Share

Kecurangan

PoV (3)

[Apa iya sayang?] Aldi. membalas pesan dari Silvi. dan berpura-pura tidak tahu. 

[Iya Mas, nih ke blokir!] balas Silvi dan mengirim foto screenshot m-banking yang terblokir.

Aldi tidak membalas, kembali meletakkan ponsel. Pekerjaannya tidak terlalu banyak hari ini. pikirannya pun juga tidak fokus menghadapi permainan Silvi.

"Aku harus pandai menyusun strategi, karena rencana Silvi sangat tidak tertebak. Mudah saja ia mau menyerahkan rumah itu pada adiknya, sialan!" gumam Aldi dengan emosi.

Ponsel Aldi terud berdenting dari notifikasi pesan. Ia kemudian menekan mode pesawat agar tidak terganggu dengan pesan sanv istri.

________

Silvi berkunjung ke rumah Ibunya di sana ia juga bertemu dengan Nadia.

"Mbak,,kenapa belum transfer uang padaku?" tanya Nadia cemberut ketika melihat Silvi datang.

" Iya nih Sil, kamu juga tidak membalas wa kami lagi," timpal Ibunya.

 "Maaf ya Bu, Nadia. M-banking terblokir dan otomatis aku juga tidak bisa mengambil uang dari mesin ATM," ujar Silvi meminta maaf dan menghenyakkan bolongnya di sofa.

 "Jika begitu, kamu ke bank aja Mbak. Di urus agar tidak diblokir lagi," tukas Nadia.

 "Jika rekening itu atas namaku, mudah saja Aku pergi ke bank dan mengurusnya. Tapi kan aku tidak punya rekening sendiri, ini atas nama Mas Aldi. Besok aku akan memintanya untuk segera mengurus agar tidak terblokir!" ujar Silvi dan mengibaskan rambutnya yang panjang.

 "Duh gimana dong, Mbak! Aku butuh uang sekarang, emang nggak bisa usahain?"

 "Kamu bersabar dong Nad, Mbak emang nggak pegang duit banyak itu. ini cuman pegang cash 4 juta aja. Kemarin mbak habis beli tas,"

"Mama juga nggak ada uang sebanyak itu?" Nadia beralih pada Mamanya.

"Enggak ada Nadia, kan kemarin ada 5 juta sudah kamu minta sebanyak 4 juta untuk jalan dengan Reno," 

"Gimana kalau Mbak minta aja sama Mas Aldi, dan suruh mengirim ke nomor rekeningku!" Nadia tak habis akal membujuk.

 "Jangan! Mas Aldi tidak boleh tahu jika kamu sering meminta uang dalam jumlah banyak. Nanti dia curiga,"

"Terus aku mau cari uang kemana Mbak, ini untuk hadiah ulang tahun mas Reno dan dia sudah meminta sepatu itu padaku!" 

"Pacarmu itu minta mahal sekali, nggak bisa diganti dengan sepatu lain?" ujar Bu Irma pada putrinya.

"Enggak bisa, Mas Reno itu nggak mau pakai yang KW dia mau sepatu yang ori!" kekeh Nadia.

 "Tenang saja, besok Mbak transfer kamu harus bersabar sedikit pasti Reno juga akan mengerti kan," ujar Silvi.

Akhirnya Nadia manggut-manggut mengerti.

 "Oiya Sil, tentang sertifikat rumah yang akan dibalik nama menjadi milikmu. Apakah Aldi sudah mengurusnya?" tanya Irma.

 "Sudah ma, nanti kata Mas Ali dia hanya butuh tanda tanganku saja untuk membalik nama sertifikat itu menjadi milikku!"

"Bagus sekali, ini semua sesuai dengan apa yang kita rencanakan setelah nanti rumah itu jadi milikku, kita depak Aldi dan juga ibunya dari rumah itu!" ucap Irma dan tersenyum senang.

 "Aku juga udah nggak sabar mengusir mereka dari rumahku, apalagi Mbak Rania ikut tinggal di sana!" ujar Silvi kesal.

" Rania, kakaknya Aldi?" ucap Irma.

"Siapa lagi!" dengkus Silvi.

"Kenapa dia bisa tinggal di sana?" 

 "Mas Aldi mengajaknya, aku juga tidak tahu tiba-tiba saja dia sudah mengundang kakaknya itu untuk tinggal bersama kami. Nyebelin banget tau nggak Ma! Aku jadi tidak leluasa berada di dalam rumah dan tidak bisa memperlakukan ibu sebagai pembantu lagi, karena ada Mbak Rania. Dia datang juga dengan anaknya mengurangi jatah berasku saja!" gerutu Silvi.

"Dasar menyusahkan janda miskin itu! Mungkin dia sengaja meminta untuk tinggal di sana, agar bisa menikmati uangnya Aldi. Jangan sampai Rania itu kdenakan dan kebagian uang dari Aldi, kamu harus pastikan itu Sil!" tekan Irma.

"Pasti, tapi untuk sekarang aku masih pura-pura baik dengan dia,"

"Untuk apa pura-pura baik dengan janda seperti Rania, kamu usir saja dia ketika Aldi sedang bekerja. kamu bilang saja dengan cara lembut, menyindir halus tapi menusuk agar dia sadar diri dan pergi dari rumah itu!"

 "Benar juga ide mama, aku akan melakukannya," sahut Silvi.

 "Kenapa kamu tidak cerita dari kemarin, kan mama bisa memberi solusi!"

"Maaf ma, aku akan lakukan apa yang mama mau Mas!" 

Silvi cukup lama berbincang dengan keluarganya, dia melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 16.00 sore. Sudah hampir 2 jam dia di sana.

"Aku pulang dulu ya Ma, sebentar lagi Mas Aldi akan pulang dari kantor!" ucapnya.

"Ya, dan lakukan apa yang Mama suruh tadi!" ujar Irma.

"Oke ma, oiya Nadia, Mbak minta kunci mobil!"

 "Kunci mobil? Untuk apa Mbak mobil itu?" Nadia malah bertanya.

 "Mau Mbak bawa pulang,"

"Tapi Mbak-"

"Tapi apa?"

 "Aku pinjam dulu, kan untuk aku kuliah!" ujar Nadia.

 "Iya tahu, tapi mas Aldi ingin minta mobil itu, nanti ketika kamu menikah mas Aldi akan memberikan mobil baru,"

 "Beneran Mbak?"

" Iya Mas Aldi sendiri yang bilang pada Mbak," jawab Silvi meyakinkan.

"Mobil baru Sil?" timpal Irma.

"Iya Ma!" 

 "Cepat kamu berikan kunci mobil itu pada Silvi," ucap Irma menyuruh Nadia.

"Tapi mobil itu sedang dipinjam Mas Reno. Mama kan tahu masa mama lupa sih, kan dari kemarin sudah dibawa olehnya,"

" Mama mana tahu, Mama kira dia sudah balikin dari kemarin!" ucap Irma yang mengira mobil itu ada di garasi.

 "Enggak ma, masih di pinjam!"

 "Ya sudah besok kamu minta pada Reno, dan antarkan pada Mbak. Jangan sampai Mas Aldi marah dan mobil baru itu batal!" ujar Silvi.

"Oke Mbak, besok aku akan mengembalikan mobil itu, tenang saja! Oh ya Mas Aldi kan mau belikan aku mau beli baru, aku boleh tidak request minta mobil apa?" tanya Nadia.

"Gampang itu nanti Mbak bicarakan pada, mas Aldi!" jawa Silvi yang sangat yakin Aldi akan menuruti semua keinginannya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
keluarga gila enak saja permintaanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status