 

"Mau minum susu?" tanyanya genit.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 218. TAMAT

    Lisa tetap diam. Hatinya menjadi semakin resah. Sebaliknya daripada menjawab Revin, Lisa mengalihkan pandangannya pada Damian. Dia seolah menunggu kode, tetapi Damian hanya diam tidak berkata apa-apa.Akhirnya dia beralih menatap Revin. Dengan gugup dan malu dia berkata, "Kau bilang, kau... mengetahui fakta tentangku. A-apa kau juga tahu bahwa dulu sewaktu masa sekolah, aku...aku...pernah mengalami..." Lisa diam tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Baginya ini sangat menyedihkan dan memalukan. Tapi tiba-tiba Revin memeluknya membuat Lisa terkejut dan melebarkan mata."Tidak usah kau jelaskan, Sayang! Aku tahu semua hal buruk yang menimpamu. Pria itu sudah mendapatkan ganjarannya di penjara. Begitu pula dengan Nafa, mantan ibu tirimu. Sampai sekarang dia masih berada di sana."Mendengar itu, air mata Lisa tiba-tiba jatuh tanpa bisa ia kendalikan. Tubuhnya bergetar dan dia mulai menangis. Dia sudah tahu tentang nasib pria itu dan nasib Nafa dari Damian, tapi saat pria ini yang mengataka

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 217. Tidak Melepasnya

    Revin terdiam mendengar ucapan Damian yang dari sejak lima tahun lalu sebenarnya selalu ia pikirkan. Apakah Lisa memang membencinya? Apakah itu adalah fakta? Sampai sekarang Revin tidak tahu jawabannya. Dan itu benar-benar berhasil membuatnya merasa gelisah dan dihantui. Tapi dia selalu mengingat saat terakhir ia berbicara pada Lisa waktu itu di mana Lisa masih memberikan perhatian pada luka di sudut bibirnya. Jika Lisa memang membencinya, mana mungkin ia masih memperhatikan hal kecil seperti itu sementara dirinya sendiri sudah di ambang maut. Entahlah! Revin tidak bisa menerkanya."Aku akan membuatnya mencintaiku," jawab Revin singkat pada Damian.Damian kembali mendengkus. "Rasa percaya dirimu terlalu tinggi."Revin mengerutkan kening. "Batu pun akan berlubang jika terus terkena tetesan air. Asalkan aku bertekun berbuat sebaik mungkin untuknya, aku akan mendapatkan hasilnya. Tapi itu bisa terjadi kalau kalian semua setuju untuk tidak ikut campur dalam hubungan kami."Damian menghela

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 216. Fakta Lima Tahun

    "Mereka tidak terlibat," jawab Damian jujur.Revin sedikit lega mendengarnya ternyata orang tuanya masih memiliki hati nurani. Dia lalu bersedekap. "Kau menyembunyikan istriku selama lima tahun, aku bisa saja menjebloskanmu ke dalam penjara, Damian."Damian menatap Revin. "Laporkan saja, tapi Lisa akan semakin membencimu jika kau melakukan itu.""Dia kehilangan ingatan. Dia lupa padaku, jadi dia tidak memiliki rasa benci," tanggap Revin.Damian mendengkus. "Aku bisa membuatnya membencimu.""Apa pun itu akibatnya. Aku tetap bisa melaporkanmu kalau aku berkehendak," tegas Revin dengan kening mengerut tidak suka akan ancaman Damian.Damian geram mendengarnya. "Lima tahun lalu, Lisa mengalami mati suri. Harusnya kau berterima kasih padaku. Kalau bukan karena aku, Lisa pasti sudah dikubur hidup-hidup. Akulah satu-satunya yang menyadari bahwa Lisa masih hidup karena aku terus memperhatikannya dengan seksama dan langsung membawanya ke rumah sakit untuk memastikan penglihatanku!"Mereka semua

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 215. Egois Untuk Bersyukur?

    Di ruang rawat, mata Revin terus tertuju pada Lisa. Dan tangannya tak pernah lepas menggenggam tangan Lisa. Sesekali ia mengusap kepala Lisa pelan dengan rasa sayang."Lisa, aku mencintaimu," ucapnya dengan wajah sendu. Hingga detik ini ia masih tidak menyangka bahwa Tuhan telah sangat berbaik hati memberinya kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya pada Lisa."Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang Kau berikan padaku ini, Tuhan," ucap Revin di dalam hati dengan penuh rasa syukur.Pikirannya terus berputar merancang masa depan apa yang akan ia jalani bersama Lisa dan putri mereka satu-satunya."Itu sangat bagus jika Lisa benar-benar lupa," gumam Revin. "Aku berharap dia bisa lupa untuk selamanya. Bukankah sangat bagus jika Lisa lupa akan hal yang menyakitkan dalam hidupnya? Aku hanya tinggal membuat kenangan yang baru untuk kami. Kenangan-kenangan baru yang indah yang pantas untuk dikenang."Walaupun hilangnya sebagian ingatan Lisa sama dengan melupakan hubungan mereka, bagi R

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 214. Suami dan Anak?

    Revin sungguh terpesona saat melihat Lisa keluar dari area toilet. Melihat Lisa secara langsung seperti ini, membuat keyakinan Revin mencapai seratus persen bahwa wanita yang berfoto dengan Lalisa memang adalah Lisa, istrinya. Lisa benar-benar masih hidup! Rasanya seperti mimpi bagi Revin. Tapi dia sadar betul bahwa ini adalah kenyataan! Kenyataan yang sungguh menakjubkan! Lisa terlihat sangat cantik, sama saat pertama kali ia mengenalnya di masa kuliah dulu. Jika dibandingkan dengan masa itu, Lisa sama sekali tidak ada perubahan.Namun, Revin tentu masih sangat mengingat tubuh kurus Lisa dengan perut membuncit dan penyakitan. Saat itu Lisa terlihat sangat menyedihkan. Tapi kini sosok Lisa yang seperti itu sudah tidak ada. Memikirkan hal ini, jelas sekali menunjukkan bahwa Lisa menjalani hidupnya dengan sangat baik selama lima tahun ini."Ternyata Lisa telah mengambil keputusan yang tepat untuk bersembunyi dariku dan Lalisa," ucap Revin dalam hati dengan patah semangat. Sejujurnya dia

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 213. Tidak Mengenalinya

    "Ini adalah hari bahagia Damian, aku harus semangat, setidaknya untuk hari ini," ucap Lisa di dalam hati.Ia menatap penampilannya di depan cermin toilet. Cermin itu ukurannya memanjang sehingga beberapa wanita bisa bercermin di cermin yang sama secara bersamaan. Saat ia sibuk memperbaiki penampilannya Lisa pun segera menyadari sesuatu. Di dalam cermin, dia melihat pantulan seorang gadis kecil yang sedang menatapnya dengan intens di belakang. Lisa otomatis berbalik dan menatap si gadis kecil. Dia pun langsung terpesona melihat boneka cantik itu."Hai, kenapa sendirian?" sapa Lisa dengan senyuman lembut."Aku tidak sendiri. Papaku ada di luar menunggu." Lalisa langsung melangkah menghampiri Lisa, mendongak menatapnya dengan mata berbinar."Oh begitu.... Siapa namamu?" tanya Lisa sambil merundukkan punggungnya."Namaku Lalisa. Nama Kakak siapa?""Wah! Nama kita hampir sama. Nama Kakak, Lisa.""Mamaku namanya Lisa juga!" ucap Lalisa."Oh ya?""Iya, tapi sudah meninggal," sambung Lalisa ce

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status