Share

6. Menikahlah Denganku

Sky langsung turun dari kamar hotel tempat dia menginap ke cafe dan memesan ruangan privat. Baru saja Sky menyesap kopi yang di antarkan pelayan padanya, terdengar suara Daffa sedang berbicara dengan seseorang dan membukakan pintu ruangan pada orang itu yang menjadi ruangan private tempat Sky sedang duduk.

Cangkir kopi Sky masih berada di tangannya dan menggantung di udara, matanya melotot menatap wanita yang baru saja masuk ke ruangannya bersama Daffa. Ingatan Sky berkelana ke beberapa tahun yang lalu di malam dia mabuk dan duduk di halte MRT menunggu Daffa menjemputnya. Udara malam itu sangat dingin.

Seorang wanita duduk bersama anak laki-laki di sebelahnya. Melihat Sky Yuan yang menggigil, wanita itu melepaskan syalnya dan melilitkan ke leher Sky Yuan.

"Kamu minum alkohol, seharusnya itu bisa menghangatkanmu! Aku hanya punya ini, pakailah. Maaf jika warnanya pink, nanti kamu bisa membuangnya. Untuk saat ini setidaknya bisa mengurangi dinginmu," ujar sang wanita pada Sky.

Wanita itu pergi naik bus yang baru saja berhenti di halte beberapa menit lalu. Sky Yuan tidak bisa melupakan malam yang dingin itu.

"Eheemm ..." Daffa berdehem melihat Sky Yuan yang terpana melihat Alin sehingga wanita itu terlihat gemetar karena gugup.

"Nona Alin, Silakan duduk. Dia adalah bos saya, Sky Yuan yang Nona selamatkan," tutur Daffa pelan kemudian dia permisi keluar dari ruangan, meninggalkan Alin hanya berdua dengan Sky Yuan.

Alin memilih duduk di ujung sofa, jauh dari Sky Yuan.

"Mas Daffa bilang, Anda ingin bertemu saya. Maaf, sekarang kita sudah bertemu, bisakah saya pulang?" Alin membuka percakapan tanpa basa-basi.

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Sky mengabaikan pertanyaan wanita yang duduk jauh di ujung sofa dekat pintu.

"Ku rasa tidak! Kita belum pernah bertemu sebelumnya kecuali saat saya mendonorkan darah. Jika Anda pikir pertemuan seperti itu, jawabannya Iya," tegas Alin menatap wajah Sky Yuan sekilas. Benar-benar sekilas karena Alin semakin gugup, pria itu tidak berhenti menatapnya.

"Hmm ...begitu"

Sky Yuan menekan tombol di atas meja dan pelayan segera masuk setelah mengetuk pintu ruangan sebelum masuk ke dalam ruangan.

"Pesanlah makanan dan minuman," ucap Sky Yuan pada Alin. "Bawakan menu untuk tamu saya!" Perintahnya pada pelayan yang langsung mengeluarkan buku menu untuk Alin.

"Maaf, aku benar-benar tidak bisa dan harus pulang sekarang,"

Alin ingat mungkin Sean sekarang sudah dalam perjalanan pulang dari sekolahnya. Biasanya Sean akan membawa es mambo milik Aisyah dari kantin sekolahnya untuk di jual di toko Alin. Kasian Sean sudah berat dan lelah bawa es mambo, tapi toko Alin tadi di tutup lagi, juga es mambo akan cepat mencair jika tidak segera di masukin ke termos khusus es.

"Menikahlah denganku!" ucap Sky Yuan tiba-tiba dan tatapannya mengunci di wajah Alin.

"Sepertinya Anda senang bercanda, Mr. Yuan? Itu nama Anda bukan?" dengkus Alin yang sudah hilang gugupnya karena kaget mendengar perkataan pria yang baru pertama kali dia temui itu.

"Saya serius, tidak sedang bercanda," elak Sky Yuan cepat.

"Maaf, saya tidak bisa. Permisi!" Alin langsung berdiri membuka pintu di belakangnya.

"Aku akan berikan apapun yang kamu mau," bujuk Sky Yuan cepat saat Alin sudah membuka pintu ingin keluar.

"Aku tidak ingin apapun dari Anda, Mister Yuan! Saya tulus membantu Anda, tidak ada niat lain," Alin langsung pergi tanpa berpamitan lagi pada Sky Yuan. Daffa di ruang sebelah terus mendengar pembicaraan bosnya dengan Alin dan mendengar penolakan Alin, bibirnya menyunggingkan senyum.

"Tegas, cerdas tanpa basa-basi" gumam Daffa.

Sky Yuan tidak percaya dia telah di tolak oleh Alin. Banyak wanita yang ingin naik ke tempat tidur Sky bahkan menjadikannya objek suami impian mereka namun Sky tidak pernah memandang ke arah mereka semua.

Jika saja Sky menawarkan pernikahan pada salah satu dari mereka, Mereka akan berebut untuk memenangkan posisi itu. Sedangkan, Alin Musthofa ...dia malah menganggap Sky Yuan gila karena sudah membicarakan pernikahan di hari pertama mereka bertemu.

"Aku pasti akan mendapatkanmu!" gumam Sky sambil mengepalkan tangannya.

"Daffa!!" Sky berteriak memanggil Daffa, asistennya.

"Lakukan sesuatu, pokoknya Alin harus menikahi aku!"

"Kamu terlalu terburu-buru, Bos! Bukankah kamu lebih berpengalaman dalam mendekati wanita? Kamu bisa merayu dan membuatnya nyaman terlebih dahulu" tegur Daffa sambil terkekeh.

"Kamu tau aku tidak punya waktu banyak. Aku mau sebelum Janette kembali dari Vegas, aku sudah menikah dengan Alin Musthofa, penyelamatku itu. Apa kamu bilang? Mendekati wanita? Aku tidak pernah melakukannya, mereka sendiri yang melemparkan diri padaku duluan,"

"Yah, setidaknya kamu buat dia nyaman dulu lah, bukan langsung to the point seperti tadi. Sekarang pasti dia mengira kamu orang yang sinting, menawarkan pernikahan di hari pertama kalian bertemu. Haha" kekeh Daffa yang langsung di pelototin Sky Yuan, tapi Daffa tetap tertawa tergelak.

"Aku ga mau tau, buat dia menerima lamaranku dan dalam tiga hari ini dia menikah denganku. Kalau tidak, mungkin aku akan memikirkan tidak perlu asisten lagi untuk pekerjaan ku selanjutnya,"

"Baiklah ..." Daffa menjawab lesu sambil membuang nafas besar seakan membuang masalah yang tiba-tiba saja menyesak ke dadanya.

Sky Yuan tersenyum penuh arti menatap Daffa yang terlihat kuyu dengan ancaman kecilnya. Dalam hatinya mana mungkin dia akan melepaskan Daffa sedangkan dia sedang mempersiapkan Daffa untuk menjadi CEO di perusahaan cabangnya.

Sky pergi ke meja bar diiringi Daffa yang duduk di sebelahnya. Baru saja mereka duduk, seorang wanita langsung datang menghampiri mereka. Masih siang dan wanita ini sepertinya sudah mulai mencari mangsa. Dia langsung duduk di samping Sky Yuan yang memang memiliki aura pria berkantong tebal sangat mudah terdeteksi dari sekali tatapan, di tambah bonus postur tubuh Sky Yuan yang tinggi, tampan dengan kaki panjang dan lekuk tubuh pria dewasa itu, sangat sempurna sehingga membuat wanita rela menempel padanya meskipun tanpa di bayar.

Wanita itu tersenyum manis penuh kepalsuan pada Sky sambil memperkenalkan dirinya, Sky tidak tertarik dan langsung berdiri ingin meninggalkannya. Namun, wanita itu langsung menarik tangan Sky Yuan dan tangan yang satunya melingkari pinggang seksi Sky.

"Jangan menyentuhku, Bitch!!!" geram Sky sambil menyentakkan tangannya dari pegangan tangan si wanita yang di ketahui bernama Yona.

"Och ...galak rupanya! Aku suka pria yang galak!" Yona berusaha menempelkan dirinya pada Sky namun segera di tarik oleh Daffa.

"Sepertinya Anda salah mencari mangsa, Nyonya!!"

"Nyonya??" Yona tidak terima dirinya di panggil nyonya karena dia sudah membayar mahal untuk perawatan tubuhnya agar tampak seperti gadis muda.

"Benar! Apakah Anda tidak ingin mengakui kalau Anda sudah tua? Sudut mata sudah keriput, kelopak mata sudah turun, suduh bibir juga sudah bergaris dan bahkan pipi Anda sudah tidak kenyal lagi. Apalagi ...seberapa kuat bisa menggigit?" ejek Daffa yang ternyata selain teliti dan jenius dalam bekerja, lidahnya juga sangat tajam.

Daffa mendengkus melirik bagian sensitif Yona yang dia hina tersebut yang membuat wanita itu melotot ingin menguliti pria yang menghinanya.

Daffa masih akan berbicara lagi ketika Sky Yuan menepuk bahunya.

"Ayo cepat kembali. Aku harus mandi sekarang. Aroma parfumnya bisa membunuhku, sangat menjijikkan!" cetus Sky nyaring dan langsung mengajak Daffa keluar dari bar setelah dia meninggalkan beberapa lembar uang seratus ribuan di atas meja bar.

Yona menghentakkan kakinya kesal, mulutnya menclak-menclok ke kiri dan ke kanan namun tidak ada kata yang keluar dari bibirnya. Kedua anak muda tadi bukan orang yang bisa dia taklukkan.

"Daffa, buang pakaian itu! Dan siapkan pakaian kasual untukku, kita ke tempat Alin," Sky melepaskan pakaiannya dan berjalan ke kamar mandi.

Sky paling anti di sentuh wanita yang tidak dia inginkan. Baginya dia yang menyentuh wanita, mendominasi, kejam dan kasar. Apapun yang dia inginkan, pasti dia dapatkan entah dengan cara apapun. Namun untuk urusan wanita, baru Alin lah orang pertama yang dia inginkan dan bersabar tidak melakukan cara ekstrim. Sampai di manakah Sky bisa bersabar dalam menghadapi Alin yang sangat keras kepala, ketus dan juga berlidah pedas itu?

"Kamu pasti menjadi milikku, Alin Musthofa!" gumam Sky Yuan yang masih memakai bathrobe, berdiri di depan jendela. Dia masih ingat wajah mungil Alin yang dia lihat tadi. Ketus dan dingin yang membuat Sky semakin tertantang untuk memilikinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status